Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Berdasarkan
The PCNE, DRP di
Outcome of
intervention
klasifikasikan The Causes/
menjadi 4 penyebab
/ hasil
intervens
bagian dasar
yaitu
The
Intervention
s/ intervensi
Klasifikasi Drug Related Problems
(DRPs) Secara Umum (V8.0)
Kode domain utama
V8.01
Masalah P1 Efektivitas Pengobatan
Ada (potensi) masalah dengan (kurangnya)
efek farmakoterapi
P2 Keamanan pengobatan
Pasien menderita, atau dapat menderita, dari
peristiwa obat yang merugikan.
P3 Lainnya
Penyebab C1 Pemilihan obat
Penyebab DRP dapat dikaitkan dengan pemilihan Obat.
C2 Formulir Obat
Penyebab DRP terkait dengan pemilihan obat Bentuk.
C3 Pemilihan dosis
Penyebab DRP dapat dikaitkan dengan pemilihan jadwal dosis.
C4 Durasi pengobatan
Penyebab DRP terkait dengan durasi pengobatan.
C5 Dispensing
Penyebab DRP dapat dikaitkan dengan logistik dari proses
peresepan dan pengeluaran.
C6 Penggunaan / proses obat
C7 Pasien terkait
Penyebab DRP dapat dikaitkan dengan pasien dan perilaku
dirinya (disengaja atau tidak disengaja).
C8 lainnya
Intervensi 10 tidak ada intervensi
11 Pada tingkat prescriber
12 Pada tingkat pasien
13 Pada tingkat obat
14 Lainnya
efektivitas pengobatan P1.1 Tidak ada efek terapi obat / kegagalan terapi.
Ada masalah (potensial) Pengaruh perawatan obat tidak optimal.
dengan (kurangnya) efek P1.2 Gejala atau indikasi yang tidak diobati.
farmakoterapi
P1.3
Lainnya (tidak ada informasi A3.1 Intervensi yang diusulkan, penerimaan tidak
tentang penerimaan) diketahui.
A3.2 Intervensi tidak diusulkan
Klasifikasi DRPS berdasarkan Status
DRPS
Domain primer Kode V8.01 Hasil dari intervensi
Tidak diketahui 00.1 Status masalah tidak diketahui.
Dipecahkan 01.1 Masalah benar-benar terpecahkan.
Dipecahkan secara parsial 02.1 Masalah sebagian terpecahkan.
Tidak terpecahkan 03.1 Masalah tidak terpecahkan, kurangnya
kerjasama pasien.
03.2 Masalah tidak terpecahkan, kurangnya
kerjasama prescriber.
03.3 Masalah tidak terpecahkan, intervensi
tidak efektif.
03.4 Tidak perlu atau kemungkinan untuk
memecahkan masalah.
Jenis jenis DRPs
Salah obat
Kepatuhan
Jenis-jenis DRPs
• Pasien dimana
obatnya tidak
efektif
• Pasien alergi
Salah • Pasien alergi
• Pasien menerima
obat obat efektif tetapi
tidak aman
• Pasien menerima
obat efektif tetapi
harga lebih mahal
• Pasien menerima kombinasi
produk yang tidak perlu dimana
Dosis obat tunggal dapat memberikan
pengobatan yang tepat
• Dosis yang digunakan terlalu
terlalu rendah untuk menimbulkan
respon
rendah • Pemberian obat tidak tepat,
frekuensi dan besaran obat
kurang
• Pasien tidak menerima aturan
pemakaian obat yang tepat(penulisa
obat, pemberian, pemakaian)
• Pasien tidak mematuhi (ketaatan)
rekomendasi yang diberikan untuk
pengobatan
• Pasien tidak mengambil obat yang
diresepkan karena harganya mahal
Kepatuhan • Pasien tidak mengambil beberapa
obat yang diresepkan secara
konsisten karena merasa sudah sehat
Dosis terlalu tinggi
• Dosis terlalu tinggi
• Dosis obat meningkat terlalu
cepat
• Pemberian obat tidak tepat,
frekuensi dan besaran obat
lebih
Terapi obat tambahan
Pasien dengan
kondisi
Pasien dengan Pasien yang
kesehatan yang
kondisi terbaru kronik
membutuhkan
mebutuhkan mebutuhkan
kombinasi
terapi obat yang lanjutan terapi
terapi untuk
baru obat
mencapai efek
sinergis
Gagal Menerima Obat
• Obat tidak diterima pasien bisa
disebabkan tidak mempunyai
kemampuan ekonomi, atau tidak
percaya dan tidak mau
mengkonsumsi obat-obatan. atau
bisa juga disebabkan obat tidak
tersedia di apotek sehingga pasien
tidak dapat memperoleh obat
Blanko DRPs
2. Anda dapat menunjukkan lebih dari satu penyebab DRP tertentu (max
3)
3. Anda dapat menunjukkan lebih dari satu intervensi DRP terkait (max
3)
8. Lengkapi bagian ‘New’ dan ‘Refill’ hanya jika obat yang terlibat adalah obat
yang diresepkan
9. Jika pasien memulai pembahasan DRP, centang ‘by patient’ di Box pada
‘Problem discovered:’ . Jika DRP ditemukan oleh anggota staf Farmasi,
centang pada box ‘by pharmacy’ pada bagian ‘Problem discovered’
10. Jumlah obat yang diresepkan’ mengacu pada jumlah obat resep yang
diambil oleh pasien, menurut catatan pengobatan pasien pada profil pasien
intervention : …………min.
