Está en la página 1de 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN DENGAN
THYPUS ABDOMINALIS

OLEH :
Ns. HENDRI BUDI, M.Kep SP.MB
Pokok Bahasan

Defenisi
Anatomi dan Fisiologi Saluran Cerna
Penyebab dan Penularan
Tanda dan Gejala
Diagnosis
Penatalaksanaan
Asuhan keperawatan
Fungsi dari Tractus Gastrointestinal

Digesti makanan
Penyimpanan sisa makanan
Ekskresi
Sekresi
Pertahanan tubuh
Fungsi Sal. Cerna
Digesti makanan
Kunyah, telan, campur, enzim, absorpsi
Penyimpanan sisa makanan
Gaster, Sigmoid, Rektum
Eksresi : Defekasi
Sekresi
Eksokrin : Saliva, HCL, Pepsin, Amilase, Lipase
Endokrin : Gastrin, Sekretin, Insulin
Parakrin : Somatostatin
Pertahanan Tubuh
Smell, asam lambung, muntah
Flora usus, mucus
Respon imun, IgA
Kelainan/gangguan Traktus
Gastrointestinal :

Kongenital
Inflamasi /infeksi typus, dll
Obstruksi
Tumor
Gangguan vaskuler
Irritable bowel syndrome
Malabsorpsi
Divertikulosis
ANATOMI & HISTOLOGI
USUS HALUS
ANATOMI
USUS BESAR
ABSORBSI
ABSORBSI KARBOHIDRAT
ABSORBSI PROTEIN
ABSORBSI LEMAK
Definisi Typhus Abdominalis

Penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada


saluran cerna dengan gejala demam lebih dari satu
minggu dan terdapat gangguan kesadaran. (Suriadi,
Yuliani Rita, 2001).
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh salmonella typhi
atau salmonella paratyphi A, B, atau C. Penyakit ini
mempunyai tanda-tanda khas berupa perjalanan yang
cepat yang berlangsung lebih kurang 3 minggu disertai
dengan demam, toksemia, gejala-gejala perut,
pembesaran limpa dan erupsi kulit.
Etiologi

Salmonella typhosa, basil gram negatif yang bergerak


dengan rambut getar dan tidak berspora
Penyebab & Penularan

Bakteri tifoid ditemukan di dalam tinja dan air kemih


penderita.
Penyebaran bakteri ke dalam makanan atau minuman
akibat pencucian tangan yang kurang bersih
setelah buang air besar maupun setelah berkemih.
Lalat bisa menyebarkan bakteri secara langsung dari
tinja ke makanan.
Di klinik 4 F Foot, Finger, Fly, Feses,
Penyebab & Penularan

Bakteri masuk ke dalam saluran pencernaan dan bisa


masuk ke dalam peredaran darah.
Terjadi peradangan pada usus halus dan usus besar.
Pada kasus yang berat, jaringan yang terkena bisa
mengalami perdarahan dan perforasi (perlubangan).
Sekitar 3% penderita yang terinfeksi oleh Salmonella typhi
dan belum mendapatkan pengobatan, di dalam tinjanya
akan ditemukan bakteri ini selama lebih dari 1 tahun.
Beberapa dari pembawa bakteri ini tidak menunjukkan
gejala-gejala dari demam tifoid.
Patofisiologi
Kuman masuk melalui mulut :
Sebagian kuman akan dimusnahkan dalam lambung
Sebagian masuk ke usus halus (terutama di ileum bagian
distal), ke jaringan limfoid dan berkembang biak
menyerang vili usus halus
Kemudian kuman masuk ke peredarahan darah
(bakterimia primer), dan mencapai sel-sel retikula
endotelial, hati, limpa dan organ-organ lainnnya
Proses ini terjadi dalam masa tunas /inkubasi dan akan
berakhir saat sel-sel retikula endotelial melepaskan kuman
ke dalam peredaran darah dan menimbulkan bakterimia
untuk kedua kalinya.
Selanjutnya kuman masuk ke beberapa jaringan organ
tubuh, terutama limpa, usus dan kandung empedu.
Patofisiologi
Pada minggu pertama sakit, terjadi hyperplasia plaks
playeri pada kelenjar limfoid usus halus.
Minggu kedua terjadi nekrosis
Minggu ketiga terjadi ulserasi plaks peyeri.
Minggu keempat terjadi penyembuhan ulkus yang dapat
menimbulkan sikatrik.
Ulkus dapat menyebabkan perdarahan, bahkan sampai
perforasi usus. Selain itu hepar, kelenjar-kelenjar
mesentrial dan limpa membesar.
Gejala demam disebabkan oleh endotoksin sedangkan
gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan
pada usus halus
Akibat dari gangguan Traktus Gastrointestinal :

