Está en la página 1de 38

Oleh

Imam sunarno
Untuk Mahasiswa Poltekes Kemenkes Malang
2017
APA NAPZA

NAPZA kepanjangan /singkatan dari istilah


 NARKOTIKA
 PSIKOTROPIKA DAN
 ZAT ADIKTIF LAINNYA.
BAGAIMANA PENGGUNAAN NAPZA

a. Obat obat ini sebenarnya dipergunakan


oleh tenaga Kesehatan dalam rangka
pengobatan atau pertolongan pada
kemanusiaan.
b. Hanya digunakan atas petunjuk Dokter.
c. Namun kenyataannya obat ini sudah
banyak dipergunakan oleh masyarakat
umum bahkan dipergunakan bukan untuk
tujuan kemanusiaan bahkan pemakainnya
melebihi batas kewajaran.
APA AKIBAT PENGGUNAAN NAPZA
YANG TANPA RESEP DOKTER :
 Merupakan masalah penyalah gunaan zat
 Kondisi menyerang para remaja bahkan anak
sekolah
 Memprihatinkan masyarakat umum
 Perubahan perilaku bahkan penyimpangan
 Terjadi tindak kriminal dalam keluarga /
lingkungan
HASIL PENELITIAN

Berdasarkan survey WHO :


Pengunjung fasilitas pelayanan kesehatan
umum

1. 24 % mengalami gangguan masalah


kesehatan Jiwa
2. 6 % pengguna Napza
DASAR HUKUM NARKOTIKA

 Menurut UU RI No. 22 Tahun 1997 tentang


Narkotika, yang dimaksud dengan narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman ataun bukan tanaman baik yang
sentetis maupun semi sentitis yang dapat
menyebabkan menurunan atau perubahan
kesadaran, kehilangan rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Narkotika
dapat digolongkan dalan 3 golongan
Narkotika golongan I

 Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk


tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan.
 Contohnya : heroin, kokain, ganja.
Narkotika golongan II

 Narkotika yang berkhasiat sebagai


pengobatan digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalan terapi
dan /atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan.
 Contohnya : morfin, pitidin, turunan/garam
dalam golongan tersebut.
NARKOTIKA GOLONGAN III

 Narkotika yang berkhasiat sebagai


pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan.
 Contohnya : kodein, garam-garam narkotika
dalam pengobatan tersebut.

DASAR HUKUM PSIKOTROPIKA

 Menurut UU RI No. 5 Tahun 1997 tentang


psikotropika, yang dimaksud dengan
psikotropika adalah zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku. Psikotropika dibedakan
dalam 4 golongan
PSIKOTROPIKA GOLONGAN I

 Psikotropika yang hanya dapat digunakan


untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi amat kiuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan.
 Contoh : MDMA, ekstasi, LSD, STP.
PSIKOTROPIKA GOLONGAN II

 Psikotropika yang berkhasiat pengobatan


dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau
untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan.
 Contoh : ampetamin, fensiklidin,
sekobarbital,metakualon, metilfenidat.
PSIKOTROPIKA GOLONGAN III

 Psikotropika yang berkhasiat sebagai


pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan atau untuk tujuan ilmu
pengathuan serta mempunyai potensi
sedang mengakibatkan sindroma
ketergantungan.
 Contoh : Fenobarbital, flunitrazepam
PSIKOTROPIKA GOLONGAN IV

 Psikotropika yang berkhasiat pengobatan


dan sangat luas digunakan dalam terapi dan
atau untuk tukuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan
sindroma ketergantungan.
 Contoh : diazepam, klobazam, bromazepam,
khlordiazepoxie, nitrazepam.
ADA BEBERAPA FAKTOR PREDISPOSISI
PENGGUNAAN NAPZA:
 Pada umumnya latar belakang penggunaan
napza berbeda beda misalnya :

1 Faktor Individu
2 Faktor Lingkungan
FAKTOR INDIVIDU :

1. Rasa ingin tau yang kuat ingin mencoba


2. Pernyataan diri sudah dewasa
3. Keyakinan penggunaan zat sebagai lambing
modern, perkasa
4. Tidak tegas terhadap tawaran/ teman sebaya
5. Kurang percaya diri /penilaian diri yang negatip
6. Tidak tekun dan cepat jenuh
7. Sikap memberontak terhadap peraturan /tata tertib
8. Depresi cemas/ hiperkinetik
9. Kepribadian disosial, penghargaan social kurang
10. Kurang religius
FAKTOR LINGKUNGAN AL :

