Está en la página 1de 20

Definisi Leukemia

Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih
di sumsum tulang, yang menyebabkan proliferasi salah satu
jenis sel darah putih dengan menyingkirkan jenis sel lain
(Reeves, Charlene J et al, 2001).

Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel


darah berupa proliferasio patologis sel hemopoetik muda
yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam
membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke
jaringan tubuh yang lain.
(Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495).
Jenis Leukemia

Leukemia limfositik akut (LLA)

Leukemia mielositik kronis

Multiple Myeloma
Etiologi
1. Faktor Genetik
2. Penyakit yang di dapat: Resiko terkena leukemia
mencakup mielofibrosis, polisetemia vera, dan
anemia refraktori sideroblastik
3. Agens kimia dan fisik : mencakup radiasi dan
pemajanan jangka lama terhadap benzen
Patofisiologi
Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor malignan,
imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi
eritrosit dan platelet terganggu akan menimbulkan anemia
dan trombositopenia. Sistem retikuloendotelial akan
terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem pertahanan
tubuh sehingga mudah mengalami infeksi. Manifestasi akan
tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi
organ, SSP. Gangguan nutrisi dan metabolisme. Depresi
sumsum tulang dan berdampak pada penurunan leukosit,
eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan
jaringan. Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan
menyebabkan terjadinya pembesaran hati, limfe dan nodur
limfe dan nyeri persediaan.
Kelainan kromosom Terpajan bahan- Penggunaan obat Kembar monozigot
bahan kimia imunosupresif

Proliferasi Sel Kanker

WOC Sel Kanker Bersaing dengan Sel Normal


Untuk Mendapat Nutrisi

Infiltrasi

Tek.jaringan Sel normal diganti dengan


meningkat sel kanker

Depresi sum-sum tulang Infiltrasi Extramedular Infltrasi SSP Metabolisme

Pembesaran Limpa, meningitis Sel kekurangan


Eritrosit ↓ Leukosit ↓ Trombosit ↓ Liver,Nodus makanan
Limfe,Tulang
Mk: resiko infeksi
kejang
anemia Infeksi Perdarahan BB↓

Nyeri tulang
Tulang mengecil
Kontraksi Demam/ Trombositopenia Ptekie dan sendi
dan lemah
arteriol Hipertermi
Epistaksis,Pucat
Anoreksia Aliran k Mk: Ggn rasa nyaman nyeri
ginjal ↓ Penambahan darah ke
Mual Bibir dan Mk: - Ggn integritas kulit
organ jantung
muntah membran - Resiko cidera
mukosa
Hipertensi
Oliguria mulut
Kering,
Gagal jantung

MK;
Kekurangan volume cairan

BB↓ Mk:
Ggn nutrisi < kebutuhan tubuh
Manifestasi Klinis
1. Pilek tidak sembuh-sembuh
2. Pucat, lesu, mudah terstimulas
3. Demam dan anorexia
4. Berat badan menurun
5. Ptechiae, memar tanpa sebab
6. Nyeri pada tulang dan persendian
7. Nyeri abdomen
8. Lumphedenopathy
9. Hepatosplenomegaly
10.Abnormal WBC
(Suriadi & Rita Yuliani, 2001: hal. 177)
Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Diagnostik Leukimia Limfoblastik Akut (ALL)
a. Darah tepi
b. Sumsum tulang
c. Pemeriksaan sitogenetik
d. Pemeriksaan immunophenotyping
2. Pemeriksaan Diagnostik pada Kronik Leukimia Myeloblast (CML)
a. Darah Tepi.
b. Sumsum Tulang.
c. Hiperseluler dengan sistem granulosit dominan.Gambarannya mirip dengan apusan darah
tepi.Menunjukkan spectrum lengkap seri myeloid, dengan komponen paling banyak ialah
netrofil dan mielosit. Sel blast kurang dari 30%. Megakariosit pada fase kronik normal atau
meningkat.
d. Sitogenik: dijumpai adanya Philadelphia (Ph1) chromosome pada kasus 95% kasus.
e. Vitamin B12 serum dan B12 binding capacity meningkat.
f. Pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction) dapat mendeteksi adanya chimeric protein bcr –
abl pada 99% kasus.
g. Kadar asam urat serum meningkat.
3. Pemeriksaan Diagnostik pada Multiple Myeloma
a. Laboratorium
b. Radiologi
c. CT-scan
d. MRI
e. Angiografi
Penatalaksanaan
1. Leukimia Limfoblastik Akut (ALL)
a. Pengobatan
b. Terapi (Kemoterapi & Terapi suportif)
2. Leukimia Myeloblastik Akut (CML)
Pengobatan : Busulpan (Myleran), Hydroxiurea,
Inhibitor tirosin kinase. , Interferon alfa
3. Multiple Myeloma
a. Kemoterapi