Nutrisi menurun
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit
Daya tahan tubuh menurun
Anemia
Infeksi
Gangguan organ multipel
Gambaran Klinis
Masa tunas : 10 20 hari, yang tersingkat 4 hari jika infeksi
terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui minuman yang
terlama 30 hari.
Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal,
yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan
tidak bersemangat, nafsu makan kurang.
Gambaran klinik yang biasa ditemukan ialah :
a.Demam
Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat
febris remitten dan suhu tidak tinggi sekali.
Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik
setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat
lagi pada sore dan malam hari.
Dalam minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan
demam
Pada minggu ketiga suhu berangsur turun dan normal kembali
pada akhir minggu ketiga.
Gambaran Klinis

b. Gangguan pada saluran pencernaan,


Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir
kering dan pecah-pecah (ragaden).
Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung
dan tepinya kemerahan, jarang disertai tremor.
Pada abdomen dapat ditemukan keadaan perut kembung
(meteorismus).
Hati dan limpa membesar disertai nyeri pada perabaan.
Biasanya sering terjadi konstipasi tetapi juga dapat diare
atau normal.

c. Gangguan kesadaran, umumnya kesadaran pasien


menurun walaupun tidak berapa dalam, yaitu apatis sampai
somnolen.
Gambaran Klinis

d. Pada punggung dan anggota gerak ditemukan roseola,


yaitu bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler
kulit, yang dapat ditemukan pada minggu pertama demam.
Kadang ditemukan bradikardia dan epistaksis

Relaps
Relaps ialah berulangnya gejala penyakit tifus abdominalis,
akan tetapi berlangsung ringan dan lebih singkat.
Terjadi pada minggu kedua setelah suhu badan normal
kembali.
Menurut teori relaps terjadi karena terdapatnya basil dalam
organ-organ yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat
maupun oleh zat anti.
Mungkin terjadi pada waktu penyembuhan tukak, terjadi
invasi basil bersamaan dengan pembentukan jaringan fibrosis
Komplikasi

Komplikasi terjadi, terutama pada penderita yang tidak


diobati atau bila pengobatannya terlambat

Pada usus halus :


a. Perdarahan usus
Bila sedikit, hanya ditemukan jika dilakukan
pemeriksaan tinja dengan benzidin,
Jika perdarahan banyak terjadi melena.
Banyak penderita yang mengalami perdarahan usus;
sekitar 2% mengalami perdarahan hebat. Biasanya
perdarahan terjadi pada minggu ketiga.
Komplikasi

Pada usus halus :.

b. Perforasi usus
Timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelahnya
dan terjadi pada bagian distal ileum.
Perforasi usus terjadi pada 1-2% penderita dan
menyebabkan nyeri perut yang hebat karena isi usus
menginfeksi ronga perut (peritonitis).
c. Peritonitis
Ditemukan gejala abdomen akut yaitu nyeri perut
yang hebat dinding abdomen tegang dan nyeri tekan
Komplikasi

