Está en la página 1de 35

CASE REPOT

DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI BERAT

KKS ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
BAITURRAHMAH PADANG
ANAMNESA
CDR,
24 Januari 2012 2,1 thn
Mencret,> 5 kali/hari, cair, ampas
sedikit, lendir (-), darah (-),
,kuning kehijauan, dan berbau.
malas untuk minum, lemas,nyeri Demam (+) sepanjang hari
perut, matanya layu dan cowong. sebelum akhirnya timbul
mencret,dibawa oleh ibunya
ke bidan dan diberi obat
syrup penurun panas dan
obat muntahdemam sempat
turun namun naik kembali
setelah beberapa jam.
Muntah (+) makanan yg
dimakan Batuk (-) pilek
(-). BAK (+) N

Riwayat alergi makanan dan


susu disangkal.
Sejak lahir hingga usia 4 bulan penderita mendapat ASI lalu sejakusia 4
bulan penderita juga mendapat makanan tambahan lain selain ASI berupa
bubur cair, susu sesuai dengan keinginan penderita.

Penderita adalah anak ke-5 dari 4 bersaudara. Penderita lahir dari


ibu P5A0, cukup bulan, ditolong oleh Bidan, letak kepala, spontan,
langsung menangis dengan berat badan lahir 3400 gram, panjang
badan 52 cm.

Selama hamil ibu penderita memeriksakan kehamilannya di


Puskesmas sebanyak 4 kali, dan tidak mengalami penyulit saat
hamil maupun melahirkan. Riwayat kuning, sesak, kejang pada
penderita tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum:

Tampak sakit sedang, lemah, diam. Kepala


Kesadaran: Somnolen
BB: 12 kg, TB: 80 cm,
BB/TB: Median, status gizi baik. Rambut hitam, sedikit,
Nadi: 100 x/m, tidak mudah dicabut
Respirasi: 30 x/m, UUB datar
Suhu: 37,5C Kelopak mata cekung
Konjungtiva tak anemis,
sklera tak ikterik,
Pernafasan cuping hidung (-).
Sianosis perioral (-), bibir kering
(+)
ABDOMEN
LEHER

THORAKS
HASIL LABORATORIUM

(Hasil laboratorium tanggal


Feces Rutin
24 Januari 2012 RSUDEF)
Warna: Kuning
Darah Rutin : Konsistensi: Lembek
Darah: Negatif
Lendir: Negatif
Hemoglobin: 12,5 g/dl Karbohidrat: Negatif
Hematokrit: 37% Lemak: Negatif
Serat: Positif
Leukosit: 12.000/mm3 Leukosit: 0 1 /LPB
Trombosit:605.000/mm3 Eritrosit: 0 1/LPB
Eritrosit: 5,1 jt/ul Amuba: Negatif
Telur cacing: Negatif
GDS : 65 g/dl
DIAGNOSIS BANDING

Diare akut dengan dehidrasi berat suspec ec virus


Diare akut dengan dehidrasi berat suspec ec bakteri

DIAGNOSIS KERJA

Diare akut dengan dehidrasi berat suspec ec virus

USULAN PEMERIKSAAN SELANJUTNYA

Kultur Feses
Konsul Dokter Spesialis Anak
TERAPI

Terapi di UGD :

IVFD Ringer Laktat 1100 Terapi umum :


cc/2 jam 15 tetes/menit
Rawat inap (bed rest)
Inj. Cefotaxime 3 x 600mg Kebutuhan cairan 1100 cc
Zinc 1 x 1 tablet Infus RL 45 tetes/menit
L-bio 1 x 1 sachet mikro drip
ASI sesuai keinginan
Paracetamol 3 x cth 1 penderita

Terapi khusus :

Inj. Cefotaxime 3 x 600mg


Zinc 1 x 1 tablet
L-bio 1 x 1 sachet
Paracetamol 3 x cth 1
PROGNOSIS

Quo ad vitam: ad bonam


Quo ad functionam: ad bonam
DAFTAR MASALAH

1. Diare Akut

12/20/2017
LEARNING ISSUE
1. Defenisi
2. Epidemiologi
3. Klasifikasi
4. Etiologi
5. Patogenesis
6. Gejala Klinis
7. Penatalaksanan

12/20/2017
Defenisi

Diare adalah buang air besar pada bayi atau anak


lebih dari 3x perhari, disertai perubahan
konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa
lendir dan daraha yang berlangsung kurang dari 1
minggu.
Epidemiologi

Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di


negara berkembang termasuk di indonesia merupakan
salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi
pada anak tertama usia dibawah 5 tahun.

