Está en la página 1de 33

Oleh Kelompok III

Parsinawati
Ririn Marcella
Riska Wulandari
Susi Lestari
Tia Ayu Ningsih
Titin Maida Sari
Wisnu Prammana Surya
Yulisya Zuriatni
Yunika Devia
Zaza Fikrati Auliyani
Lingkungan pendidikan adalah
tempat berlangsungnya proses
pendidikan.
Secara umum fungsi lingkungan
pendidikan adalah membantu
peserta didik dalam berinteraksi
dengan berbagai lingkungan
sekitarnya.
Lingkungan pendidikan pertama dan
utama adalah keluarga. Makin
bertambah usia seseorang, peranan
lingkungan pendidikan lainnya (yakni
sekolah dan masyarakat) semakin
penting meskipun pengaruh
lingkungan keluarga masih tetap
berlanjut. Berdasarkan perbedaan ciri-
ciri penyelenggaraan pendidikan ,
maka ketiganya sering dibedakan
sebagai pendidikan informal,
pendidikan formal, dan pendidikan
nonformal
Aspek tujuan pokok dari kegiatan
membimbing, mengajar dan melatih
yakni :
Membimbing, terutama berkaitan
dengan pemantapan jati diri dan
pribadi dari segi-segi perilaku umum
(aspek pembudayaan).
Mengajar, terutama berkaitan
dengan penguasaan ilmu
pengetahuan dan
Melatih, terutama berkaitan dengan
ketrampilan dan kemahiran (aspek
teknologi).
Tripusat
pendidikan