1. Pola asuh orang tua yang otoriter/ dominan


2. Mudah memperoleh zat napza
3. Lingkungan keluarga permisiv/ disiplin
4. Orang tua/anggota keluarga/teman pengguna
napza
5. Tekanan kelompok/ ancaman fisik
teman/pengedar
6. Lingkungan sekolah yang kurang tertib.
7. Penyaluran bakat/minat siswa yang kurang
kondusif
TINGKAT PEMAKAIAN ZAT NAPZA :

1. Pemakaian coba-coba (experiment use) untuk


memenuhi rasa ingin tahu dari anak.
2. Pemakaian social ( social use) hanya untuk
bersenang senang waktu rekreasi/santai
3. Pemakaian situasional ( situasional use) pada
saat mengalami keadaan tertentu misalnya
tegang sedih kecewa
4. Penyalah gunaan (abuse) pola penggunaan
patologis minimal 1 bl. Gangguan fungsi social/
pekerjaan.
5. Ketergantungan ( dependent) terjadi toleransi
dan gejala putus zat.
NAPZA
GEJALA
GEJALA PUTUS
INTOKSIKASI ZAT
 Analgesia  Lakrimasi
 Mengantuk  Pilek
 Mual,muntah  Sleepness
 Efori, pupil miosis  Iritabel
 Kulit memerah  Badan sakit, ngilu
 Panas  Diare
 Fungsi nafas tertekan :
shock,koma
GEJALA
GEJALA PUTUS
INTOKSIKASI ZAT
 Mood meningkat,  Keinginan tidur dan
energi meningkat  makan meningkat
 Midriasis
 Mimpi buruk
 Anoreksia
 Depresi ,bunuh diri
 Iritabel, insomnia
 Demam
 Psikosis,waham,halusin
asi
 perdarahan
GEJALA
GEJALA PUTUS
INTOKSIKASI ZAT
 Efori, cemas  Symptom seperti
 Nafsu makan  influenza
meningkat 
 Distorsi waktu dan
tempat
 Konjunctiva merah,
pupil tak berubah
GEJALA
GEJALA PUTUS
INTOKSIKASI ZAT
 Efori, ambang sakit  Anxietas ,agitasi,
meningkat  iritabilitas SSP,
 Nistagmus,ataksia,  kejang
desentri  Kolaps kardiovaskuler
 Hipotensi postural
 Hipotermi,stupor,koma
 Barbiturat lebih berat
daripada benzodiazepin
GEJALA
GEJALA PUTUS
INTOKSIKASI ZAT
 Fungsi kognitip dan  Kejang nyata
motorik kacau  ,delirium,halusinasi,
 Percaya diri berlebihan
 gemetaran.
 Mood berganti ganti
ambang sakit  Takhikardia
meningkat  Mual
 Hipotermi  Hipotensi orthostatik
 Tekanan intrakranial  Lemas
meningkat, stupor,
koma
TANDA-TANDA UMUM PENYALAH
GUNAAN ZAT/OBAT

1. Perubahan Fisik
a. Badan kurus
b. Tampak mengantuk
c. Mata merah, cekung
d. Bekas suntikan/goresan di lengan /kaki
2. Perubahan Perilaku
a. Emosi labil
b. Takut sinar/air
c. Menyendiri
d. Bohong/mencuri.
e. Menjual barang
f. Pergi tanpa pamit
g. Halusinasi
h. Paranoid
ZAT/ OBAT YANG SERING DISALAH
GUNAKAN

1. Narkotika:
- Zat : heroin (putauw)
Ganja (Cimeng)
Kokain
- Obat : Morfin, Kodein
2. Alkohol :
Zat : Bir, Legen, toak
Vodka, Johny Walker
3. Psikotropika :
Zat : Sabu (SS, amfetamin)
Ineks (XTC, amfetamin)
Obat : Sedatif/Hipnotik : pil koplo (valium,
nipam, lexo, magadon, double L).

