Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
com
Mengapa aset itu perlu dikelola
dengan baik?
BOT
Pertama, kerja sama bangun-guna-serah atau yang dikenal
dengan build-operate and transfer (BOT). Dalam metode ini,
pihak ketiga akan membangun properti di atas lahan BUMN,
mendayagunakan dalam waktu tertentu, kemudian setelah
masa konsesi berakhir, menyerahkan tanah dan bangunan
serta sarana bangunan lain kepada PT BUMN.
OPTIMALISASI ASSET BUMN…
BTO
Kedua, kerja sama build-transfer and operate (BTO). Pihak
ketiga membangun gedung siap pakai, kemudian
menyerahkan bangunan yang telah selesai dibangun kepada
PT BUMN, lalu baru diserahkan kembali kepada pihak ketiga,
untuk dioperasikan selama masa konsesi.
BT
Ketiga, kerja sama dengan pola build and transfer (BT), pihak
ketiga membangun properti yang jadi obyek kerja sama, dan
setelah selesai menyerahkannya kepada PT BUMN, yang
kemudian membayarnya
OPTIMALISASI ASSET BUMN…
KSO
Keempat, kerja sama operasi (KSO), sebuah perjanjian
antara PT BUMN dengan pihak ketiga sebagai operator
gedung. Dalam metode ini, PT BUMN menyediakan gedung
untuk dikelola dan dioperasikan melalui operator. Kemudian,
operator menanamkan modal untuk mengoperasikan gedung
5 Skema Pengelolaan Aset
Kelemahan:
tidak terpisah dari dari angggaran utama bisnis perusahaan sulit memantau
kinerja pengelolaan. Sulit mendorong peningkatan profesionalisme pengelolaan
asset.
Sulit merekrut tenaga profesional pengelola
resiko masuknya aspek politis dari pihak luar yang tidak sejalan dengan aspek
bisnis dalam keputusan pengelolaan investasi tersebut
Potensi pengembangan asset investasi sangat tergantung pada potensi keuangan
perusahaan dalam suatu tahun anggaran
kecurangan yang dilakukan oleh mitra karena memasukkan biaya yang bukan
merupakan biaya yang diijinkan (allowable cost)
Pemeliharaan sering diabaikan. Bila jangka waktu kerja sama pendek tidak ada
insentif kepada mitra untuk ikut dalam menanamkan modalnya guna
mengembangkan dan memperluas asset dikemudian hari
Kelemahan :
Resiko default yang sangat tinggi karena pengembalian pinjaman, secara legal, adalah
kewajiban anak perushaaan, bukan kewajiban mitranya.
Apabila aspek corporate governance tidak dibangun dan dijalankan dengan baik, besar
kemungkinan dalam jangka panjang porsi saham anak perusahaan akan terdilusi