Nn.

RD berusia 17thn melakukan

pemeriksaan di RS. Lasallian, dan di
diagnosa penyakit Insomnia. Dari kasus
diatas untuk melengkapi data-data dari
pasien dalam Asuhan Keperawatan
maka diperlukan adanya
“Kajian Pola Tidur dan Istirahat”
 Keadaan sebelum sakit:
Pasien tidur teratur, normal 9 jam, pasien
beraktivitas dengan baik tanpa terganggu,
pasien tidur lebih nyaman dengan
keadaan gelap.

 Keadaan Setelah Sakit:

Pasien tidur tidak teratur, sering terbangun
sehingga nampak gelisah, aktivitas pasien
terganggu akibat mengantuk.
 Observasi:
Expresi Wajah Mengantuk
- 0
+
Banyak Menguap
- 0
+
Pelpebrae Inferior Berwarna
Gelap - 0
+
 Keadaan Sebelum Sakit:
Baik dapat melakukan semua kegiatan
dengan baik.

 Keadaan Setelah Sakit:

Terlihat kurang baik, mata terlihat lelah,
timbul garis hitam disekitar area mata,
berkantung mata.
 Terlihat mudah lelah, mata klien memiliki
kantung mata dan disekitar area pupil.
 Kornea
Kornea disebut juga selaput bening mata.
Kornea juga merupakan jalan masuk
pencahayaan pada mata dengan
menempatkannya pada retina
 Visus
Visus/ketajaman penglihatan pada sebelah mata, kiri dan
kanan satu per satu. Digunakan optotype Snellen yang
dipasang pada jarak 6M dari penderita.

Teknik pemeriksaan:
Pasien diminta menyebut huruf/angka yang ditunjuk oleh
pemeriksa. Kemampuan menyebut sampai deretan huruf yang
mana, tercantum di tepi Opotype Snellen:
 Visus mata Emetrop diberi angka 6/6
 Visus 6/60 hanya bisa menghitung jari-jari dari jarak 6M
 Visus 6/300 hanya bisa melihat gerak jari-jari dari jarak 6M
 Visus 6/Tak Terhingga hanya bisa melihat terang gelap.
 Mata Buta/Anopsia tidak bisa melihat terang sama sekali
 Pupil
Pemeriksaan pupil dengan menggunakan
penerangan senter kecil, Yang diperiksa
yakni:

 Ukuran pupil (normal dengan ukuran 4-

5mm, miosis bila ukuran pupil <2mm,
pinpoint pupil bila ukuran pupil sangat kecil
dan midriasis dengan ukuran <5mm)
 Bentuk pupil, kesamaan ukuran antara
kedua pupil(isokor/sama, anisokor/tidak
sama),
 Reaksi pupil terhadap cahaya (positif bila
tampak kontraksi pupil, negatif bila tidak
ada kontraksi pupil.
 Tekanan Intra Okular (TIO)
Dengan dua jari telunjuk memeriksa
membandingkan TIO bola mata kiri dan
kanan dengan cara tekanan berganti
pada bola mata atas dengan kelopak
mata tertutup, merasakan tekanan intra
okular, yang normal kiri sama dengan
kanan.

Cat: Kewaspadaan terhadap Glaucoma

umumnya terhadap pasien berumur lebih
dari 40thn.
 Pendengaran
Pina Terlihat Baik
Canalis Baik
Membran Tympan Warna pupil kecoklatan
ukuran normal (terang),
reaksi pupil terhadap
cahaya, baik.
Tes Pendengaran Terlihat baik simetris kiri
dan kanan
 Pina (Daun Telinga Luar)
 Menangkap dan mengumpulkan
gelombang bunyi serta menentukan
arah sumber bunyi.

 Kanalis (Liang Telinga Luar)

 Melanjutkan gelombang suara dan
meresonansi bunyi kurang lebih 12-15dB.
 Membran Tympani
Membran tympani yang utuh dengan posisi
baik dan memantulkan refleks cahaya politzer
pada penyinaran lampu senter. Lubang
perforasi kecil bisa tampak, atau tidak tampak
sama sekali karna sudah jebol total. Membran
tympani utuh dengan refleks politser negatif
(tidak ada) menunjukkan keadaan kedudukan
berubah: cembung (ada nanah ditelinga
tengah), atau cekung karena retraksi (tekanan
telinga tengah lebih rendah dari atmosfir.
 Tes Pendengaran
Diuji dengan mendekatkan arloji ke
telinga klien diruang yang sunyi. Telinga
diuji bergantian dengan menutup salah
satu telinga yang lain. Normal klien
dapat mendengar detik arloji 1m. Bila
jaraknya kurang dari 1m pasien
mengalami penurunan pendengaran.
 NI : Daya penciuman
baik
 N II : Kurang baik, karna
mata lelah
 N V Sensorik : Baik
 N VII Sensorik : Baik
 N VIII Pendengaran : Baik, dapat
mendengar bunyi
dengan baik.
 Tes Romberg : Baik, dapat berdiri
dengan baik