Está en la página 1de 43

PEMBIMBING :

DR. Fx Widiarso, SpOG

OLEH:
Ayu Anas Silvya
11.2016.209
Dok, saya ada
KELUAR Nanah
dari jalan lahir dan
demam tinggi,
kenapa ya Dok?
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama lengkap: Ny. S Jenis kelamin : Perempuan

Umur: 24 Tahun Suku bangsa : Jawa

Status perkawinan : Menikah (GIIPIIA0) Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta Pendidikan : SMA

Alamat : Kedungwaru Kidul, RT 005/ RW Masuk Rumah Sakit : 10 November 2017


002, Karang Anyar, Demak Pukul 16.00 WIB

 Nama suami : Tn.BU


 Umur : 30 tahun
 Pekerjaan : Swasta
 Alamat : Kedungwaru Kidul, RT 005/ RW 002, Karang Anyar, Demak
Anamnesis
 Diambil dari : Autoanamnesis, 10 November 2017,
Pukul : 16.00 WIB
 Keluhan utama :
Keluar cairan putih dari jalan lahir disertai demam
tinggi
 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan demam tinggi dan keluar
cairan putih terus- menerus dari luka operasi section
caesarean dan jalan lahir di sertai nyeri di perut bekas luka
operasi dan meresa lemas. Pasien baru saja melahirkan 11
hari yang lalu ( 29 oktober) secara section caesarean
dengan keadaan ibu dan bayi baik pada saat itu.
Awalnya pasien mengaku mulai keluar cairan putih dari
luka operasi dan mulai demam 5 hari pasca operasi section
caesarean ( 4 november) bertambah berat beberapa hari
terakhir ini. Pasien mengaku setelah operasi section
caesarean tidak ada nafsu makan setiap ada makanan
masuk selalu di muntahkan. Pasien sudah menikah selama
7 tahun dengan suami nya, dan merupakan pernikahan
yang pertama, pasien memiliki riwayat pemakaian suntik
KB terakhir pada bulan febuari 2015. Riwayat menarche
pada usia 13 tahun, riwayat haid teratur, siklus haid 28 hari,
lama haid 7 hari dan ada riwayat nyeri haid. Pasien
mengatakan perasi sudah hamil sebanyak 2 kali dan tidak
memiliki riwayat abortus. Anak pertama pasien dilahirkan
secara normal pada usia kehamilan 37 minggu dengan
kondisi ibu dan bayi baik.
Anak kedua pasien baru saja dilahirkan 11 hari
yang lalu secara operasi section caesarean pada
usia kehamilan 39 minggu dengan kondisi ibu dan
bayi baik pada saat itu dan muncil adanya infeksi
pada ibu setelah 5 hari pasca operasi section
caesarean. Riwayat penyakit seperti hipertensi,
diabetes ataupun asma disangkal.Pasien tidak
memiliki alergi terhadap obat maupun makanan.
Riwayat Haid
 Menarche : 13 tahun
 Siklus haid : 28 hari
 Lamanya : 5-10 hari
 Banyaknya : 2 pembalut sehari

Riwayat Perkawinan
 Menikah 1 kali, usia pernikahan sudah 7 tahun
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Hamil ke Usia Jenis Penyulit Penolong Jenis BB/TB Umur
kehamilan Persalinan kelamin lahir sekarang
I 37 minggu Normal - Bidan Laki- laki 3000 g 6 Tahun

II 38 minggu SC - Dokter Perempuan 2400 g 11 Hari

Riwayat Kontrasepsi (Keluarga Berencana)


