Está en la página 1de 28

Dinas Kesehatan Provinsi Jambi

13 september 2012
 Hospital DOTs Linkage atau HDL adalah
pengembangan jejaring internal dan
eksternal antara fasilitas layanan kesehatan
umum dan swasta serta program DOTS
nasional.
 Saat ini, DOTS telah dikembangkan di 162
rumah sakit. Dengan adanya HDL akan
membuka dan memperkuat hubungan referal
dan jejaring antar rumah sakit dengan pusat-
pusat layanan kesehatan.
 Menjamin akses ke layanan DOTS yang
berkualitas bagi pasien TB dalam upaya
mencari penyembuhan di rumah sakit yang
berbasiskan pada “International Standards of
Tuberculosis Care” (ISTC)
 Memungkinkan rumah sakit (rumah sakit
umum dan RS swasta, milik pemerintah dan
non pemerintah untuk melaksanakan
kegiatan pencegahan TB yang terhubung
dengan NTP (National Tuberculosis Program)
 ISTC disahkan dan dilaksanakan oleh rumah
sakit umum dan swasta
 Mengurangi penundaan diagnosa dan
penghematan biaya bagi pasien
 Pendirian mekanisme rujukan yang efektif
 Memperbaiki pengawasan pengobatan dan
hasil pengobatan bagi pasien yang didiagnosa
di rumah sakit
 Memperbaiki kualitas laboratorium rumah
sakit
 Mempertinggi pengawasan pengukuran hasil
 Secara umum Rumah Sakit memiliki potensi yang
besar dalam penemuan pasien TB (case finding),
namun memiliki keterbatasan dalam menjaga
keteraturan dan keberlangsungan pengobatan
pasien (case holding) jika dibandingkan dengan
Puskesmas. Untuk itu perlu dikembangkan
jejaring baik internal maupun eksternal.
 Suatu sistem jejaring dapat dikatakan
berfungsi secara baik apabila angka default <
5% pada setiap sarana pelayanan kesehatan.
 Jejaring internal adalah jejaring yang dibuat di
dalam sarana pelayanan kesehatan yang meliputi
seluruh unit yang menangani pasien TB.
 Koordinasi kegiatan dapat dilaksanakan oleh Tim
DOTS. (Tidak semua sarana yankes harus memiliki
tim DOTS tergantung dari kompleksitas dan jumlah
fasilitas yang dimiliki )
 Tim DOTS mempunyai tugas dalam perencanaan,
pelaksanaan, monitoring serta evaluasi kegiatan
DOTS di sarana pelayanan kesehatan.
 Tim DOTS RS  dibawah KM atau Dir Yan Medik RS
 SK Direktur
 Jejaring eksternal adalah jejaring yang dibangun
antara Dinas Kesehatan, rumah sakit, puskesmas
dan sarana pelayanan kesehatan lainnya dalam
penanggulangan
TB dengan strategi DOTS.
 Tujuan jejaring eksternal :
• Semua pasien TB mendapatkan akses pelayanan
DOTS yang bermutu, mulai dari diagnosis, follow
up sampai akhir pengobatan.
• Menjamin kelangsungan dan keteraturan
pengobatan pasien sehingga mengurangi jumlah
pasien yang putus berobat.
a. Koordinasi antar sarana pelayanan
kesehatan.
b. Menyusun protap jejaring penanganan
pasien TB.
c. Koordinasi sistem surveilans.
d. Menyusun perencanaan, memantau,
melakukan supervisi dan mengevaluasi
penerapan strategi DOTS di sarana pelayanan
kesehatan.
PIMPINAN RS
KOMITE MEDIK

TIM DOTS
UNIT DOTS

Laboratorium

Poli Umum Radiologi

Poli Spesialis Farmasi

UGD Rekam Medis

Rawat Inap PKM RS


POLI UMUM Lab Mikrobiologi
PASIEN
UMUM POLI SPESIALIS Radiologi
UGD
Pat Anatomi/
Pat Klinik