Pneumonia bisa terjadi pada minggu kedua atau ketiga


dan biasanya terjadi akibat infeksi pneumokokus
(meskipun bakteri tifoid juga bisa menyebabkan
pneumonia).
Infeksi kandung kemih dan hati.
Infeksi darah (bakteremia) kadang menyebabkan
terjadinya infeksi tulang (osteomielitis), infeksi katup
jantung (endokarditis), infeksi selaput otak (meningitis),
infeksi ginjal (glomerulitis) atau infeksi saluran kemih-
kelamin.
Pada sekitar 10% kasus yang tidak diobati, gejala-gejala
infeksi awal kembali timbul dalam waktu 2 minggu
setelah demam mereda.
Penatalaksanaan
1. Isolasi pasien, desinfeksi pakaian dan ekskreta.
2. Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi,
mengingat sakit yang lama, lemah, anoreksia dll.
3. Istirahat selama demam sampai 2 minggu setelah suhu
normal kembali (istirahat total), kemudian boleh duduk.
Jika tidak panas lagi boleh berdiri kemudian berjalan di
ruangan.
4. Diet makanan yang mengandung cukup cairan, kalori dan
tinggi protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung
banyak serat, tidak merangsang, tidak menimbulkan gas.
5. Obat pilihan adalah kloramfenikal dosis tinggi yaitu 100 mg
/ kg BB/hari (maksimum 2 gram perhari) diberikan
4x sehari peroral atau IV.
6. Bila terdapat komplikasi, terapi disesuaikan dengan
penyakitnya. Bila terjadi demam hidrasi dan asidosis
diberikan cairan secara IV dsb. (Ngastiyah, 1997).
Penatalaksanaan

Pengobatan :
Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita dapat
disembuhkan. Antibiotik yang banyak digunakan adalah
kloramfenikol.
Jika terjadi perforasi usus, diberikan antibiotik berspektrum
luas (karena berbagai jenis bakteri akan masuk ke dalam
rongga perut)
Pembedahan untuk memperbaiki atau mengangkat bagian
usus yang mengalami perforasi.
Terapi supportif : Nutrisi TPN
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian : Kaji adanya gejala dan tanda :


Meningkatnya suhu tubuh terutama pada malam hari,
Nyeri kepala
Lidah kotor (coated tongue) ujung dan tepinya kemerahan
Nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah
Tidak nafsu makan, perut kembung (meteorismus),
Pembesaran hati dan limpa disertai nyeri pada perabaan.
Konstipasi atau diare
Bintik kemerahan di punggung
Tanda tanda peritonitis
Penurunan kesadaran
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian : Laboratorium diagnostik :
1. Pemeriksaan daerah tepi : leukopenia, aneosinofilia, anemia,
trombositopenia.
2. Pemeriksaan sumsum tulang : menunjukkan gambaran
hiperaktif sumsum tulang.
3. Biakan empedu : terdapat basil salmonella typhopsa pada urine
dan tinja. Jika pada pemeriksaan selama dua kali berturut-turut
tidak didapatkan basil salmonella typhosa pada urine dan tinja,
maka pasien dinyatakan betul-betul sembuh.
4. Pemeriksaan widal : didapatkan titer terhadap antigen 0 adalah
1/200 atau lebih sedangkan titer terhadap antigen H walaupun
tinggi akan tetapi tidak bermakna untuk menengakkan
diagnosis karena titer H dapat tetap tinggi setelah dilakukan
imunisasi atau bila penderita telah lama sembuh.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan tidak ada nafsu makan, mual dan
kembung.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
3. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan
kurangnya intake cairan dan peningkatan suhu tubuh.
4. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan
penurunan kesadaran.
5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan istirahat total.
TERIMA KASIH ..