 (−) Pil KB (+) Suntik KB 3 bulanan (−) IUD
 (−) Susuk KB (−) Lain-lain
Penyakit Dahulu
 Tidak pernah menderita penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis,
asma
 Tidak memiliki riwayat alergi obat atau makanan.
 Pasien memiliki riwayat dirawat dirumah sakit dan operasi sebelumnya
Keluarga Yang Menderita
Penyakit Ya Tidak Hubungan
Alergi - √
Asma - √
Tuberkulosis - √
HIV - √
Hepatitis B - √
Hepatitis C - √
Hipertensi - √
Cacat bawaan - √
Lain – lain - √
Riwayat Operasi
 Sesar kehamilan kedua, pada usia kehamilan 38
minggu.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
 Keadaan Umum : Tampak Sakit sedang
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tekanan Darah :110/70mmHg
 Nadi :113x/ menit
 Suhu :38,6 0C
 Pernafasaan :22x/ menit
 Berat Badan : 54 kg
 Tinggi Badan :157 cm
 Kulit  Payudara
Warna kuning langsat, Turgor Kulit baik, Payudara menegang, puting susu
Ikterus (-), Edema (-) menonjol ke luar, hiperpigmentasi
areola mammae.
 Kepala
 Jantung
Normocephali, Rambut hitam, distribusi
merata BJ I-II regular murni, gallop (-), murmur
(-)
 Mata
 Pulmo
Konjungtiva pucat (-/-), Sklera ikterik (-
/-), edema palpebra (-/-) Suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
 Telinga
 Abdomen
Normotia, Serumen (-), Tanda radang -
Supel, peristaltik (+), bekas operasi (+) ,
 Hidung
nyeri tekan (+) disekitar bekas operasi,
Sekret (-), Deviasi septum (-), timpani (+), pus (+) keluar dari bekas
Pernapasan cuping hidung (-), operasi
epistaksis (-)
 Genitalia
 Mulut
Status obstetrikus
Mulut kering (-), lidah kotor (-) bibir
 Ekstremitas
sianosis, lidah normal, tonsil tidak
membesar Edema tangan dan kaki (-/-), akral
dingin, sianosis tangan dan kaki (-/-)
PEMERIKSAAN OBSTETRI
Pemeriksaan Luar
Inspeksi
 Abdomen : Supel, peristaltik (+), bekas operasi (+)
, nyeri tekan (+) disekitar bekas operasi,
timpani (+), pus (+) keluar dari bekas
operasi
 Palpasi : nyeri tekan (+), TFU: Tidak teraba di atas
sismfisis
 Inspekulo : vulva uretra dan vagina tidak ada kelainan,
permukaan portio licin, erosi (-), massa (-), ostium
uteri externa tertutup, fluksus (-), lokia purulenta (+)
Pemeriksaan Dalam
 Fluksus : (-)
 Flour : (+) Lokia Purulenta
 Vulva uretra vagina : tidak ada kelainan, dinding
vagina licin
 Portio : kenyal, ostium uteri externa tertutup, nyeri
tekan (-) penipisan (-)
 Corpus uteri : seukuran telur ayam
 Cavum douglas : tidak menonjol
 Adneksa parametrium :
 kanan : tidak teraba massa
 kiri : tidak teraba massa
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Mikrobiologi
(Sampling : 05-11-2017, waktu cetak : 10-11-2017)
 Kultur An Aerob
Bahan Pus
Hasil Staphyloccocus epidermidis
 Kultur Pus
Bahan Pus
Hasil Staphyloccocus epidermidis

 Staphyloccocus sp
Cefoxitin 5 R mm 15-16
Ampicillin Sulbactan 5 R mm 16-18
Amoxyclav 5 R mm 15-17
Gentamicin 5 R mm 13-14
Cefoperzone sulbactam 5 R mm 16-20
Ceftazidime 5 R mm 18-20
Cefotaxim 5 R mm 23-25
Fosfomycin 21 S mm 14-16
Lavofloxacin 5 R mm 16-18
Ciprofloxacin 5 R mm 16-20
Pemeriksaan Penunjang
Periksaan USG Abdomen :
(Tanggal periksa 07-11-2017)
 Hepar : ukuran tak membesar, parenkim homogen,
tak tampak nodul. Ekogenisitas parenkim normal, tak
tampak dilatasi duktur biliaris, v porta dan v hepatica
GB & pancreas normal
 Lien: ukuran tak membesar, tak tampak dilatasi v
lienalis
 Kedua ginjal : bentuk dan ukuran kanan contracted
(7.2 cm), kiri normal, korteks kanan hiperekoik-
menipis, parenkim homogen, batas kortikomeduler
baik, tampak dilatasi PCS / pyelektasis kanan, tak
tampak batu.
 Vesika urinaria : Dinding regular tak menebal, tak tak
tampak batu,
 Uterus : ukuran membesar (post partum) parenkim
homogeny
 Tampak cairan bebas minimal di Fossa hepatorenal,
interbowel,
 kavum Douglas dengan ekogenisitas iso – hipoekoik.
Fluid minimal di ke- 2 ruanng pleura.
KESAN :
 Contracted gijal kanan (7.2 cm) dengan korteks
hiperekoik & menipis  penurun fungsi kronis ginjal
kanan disertai pyelektasis.
 Tak tampak batu / bendungan di ke-2 ginjal dan VU
saat ini.
 Cairan bebas minimal di Fossa hepatorenal,
interbowel.
 kavum Douglass dengan ekogenisitas iso – hipoekoik
 DD // ascites, peritonitis
 Efusi pleura bilateral, minimal (DD // pleuritis).
 Tak tampak tanda 2x abses subkutan pada region post
Op.
Pemeriksaan USG Kandungan :
Tanggal periksa : 05 November 2017
Klinis : P2A0 post SC 6 hari lalu

