Está en la página 1de 33

INVAGINASI

ELSYA PARAMITASARI
2011-061-140

PEMBIMBING :
Dr. Supardi PP,Sp.B
Dr. Sahala MH, Sp.B
PENDAHULUAN

Invaginasi artinya prolapsus suatu


bagian usus ke dalam lumen bagian
yang tepat berdekatan1.
Intussusceptum : bagian usus yang
masuk
Intussuscipiens : bagian yang
menerima intussusceptum
EPIDEMIOLOGI

Ileo-colica 75%, ileoileocolica 15%,


lain-lain 10%, paling jarang tipe
appendicalcolica2
Banyak pada usia 2-12 bulan, dan lebih
banyak pada anak lelaki (3 : 1)2.
Prevalensi penyakit diperkirakan 1 - 2
penderita di antara 1000 kelahiran
hidup.
Invaginasi pada umur 2 tahun ke atas,
biasanya bersama-sama divertikel
Meckel, polip, hemangioma dan
limfosarkoma.
Infeksi parasit sering juga menyertai
invaginasi anak besar 2.5
DEFINISI

Proses di mana segmen intestin masuk ke dalam


bagian lumen usus obstruksi pada saluran cerna
(prolapsus suatu bagian usus ke dalam lumen
bagian yang tepat berdekatan)
Intususeptum: Bagian usus yang masuk
Intususipiens : bagian yang menerima intususeptum.
Invaginasi disebut juga intususepsi.6-8
ETIOLOGI

Pada anak tidak dapat ditentukan atau


disebut juga invaginasi primer.
Faktor presipitasi invaginasi pada anak
: infeksi virus (rotavirus) dan
pertumbuhan tumor intestinum.
Rotavirus infeksi diare, vomitus,
demam, dan dehidrasi.
Hipertrofi Payers patch di ileum
merangsang peristaltik usus sebagai
upaya mengeluarkan massa tersebut
invaginasi.
Adenovirus (50% kasus invaginasi)
Invaginasi idiopatik (usia 6 -36 bulan)
5-10% penderita :
- appendiks terbalik
- divertikulum Meckel
- polip usus
- limfosarkoma
Pada orang dewasa :
- Tumor jinak maupun ganas saluran
cerna
- Parut (adhesive) usus
- Luka operasi pada usus halus dan
kolon
- IBS (Irritable Bowel Syndrome)
- Hirschsprung. 9
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI

Invaginasi diklasifikasikan menjadi 4 kategori


berdasarkan lokasi terjadinya: 13
a.Entero-enterika : usus halus masuk ke dalam usus
halus
b.Colo-kolika: kolon masuk ke dalam kolon
c.Ileo-colica: ileum terminal yang masuk ke dalam
kolon asendens
d.Ileosekal: ileum terminal masuk ke dalam sekum di
mana lokus minorisnya adalah katup ileosekal.
DIAGNOSIS

A. Kriteria Mayor :
1. Bukti adanya obstruksi saluran cerna
Riwayat muntah kehijauan
Distensi abdomen dan tidak adanya bising
usus atau bising usus abnormal
Foto polos abdomen menunjukkan adanya
level cairan dan dilatasi usus halus
2. Inspeksi
Massa di abdomen
Massa di rectal
Prolapsus intestinal
Foto polos abdomen, USG, CT
menunjukkan invaginasi atau massa dari
jaringan lunak
3. Gangguan vaskuler intestinal dan
kongesti vena
Keluarnya darah per rectal
Keluarnya feses yang berwarna red
currant jelly
Adanya darah ketika pemeriksaan rectum
B. Kriteria Minor

Usia < 1 tahun


Laki-laki
Nyeri perut
Muntah
Letargi
Hangat
Syok hipovolemik
Foto polos abdomen pola gas usus yang
abnormal.
Gambar.Invaginasi ileo-ileal
Gambar. Invaginasi ileosekal
Gambar. Invaginasi ileokolika
DIAGNOSA BANDING

Gastro enteritis,

Divertikulum Meckel

Disentri amoeba

Enterokolitis

Prolapsus recti atau Rectal prolaps


TATA LAKSANA

Pertolongan kurang dari 24 jam dari


serangan pertama prognosis yang
lebih baik
1. Reduksi dengan barium enema
2. Reduksi dengan operasi
Sebelum dilakukan tindakan reduksi:

a) Dipuasakan
b) Resusitasi cairan
c) Dekompressi dengan pemasangan
pipa lambung.
TATA LAKSANA (2)

1. Reduksi dengan barium enema


Berfungsi sebagai diagnostik dan terapi
Barium enema dapat diberikan bila tidak dijumpai
kontra indikasi seperti :
- Adanya tanda obstruksi usus yang jelas baik
secara klinis maupun pada foto abdomen
- Dijumpai tanda tanda peritonitis
- Gejala invaginasi sudah lewat dari 24 jam
- Dijumpai tanda tanda dehidrasi berat
- Usia penderita diatas 2 tahun
Teknik diagnostik
1. Kateter yang telah diolesi pelicin dimasukkan ke
rektum dan difiksasi dengan plester
2. Melalui kateter bubur barium dialirkan dari
kontainer yang terletak 3 kaki di atas meja
penderita dan aliran bubur barium dideteksi dengan
alat floroskopi sampai meniskus intussusepsi dapat
diidentifikasi dan dibuat foto.
TATA LAKSANA (3)

2. Reduksi dengan operasi


A. Memperbaiki keadaan umum
Perfusi jaringan telah baikproduksi urine sekitar
0,5 1 cc/kg BB/jam.
HR < 120 x/menit
RR tidak > 40 x/menit
Akral yang tadinya dingin dan lembab telah berubah
menjadi hangat dan kering
Turgor kulit mulai membaik
S tidak > 38o C.
Usaha memperbaiki keadaan umum
adalah :
a. Pemberian cairan dan elektrolit untuk
rehidrasi (resusitasi).
b. Tindakan dekompresi abdomen
dengan pemasangan sonde lambung.
B. Tindakan untuk mereposisi usus
Reposisi manual dengan cara milking
dilakukan dengan halus dan sabar
Insisi operasi untuk tindakan ini dilakukan secara
transversal (melintang)
Pada anak anak < 2 tahun : insisi transversal
supraumbilikal
Insisi transversal infraumbilikal : lebih
mudah untuk eksplorasi malrotasi usus,
mereduksi invaginasi dan tindakan
apendektomi bila dibutuhkan.
Setelah usus direseksi anastomosis
end to end, apabila hal ini
memungkinkan, bila tidak mungkin
maka dilakukan exteriorisasi atau
enterostomi.
PERAWATAN PASCA OPERASI

Nasogastric tube berguna sebagai


dekompresi pada saluran cerna selama
1 2 hari dan penderita tetap dengan
infus.
Intestine membaik apabila :
- Menghilangnya cairan kehijauan dari
nasogastric tube.
- Abdomen menjadi lunak, tidak distensi.
- Dapat juga didapati peningkatan suhu
tubuh pasca operasi yang akan turun
secara perlahan.
PROGNOSIS

Mortalitas sangat rendah jika


penanganan dilakukan dalam 24 jam
pertama dan meningkat dengan cepat
setelah waktu tersebut, terutama
setelah hari kedua

También podría gustarte