Está en la página 1de 23

Imunisasi Hepatitis

B, Polio dan Dengue

Oleh :
Mutia Siska 1210070100053
Widia Maharani 1210070100049
Imunisasi
Suatu cara untuk menimbulkan atau
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia
terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan
sakit atau sakit ringan (Depkes, 2005)
HEPATITIS B
Yang harus mendapatkan hepatitis B ?
Semua bayi baru
lahir tanpa
memandang status
VHB ibu
Drug users, Individu yang karena
Homosexual, dan pekerjaannya beresiko
heterosexuals tertular VHB

Individu yang serumah


pengidap VHB atau Karyawan di
kontak akibat hubungan lembaga perawatan
seksual cacat mental

Pasien koagulopati
Pasien hemodialisis yang membutuhkan
transfusi berulang
Imunisasi pasif

Hepatitis B immune globulin (HBIg) dalam waktu


singkat segera memberikan proteksi untuk jangka pendek (3-
6 bulan)

HBIg hanya diberikan pada kondisi pasca paparan,


(needle stick injury, kontak seksual, bayi dari ibu VHB,
terciprat darah ke mukosa atau kemata) sebaiknya
diberikan bersama vaksin VHB sehingga proteksinya
berlangsung lama.
Imunisasi aktif

Vaksin HB yang tesedia adalah vaksin rekombinan. Pemberian


ketiga dosis vaksin dan dengan dosis yang sesuai
rekomendasi, akan menyebabkan terbentuknya respons
protektif (anti HBS >10) mlU/ml) pada > 90% dewasa, bayi,
anak dan remaja

Vaksin diberikan secara IM dalam. Pada neonatus dan bayi di


berikan anterolateral paha, sedangkan anak besar dan dewasa
di berikan diregio deltoid.
Jadwal imunisasi
Jadwal yang dianjurkan
adalah usia 0, 1, dan 6
Imunisasi Hepatitis B Pertama diberikan
bulan respons
diberikan minimal 3 kali segera setelah lahir
antibodi pada usia itu
sangat optimal

Dosis Ketiga merupakan


Bila sesudah dosis
penentu respons
Interval antara dosis 1-2 pertama imunisasi
antibodi karena
minimal 1 bulan terputus, segera berikan
merupakan dosis
imunisasi kedua.
booster

Bila dosis ketiga


Imunisasi ketiga jarak
terlambat, di berikan
terpendek 2 bulan dari
segera setelah
imunisasi kedua
memungkinkan
Dosis
HBsAg Ibu Imunisasi Keterangan
Positif HBIg (0,5 ml) dan Vaksin Dosis I : <12jam pertama
HB
Negatif atau tidak di Vaksin HB Dosis I : Segera setelah
ketahui lahir
Status HBV ibu semula
tidak di ketahui tetapi bila
dalam 7 hari terbukti ibu
HBV, segera beri HBIg
Efektifitas

90-95% memori sistem imun menetap minimal sampai 15


tahun pasca imunisasi, namun secara teoritis menetap
seumur hidup. Sehingga pada anak normal tidak di
anjurkan tidak imunisasi booster
POLIO
Imunisasi Polio
OVP virus yang masih hidup
dan mempunyai kemampuan
Proses pembentukan enterovirulen, tetapi tidak
kekebalan terhadap bersifat patogen karena sifat
neurovirulensinya sudah hilang
penyakit polio dengan
mempergunakan vaksin
polio oral (OVP)
maupun injeksi (IVP).
IVP virus yang sudah mati
dengan formaldehid
Jadwal

Polio diberikan saat bayi lahir sesuai pedoman PPI atau pada
kunjungan pertama sebagai tambahan untuk mendapatkan cakupan
imunisasi yang tinggi.

Untuk imunisasi dasar (polio 2,3,4) diberikan pada umur 2,4,6 bulan
interval antara antara dua imunisasi tidak kurang dari 4 minggu

Pekan Imunisasi Polio (PIN) oleh kemenkes semua balita harus


mendapat imunisasi OPV tanpa memandang status imunisasinya
(kecuali pasien imunokompromais diberikan IPV) untuk memperkuat
kekebalan di mukosa saluran cerna dan memutuskan transmisi virus
polio liar
Dosis
OPV diberikan 2 tetes per-oral

IPV dalam kemasan 0,5ml, IM.


Vaksin IPV dapat diberikan
tersendiri atau dalam kemasan
kombinasi (DTaP/IPV, DTaP/Hib/IPV)

Imunisasi polio ulangan di berikan satu


tahun sejak imunisasi polio-4,
selanjutnya saat masuk sekolah (5-6
tahun)
Vaksin polio oral
(OPV)

Memproduksi antibodi dalam Menghasilkan respons imun lokal


darah (imunitas humoral) di membran mukosa intestinal
terhadap ketiga tipe virus polio Antibodi yang terbentuk akan
memberikan perlindungan dengan membatasi multiplikasi virus polio
mencegah penyebaran virus polio liar di dalam intestinal sehingga
kesistem saraf mencegah terjadinya reinfeksi.
memberikan perlindungan terhadap ketiga
tipe virus polio.

Serotipe mempunyai enterovirulensi yang


berbeda dan terdapat kompetisi diantara
ketiga serotipe

Setelah tetesan pertama, kekebalan humoral


yang muncul antibodi terhadap P2 disusul P1
dan terakhir P3

Imunogenesitas virus polio 2 paling baik


perlindungan terhadap virus tipe 2 paling
mudah terjadi, kemudian diikuti tipe 1 dan 3.
Dengue
Angka prevalensi
dengue terus
meningkat, mencapai
2,2 juta (2010) dan
3,2 juta (2015)

Indonesia daerah
hiperendemis, no.2
setelah brazil
Vaksin Dengue
Sebagai pencegahan penyakit dengue serotipe
1, 2, 3 dan 4 pada anak usia 9-16 tahun yang
bertempat tinggal di daerah endemis.

Memiliki imunogenitas lebih tinggi pada anak


yang sebelumnya pernah terinfeksi dengue
(seropositif)
Dengvaxia

Dengvaxia (CYD-TDV) Direkomendasikan


Vaksin
adalah satu-satunya untuk usia 9-45 tahun
rekombinan
vaksin dengue yang tinggal di daerah
tetravalen
teregistrasi WHO endemik.
Jadwal

Vaksin dengue diberikan pada anak usia 9-


16 tahun, di berikan sebanyak 3 kali
dengan jarak pemberian 6 bulan ( bulan 0,
bulan 6, bulan 12)
Vaksin mengandung virus dengue serotipe 1, 2, 3 dan 4 yang
sudah di lemahkan. Vaksin ini bekerja dengan cara
menstimulasi sistem imun alamiah tubuh, sehingga tubuh
dapat memproduksi sejumlah antibodi untuk melawan virus
penyebab penyakit dengue.
Thank You !!!
Kebijakan imunisasi pada kontak seksual

Kontak yang terpapar Sumber penularan Sumber penularan carrier


VHB akut

Imunisasi (-) atau anti HBIg 0,06 mL/ kg atau HBIg HBIg dan vaksin atau
HBs vaksin atau periksa anti HBs periksa anti HBs bila
bila resiko tinggi tergolong resiko tinggi

Imunisasi Tidak perlu profilaksis Tidak perlu profilaksis

Lupa : periksa anti HBs Anti HBs (-): HBIg dan vaksin Anti HBs (-) : HBIg dan
vaksin

También podría gustarte