Date evaluation of outcome: O Problem solved
O Problem partially solved
O Problem not solved
TYPE OF PROBLEM (please tick only ONE problem
and indicate if the problem is potential or manifest)
O Potential problem
O Manifest problem
Subjektif Objektif
1. Pasien Pria berusia 42 tahun 1. kolesterol total 356,34 mg/dL,
2. Pasien diabetes melitus tipe 2 dan 2. total trigliserida 5927,4 mg/dL,
hipertensi 3. HDL-c 23,4 mg/dL,
3. Riwayat keluarga ada yang 4. TSH 0,94 mIU/L.
menderita diabetes melitus tipe 2 5. Urea, kreatininm elektrolit, bilirubin,
4. Pengobatan saat ini ramipril, AST, ALT normal.
glyburide, dan hydroclorthiazide 6. HbA1c 9,5%
Assesment
Pasien mempunyai riwayat penyakit diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi. Glyburide
(dosis tidak dicantumkan) digunakan untuk terapi diabetes pasien. Ramipril dan
hydroclorothiazide (dosis tidak dicantumkan) digunakan untuk terapi hipertensi
pasien. Berdasarkan data diatas, kolesterol total dan trigliserida pasien sangat tinggi
sementara kadar HDL-c dibawah normal. Menurut NCEP (National Cholestrol
Education Program) kolesterol total normal < 200 mg/dL, trigliserida normal < 150
mg/dL, dan HDL-c 35-93 mg/dL. Hal ini mengindikasikan bahwa pasien menderita
hiperlipidemia (mixed hyperlipidemia). Diabetes melitus tipe 2 yang diderita pasien
merupakan salah satu penyebab terjadinya hiperlipidemia sekunder karena kondisi
tersebut dapat menyebabkan meningkatnya level VLDL dan menurunkan HDL (Rader
& Hobbs, 2012). Menurut Koda-Kimble et al (2005), pemakaian obat hipertensi
golongan tiazid juga menyebabkan peningkatan kolestrol 5-7% dan peningkatan
trigliserida 30-50%. Sementara menurut Martin et al. 2009, pasien dengan kadar
trigliserida > 2001,77 mg/dL semuanya hampir memiliki hiperlipidemia sekunder dan
primer. Dokter meresepkan fenofibrate (dosis tidak dicantumkan) untuk mengatasi
hiperlipidemia. Saat pemeriksaan HbA1c pasien sebesar 9,5% maka dokter memberi
metformin (dosis tidak dicantumkan) tambahan obat untuk diabetes pasien.
Rusovastatin (dosis tidak dicantumkan) untuk terapi mixed hyperlipidemia.
Plan
Tujuan terapi yang ingin dicapai dalam pengobatan adalah penurunan kadar
kolesterol total dan trigliserida, meningkatkan kadar HDL-c, menormalkan kadar gula
darah dan tekanan darah tinggi serta mengurangi resiko pertama berulang dari infark
miokardiak, angina, gagal jantung, stroke iskemik, dan kejadian penyakit arterial.
1. Terapi hiperlipidemia
• Fenofibrate
Dosis inisial yang biasa digunakan dalam terapi mixed hyperlipidemia yaitu sebesar
300 mg per hari dan dapat ditingkatkan menjadi 400 mg perhari. Dosis pemeliharan
200 mg per hari. Obat diminum setelah makan.
• Rusovastatin
Dosis inisial yang biasa digunakan yaitu 20 mg per hari. Range dosis 5 – 40 mg per
hari dan tidak lebih dari 40 mg perhari. Obat sebelum atau setelah makan.a
2. Terapi hipertensi 3. Terapi Diabetes melitus tipe 2
• Ramipril • Glyburide
Dosis pemeliharaan yaitu 2,5-5 mg Dosis pemeliharaan yaitu 1,25 – 20
per hari diminum pagi sebelum mg per hari diminum segera
atau setelah makan. sebelum makan.
• Hidrochlortiazide • Metformin
Dosis yang biasanya digunakan Dosis pemeliharan yaitu 500 mg 1
yaitu 12,5 mg per hari diminum – 2 kali perhari diminum setelah
pagi sebelum atau setelah makan. makan.