Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Keadaan umum:
THORAKS
HASIL LABORATORIUM
DIAGNOSIS KERJA
Kultur Feses
Konsul Dokter Spesialis Anak
TERAPI
Terapi di UGD :
Terapi khusus :
1. Diare Akut
12/20/2017
LEARNING ISSUE
1. Defenisi
2. Epidemiologi
3. Klasifikasi
4. Etiologi
5. Patogenesis
6. Gejala Klinis
7. Penatalaksanan
12/20/2017
Defenisi
12/20/2017
Cara penularan
12/20/2017
Faktor Resiko
12/20/2017
ETIOLOGI
Infeksi
Non Infeksi
12/20/2017
Golongan Bakteri Golongan Virus Golongan Parasit
1. Aeromonas
2. Bacillus cereus
3. Campylobacter Jejuni
4. Clostridium perfringens
1. Balantidium Coli
5. Clostridium defficile 1. Astrovirus
2. Blastocydtis homonis
6. Escherichia Coli 2. Calcivirus
3. Cytosporidium parvum
7. Plesinomonas 3. Enterotic Adenovirus
4. Entamoeba Histolitica
8.Shigelaides 4. Coronarius
5. Giardia Lambia
9. Salmonallea 5. Rotavirus
6. Isospora Belli
10. Shigella 6. Norwalk virus
7. Strongyloides Stercoralis
11. Staphylococcus aureus 7. Cytomegalovirus
8. Trichuris trichiura
12. Vibrio Cholera
13.Vibrio
Parahcemolyticus
14. Yersinia Enterocolitica
12/20/2017
Derajat dehidrasi pada penderita diare dapat ditentukan sebagai beikut:
Gejala/Tanda
Dehidrasi berat
Dua atau lebih tanda-tanda berikut:
Letargi atau penurunan tidak sadar
Mata Cowong
Tidak dapat minum atau sulit minum
Cubitan kulit perut kembali dengan sangat lambat (>2 detik)
Dehidrasi tak berat
Dua atau lebih tanda-tanda berikut:
Gelisah
Mata cowong
Kehausan atau sangat haus
Cubitan kulit perut kembali dengan lambat
Dehidrasi ringan
Tidak ada tanda gejala yang cukup untuk mengelompokkan
dalam dehidrasi berat atau tak berat.
Diare pada pasien ini kemungkinan
disebabkan oleh virus, mengingat 20-80%
kasus penyebab diare cair pada anak di
dunia adalah virus. Dan melihat hasil
penelitian di 6 RS di Indonesia pun
menununjukkan bahwa 55% diare akut
pada balita juga disebabkan oleh virus.
PENATALAKSANAAN
Pada dehidrasi tak berat, cairan oral diberikan sengan pemantauan yang
dilakukan di pojok upaya rehidrasi oral selama 4-6 jam. Ukur jumlah rehidrasi
oral yang akan diberikan selam 4 jam pertama.
Antibiotika tidak diberikan pada kasus diare cair akur=t kecuali dengan
indikasi yaitu pada diare berdarah dan kolera.
Secara umum tatalaksana pada kasus disentri dkelola sama dengan kasus
diare lain sesuai dengan acuan tatalaksana diare akut. Hal khusus
mengenai tatalaksana disentri adalah pemberian antibiotika oral selama 5
hari yang masih sensitive terhadap Shigella menurut pola kuman
setempat. Dahulu semua kasus disentri pada tahap awalnya diberikan
antibiotika kotrimoksazol dengan dosis 5-8 mg/kgBB/hari. Namun saat ini
telah banyk strain Shigella yang resisten terhadap ampisilin, amoksisilin,
metronidazol, tetrasiklin, golongan aminoglikosida, kloramfenikol,
sulfonamide, dan kotrimoksazol sehingga WHO tidak merekomendasikan
penggunaan obat tersebut. Obat pilihan untuk pengobatan disentri
berdasarkan WHO 2005 adalah dengan golongan seperti siprofloksasin
dengan dosis 30-50mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 5 hari.
Pemantauan dilakukan setelah 2 hari
pengobatan, dilihat apakah ada perbaikan
seperti tidak adanya demam, diare
berkurang, darah dalam feses berkurang
dan peningkatan nafsu makan. Jika tidak
ada perbaikan maka amati adanya
penyulit, hentikan pemberian antibiotic
sebelumnya dan berikan antibiotic yang
sensitive terhadap Shigella berdasarkan
area. Jika kedua jenis antibiotika tersebut
diatas tidak memberikan perbaikan, maka
amati kembali adanya penyulit atau
penyebab selain disentri. Pada pasien
rawat jalan dianjurkan pemberian
sefalosforin generasi ketiga seperti
sefiksim 5 mg/kgBB/hari per oral.
Pemeriksaan tinja dapat dilakukan untuk
menyingkirkan adanya amebiasis. Temuan
tropozoit atau kista amuba atau giardia
mendukung diagnosis amebiasis atau giardiasis.
Berikan metronidazol 7,5 mg/kgBB 3 kali sehari
untuk kasus amebiasis dan metronidazol 5
mg/kgBB 3 kali sehari untuk kasus giardiasis
selama 5 hari. Temuan leukosit dalam jumlah
banyak (>10/lpb) atau makrofag mendukung
diagnosis Shigella atau bakteri invasive lain.
Temuan Trichuris Trichiura, mengarahkan kita
pada peranan trichuriasis sebagai penyebab
disentri.
EDUKASI ORANG TUA