UNIT DOTS
Farmasi
RS
Rekam Medik
UPK Lain PKM RS

Rawat Inap
a. Mekanisme jejaring antar institusi yang jelas
b. Seorang koordinator jejaring DOTS di tingkat
provinsi atau kabupaten/kota yang
bekerja penuh waktu.
c. Peran aktif Supervisor Provinsi/Kabupaten/kota
d. Tersedianya alat bantu kelancaran proses
rujukan antara lain berupa:
• Formulir rujukan
• Daftar nama dan alamat lengkap pasien yang
dirujuk
• Daftar nama dan nomor telepon petugas
penanggung jawab di sarana pelayanan
kesehatan.
e. Dukungan dan kerjasama antara sarana
pelayanan kesehatan pengirim pasien TB
dengan sarana pelayanan kesehatan
penerima rujukan.
f. Pertemuan koordinasi secara berkala
minimal setiap 3 bulan antara Komite DOTS
dengan sarana pelayanan kesehatan yang
dikoordinasi oleh Dinkes Kabupaten/kota
setempat dengan melibatkan semua pihak
lain yang terkait.
a.Memastikan mekanisme jejaring seperti yang
tersebut di atas berjalan dengan baik.
b. Memfasilitasi rujukan antar sarana pelayanan
kesehatan dan antar prop/kab/kota
c. Memastikan pasien yang dirujuk melanjutkan
pengobatan ke sarana yan kes yang dituju dan
menyelesaikan pengobatannya.
d. Memastikan setiap pasien mangkir dilacak dan
ditindak lanjuti
e. Supervisi pelaksanaan kegiatan di Unit DOTS
f. Validasi data pasien di sarana pelayanan
kesehatan
g. Monitoring dan evaluasi kemajuan ekspansi
strategi DOTS di sarana pelayanan kesehatan
 Bila pasien sdh diobati di RS hrs dibuat TB 01
 Bila pasien ingin di rujuk dr RS ke UPK lain 
TB 09 dan sisa oat diserahkan ke UPK (kalau
pasien sdh minum obat)
 RS memberikan informasi ke wasor kota utk
memastikan pasien tsb sampai di UPK yg
dituju
 UPK yg dituju hrs menginformasikan ke RS
bahwa pasien yang dirujuk/pindah sdh
didaftar di UPK tsb.
 Bila pasien tdk ditemukan di UPK yg dituju, ptgs
TBC yg dituju melacak sesuai dgn alamat pasien
 Koordinator HDL/Wasor memberikan umpan balik
kepada RS ttg pasien yg dirujuk.
 Bila pasien dirujuk/pindah ke prop. Lain :
ptgs RS -> Wasor TB Kota -> Wasor TB Prop ->
Wasor TB Prop yg dituju -> Wasor TB kab yg
dituju -> dilacak alamatnya -> disampaikan ke RS
yg pengirim
Prinsip :
Memastikan pasien tbc yg di rujuk/ pindah akan
menyelesaikan pengobatan dgn benar di tempat
lain.
Koordinator Wasor TBC
HDL Kab/Kota Kab/Kota

Informasi Konfirmasi

Pasien, OAT,
TB 01, srt
Rumah rujukan (TB Puskesma
Sakit 09) s
(TB 09)
Pasien dikatakan mangkir berobat bila pasien
tidak datang utk periksa ulang/ mengambil obat
pada waktu yg telah ditentukan

Bila hal ini masih berlanjut hingga 2 hari pada


fase awal atau 7 hari pada fase lanjutan, maka
petugas di unit DOTS RS harus segera melakukan
tindakan dibawah ini :
 Menghubungi pasien langsung/PMO
 Menginformasikan identitas dan alamat
lengkap pasien mangkir ke wasor kota atau
langsung ke PKM agar segera dilakukan
pelacakan
 Hasil pelacakan oleh petugas PKM segera
diinformasikan ke RS.
 Semua sarana pelayanan kesehatan yang menemukan
suspek TB, memberikan informasi kepada yang
bersangkutan untuk membantu menentukan pilihan
(informed decision) dalam mendapatkan pelayanan
(diagnosis dan pengobatan), serta menawarkan
pilihan yang sesuai dengan beberapa pertimbangan :
• Tingkat sosial ekonomi pasien
• Biaya Konsultasi
• Lokasi tempat tinggal (jarak & keadaan geografis)
• Biaya Transportasi
• Kemampuan dan fasilitas sarana pelayanan kes.
PILIHA DIAGNOSIS KLASIFIKASI MULAI PENGOBATAN KONSULTASI PENCATATAN
PENGOBATA KLINIS PELAPORAN
N N