12/20/2017
Cara penularan

Pada umumnya itu melalui fekal oral yaitu


melalui makanan dan minuman yang tercemar
enteropatogen / kontak langsung / tidak
tercemar langsung melalui lalat.

12/20/2017
Faktor Resiko

- Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6


bulan pertama
- Penyediaan air bersih tidak memadai
- Pencemaran air oleh tinja
- Kurang saran kebersihan
- Kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk

12/20/2017
ETIOLOGI
Infeksi
Non Infeksi

12/20/2017
Golongan Bakteri Golongan Virus Golongan Parasit
1. Aeromonas
2. Bacillus cereus
3. Campylobacter Jejuni
4. Clostridium perfringens
1. Balantidium Coli
5. Clostridium defficile 1. Astrovirus
2. Blastocydtis homonis
6. Escherichia Coli 2. Calcivirus
3. Cytosporidium parvum
7. Plesinomonas 3. Enterotic Adenovirus
4. Entamoeba Histolitica
8.Shigelaides 4. Coronarius
5. Giardia Lambia
9. Salmonallea 5. Rotavirus
6. Isospora Belli
10. Shigella 6. Norwalk virus
7. Strongyloides Stercoralis
11. Staphylococcus aureus 7. Cytomegalovirus
8. Trichuris trichiura
12. Vibrio Cholera
13.Vibrio
Parahcemolyticus
14. Yersinia Enterocolitica
12/20/2017
Derajat dehidrasi pada penderita diare dapat ditentukan sebagai beikut:

Gejala/Tanda
Dehidrasi berat
Dua atau lebih tanda-tanda berikut:
Letargi atau penurunan tidak sadar
Mata Cowong
Tidak dapat minum atau sulit minum
Cubitan kulit perut kembali dengan sangat lambat (>2 detik)
Dehidrasi tak berat
Dua atau lebih tanda-tanda berikut:
Gelisah
Mata cowong
Kehausan atau sangat haus
Cubitan kulit perut kembali dengan lambat
Dehidrasi ringan
Tidak ada tanda gejala yang cukup untuk mengelompokkan
dalam dehidrasi berat atau tak berat.
Diare pada pasien ini kemungkinan
disebabkan oleh virus, mengingat 20-80%
kasus penyebab diare cair pada anak di
dunia adalah virus. Dan melihat hasil
penelitian di 6 RS di Indonesia pun
menununjukkan bahwa 55% diare akut
pada balita juga disebabkan oleh virus.
PENATALAKSANAAN

Prinsip tatalaksana penderita diare, yaitu


Rehidrasi,
Dukungan nutrisi,
Suplement zinc,
antibiotik selektif, dan
Edukasi orang tua
REHIDRASI
Mencegah dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah
dengan memberikan lebih banyak cairan (minum) yang
dianjurkan seperti air tajin, kuah sayur, dan air sup..
Cairan rehidrasi oral (CRO) yang dianjurkan WHO selama 3
dekade terakhir ini menggunakan cairan yang mengandung
elektrolit dan glukosa telah berhasil menurunkan angka
kematian akibat dehidrasi pada diare, karena kombinasi
gula dan garam ini dapat meningkatkan penyerapan cairan
di usus. CRO sesuai dengan rekomendasi dari WHO dengan
formula sebagai berikut :
Natrium: 75 mmol/L
Klorida: 65 mmol/L
Glukosa, anhidrous: 75 mmol/L
Kalium: 20 mmol/L
Sitrat: 10 mmol/L
Total Osmolaritas: 245 mmol/L
Rencana Terapi A Untuk Mengobati Penderita Diare Tanpa
Dehidrasi

