Está en la página 1de 6

A.

Konsep Dasar Mikrobiologi


Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari makhluk hidup
yang sangat kecil (diamater kurang dari 0,1 mm) yang tak dapat
dilihat dengan mata biasa tanpa bantuan suatu peralatan khusus.
Mikrobiologi meliputi berbagai disiplin ilmu seperti bakteriologi,
imunologi, virologi, mikologi dan parasitologi. Ilmu-ilmu ini telah
berkembang dengan pesatnya dari tahun ke tahun, sehingga
merupakan disiplin-disiplin yang terpisah dan berdiri sendiri-sendiri.
Dalam mikrobiologi kedokteran, dipelajari mikroorganisme yang ada
kaitannya dengan penyakit (infeksi); dan dicari jalan bagaimana cara
pencegahan, penanggulangan serta pemberantasannya. Ilmu ini
terus berkembang tanpa hentinya karena mikroorganisme sebagai
makhluk hidup mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya
yang baru, sehingga hal ini akan tetap merupakan tantangan bagi
ilmu kedokteran.
• B. Bakteri Dasar
• Bakteri berukuran sangat kecil sehingga struktur tubuhnya sulit untuk diamati.
Tubuh bakteri berupa sel tunggal, dinding selnya tersusun dari hemiselulosa dan
senyawa semacam pektin yang lebih mendekati pada sel hewan. Dinding sel
dilapisi selaput mirip gelatin yang menyebabkan dinding sel berlendir. Isi sel
berupa protoplas dengan membran plasma dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma
tersebar butiran-butiran nukleotida yang mengandung DNA, belum terdapat inti
dengan membran inti seperti pada sel umumnya. Belum terdapat plastida dan zat
warna. Sebagian bakteri ada yang mempunyai karotenoida.
• Jika dilihat dari struktur luarnya, bentuk bakteri akan beraneka ragam, yaitu
berbentuk batang, spiral, dan bola. Bentuk tubuh ini dapat dijadikan dasar
klasifikasi bakteri. Jika bakteri cocus membelah diri pada satu bidang dan tetap
saling melekat berpasangan dua dua, disebut diplococus, contohnya, Diplococus
bacillus. Jika selnya membelah diri pada satu bidang dan tetap melekat berbaris
seperti rantai, disebut streptococus, misalnya, Spirillum. Jika selnya membelah diri
pada dua bidang dan secara khas membentuk kelompok terdiri dari empat sel,
disebut tetracocus (Pediococcus cerevisiae). Jika selnya membelah diri pada tiga
bidang dalam suatu pola tak teratur seperti anggur, disebut stafilcocus, misalnya,
Staphylococcus aureus. Jika selnya membelah diri pada tiga bidang dalam suatu
pola teratur membentuk penataan seperti kubus, disebut sarsina, misalnya,
Sarcina ventriculi.
• C. Sterilisasi dan Disinfeksi
• Penggunaan bahan-bahan kimia untuk sterilisasi dan
disinfeksi
• Pengawasan terhadap mikroorganisme penyebab penyakit
telah menjadi pemikiran para ahli semenjak penyakit-
penyakit mulai dikenal. Berbagai macam substansi telah
dicoba untuk memilih yang paling tepat guna
menghilangkan pencemaran oleh jasad renik terhadap
benda-benda baik hidup ataupun mati.
• Bahan anti mikroba yang ditemukan memiliki keefektifan
yang bermacam-macam, dan penggunaannyapun ditujukan
terhadap hal-hal yang berbeda-beda pula.
• Antiseptika dan disinfektan misalnya, berbeda dalam cara
digunakannya; antiseptika diapkai terhadap jaringan hidup,
sedangkan disinfektan untuk bahan-bahan tak bernyawa
seperti dahak dan sebagainya.
• Antisepsis : Mencegah pertumbuhan atau
aktivitas mikroorganisme baik dengan cara menghambat
atau membunuh; dipakai untuk zat-zat kimia terhadap
jaringan hidup.
• Antiseptik : Zat kimia yang dipakai untuk maksud
antisepsis
• Disinfeksi : Membunuh organisme-organisme
patogen (kecuali spora kuman) dengan cara fisik atau
kimia; dilakukan terhadap benda mati.
• Disinfektan : Zat (biasanya kimia) yang dipakai
untuk maksud disinfeksi
• Sterilisasi : Setiap proses (kimia atau fisik) yang
membunuh semua bentuk hidup terutama
mikoorganisme.
• Penanggulangan Antiseptika dan Disinfektan
• Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada dis infeksi secara
kimia :
• 1. Rongga (space) yang cukup diantara alat-alat yang
didisinfeksi, sehingga seluruh permukaan alat-alat tersebut dapat
berkontak dengan disinfektan.
• 2. Sebaiknya disinfektan yang dipakai bersifat membunuh
(germisid).
• 3. Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat, alat-alat yang
disinfeksi jangan diangkat sebelum waktnya.
• 4. Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman
biasanya bersifat sangat mudah menguap sehingga ventilasi
ruangan perlu diperhatikan.
• 5. Pengeceran disinfektan harus sesuai dengan yang
dianjurkan, dan setiap kali harus dibuat pengeceran baru.
Disinfektan yang sudah menunjukkan tanda-tanda pengaruhan
atau pengendapan harus diganti dengan yang baru.
• 6. Sebaiknya menyediakan hand lotion untuk merawat tangan
setelah berkontak dengan disinfektan.

También podría gustarte