Keluarga Sekolah Masyarakat


Lingkungan keluarga sungguh-sungguh
merupakan pusat pendidikan yang
penting dan menentukan, karena itu
tugas pendidikan adalah mencari cara,
membantu para ibu dalam tiap keluarga
agar dapat mendidik anaknya dengan
optimal. Keluarga juga membina dan
mengembangkan perasaan sosial anak
seperti hidup hemat, menghargai
kebenaran, tenggang rasa, menolong
orang lain, hidup damai, dan
sebagainya.
Sekolah seharusnnya menjadi pusat
pendidikan untuk menyiapkan manusia
Indonesia sebagai individu, warga
masyarakat, warga negara, dan warga
dunia di masa depan. Sekolah yang
demikianlah yang diharapkan mampu
melaksanakan fungsi pendidikan secara
optimal, yakni mengembangkan
kemampuan] serta meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat manusia
Indonesia dalam rangka mewujudkan
tujuan nasional.
Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat
ditinjau dari tiga segi, yakni:
Masyarakat sebagai penyelenggara
pendidikan, baik yang dilembagakan (jalur
sekolah dan jalur luar sekolah) maupun yang
tidak dilembagakan (jalan luar sekolah).
Lembaga-lembaga kemasyarakatan
dan/atau kelompok sosial di masyarakat,baik
secara langsung maupun tidak langsung, ikut
mempunyai peran dan fungsi edukatif.
Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber
belajar, baik yang dirancang (by design)
maupun yang dimanfaatkan (utility).
Di lingkungan keluarga telah
diupayakan berbagai hal
(perbaikan gizi, permainan edukatif,
dan sebagainya) yang dapat
menjadi landasan pengembangan
selanjutnya di sekolah dan
masyarakat.
Di lingkungan sekolah
diupayakan berbagai hal yang
lebih mendekatkan sekolah
dengan orang tua siswa
(organisasi orang tua siswa,
kunjungan rumah oleh personel
sekolah, dan sebagainya).
Selanjutnya, sekolah juga
mengupayakan agar
programnya berkaitan erat
dengan masyarakat di sekitarnya
(siswa ke masyarakat, narasumber
lingkungan masyarakat
mengusahakan berbagai
kegiatan/program yang
menunjang/melengkapi
program keluarga dan sekolah.
Dengan kontribusi tripusat
pendidikan yang saling
memperkuat dan saling
melengkapi itu akan member
peluang mewujudkan sumber
daya manusia terdidik yang
bermutu.
1. Aliran-aliran klasik
Aliran klasik merupakan pandangan
atau pendapat yang membahas
tentang faktor-faktor yang menentukan
perkembangan manusia dan
kepribadiannya
Aliran ini berpandangan bahwa manusia
dilahirkan dalam keadaan bersih tanpa
mempunyai pembawaan sama sekali dari
lahirnya, tetapi perkembangan anak
ditentukan oleh lingkungan yang akan
menentukan arah hidupnya. Aliran ini
disebut juga dengan Tabularasa yang
berarti anak lahir seperti kertas putih yang
masih kosong dan dapat ditulis sesuai
dengan keinginan orang yang akan
menulisnya. Aliran ini dipelopori oleh John
Locke. Aliran ini bersifat optimis terhadap
pendidikan
Menurut pandangan aliran ini manusia
dilahirkan telah mempunyai pembawaan
(baik atau buruk). Pembawaan ini tidak
dapat diubah ke arah lain oleh lingkungan
atau pendidikan. Aliran ini dipelopori oleh
Schopenhauer. Pandangan aliran ini bersifat
pessimis terhadap pendidikan untuk bisa
mengubah anak ke arah lain selain dari
pembawaan yang dibawa sejak lahir. Jika
pembawaan baik, maka anak akan
berkembang ke arah yang baik, tetapi jika
pembawaan itu jelek, anak akan
berkembang ke arah yang jelek tanpa
dapat diubah
Pandangan ini berpendapat bahwa
semua anak yang baru lahir mempunyai
pembawaan baik, namun pembawaan itu
manjadi rusak karena pengaruh lingkungan,
bahkan pendidikan yang diberikan orang
dewasa kepada anak dapat merusak
pembawaan baik itu. Aliran ini dipelopori
oleh John Jacke Rousseau. Aliran ini disebut
juga dengan Negativisme yang
beranggapan bahwa pendidikan itu tidak
perlu tetapi anak diserahkan saja kepada
alam agar pembawaan yang baik tidak
menjadi rusak.
Aliran ini berpendapat bahwa
perkembangan anak dipengaruhi oleh
pembawaan dan pendidikan. Bakat yang
dibawa sejak lahir tidak akan berkembang
dengan baik tanpa dukungan yang sesuai
untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya
lingkungan yang baik tidak akan
menghasilkan pendidikan yang optimal
kalau tidak ada bakat yang kuat. Aliran ini
dipelopori oleh William Stern yang
mempunyai pandangan positif terhadap
pendidikan.
Meskipun peranan pandangan
empirisme dan nativisme tidak
sepenuhnya ditolak, tetapi penerimaan
itu dilakukan dengan pendekatan elektif
fungsional, yaitu diterima sesuai dengan
kebutuhan.
Gerakan baru dalam pendidikan
merupakan upaya yang dilakukan untuk
mencari perbaikan dan peningkatan
mutu pendidikan khususnya perbaikan
dalam proses pembelajaran. Ada
beberapa model (bentuk) perbaikan
yang dajukan oleh gerakan baru
pendidikan ini.
Pengajaran alam sekitar lebih menekankan
kepada kegiatan pengajaran yang dilakukan
di sekolah harus terkait dengan kehidupan
nyata yang dialami oleh anak, sehingga lebih
kongkrit dan terkait secara emosional dengan
kebutuhan dan kehidupan anak. Pelopornya
F.A.Finger dan J.Ligthart.
Prinsip Pengajaran alam sekitar:
1. Peragaan
2. Aktivitas anak
3. Pengajaran totalitas
4. Menyatu dengan pengalaman anak
5. Memberikan apersepsi emosional anak
Dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia
dengan semboyan Sekolah untuk hidup
dan oleh hidup Anak harus mempunyai
pengetahuan terhadap dirinya sendiri dan
tentang dunianya yaitu lingkungan tempat
hidup di hari depannya.
Metode yang dikemukakan oleh Decroly:
1. Metode global (gestalt) yaitu pendidikan
hendaknya dimulai dari suatu keseluruhan
yang punya pengertian
2. Pusat minat yaitu dalam pembelajaran
harus disesuaikan dengan minat spontan
yang dimiliki anak
Sekolah kerja dipelopori oleh G.
Kerschenteiner dengan nama
Arbeitsschule di jerman. Sekolah kerja
bertolak dari pandangan bahwa
pendidikan tidak hanya demi kepentingan
individu tetapi juga demi kepentingan
masyarakat Bentuk Sekolah kerja :
a. Sekolah-sekolah perindustrian
b. Sekolah-sekolah perdagangan
c. Sekolah-sekolah rumah tangga
Konsep pengajaran proyek diletakkan
oleh John Dewey dan dilaksanakan oleh
W.H.Kilpatrick. Dalam pengajaran proyek
anak bebas menentukan pilihannya (jenis
pekerjaan), merancang dan memimpin
kegiatan proyek. Proyek yang ditentukan
sendiri oleh anak akan mendorong mereka
untuk mencari cara pemecahan masalah
yang ditemui secara aktif (sesuai
keinginannya). Mata pelajaran tidak
terpisah antara satu dengan lainnya, tetapi
didasarkan atas keperluan pemecahan
masalah.
Kajian tentang pemikiran-pemikiran
pendidikan pada masa lalu akan sangat
bermanfaat untuk memperluas
pemahaman tentang seluk-beluk
pendidikan, serta memupuk wawasan
historis dari setiap tenaga pendidikan.
1. Perguruan kebangsaan Taman Siswa
Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar
Dewantara tanggal 3 Juli 1922 di
Yogyakarta
Ki Hajar Dewantara lahir di
Yogyakarta tanggal 2 Mei 1889dengan
nama Suwardi Suryaningrat
Asas Taman Siswa

Setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri mengingat


tertibnya persatuan dan perdamaian (sistem among)
Pendidikan yang diberikan hendaknya dapat menjadikan
manusia yang merdeka
Pendidikan didasarkan atas keadaan dan budaya bangsa
Indonesia
Pendidikan harus diberikan kepada seluruh rakyat, tanpa
kecuali
Bekerja sesuai dengan kemampuan dan kekuatan sendiri
Memikul beban belanja sendiri (hemat)
Pendidik harus mendidik dengan sepenuh hati, tulus dan
ikhlas
Sebagai badan perjuangan
kebudayaan dan pembangunan
masyarakat tertib dan damai.
Membangun anak didik menjadi
manusia yang merdeka lahir batin, luhur
akal budinya, serta sehat jasmaninya
untuk menjadi anggota masyarakat
yang berguna dan bertanggung jawab.
Menyelenggarakan tugas pendidikan
dalam bentuk perguruan dari tingkat dasar
hingga tingkat tinggi, baik yang bersifat
umum, ataupun kejuruan.
Mengikuti, mempelajari perkembangan
dunia.
Menumbuhkan lingkungan hidup keluarga
Taman Siswa.
Meluaskan kehidupan ke-Taman Siswa-an
di luar lingkungan masyarakat perguruan.
Taman Siswa telah tampil sebagai
pelopor persatuan dan kesatuan
Indonesia berdasarkan asas
kebangsaan dan kebudayaan
Indonesia. Seperti diketahui, persatuan
dan kesatuan itu sangat diperlukan oleh
setiap bangsa yang bhineka tunggal ika,
seperti Indonesia.
INS (Indonesicche Nederlandsche
School) didirikan oleh Mohammad Syafei
pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu
Tanam

Moh. Syafei lahir di Natan Kalimantan


Barat 1895 dan dianugerahi gelar Doctor
Honoris Causa dari IKIP Padang tahun
1968
Asas-asas Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Berfikir logis dan rasional
Keaktifan dan kegiatan
Pendidikan masyarakat
Memperhatikan pembawaan anak
Menentang intelektualisme
Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa
Manusia yang harmonis dalam
perkembangannya (jasmani dan rohani)
Memberikan pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat
Menanamkan kepercayaan pada diri
sendiri
Harus dapat membiayai diri sendiri
Menyelenggarakan berbagai jenjang
pendidikan, seperti ruang rendah, ruang
dewasa.
Mengutamakan pendidikan
keterampilan-kerajinan.
Pembekalan kemampuan mengajar
dan praktek mengajar.
Ruang pendidik INS Kayu Tanam
mengalami pasang surut,
perkembangannya berlangsung sanagt
lambat, tetapi tidak mati. Ruang
Pendidik INS Kayu Tanam
mengupayakan gagasan-gagasan
tentang pendidikan nasional, beberapa
ruang pendidikan, dan sejumlah alumni.

También podría gustarte