Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Hopwood dkk. menyatakan bahwa wanita yang lebih muda memiliki lebih
banyak masalah citra tubuh. Wanita yang lebih muda yang mengalami
alopecia mengalami efek psikologis lebih tinggi dibandingkan wanita yang
lebih tua.
Meski efek psikologis ini berbeda-beda pada tiap daerah, semisal di Turki,
Ozgul Erol dkk berkesimpulan bahwa wanita disana tidak terlalu
berpengaruh mengenai alopecia (terutama mereka yg mengidap kanker)
karena sehari-hari mereka menggunakan headscarf (kerudung)
Keluhan pasien berupa rambut rontok
Rambut / kulit:
1. Rambut menipis / hilang
2. Mungkin memiliki bulu halus yang disebut juga bulu vellus
3. Kulit dapat menunjukkan perubahan yang konsisten dengan
peradangan, infeksi, dan / atau atrofi
4. Pengecekan Exclamation-point rambut
5. Rambut rontok dengan panjang berbeda
6. Rambut yang retak atau runtuh dengan palpasi paling sering
Ada berbagai macam bentuk terapi yang dapat digunakan untuk
menyembuhkan penyakit alopecia. Yang bersifat farmakologi dan terapi.
Adapula bentuk kamuflase yang bersifat menutupi kekurangan dengan
cara memakai penutup kepala, rambut palsu, atau transplantasi rambut.
Pada presentasi kali ini, kami membatasi hanya pada terapi UVA,
complementary and Alternative Medicine, dan essensial oil
(Naturofarmacosmoceutical) sehingga dapat diadaptasi oleh fisioterapi.
Selama hari kerja, 2 jam setelah minum PSL oral (20 mg / hari), pasien diiradiasi
dengan UVA di seluruh tubuh, termasuk kulit kepala, atau di seluruh tubuh
kecuali kulit kepala.
Dosis UVA:
1/2 MPD selama 3 hari pertama, dan kemudian secara bertahap dosisnya
meningkat tergantung pada reaksi kulit eritematosa terhadap UVA pada
setiap pasien.
Dosis maksimum UVA adalah 80 J / cm2
Hasil dari penelitian double blind Young Hye Cho dkk dilakukan dengan
melibatkan 76 subjek dan untuk informasi bahwa ini adalah studi pertama
yang meneliti efikasi PSO jangka panjang. Studi tersebut menunjukkan
bahwa PSO dapat memperbaiki alopecia dan dianggap sebagai
pengobatan alternatif.
Kemoterapi secara universal diakui sebagai langkah yang sangat
melelahkan namun sering diperlukan dalam pengobatan banyak jenis
kanker. Dalam sebuah tinjauan menyeluruh yang dilakukan oleh Rumah
Sakit Mount Sinai dan Ho pital du St-Sacrement, alopecia merupakan efek
samping kemoterapi yang paling menyedihkan di samping mual dan
muntah.
Obat-obat kemoterapi menyebabkan penghentian tiba-tiba aktivitas
mitosis, yang menyebabkan pelemahan bagian batang rambut yang
sebagian tumbuh. Setelah ini, folikel menyempit dan pecah secara
proksimal. Karena fase anagennya yang panjang, kulit kepala adalah lokasi
yang paling umum terjadi alopecia, sedangkan rambut terminal lainnya
bervariasi tergantung pada persentase rambut di anagen. Biasanya,
sebanyak 90% rambut kepala kulit berada dalam fase anagen sekaligus,
menyebabkan rambut rontok yang berlebihan.
Adam A. Dmytriw dkk dalam jurnalnya yang berjudul Prevention of
Alopecia in Medical and Interventional Chemotherapy Patients meringkas
bukti relevan untuk perawatan yang dapat dilakukan untuk alopecia yang
diinduksi kemoterapi dengan menggunakan metode systematic review.
Scalp Tourniquets kepala biasanya menggunakan perangkat pneumatik yang
ditempatkan pada garis rambut selama infus kemoterapi. Keberhasilannya
bervariasi. Studi tentang perangkat ini dipersulit oleh kurangnya metodologi
percobaan manusia untuk mengevaluasi kerontokan rambut dan pertumbuhan
kembali rambut dan kurangnya standarisasi untuk uji coba semacam itu.
Sampai saat ini, efek sampingnya meliputi sakit kepala dan laporan kompresi
saraf. Selain ketidaknyamanan pasien, yang merupakan masalah yang sangat
serius mengingat lamanya proses kemoterapi, diperkirakan bahwa infus yang
kontinu menimbulkan ancaman iskemik pada kulit kepala yang berada di
bawah Tourniquets. Juga, ada laporan terisolasinya metastasis kutan atau
penyebaran lokal dengan tourniquet mencegah metode khusus ini sebagai
rekomendasi umum.
Laporan dari penelitian di Eropa menunjukkan bahwa Scalp Hypothermia
mungkin merupakan intervensi mekanis yang disukai. Teknik ini
menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah yang disengaja dan
membatasi penyerapan agen kemoterapi dengan menurunkan tingkat
metabolisme folikel rambut. Cold cap yang digunakan harus mencapai
suhu kulit kepala kurang dari 24oC untuk secara signifikan mempengaruhi
metabolisme folikel. Keluhan yang paling umum termasuk
ketidaknyamanan dan mess. Berbeda dengan tourniquets, beberapa
percobaan terkontrol acak ada untuk penggunaan kemasan gel, turbin es,
cold cap dan thermocirculators.
Ada bukti yang menunjukkan bahwa terapi kombinasi merupakan pilihan
terbaik bagi kebanyakan pasien kemoterapi yang ingin mencegah
alopecia. Sampai saat ini, beberapa percobaan telah dilakukan dengan
pasien kanker payudara yang mengkonsumsi minoxidil dan memakai cold
cap secara bersamaan. Dalam rangkaian ini, alopecia berkurang dan
pertumbuhan kembali meningkat. Yang penting, tidak ada peningkatan
metastasis pada kulit kepala.
Prevention: Jenis
Scalp Tourniquets Kelamin
Scalp Hypothermia
5. Frank J.H.M. van den Biggelaar dkk. Complementary and alternative medicine in alopecia
areata. Am J Clin Dermatol; 2010
6. Jae Young Yu dkk. Preclinical and clinical studies demonstrate that the proprietary herbal
extract DA-5512 effectively stimulates hair growth and promotes hair health. Evidence-
Based Complementary and Alternative Medicine; 2017
7. Young Hye Cho dkk. Effect of pumpkin seed oil on hair growth in men with androgenetic
alopecia: A randomized, double-blind, placebo-controlled trial. Hindawi Publishing
Corporation; 2014
8. Geun-Shik Lee dkk. The essential oils of Chamaecyparis obtusa promote hair growth
through the induction of vascular endothelial growth factor gene. Fitoterapia; 2009
9. Adam A. Dmytriw dkk. Prevention of alopecia in medical and interventional chemotherapy
patients. Journal of Cutaneous Medicine and Surgery; 2015
10. Tomasz Dbrowski. Hair loss as a consequence of cancer chemotherapy physical methods
of prevention. A review of the literature. Contemporary Oncology;2011