Está en la página 1de 28

FAKTOR-

FAKTOR
PERTIMBANGAN
PEMBIAYAAN Abiyoso (1)
KELOMPOK 5 M. Fuad Anshari (17)
Noviana Nur A. P. (20)
Roberto Satria M (24)
“Pembiayaan Anggaran adalah penerimaan
yang perlu dibayar kembali, penerimaan
kembali atas pengeluaran tahun-tahun
anggaran sebelumnya, pengeluaran kembali
atas penerimaan tahun-tahun anggaran
sebelumnya, penggunaan saldo anggaran
lebih, dan/atau pengeluaran yang akan
diterima kembali, baik pada tahun anggaran
bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran
-UU APBN 2018 berikutnya”
ALASAN PEMBIAYAAN
TUJUAN PEMBIAYAAN
KOMPONEN PEMBIAYAAN
ANGGARAN
• Surat Berharga Negara (neto)
Pembiayaan Utang • Pinjaman (neto)—dalam negeri dan luar negeri

• Investasi kepada (1) BUMN, (2) Lembaga/Badan Lainnya, (3) BLU


Pembiayaan • Investasi kepada Organisasi/Lembaga Keuangan Internasional (LKI)/Badan Usaha
Internasional
Investasi • Penerimaan Kembali Investasi
• Cadangan Pembiayaan Investasi

Pemberian • Pinjaman kepada BUMN/Pemda/ Lembaga/Badan lainnya


• Cadangan pemberian pinjaman
Pinjaman
Kewajiban • Penugasan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Nasional
• Penugasan Penyediaan Pembiayaan Infrastruktur Daerah kepada BUMN
Penjaminan
Pembiayaan • Hasil Pengelolaan Aset (HPA)
• Saldo Anggaran Lebih (SAL)
Lainnya
KEBUTUHAN DAN SUMBER
PEMBIAYAAN
FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
PEMBIAYAAN
INDIKATOR RESIKO
1. Risiko Tingkat Bunga
Risiko perubahan tingkat bunga yang berakibat pada meningkatnya biaya utang
a. Rasio variable rate
Diukur dengan menghitung porsi utang yang memiliki tingkat bunga variabel/mengambang terhadap total
outstanding utang
b. Refixing rate
Refixing rate adalah proporsi utang yang akan jatuh tempo dan/atau mengalami penyesuaian tingkat bunga
dalam kurun waktu satu tahun terhadap total utang. Porsi ini tendiri atas : (i) porsi utang dengan tingkat bunga
variabel, ditambah (ii) utang dengan tingkat bunga tetap yang jatuh tempo dalam setahun.
2. Risiko Perubahan Nilai Tukar
Risiko peningkatan biaya utang akibat perubahan nilai tukar
a. Rasio Utang Valas
terdiri atas (1) rasio utang valas terhadap total utang dan (2) rasio utang valas terhadap PDB
3. Risiko Pembiayaan Kembali
Potensi ketidakmampuan Pemerintah membiayai utang jatuh tempo melalui penerbitan/pengadaan utang baru
dengan biaya dan risiko yang wajar. Dalam kondisi ekstrem, terdapat potensi dimana Pemerintah tidak dapat
melakukan refinancing sama sekali sehingga mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan pembiayaan Pemerintah.
a. Porsi utang yang jatuh tempo dalam 1, 3, dan 5 tahun terhadap total utang
b. Average Time to Maturity (ATM)
Rata-rata tertimbang jatuh tempo utang secara keseluruhan.
Markowitz' dalam pembiayaan
APBN
dalam pengelolaan utang dapat digunakan pendekatan Efficient Frontier ini yaitu dengan mengganti y-axis dengan biaya

Biaya

Portofolio utang

Kurva optimal

Risiko
Risiko Pembiayaan dalam lingkup Risiko Fiskal
Siklus Pengelolaan Utang
Strategi Pengelolaan Utang Jangka
Menengah
MTDS – Input Process
MTDS – Output 1
MTDS –
OUTPUT 2
– RISK
INDICATO
R
KMK Nomor 113/KMK.08/2014 tentang Strategi Pengelolaan
Utang Negara Tahun 2014-2017
»Terdapat indikator yang menjadi target yaitu rasio
utang jatuh tempo 3 tahun yang diperkirakan akan
terlampaui sebesar 1,1% dari target KMK. Alasan
terlampauinya karena adanya kebijakan shortening
duration yang menitikberatkan penerbitan
instrument pembiayaan pada jangka pendek (SPN
dan SPNS) serta jangka menengah (benchmark
series
»Selanjutnya indikator yang memuat variable fiskal
PDB, yaitu debt/GDP dan interest/GDP
diperkirakan melewati target KMK karena
pertumbuhan GDP 2014-2017 rata-rata hanya
9,3% sedangkan pertumbuhan outstanding utang
2014-2017 cukup ekspansif yaitu 13.3%.
Strategi Pembiayaan Tahunan
KEBIJAKAN UMUM

»Mengoptimalkan potensi pendanaan utang dari sumber dalam negeri dan memanfaatkan
sumber utang dari luar negeri sebagai pelengkap;
»Melakukan pengembangan instrumen dan perluasan basis investor utang agar diperoleh
fleksibilitas dalam memilih sumber utang yang lebih sesuai kebutuhan dengan biaya yang
minimal dan risiko terkendali;
»Memanfaatkan fleksibilitas pembiayaan utang untuk menjamin terpenuhinya pembiayaan
APBN dengan biaya dan risiko yang optimal;
»Memaksimalkan pemanfaatan pinjaman untuk belanja modal terutama pembangunan
infrastruktur;
»Melakukan pengelolaan utang secara aktif dalam kerangka ALM Negara.
»Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
Strategi Surat Berharga Negara
Strategi Pinjaman
Indikator Risiko Pembiayaan Utang
Evaluasi Profil Utang Pemerintah Pusat
Evaluasi Profil Utang Pemerintah Pusat
Potensi Kekurangan (shortage) pada
Pembiayaan Melalui Utang
Topik Tambahan (Debt Sustainability
Analysis/DSA)
»Analisis secara Long Term
»3 konsep penting : solvency, liquidity, dan no unrealistic adjustment
»Sejah ini UNCTAD – IMF melakukan analisis DSA terhadap Indonesia
bekerjasama dengan DJPPR namun masih dalam tahap kajian awal.
Beberapa kendala yang dihadapi adalah belum ada proyeksi jangka
Panjang terkait anggaran pemerintah dan kurang lengkapnya data.
Thanks!
Ada Pertanyaan?

También podría gustarte