4
Kab/Kota Target BTA Realisasi %

BATANGHARI 394 244 61.96

BUNGO 511 384 75.16

KERINCI 369 178 48.24

KOTA JAMBI 869 567 65.27

MERANGIN 504 257 50.94

MUARO JAMBI 543 383 70.48

SAROLANGUN 404 303 74.96

TANJAB BARAT 439 359 81.85

TANJAB TIMUR 328 179 54.50

TEBO 472 232 49.15

KOTA SUNGAI PENUH 133 70 52.55


Kab/Kota Jml Pddk Target BTA Realisasi %
BATANGHARI 251914 403 156 38.70
BUNGO 328532 526 218 41.47
KERINCI 235125 376 77 20.47
KOTA JAMBI 558821 894 363 40.60
MERANGIN 322180 515 196 38.02
MUARO JAMBI 350606 561 172 30.66
SAROLANGUN 258726 414 139 33.58
TANJAB BARAT 291916 467 119 25.48
TANJAB TIMUR 206697 331 113 34.17
TEBO 303690 486 136 27.99
KOTA SUNGAI PENUH 84380 135 43 31.85
Total 3192587 5108 1732 33.91
Kab/Kota BTA (+)
BATANGHARI 29 TB Paru BTA positif BTA negatif TB ekstra
Total
BUNGO 41 dgn Ro.Positif Paru
No. Kasus Baru
Kambuh
KERINCI -
KOTA JAMBI 78 L P T L P T L P T L P T L P T
MERANGIN 10
1 RS. Theresia 11 9 20 0 0 0 0 1 1 0 0 0 11 10 21
MUARO JAMBI 11
SAROLANGUN -
2 RS. Abdul Manap 5 6 11 1 0 1 8 5 13 0 0 0 14 11 25
TANJAB BARAT 23
TANJAB TIMUR - 3 RS. Arafah 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
TEBO - RS. Raden
KOTA SUNGAI 4 Mattaher 24 22 46 3 1 4 15 10 25 5 1 6 47 34 81
PENUH -
Total 192 Jumlah: 40 38 78 4 1 5 23 16 39 5 1 6 72 56 128

Data sampai tw 2 th 2012


Penderita TBC Paru BTA (+) tahun 2011 yang selesai pengobatan

Jumlah pasien Pengobatan


TB Paru yang
terdaftar Sembuh Lengkap Default Gagal Pindah Meninggal
No Kab/Kota
untuk diobati (BTA (Tidak ada
negatif) Hasil BTA)
L P T (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1BATANGHARI 129 59 188 166 10 3 1 1 7

2BUNGO 259 150 409 386 8 0 0 12 3

3KERINCI 128 104 232 220 0 0 0 0 12

4KOTA JAMBI 350 200 550 507 2 14 0 13 14

5MERANGIN 168 113 281 192 33 21 1 17 17

6MUARO JAMBI 206 127 333 309 10 4 0 4 6

7SAROLANGUN 163 117 280 250 25 0 1 0 4

8TANJAB BARAT 196 124 320 275 27 5 1 6 6

9TANJAB TIMUR 156 79 235 218 6 8 1 0 2

10TEBO 146 85 231 210 6 3 0 3 9


KOTA SUNGAI
1. Memperkuat dan Memperluas Ex DOTS yg
berkualitas
2. Memperhatikan TB HIV dan MDR TB
3. Berkontribusi dlm penguatan Sistem kes
4. Melibatkan seluruh penyedia layanan
5. Memberdayakan pasien TB dan Masy
6. Memberdayakan dan meningkatkan
penelitian
1. Komitmen
2. Penemuan kasus  Bakteriologi
3. Obat yg standar dan PMO
4. Distribusi obat yg effektif
5. Monitoring dan Evaluasi
Salah satu unsur penting dlm penerapan DOTS
di RS adl Komitmen yg kuat dr Pimpinan RS. KM
dan prof lainnya. Utk itu perlu:
1. Tim DOTS RS (dokter, perawat, ptgs lab,
ptgs farmasi, ptgs adm dan PMKRS)
2. Ada ruangan utk keg Unit DOTS
3. Pendanaan utk sarana dan sarana (MoU)
4. Sumber Dana APBN, APBD, bantuan Luar dll
5. Prognas TB  pelatihan, log, OAT
6. Formulir pencatatan : TB 01, TB 02, TB 04,
TB 05, TB 09 dan buku reg RS

También podría gustarte