 VU overdistensi
 Uterus membesar -/+ 6,2 x 12 cm tampak internal echo
didalamnya -/+ 3,7x3, 5x4,3 cm
 Tampak cairan periuterus dan kavum Douglass serta
Morison’s pouch
 Tampak dilatasi bowel prominen
 Tampak ukuran ginjal kanan mengecil dengan dilatasi
PCS kanan -/+ 6,89 cm
 Tampak blurring fat dengan fluid subkutis
KESAN :
 Gambaran uterus belum involusi sempurna dengan
gambaran pus (internal echo mobile ) intra kavum
uteri
 Cairan periutena dan kavum Douglass , suspek
gambaran inflamasi
 Gembaran selulitis
 Gambaran meteorismus DD. Subileus
 Hidronefrosis kanan dengan proses kronis ginjal
kanan DD hipoplasia
 Tak tampak rest plasenta
 Pemeriksaan Laboratorium
12 November 2017 pukul 08.11
Leukosit 18.30 (N: 3.600 – 11.000)
RINGKASAN (RESUME)
Pasien datang dengan keluhan demam tinggi dan
keluar cairan putih terus- menerus dari luka operasi
section caesarean dan jalan lahir di sertai nyeri di
perut bekas luka operasi dan meresa lemas. Pasien
baru saja melahirkan 11 hari yang lalu ( 29 oktober)
secara section caesarean dengan keadaan ibu dan bayi
baik pada saat itu. Awalnya pasien mengaku mulai
keluar cairan putih dari luka operasi dan mulai demam
5 hari pasca operasi section caesarean ( 4 november)
bertambah berat beberapa hari terakhir ini. Pasien
mengaku setelah operasi section caesarean tidak ada
nafsu makan setiap ada makanan masuk selalu di
muntahkan.
Pemeriksaan Fisik
 KU : tampak sakit sedang
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 113x/menit
 RR : 22x/menit
 Suhu : 38,6oC
 Mata : CA -/- SI -/-
 Thorax : Vesikuler Rh -/- wh -/-
 BJ I/II reguler , murmur (-), gallop (-)
 Abdomen : Supel, peristaltik (+), bekas operasi (+) , nyeri tekan (+)
disekitar bekas operasi, timpani (+), pus (+) keluar dari
bekas operasi
 Palpasi : nyeri tekan (+), TFU: Tidak teraba di atas sismfisis
 Inspekulo : vulva uretra dan vagina tidak ada kelainan, permukaan
portio licin, erosi (-), massa (-), ostium uteri externa
tertutup, fluksus (-), lokia purulenta (+)
DIAGNOSIS
 Diagnosis kerja
 P2A0 infeksi nifas post section caesarian
 Saran pemeriksaan: Pemeriksaan Kultur
 Hasil Pemeriksaan Kultur
 Kultul An Aerob
 Bahan Pus
 Hasil Multi Resisten Staphyloccocus
epidermidis
 Kultur Pus
 Bahan Pus
 Hasil Multi Resisten Staphyloccocus
epidermidis