Berikan anak lebih banyak cairan daripadabiasanya untuk mencegah


dehidrasi
Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan, seperti oralit, makanan
yang cari (sup, air tajin) dan kalau tidak ada air matang gunakan oralit
untuk anak. (catatan: jika anak berusia < 6 bulan dan belum makan
makanan padat lebih baik diberi oralit dan air matang daripda makanan
cair)
Berikan larutan ini sebanyak anak mau.
Teruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti.
Beri tablet zinc
Dosis zinc untuk anak-anak : Anak < 6 bulan : 10 mg (1/2 tablet) per
hari
Anak > 6 bulan : 20 mg (1 tablet) per hari
Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut meskipun anak telah
sembuh dari diare.
Teruskan ASI
Bawa anak kepada petugas kesehatan b
anak tidak membaik dalam 3 hari atau
menderita sebagai berikut :
Buang air besar cair lebih sering
Muntah terus menerus
Rasa haus yang nyata
Makan atau minum sedikit
Demam
Tinja berdarah
Rencana Terapi B Untuk Penderita Diare Dengan Dehidrasi Tak Berat

Pada dehidrasi tak berat, cairan oral diberikan sengan pemantauan yang
dilakukan di pojok upaya rehidrasi oral selama 4-6 jam. Ukur jumlah rehidrasi
oral yang akan diberikan selam 4 jam pertama.

Umur 4 bulan 4 12 12 bln 25


bulan 2 tahun tahun

Berat < 6 kg 6 - < 10 10 - < 12 12 19 kg


badan kg kg

Dalam ml 200 400 400 700 700 900 900 -


1400
Lanjutkan ASI kapanpun anak minta
Setelah 4 jam :
Nilai ulang derajat dehidrasi
Tentukan tatalaksana yang tepat untuk melanjutkan terapi
Mulai beri makan
Bila ibu harus pulang sebelum selesai rencan terapi B :
Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dan
terapi 3jam dirumah
Berikan oralit untuk rehidrasi selam 2 hari seperti dalam rencana
terapi A
Jelaskan 4 cara dalam rencana terapi A untuk mengobati
anak diare
di rumah
Berikan anak lebih banya cairan daripada biasanya
Beri tablet zinc
Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi
Kapan anak harus dibawa kembali ke pelayanan kesehatan
Rencana Terapi C Untuk Penderita Diare Dengan Dehidrasi
Berat
Untuk rencana terapi C, hal paling pertama yang harus dilakukan adalah
menentukan bagaimana cairan akan diberikan, yaitu dengan jalur oral
atau dengan jalur intravena. Jalur pilihan pada pasien dengan dehidrasi
berat sebenarnya adalah jalur intravena, karena membutuhkan waktu
rehidrasi yang cepat. Cairan yang paling baik adalah Ringer Laktat
(Hartmanns Solution for Injection). Jika tidak ada, maka dapat
digantikan dengan NaCl 0,9%. Larutan dekstrosa 5% tunggal tidak efektif
dan tidak boleh digunakan. Bila pada pasien tidak bisa diberikan cairan
secara intravena, segera berikan per oral dengan pipa nasogastrik
sejumlah 20 ml/kgBB/jam selama 6 jam. Jumlah dan lama cairan yang
diberikan pada pasien dengan dehidrasi berat dapat dilihat pada tabel
dibawah :
Rencana Terapi C untuk Penderita Diare dengan Dehidrasi Berat.
Umur Pemberian 30 Pemberian 70
ml/kgBB dalam ml/kg BB dalam

Bayi < 12 bulan 1 jam 5 jam

Anak 1-5 tahun 30 menit 2


jam
Diulangi lagi bila denyut nadi masih lemah
atau tidak teraba. Nilai kembali penderita
tiap 1-2 jam. Bila rehidrasi belum tercapai,
percepat tetesan intravena. Juga berika
cairan oralit (5ml/kgBB/jam) bila
penderita bias minum, biasanya setelah
3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak).
Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak),
nilai kembali penderita menggunakan
table penilainan kemudian tentukan terapi
yang sesuai selanjutnya (A,B,C).
DUKUNGAN NUTRISI

Makanan tetap harus diteruskan sesuai umur


anak dengan menu yang sama pada waktu
anak sehat untuk pengganti nutrisi yang hilang
serta mencegah agar tidak menjadi gizi buruk.
Pada diare berdarh nafsu makan anak
berkurang, adanya perbaikan nafsu makan
menandakn fase kesembuhan. ASI tetap
diteruskan selama terjadinya diare cair akut
maupun diare akut berdarah dan diberikan dengan
frekuensi lebih sering dari biasanya. Anak umur 6
bulan ke atas sebaiknya mendapat makan seperti
biasanya.
SUPLEMENTASI ZINC

Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut terbukti


mengurangi lama dan beratnya diare, mencegah berulangnya
diare selama 2-3 bulan. Zinc juga dapat m engembalikan nafsu
makan anak. Dosis zinc untuk anak-anak yaitu anak dibawah
umur 6 bulan : 10 mg(1/2 tablet) per hari dan anak diatas umur
6 bulan : 20 mg 91 tablet) per hari; diberikan selam 10 -14 hari
berturut-turut. Cara pemberian tablet zinc : untuk bayi, tablet
zinc dapat dilarutkan dengan air matang, ASI, atau oralit. Untuk
anak-anak yang lebih besar, zinc dapt dikunyah atau dilarutkan
dalam air matang atau oralit. Tunjukkan kepada orang tua dan
meyakinkan bahwa pemberian zinc harus diberikan selama 10 -
14 hari meskipun anak sudah sembuh.
Zinc merupan maikronutrien yang penting
sebagai kofaktor sebih dari 90 enzim. Saat ini
zinc telah digunakan salam pengelolaan siare.
Diare dapat menurunkan kadar zinc dalam
plasma pad abayi dan anak. Pada binatang
percobaan, defisiensi zinc dapat mengganggu
absorbs air dan elektrolit. Uji klinik pertama
penggunaan zinc sebagai terapi diare cair akut
dilakukan di India pada tahun 1988 dan
menunjukkan bahwa zinc mampu menurunkan
durasi dan frekuensi diare pada anak, terutama
anak dengan penurunan kadar zinc yang berat.
ANTIBIOTIKA SELEKTIF

Antibiotika tidak diberikan pada kasus diare cair akur=t kecuali dengan
indikasi yaitu pada diare berdarah dan kolera.
Secara umum tatalaksana pada kasus disentri dkelola sama dengan kasus
diare lain sesuai dengan acuan tatalaksana diare akut. Hal khusus
mengenai tatalaksana disentri adalah pemberian antibiotika oral selama 5
hari yang masih sensitive terhadap Shigella menurut pola kuman
setempat. Dahulu semua kasus disentri pada tahap awalnya diberikan
antibiotika kotrimoksazol dengan dosis 5-8 mg/kgBB/hari. Namun saat ini
telah banyk strain Shigella yang resisten terhadap ampisilin, amoksisilin,
metronidazol, tetrasiklin, golongan aminoglikosida, kloramfenikol,
sulfonamide, dan kotrimoksazol sehingga WHO tidak merekomendasikan
penggunaan obat tersebut. Obat pilihan untuk pengobatan disentri
berdasarkan WHO 2005 adalah dengan golongan seperti siprofloksasin
dengan dosis 30-50mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 5 hari.
Pemantauan dilakukan setelah 2 hari
pengobatan, dilihat apakah ada perbaikan
seperti tidak adanya demam, diare
berkurang, darah dalam feses berkurang
dan peningkatan nafsu makan. Jika tidak
ada perbaikan maka amati adanya
penyulit, hentikan pemberian antibiotic
sebelumnya dan berikan antibiotic yang
sensitive terhadap Shigella berdasarkan
area. Jika kedua jenis antibiotika tersebut
diatas tidak memberikan perbaikan, maka
amati kembali adanya penyulit atau
penyebab selain disentri. Pada pasien
rawat jalan dianjurkan pemberian
sefalosforin generasi ketiga seperti
sefiksim 5 mg/kgBB/hari per oral.
Pemeriksaan tinja dapat dilakukan untuk
menyingkirkan adanya amebiasis. Temuan
tropozoit atau kista amuba atau giardia
mendukung diagnosis amebiasis atau giardiasis.
Berikan metronidazol 7,5 mg/kgBB 3 kali sehari
untuk kasus amebiasis dan metronidazol 5
mg/kgBB 3 kali sehari untuk kasus giardiasis
selama 5 hari. Temuan leukosit dalam jumlah
banyak (>10/lpb) atau makrofag mendukung
diagnosis Shigella atau bakteri invasive lain.
Temuan Trichuris Trichiura, mengarahkan kita
pada peranan trichuriasis sebagai penyebab
disentri.
EDUKASI ORANG TUA

Nasihat kepada orang tua atau pengasuh


untuk kembali jika demam, tinja berdarah,
muntah berulang, makan minum sedikit,
sangat haus, diare makin sering atau
belum membaik dalam 3 hari.

También podría gustarte