Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
1 3 3 2 3 3 2 3 18 Soal Baik
2 2 1 3 2 2 1 1 13 Soal
diperbaiki
3 1 1 1 1 1 1 1 7 Soal diganti
dst
Keterangan :
A : guru yang mengajarkan materi
B : ahli materi
C : pengembang kurikulum
D : ahli konstruksi tes
E : ahli bahasa
F : ahli psikologi
G : ahli lingkungan..
Nilai =
3 : baik
2 : diperbaiki/direvisi
1 : diganti
Keputusan :
15 – 21 : soal baik
8 – 14 : soal diperbaiki
0 – 7 : soal diganti
Adalah penelaahan butir soal didsarkan pad
data empirik dri butir soal yang bersangkutan.
Data empirik ini diperoleh dari siswa yang
mengerjakan soal-soal itu.
Analisis/penelaahan soal secara kuantitatif ini
dilakukan setelah soal diujikan.
Ada 2 (dua) pendekatan dalam analisis kuatitatif,
yaitu :
1. Pendektan secara klasikal/tradisional
2. Model respon butir soal (Item Response
Modelling)
Adalah proses penelaahan butir soal
melalui informasi dari jawaban siswa
guna meningkatkan mutu butir soal
yang bersangkutan.
Kelebihan analisis bbutir soal secara jklasik
adalah murah, dapat dilaksanakan
sehari-hari, dengan kecepatan tinggi
dengan komputer, banyak program
komputer yang murah untuk
menganalisisnya.
Aspek yang diperhatikan dalam analisis
butir soal secara klasik adalah setiap
butir ditelaah dari segi :
1. Tingkat kesukaran butir
2. Daya pembeda butir
3. Penyebaran pilihan jawabannya (untuk
soal bentuk obyektif) atau frekuensi
jawaban pada setiap pilihan jawaban
Adalah peluang untuk menjawab benar
suatu soal pada tingkat kemampuan
tertentu yang biasanya dinyatakan dalam
bentuk indeks.
Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya
dunyatakan dalam bentuk proporsi yang
besarnya berkisar 0,00 – 1,00 (Aiken, 1994 :
66)
Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang
diperoleh, berarti semakin mudah soal itu.
Rumus mencari TK pada soal obyektif
Jumlah siswa yang menjawab benar butir soal
Tingkat kesukaran (TK)
jumlah siswa yang mengikuti tes
BA - BB 2 (BA - BB)
DP Atau DP
1 N
N
2
Disamping rumus tersebut, untuk mengetahuirbis daya pembeda soal bentuk
pilihan ganda dapat dipergunakan rumus korelasi point biseral ( r pbis) dan
korelasi biseral (r bis), sebagai berikut :
Xb Xs Yb Ys nb ns
rpbs pq Atau rbis
SDt SDt un n 2 n
Mean kelompok atas - Mean kelompok bawah
DP
Skor maksimum
DP dapat menggambar tingkat kemampuan soal dalam membedakan
antar siswa yang dudah memahami materi yang diujikan dengan siswa
yang belum/tidak memahami materi yang diujikan. Adapun
kalasifikasinya adalah sebagai berikut :
0,40 – 1,00 soal diterima/baik
0,30 – 0,39 soal diterima tetapi perlu diperbaiki
0,20 – 0,29 soal diperbaiki
0,00 – 0,19 soal tidak dipakai/dibuangg
Penyebaran pilihan jawaban dijadikan
dasar dalam penelaahan soal. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui
berfungsi tidaknya jawaban yang
tersedia. Suatu pilihan jawaban
(pengecoh) dapatv dikatakan berfungsi
apabila pengecoh :
a. Paling tidak dipilih 5 % peserta tes/siswa
b. Lebih banyak dipilih oleh kelompok
siswa yang belum paham materi