Está en la página 1de 16

TOKSOPLASMOSIS CEREBRAL

dr. Dani Rosdiana, Sp.PD


PENDAHULUAN

Toksoplasmosis Penyakit opportunistik yang biasanya


Serebral menyerang pasien HIV AIDS

Penyebab: Toxoplasma gondi

Penyebab kematian pada pasien HIV-AIDS


1. US : 15-29,2% yang
Epidemiologi terinfeksi T. gondii

2. Eropa dan negara tropis


angka kejadian meningkat
90%

3. 10-20% menginfeksi pasien HIV-AIDS


Etiologi

• Parasit Toxoplasma gondii


• Bentuk infektif : oocyst
• Media transmisi: kucing, burung,
daging mentah, sayuran yang
terkontaminasi dengan parasit T.gondii.
• Transmisi transplasenta, transfusi
darah dan tranplantasi organ.
Siklus Hidup Toxoplasmosis
Patogenesis
Ookista (daging mentah)

Tachyzoit (usus)

Peredaran darah dan limfe

Imune respon

Bradyzoit (otak, skletal, myocard, retina)

Immunocomprimized  Reaktivasi
Respon Imun
Tachyzoit

Aktivasi CD4 sel T

Aktivasi sel dentritik dan makrofag

IL-12

Sel T  INF γ

Respon Antitoxoplasmik
Gambaran Klinis
 Gejala tidak spesifik dan agak sulit dibedakan dengan
penyakit lain.
 Gejala: Demam, nyeri otot, sakit tenggorokan, nyeri dan
pembesaran kel. Limfe.
 Infeksi berat  sefalgia, muntah, depresi, nyeri otot,
pneumonia, hepatitis, miokarditis, ensefalitis, delirium dan
kejang.
 Gejala ensefalitis toksoplasma: demam, sakit kepala hebat
yang tidak respon pengobatan, lemah pada satu sisi tubuh,
kejang, ggn penglihatan, vertigo, afasia, muntah.
Diagnosis
 Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan:
 Serologi
 Biopsi jaringan  diagnosis pasti
 Isolasi T.gondii dari cairan tubuh atau darah
 Pemeriksaan DNA parasit
 Pencitraan dengan CT scan dan MRI
Tes Serologi
 Didapatkan seropositif dari anti T.gondii IgG dan
IgM .
 IgG dan IgM diperiksa  Sabin-Feldman dye test
(tidak tersedia di Indonesia)
 Deteksi antibodi dapat dilakukan  IFA,
agglutinasi atau ELISA.
 Titer IgG mencapai puncak dalam 1-2 bln setelah
infeksi dan bertahan seumur hidup.
 Titer IgM  hilang beberapa minggu setelah
infeksi
Diagnosis banding
Terapi
Prognosis
 Jika tidak di diagnosis dan diterapi  kecacatan
dan kematian
 Pemberian terapi profilaksis pada pasien HIV (
CD4 Tsel <100/µl atau CD4 Tsel <200/µl)
dengan gejala infeksi opportunistik 
mencegah onset penyakit sebesar 73%.
THANK YOU

También podría gustarte