Kesan : P2A0 dengan Infeski Nifas


 Rencana Pengelolaan:
 Konservatif
Pemberian Terapi
 Cefotaxime 3x 1g (20 mg/ ml)
 Gentamicin 3x 250 mg
 Methyl ergometrin 1x1 (200 mcg)
 RL 500 ml IVFD
 Vitamin C 1x 100 g
 Hemafort 1x 1 (300mg)
Follow up
13 November 2017, Pukul 20.00 WIB
S/ Demam, pusing, mual, lemas
O/
 KU : tampak sakit sedang
 KS: CM
 Tanda vital : Tekanan darah : 110/80 mmHg
 Respirasi : 22 x/menit
 Nadi : 100 x/menit
 Suhu : 37,5 ⁰C
 Kepala : konjungtiva anemis (-/-)
 Thorax : pulmo : vesikular (+/+), COR : S1-S2
regular
 Abdomen : nyeri tekan (+), TFU: tidak teraba
diatas simpisis
 Extremitas : akral hangat
 Status lokalis
 I : perut tampak datar, Lokia Purulenta (+)
 P : nyeri tekan (+)
A/ P2A0 infeksi nifas
P/ Konservatif
 Fosmidex 2x1 (2g/ vial)
 Cefotaxime 3x 1g (20 mg/ ml)
 Gentamicin 3x 250 mg
 Methyl ergometrin 1x1 (200 mcg)
 RL 500 ml IVFD
Follow up
14 November 2017, Pukul 19.00 WIB
S/ Demam ringan, pusing, lemas
O/
 KU : tampak sakit sedang
 KS: CM
 Tanda vital : Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Respirasi : 20 x/menit
 Nadi : 96 x/menit
 Suhu : 37 ⁰C
 Kepala : konjungtiva anemis (-/-)
 Thorax : pulmo : vesikular (+/+), COR : S1-S2
regular
 Abdomen : nyeri tekan (+), TFU: tidak teraba diatas
simpisis
 Extremitas : akral hangat
 Status lokalis
 I : perut tampak datar, Lokia alba (+)
 P : nyeri tekan (+),
A/ P2A0 infeksi nifas
P/ konservatif
 Levofloxacin 1x 1 (tab 500 mg)
 Neurosanbe 2x1 (tab 5000 (v))
 Methyl ergometrin 2x1 (0.125 mg )
 Lanzoprazole 2x1 (tab 30 mg)

 Pasien boleh pulang.