b. Terapi radiasi.
Konsep Asuhan keperawatan
leukimia
A. Anamnesa
b. Riwayat kesehatan sekarang
- Identitas klien • Demam atau berkeringat pada malam
hari
• Fatigue, Malaise
1. Riwayat kesehatan • Sakit kepala
a. Riwayat kesehatan dahulu • Nyeri pada tulang ataupun sendi
 Myelodisplastic syndrome • Hepatosplenomegali
 Kemoterapi • Pembengkakan pada nodus limfe
terutama pada leher dan ketiak
 Down Syndrome
• Penurunan berat badan
 Terpapar oleh elektromagnetik field • Anemia
 Bekerja dengan bahan – bahan kimia • Petekie
tertentu (formaldehid, benzene) • Hipertrofi gusi
 Anemia fanconi • Pegal – pegal

c.Riwayat kesehatan keluarga


-Saudara kandung (kembar
monozigot/identik) menderita leukemia
2. Pemeriksaan fisik
a.Aktivitas : malaise, lemah , peningkatan kebutuhan tidur
b.Sirkulasi : Palpitasi,Takikardia, Membran mukosa pucat
c.Makanan/Cairan : Anoreksi, Mual,Muntah,Penurunan
berat badan, Disfagia, Hipertrofi gusi, Distensi
abdomen, Bunyi usus menurun, Stomatitis
d.Neurosensori : Pusing,Kesemutan,Disorientasi,Kejang
e.Nyeri/Kenyamanan : Nyeri abdomen,Nyeri tekan sternal,
sakit kepala,Nyeri tulang/sendi
f. Pernapasan : Dyspnea, Napas pendek, Takipnea, Ronki,
Penurunan bunyi napas
g.Keamanan; Gangguan penglihatan, Infeksi,Perdarahan,
Pembesaran hati, limpa, nodus limfe
h.integritas Ego : Depresi, Menarik diri, Ansietas, Perasaan
tak berdaya
Pemeriksaaan Diagnostik
1.Leukemia Myelogenik Akut
•Dengan aspirasi sumsum tulang yang menunjukkan peningkatan secara signifikan
myeloblast belum matang.
•Kehadiran batang-batang Auer dalam darah juga merupakan indikasi dari AML.
•Sitokimia: perokside +, Sudan Black +, PAS –
•Leukeosit meningkat, normal, menurun (subleukemik, aleukemik)
2.Leukemia Mielogenik Kronik
•Basofil meningkat
•Resisten terapi
•Trombositopenia progresif
•Pemeriksaan sumsum tulang didapatkan keadaan hiperseluler dengan
peningkatan jumlah megakarosit dan aktivitas granulosit
3.Leukemia Limfositik Akut
•Diperkuat dengan aspirasi atau biopsi sumsum tulang
•Sama dengan AML tetapi yang ditemukan limfoblast, Auer’s Rod (-), peroksidase
(-), sudan black (-), PAS (+)
•Pemeriksaan sumsum tulang menunjukkan sel blast dominan
4.Leukemia Limfositik Kronik
•Biopsi sumsum tulang menunjukkan infiltrasi merata oleh limfosit kecil, yaitu >
40% dari total sel yang berinti
•Anemia
Pemeriksaan Laboratorium
1. Leukemia Myeloid Akut
 Anemia: normositer normokrom, bisa berat dan timbul cepat
 Leukosit meningkat, normal, menurun
 Hapusan darah tepi menunjukkan blast 5%
2. Leukemia Myeloid Kronik
 Lekositosis > 50.000/mm³
 Pergeseran ke kiri pada hitung jenis
 Trombositopenia
 Kromosom Philadlphia
 Kadar fosfatase alkali lekosit rendah atau sama sekali tidak ada
 Kenaikan kadar vitamin B12 dalam darah
3. Leukemia Limfositik Akut
 Pemeriksaan darah tepi ada leukositosis
 Jumlah leukeosit nuetrofil seringkali rendah
 Kadar hemoglobin dan trombosit rendah
4. Leukemia Limfositik Kronik
 Limfositosis > 50.000/mm³
 Trombositopenia
 Sitogenik kelainan kromosom 12, 13, 14 kadang kromosom 6, 11
 Penurunan jumlah eritrosit
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan imunologis, perubahan status nutrisi,
anemia
2. Resiko tinggi terhadap infeksi b.d tak adekuat pertahanan sekunder: gangguan
dalam kematangan SDP (granulosit rendah dan jumlah limfosit abnormal),
peningkatan jumlah lomfosit imatur
3. Hipertermi b.d penurunan sistim imun tubuh, infeksi
4. Resiko cedera b.d penurunan factor pembekuan.
5. Intoleran aktifitas b.d kelemahan umum (penurunan cadangan energi,
peningkatan laju metabolik, produksi leukosit masif), ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen (anemia/hipoksia), pembatasan terapeutik,
6. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuan tubuh b.d status hipermetabolik
7. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan yang berlebihan (mual muntah,
pendarahan), penurunan pemasukan cairan (mual, anoreksia), peningkatan
kebutuhan cairan (status hipermatabolik).
8. Gangguan kenyamanan, Nyeri b.d agen fiskal (pembesaran organ, sumsum tulang
yang dikemas dengan sel leukemik), agen kimia (pengobatan anti leukemik),
manifestasi psikologis (ansietas, takut)
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
keperawatan
1 Resiko cidera a. Risk Kontrol a. Manajemen lingkungan
Indikator : Aktivitas :