También podría gustarte

  • DWDED
    DWDED
    Documento2 páginas
    DWDED
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • Skenario Promkes MHSW
    Skenario Promkes MHSW
    Documento1 página
    Skenario Promkes MHSW
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan
    Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan
    Documento1 página
    Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • PROSES GANGGUAN JIWA
    PROSES GANGGUAN JIWA
    Documento60 páginas
    PROSES GANGGUAN JIWA
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • PLAN PEMULIHAN PASIEN SKIZOFRENIA
    PLAN PEMULIHAN PASIEN SKIZOFRENIA
    Documento2 páginas
    PLAN PEMULIHAN PASIEN SKIZOFRENIA
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • PLAN PEMULIHAN PASIEN SKIZOFRENIA
    PLAN PEMULIHAN PASIEN SKIZOFRENIA
    Documento2 páginas
    PLAN PEMULIHAN PASIEN SKIZOFRENIA
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • Mamade
    Mamade
    Documento2 páginas
    Mamade
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • BAB II Seminar Jiwa
    BAB II Seminar Jiwa
    Documento8 páginas
    BAB II Seminar Jiwa
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • Mamade
    Mamade
    Documento2 páginas
    Mamade
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • Tutorial Jiwa
    Tutorial Jiwa
    Documento25 páginas
    Tutorial Jiwa
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • Yaassiii
    Yaassiii
    Documento2 páginas
    Yaassiii
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • Mamade
    Mamade
    Documento2 páginas
    Mamade
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • Tanaman Kumis Kucing
    Tanaman Kumis Kucing
    Documento7 páginas
    Tanaman Kumis Kucing
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • Mamade
    Mamade
    Documento2 páginas
    Mamade
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • Proposal TAK (Fix)
    Proposal TAK (Fix)
    Documento10 páginas
    Proposal TAK (Fix)
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • Tugas Unit 6
    Tugas Unit 6
    Documento2 páginas
    Tugas Unit 6
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • SL 2 (Pengkajian Gangguan)
    SL 2 (Pengkajian Gangguan)
    Documento27 páginas
    SL 2 (Pengkajian Gangguan)
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • PLAN PEMULIHAN PASIEN SKIZOFRENIA
    PLAN PEMULIHAN PASIEN SKIZOFRENIA
    Documento2 páginas
    PLAN PEMULIHAN PASIEN SKIZOFRENIA
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • Latihan Epid
    Latihan Epid
    Documento1 página
    Latihan Epid
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • Pemeriksaan Fisik Sistem Perkemihan - Dik
    Pemeriksaan Fisik Sistem Perkemihan - Dik
    Documento24 páginas
    Pemeriksaan Fisik Sistem Perkemihan - Dik
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • Prosedur Tindakan Menjahit Luka Atau Hecting
    Prosedur Tindakan Menjahit Luka Atau Hecting
    Documento5 páginas
    Prosedur Tindakan Menjahit Luka Atau Hecting
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • KK 3
    KK 3
    Documento11 páginas
    KK 3
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • ASKEP MENOPAUSE
    ASKEP MENOPAUSE
    Documento11 páginas
    ASKEP MENOPAUSE
    Candra Noviana
    Aún no hay calificaciones
  • Tgs 1 UNIT 4
    Tgs 1 UNIT 4
    Documento2 páginas
    Tgs 1 UNIT 4
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • TABEL 1 Latihan Epid
    TABEL 1 Latihan Epid
    Documento20 páginas
    TABEL 1 Latihan Epid
    miftah khairunnisa
    Aún no hay calificaciones
  • Soal Pbak KLP 7 (U7)
    Soal Pbak KLP 7 (U7)
    Documento12 páginas
    Soal Pbak KLP 7 (U7)
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • TABEL 1 Latihan Epid
    TABEL 1 Latihan Epid
    Documento20 páginas
    TABEL 1 Latihan Epid
    miftah khairunnisa
    Aún no hay calificaciones
  • Tutorial 1
    Tutorial 1
    Documento6 páginas
    Tutorial 1
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • PPT
    PPT
    Documento18 páginas
    PPT
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones
  • Tutorial 1
    Tutorial 1
    Documento3 páginas
    Tutorial 1
    rahmiyadispama
    Aún no hay calificaciones