Está en la página 1de 23

Referat

SPONDYLOLISTHESIS

Disusun oleh:
Donda Yuni Ermawati, S.Ked / H1AP11042
Pembimbing :
dr. Sulastri Chen Panjaitan, Sp. Rad

KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI


PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BENGKULU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARGA MAKMUR
2017
Pendahuluan

• Spondilolis dan spondilolistesis terjadi pada 5% dari populasi. Kebanyakan penderita


tidak menunjukkan gejala atau gejalanya hanya minimal, dan sebagian besar kasus
dengan tindakan konservatif memberikan hasil yang baik

• Spondilolistesis dapat terjadi pada semua level vertebrata, tapi yang paling sering
terjadi pada vertebrata lumbal bagian bawah. Spondilolistesis berasal dari bahasa
Yunani, yakni spondylo (vertebrata) dan olisthesis (slip), jadi secara harfiah berarti
vertebrata yang bergeser.

• Foto rontgen memberikan gambaran yang jelas menunjukkan kelainan vertebra.


Kelainan ini mungkin tidak bergejala sehingga perlu pemeriksaan klinis dan radiologis
berkala.
• Adanya pergeseran yang progresif merupakan indikasi untuk melakukan stabilisasi.
• Kolumna vertebralis terdiri dari
33 vertebra yang teratur dalam
5 daerah, tetapi hanya 24 dari
jumlah tersebut (7 vertebra
cervicalis, 12 vertebra
thorakalis, dan 5 vertebra
lumbalis)

• Pada orang dewasa ke lima


vertebra sacralis melebur untuk
membentuk os sacrum dan
keempat vertebra coccygea
melebur untuk membentuk os
coccygis.

• Korpus vertebra berangsur


menjadi lebih besar ke ujung
kaudal kolumna vertebralis, dan
kemudian berturut-turut
menjadi makin kecil ke ujung os
coccygis.
Vertebra terdiri dari :
• Corpus vertebrae adalah bagian ventral yang memberi kekuatan pada kolumna vertebralis dan
menanggung berat tubuh.
• Arcus vertebrae adalah bagian dorsal vertebra yang terdiri dari pediculus dan lamina arcus vertebra.
• Pediculus adalah taju pendek yang kokoh dan menghubungkan lengkung pada corpus vertebrae;
• incisura vertebralis merupakan torehan pada pediculus arcus vertebrae. Incisura vertebralis superior dan
incisura vertebralis inferior pada vertebra-vertebra yang bertetangga membentuk sebuah foramen
intervertebalis.
• Spondilolistesis merupakan pergeseran kedepan korpus
vertebra dalam hubungannya dengan sacrum, atau kadang
dihubungan dengan vertebra lain. Kelainan terjadi akibat
hilangnya kontinuitas-pars intervertebralis sehingga menjadi
kurang kuat untuk menahan pergeseran tulang berakang.
Insidensi &
Epidemiologi

Paling sering
melibatkan level L4-
L5. Sampai 5,8% pria
Spondilolisthesis dan 9,1% wanita
degeneratif memiliki memiliki listhesis tipe
frekuensi tersering ini
Spondilolistesis karena secara umum
mengenai 5-6% populasi pastinya
populasi pria, dan 2- akan mengalami
3% wanita. penuaan.
Etiologi

Dysplastic

Isthmic atau
spondilolitik

Degenerative

Traumatic

Pathologis
Gejala Klinis

1. Nyeri punggung bawah.


2. Beberapa pasien dapat mengeluhkan nyeri,
mati rasa, kesemutan, atau kelemahan pada
kaki karena kompresi saraf. Kompresi parah
dari saraf dapat menyebabkan hilangnya
kontrol dari usus atau fungsi kandung kemih.
3. Keketatan dari paha belakang dan penurunan
jangkauan gerak dari punggung bawah.
Grade Spondilolistesis
• Cara menilai spondylolisthesis. 2
anak panah, satu menunjukkan
lebar badan vertebral dan yang
lainnya menunjukkan jumlah
pergeseran yang telah terjadi.
Rasio jumlah tulang yang
begeser dibandingkan dengan
lebar badan vertebra dan
dipersentasekan.
• Grade 1 adalah rasio 0-25%
• Grade 2 adalah 25-50%
• Grade 3 adalah 50-75%
• Grade 4 adalah 75-100%
Pemeriksaan Foto Polos Abdomen

• Foto lateral tulang


belakang L4-S1
menunjukkan area
lusen pada area pars
interarticularis
(panah).
• Pada posisi lateral
sering ditemukan
bilateral pars defek
Pemeriksaan Foto Polos Abdomen

Scottie dog

Radiografi proyeksi oblique menunjukkan adanya bilateral pars defek


(panah), dengan tampilan menyerupai “Scottie dog” dengan lehernya.
(defek terdapat pada bagian leher.
Pemeriksaan CT Scan

Gambar rekonstruksi CT potongan sagital yang menunjukkan


pars defek bersama dengan spondylolisthesis grade 1.
Tatalaksana

• Non operative
Pengobatan untuk spondilolistesis umumnya
konservatif.
1. Modifikasi aktivitas, bedrest selama eksaserbasi
akut berat.
2. Analgetik (misalnya NSAIDs).
3. Latihan dan terapi penguatan dan peregangan.
4. Bracing
Tatalaksana

• Operative
1. Pasien dengan defisit neurologis atau pain yang
mengganggu aktifitas, yang gagal dengan non
operative manajemen diindikasikan untuk operasi.
2. Bila radiologis tidak stabil atau terjadi progresivitas
slip dengan serial x-ray disarankan untuk operasi
stabilisasi.
3. Jika progresivitas slip menjadi lebih 50% atau jika slip
50% pada waktu diagnosis, ini indikasi untuk fusi.
Pada high grade spondilolistesis walaupun tanpa
gejala fusi harus dilakukan.
Prognosis

• Pasien dengan fraktur akut dan pergeseran


tulang yang minimal kemungkinan akan
kembali normal apabila fraktur tersebut
membaik.
• Resiko untuk terjadinya spondilolistesis
degenerative meningkat seiring dengan
bertambahnya usia, dan pergeseran vertebra
yang progresif terjadi pada 30% pasien.
KESIMPULAN
• Spondilolistesis adalah ketika salah satu tulang vertebra
bergeser ke arah depan vertebra (anterolistesis) atau ke
belakang (juga disebut retrolistesis).

• Spondilosis adalah terjadinya fraktur kompresi pada pars


interventrikularis yang merupakan lengkungan tulang kecil
di bagian tulang belakang.

• Pergeseran tulang vertebra yang terjadi pada spondilistesis


dapat menekan saraf di tulang belakang yang akhirnya
menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.

También podría gustarte