 Klien terbebas dari cedera  Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
 Klien mampu menjelas kan cara/metode  Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai
untuk mencegah injury/cedera dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan
 Klien mampu menjelas kan factor risiko riwayat penyakit terdahulu pasien
dari lingkungan/perilaku personal  Menghindarkan lingkungan yang berbahaya
 Mampu memodifikasi gaya hidup untuk (misalnya memindahkan perabotan)
mencegah injury  Memasang side rail tempat tidur
 Menggunakan fasilitas kesehatan yang  Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
ada  Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah
Mampu mengenali peru bahan status dijangkau pasien.
kesehatan  Membatasi pengunjung
 Memberikan penerangan yang cukup Mengan
jurkan keluarga untuk menemani pasien.
 Mengontrol lingkungan dari kebisingan
 Memindahkan barang-barang yang dapat
membahayakan
 Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau
pengun jung adanya perubahan status kesehatan
dan penyebab penyakit.
2 Risiko infeksi NOC : NIC :

Definisi: a. Pengetahuan Manajemen Infeksi Infection Protection (proteksi


Indikator : terhadap infeksi)
Rentan mengalami
invasi dan 1) Mengetahui tanda dan gejala infeksi Tindakan keperawatan:
multiplikasi 2) Melakukan aktivitas untuk resistensi
1) Monitor tanda dan gejala
organisme patogenik terhadap infeksi
infeksi sistemik dan lokal
yang dapat 3) Mengobati infeksi yang dideritanya
2) Monitor kerentanan
mengganggu 4) Mengetahui efek samping pengobatan
terhadap infeksi
kesehatan. a. Kontrol resiko : proses infeksi
3) Batasi pengunjung
Indikator :
Faktor risiko: 4) Ajarkan pengunjung
1) Mengetahui resiko diri terhadap infeksi terhadap penyakit menular
a) Kurang
2) Mengetahui konsekuensi yang terjadi 5) Pertahankan teknik isolasi
pengetahuan
pada diri berhubungan dengan infeksi 6) Inspeksi kulit dan
untuk
3) Mengetahui perilaku yang berhubungan membran mukosa terhadap
menghindari
dengan resiko infeksi kemerahan, panas, drainase
pemajanan
4) Menidentifikasi tanda dan gejala yang 7) Dorong masukkan nutrisi
patogen
mengindikasikan resiko potensial yang cukup
b) Prosedur invasif
terhadap infeksi 8) Dorong masukan cairan
c) Pemajanan
5) Mengidentifikasi strategi untuk 9) Dorong istirahat
terhadap patogen
melindungi diri dari hal lainnya yang 10) Instruksikan pasien untuk
lingkungan
menyebabkan infeksi minum antibiotik sesuai
meningkat
6) Memelihara keadaan lingkungan agar resep
Factor berhubungan :
tetap bersih 11) Ajarkan pasien dan
a) Penumpukan 7) Mengembangkan strategi control infeksi keluarga tanda dan gejala
urin yang efektif infeksi
b) Pertumbuhan 8) Monitor perubahan dalam status 12) Ajarkan cara menghindari
mikro organism kesehatan infeksi
c) Pertumbuhan 9) Melakukan tindakan tanggap untuk 13) Laporkan kecurigaan
bakteri mengurangi resiko infeksi
3 Resiko Cidera NOC: Environment Management
Risk Kontrol a) Sediakan lingkungan yang aman
Indikator untuk pasien
a) Klien terbebas dari cidera b) Identifikasi kebutuhan keamanan
b) Klien mampu menjelaskan cara pasien sesuai dengan kondisi fisik
atau metode untuk mencegah c) Dan fungsi kognitif pasien dan
cidera riwayat penyakir dahulu pasien
c) Klien mampu menjelaskan faktor d) Memasang side rail tempat tidur
resiko dari lingkungan e) Menyediakan tempat tidur yang aman
d) Menggunakan fasilitas kesehatan dan bersih
yang ada f) Membatasi pengunjunng
Mampu mengenali perubahan status g) Memberikan penerangan yang cukup
kesehatan h) Berikan penjelasan pada pasien dan
keluarga atau pengunjung adanya
perubahan status kesehatan dan
penyebab penyakit
Terima Kasih

También podría gustarte