4. Zat Adiktif : Bensin, cat, tiner, lem, dll


BENTUK DAN CARA PEMAKAIAN ZAT
NAPZA
1. Heroin (putauw)
Bubuk kristal putih
Cara pemakaiannya hirup/hisap, dragon, suntik
2. Ganja (cimeng)
Daun ganja kering
Cara pemakaiannnya dihirup/hisap (dilinting seperti rokok)
3. Ampetamin
a. Ekstasi
Berupa pil, tablet
Cara pemakaiannya dengan ditelan
b. Sabu
Bentuk berupa kristal putih
Cara pemakaian dengan dihirup (dengan botol khusus)
PENATALAKSANAAN INTOKSIKASI ZAT
 TERAPI INTOKSIKASI DIARAHKAN PADA SIMPTOMATIK (
Sesuai dengan Standar Oerasional Prosedur )

 Sedangkan penanganan di UGD penanganan intoksikasi


zat sbb. :

1. INTOKSIKASI OPIOIDA :
Disesuaikan dengan protap Medis di UGD (obat tertentu)
Biasanya dapat diulang setelah 2-3menit, 2s/d 3kali
INTOKSIKASI GANJA /KANABIS

Tolking the patient down :


Sesuai protap k/p Diazepam 10-30 mg. Oral
atau parenteral

Clobazam 3 X 10 mg atau benzodiazepine


lain.
INTOKSIKASI KOKAIN ATAU
AMFETAMIN

Sesuai protap k/p diazepam 10-30 mg. Oral atau


parenteral.
Klordiazepoksida 10-25 mg peroral
Clobazam 3X 10 mg atau benzodiazepine lainya
Dapat diulang setelah setengah s/d 1 jam
Palpitasi : Propanolol 3 X 10-40 mg per oral
DASAR DASAR INTERVENSI sbb. :
 Hubungan antara petugas dengan pasien yang terapeutik
 nilai situasi dan kondisi :
 pasien diantar siapa
 obat zat yang dipakai apa
 kapan waktu pemakaian
 dosis obat
 gawat/tidak : melalui dosis
 letalis,pernafasan, agresitivitas

 Intervensi Gawat darurat


 Observasi kondisi k/p intervensi
 Kesadaran
 Pernafasan jika kurang dari 8 kali permenit
 Suhu tubuh jika lebih dari 40 derajat C
 Frequensi nadi jika <60 atau > 100 kali permenit
PROSEDUR GAWAT DARURAT :
a. LIFE THREATENING
b. prosedur kusus
c. jaga pernafasan
d. jaga peredaran darah
e. massage jantung external
f. k/p adrenalin ic.
g. acidosis , berikan nabic 50 cc
h. Pasang infus
I. Pasang infus
J. Pemeriksaan perdarahan /troma
K. Observasi kejang k/p diazepam
L. Ambil contoh darah lab
M. Ekg
N. Hati hati obat lain
O. Antagonis – bila sudah pasti
P. Penentuan kondisi
Q. Krisis teratasi observasi tiap 45 menit (4jam), 2-
4 jam ( 14-18 jam)
R. Pemeriksaan medis secara menyeluruh
S. Diuresis
T. Kuras lambung
a. Memberikan dukungan secara realistis,
tidak mendikte, “cur - hat “
b. Terimalah sebagai individu yang dewasa.
c. Beri kesempatan memecahkan masalah
d. Beri “reward yang positif”
e. Beri kepercayaan
f. Proses kesembuhan pasang surut
sehingga memerlukan waktu
g. Berusaha menerima lembaran hitam.
KESIMPULAN:
1. NAPZA dibagi 3 bagian, yaitu stimulan,
sedatif dan addiktif
2. NAPZA tidak membuat orang akan lebih
baik
3. PEMAKAIAN NAPZA oleh remaja
merupakan pola ikut-ikutan dan ingin
mencoba
4. Jika mulai tertarik berarti mulai bermain
dengan kematian
5. Hindari NAPZA selagi mampu
ADA KURANGNYA MOHON MAAF
DAN SEMOGA BERMANFAAT

TERIMAKASIH

También podría gustarte