 Kontrol ke poliklinik Kandungan 1 minggu lagi
Prognosis
 Ad Vitam : Dubia ad Bonam
 Ad Fungsionam : Dubia ad Bonam
 Ad Sanationam : Dubia ad Bonam
Definisi
 Masa nifas (puerperium) adalah masa sesudah
persalinan yang dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil yang berlangusng 6 minggu
(42 hari).
 Infeksi nifas adalah infeksi bakteri pada traktus
genitalia, terjadi sesudah melahirkan, ditandai
kenaikan suhu sampai 38oC atau lebih selama 2 hari
dalam 10 hari pertama pasca persalinan dan di ukur
per oral sedikitnya 4 kali sehari disebut sebagai
morbiditas puerperalis. Kenaikan suhu tubuh yang
terjadi di dalam masa nifas dianggap sebagai infeksi
nifas jika tidak di temukan sebab sebab ekstragenital.
Penyebab Infeksi Nifas
 Bakteri yang berasal dari penderita lain atau kain yang
tidak steril (eksogen), contoh bakteri Streptococcus
Haemolyticus Aerobic.
 Kuman yang berasal dari rumah sakit dan dalam
tenggorokan orang-orang yang nampak sehat
(stafilokokus), contohnya Staphylococcus Aerus .
 Kuman yang berasal dari kandung kencing atau
rektum dan dapat menyebabkan infeksi pada
perineum, vulva, dan endometrium, contohnya
Escheria Coli .
 Kuman yang bersifat anaerobik yang sering terjadi
pada abortus kriminalis contohnya Clostridium
Welchii .
Cara terjadinya infeksi nifas
 Tangan penolong yang tertutup sarung tangan pada
saat melakukan pemeriksaan dalam membawa bakteri
yang sudah ada dalam vagina keatas (uterus).
 Sarung tangan atau alat-alat terkena kontaminasi
bakteri yang berasal dari hidung atau tenggorokan
petugas kesehatan. Oleh karena itu hendaknya
petugas kesehatan yang bekerja dikamar bersalin
menggunakan masker.
 Koitus pada akhir kehamilan bukan merupakan sebab
penting, kecuali mengakibatkan pecahnya ketuban
Faktor Predisposisi
 Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh,
seperti : Perdarahan banyak , pre eklampsia,
malnutrisi, anemia , infeksi lain
 (pneumonia, penyakit jantung, dsb).
 Persalinan dengan masalah seperti :
partus/persalinan lama dengan ketuban pecah dini,
korioamnionitis, persalinan
traumatik, pencegahan infeksi yang kurang baik dan
manipulasi yang berlebihan.
 Tindakan obstetrik operatif baik per vaginam maupun per
abdominal.
 Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban dan
bekuan darah dalam rongga rahim.
 Episiotomi atau laserasi jalan lahir.
Tanda dan Gejala Infeksi Nifas
Tanda dan gejala yang timbul pada infeksi nifas antara
lain:
 demam,
 sakit di daerah infeksi
 warna kemerahan
 fungsi organ terganggu
Gambaran klinis
 Infeksi local
 Warna kulit berubah, timbul nanah, bengkak pada
luka, lokia bercampur nanah, mobilitas terbatas, suhu
badan meningkat.
 Infeksi umum
 Sakit, lemah, suhu tubuh meningkat, terasa sesak.
Mulai merasa gelisah, kesadaran mulai menurun
bahkan hingga mengalami koma. Terjadi gangguan
involusi uterus, lokea berbau.
Klasifikasi Infeksi Nifas
Infeksi terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks
dan endometrium
 Vulvitis
Vulvitis adalah infeksi pada vulva. Vulvitis pada ibu pasca
melahirkan terjadi di bekas sayatan episiotomi atau
luka perineum. Tepi luka berwarna merah dan bengkak,
jahitan mudah lepas, luka yang terbuka menjadi ulkus dan
mengeluarkan nanah.
 Vaginitis
Vaginitis pada ibu pasca melahirkan terjadi secara
langsung pada luka vagina atau luka perineum. Permukaan
mukosa bengkak dan kemerahan, terjadi ulkus dan getah
mengandung nanah dari daerah ulkus.
 Servisitis
Infeksi yang sering terjadi pada daerah servik, tapi
tidak menimbulkan banyak gejala. Luka serviks yang
dalam dan meluas dan langsung ke dasar ligamentum
latum dapat menyebabkan infeksi yang menjalar ke
parametrium.
 Endometritis
Endometritis paling sering terjadi
biasanya demam mulai 48 jam postpartum dan
bersifat naik turun. Kuman–
kuman memasuki endometrium (biasanya pada luka
insersio plasenta) dalam waktu singkat dan menyebar
ke seluruh endometrium.
 Infeksi yang penyebarannya melalui vena-
vena (pembuluh darah).
Infeksi nifas yang penyebarannya melalui pembuluh
darah adalah Septikemia, Piemia, dan Trombofleblitis
pelvica. Infeksi ini merupakan infeksi umum yang
disebabkan oleh kuman patogen Streptococcus
Hemolitikus Golongan A.

 Infeksi yang penyebarannya melalui limfe.


Infeksi nifas yang penyebarannya melalui jalan limfe
antara lain peritonitis dan parametritis (Sellulitis
Pelvika).
 Infeksi yang penyebarannya melalui
permukaan endometrium.
Infeksi nifas yang penyebaran melalui
permukaan endometrium adalah salfingitis dan
ooforitis.
Pencegahan Infeksi Selama Persalinan
 Membatasi masuknya kuman-kuman ke dalam jalan
lahir.
 Membatasi perlukaan jalan lahir.
 Mencegah perdarahan banyak.
 Menghindari persalinan lama.
 Menjaga sterilitas ruang bersalin dan alat yang
digunakan.
Pencegahan Infeksi Selama Nifas
 Perawatan luka post partum dengan teknik aseptik.
 Semua alat dan kain yang berhubungan dengan
daerah genital harus suci hama.
 Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi
dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan
ibu nifas yang sehat.
Kesimpulan
 Infeksi nifas ialah mencakup semua peradangan yang
disebabkan oleh masuknya kuman-kuman kedalam
alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas.
Sinomin yang digunakan adalah demam nifas atau
demam puerperalis .
 Demam nifas atau dengan kata lain morbiditas
puerperalis meliputi demam dalam masa nifas oleh
sebab apapun.
 Berdasarkan masuknya kuman ke dalam organ
kandungan terbagi menjadi: Ektogen (kuman datang
dari luar),Autogen (kuman dari tempat lain),Endogen
(kuman dari jalan lahir sendiri).
Terimakasih

Tetap Semangat

Tuhan Memberkati

También podría gustarte