Está en la página 1de 28

PENGANGGARAN

KONSEP ANGGARAN

DEFINISI
National Committee on Governmental Accounting (NCGA),
saat ini Govermental Accounting Standards Board (GASB),
memberikan definisi anggaran (budget) sebagai :

. rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi


pengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang
diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu
tertentu.
ANGGARAN

Rencana operasi keuangan, yang


mencakup estimasi pengeluaran
yang diusulkan, dan sumber
pendapatan yang diharapkan
untuk membiayainya dalam
periode waktu tertentu
Fungsi Penganggaran

Fungsi otorisasi
Fungsi perencanaan
Fungsi pengawasan
Fungsi alokasi
Fungsi distribusi
Fungsi stabilisasi
1. Anggaran merupakan hasil akhir
proses penyusunan rencana kerja
2. Anggaran merupakan cetak biru
aktivitas yang akan dilaksanakan di
masa mendatang
3. Anggaran merupakan instrumen
politik FUNGSI
4. Anggaran merupakan instrumen
kebijakan fiskal
ANGGARAN
5. Anggaran sebagai alat pengendalian
unit kerja
6. Anggaran sebagai alat motivasi dan
persuasi tindakan efektif dan efisien
dalam pencapaian visi organisasi
Norma dan Prinsip Penganggaran

Otorisasi oleh legislatif


Komprehensif
Transparansi dan akuntabilitas
Disiplin anggaran
Keadilan anggaran
Efisiensi dan efektifitas anggaran
Regulasi Penganggaran Pemerintahan
Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Undang undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
UU No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional,
UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah,
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah (RKP),
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga,
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM),
Peraturan Pemerintah RI nomor 24 tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan,
Peraturan Pemerintah RI nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah,
Permendagri nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Permendagri nomor 59 tahun 2007 tentang Pedoman pengelolaan
Keuangan Daerah (Revisi Permendagri no.13/2006)
Alur Perencanaan dan Penganggaran

Renstra Pedoman Renja - Pedoman


Rincian
RKA-KL
KL KL APBN

Pemerintah
Pusat
Pedoman Diacu

Pedoman RPJM Dijabar Pedoman


RPJP -kan
Nasiona RKP RAPBN APBN
Nasional
l

Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang

Pedoman
RPJP Pedoman RPJM Dijabar RKP
RAPBD APBD
Daerah Daerah -kan Daerah

Pemerintah
Daerah
Pedoman Diacu

Renstra Pedoman Renja - Pedoman


RKA - Rincian
SKPD SKPD SKPD APBD

UU SPPN UU KN
Isi RPJM
RPJM NASIONAL RPJM DAERAH
Penjabaran visi, misi, program Penjabaran visi, misi, program Kepala
Presiden; Daerah;
Berpedoman pada RPJP Nasional Berpedoman pada RPJP Daerah dan
memperhatikan RPJM Nasional

1. Strategi Pemb. Nasional 1. Strategi Pemb. Daerah


2. Kebijakan Umum 2. Kebijakan Umum
3. Kerangka Ekonomi Makro 3. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
4. Program program 4. Program program
Kementerian, SKPD,
Lintas kementerian/Lembaga, Lintas SKPD,
Kewilayahan, dan Kewilayahan,
Lintas kewilayahan Lintas kewilayahan
yang memuat kegiatan pokok dalam: yang memuat kegiatan pokok dalam:
Kerangka Regulasi Kerangka Regulasi
Kerangka Anggaran Kerangka Anggaran
Renstra - KL / SKPD

Renstra-KL Renstra-SKPD
Berpedoman pada RPJM Berpedoman pada RPJM
Nasional Daerah

Isi: Isi:
1. Visi-Misi 1. Visi-Misi
2. Tujuan, Strategi, dan Kebijakan 2. Tujuan, Strategi, dan Kebijakan
3. Program-program 3. Program-program
4. Kegiatan Indikatif 4. Kegiatan Indikatif
Fungsi RKP

Menjadi acuan bagi seluruh komponen


bangsa, karena memuat seluruh kebijakan
publik;
Menjadi pedoman dalam menyusun APBN,
karena memuat arah kebijakan
pembangunan nasional satu tahun; dan
Menciptakan kepastian kebijakan, karena
merupakan komitmen Pemerintah.
SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD
(UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, UU 33/2004)

RPJMD RPJM
5 tahun
Renstra Dibahas
bersama
SKPD DPRD
5 tahun

1 tahun
Renja
RKPD RKP
SKPD
1 tahun

KUA PPAS

NOTA KESEPAKATAN
PIMPINAN DPRD DGN KDH

PEDOMAN
RKA-SKPD PENYUSUNAN
RKA-SKPD

Tim
Anggaran Pemda

RAPERDA
APBD
PROSES ANGGARAN
Penetapan Goal, Pengumpulan data, reviu data,
Tujuan dan pengakuan ekonomi, hambatan,
Kebijakan asumsi dan input lain

Pelaporan & Proyeksi dan prakiraan, formulasi


Pengukuran Pengembangan Program
Monitoring Program: kriteria untuk penyeleksian
dan Evaluasi untuk Jangka pendek,
penyesuaian & evaluasi program; pemilihan program
menengah, dan panjang
pendukung
Penugasan tanggungjawab
khusus: pencapaian target Pelaksanaan Alokasi
dengan persyaratan waktu / Anggaran sumberdaya Identifikasi,
Perencanaan Keuangan
biaya tertentu Jangka panjang, persiapan dan
medium dan pendek penilaian proyek

Perubahan jangka pendek Analisa ekonomi, keuangan dan


dalam anggaran, dan program, alokasi tahunan,
realokasi sumber daya pembandingan antar aspek
keuangan dan phisik, formasi
target operasional
SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Pengawasan/
Perencanaan Pelaksanaan Pengendalian
Input Proses Output/Input Proses Output/Input Proses Output

Aspirasi

RKA-SKPD

APBD
Penjaringan
Aspirasi
Kebijakan Akuntansi
Umum APBD
Fungsi Laporan
Prioritas &
Program Pelaksanaan
Plafon Anggaran Penetapan
Kegiatan APBD APBD
Target Kinerja DPA-SKPD Dokumen Evaluasi
Analissi Catatan Kinerja
Standar
Belanja (ASB) Semesteran Hasil
Akhir Tahun
Penatausahaan (LPPA) Evaluasi
Perbedaan Sistem Penganggaran

Line item Budgeting Menghabiskan dana yang


dianggarkan
Incremental Budgeting Dana bisa
ditambahkan/dikurangkan
Performance Budgeting Pertimbangan Work Load dan Unit
Cost

PPBS Menekankan kreatifitas program

Zero Base Budgeting Menekankan pada efektifitas


penggunaan

MTEF Forecasting dana untuk beberapa


tahun dan berbasis accrual
Persamaan Sistem Penganggaran

Line item Budgeting

Incremental Budgeting

Performance Budgeting
Format
Anggaran
PPBS

Zero Base Budgeting


Anggaran Pendapatan
dan Belanja
MTEF
LAPORAN KEUANGAN
UU RI Nomor 17 Tahun 2004 Pasal 30/31

Presiden/Gubernur/Bupati/Walikota
menyampaikan rancangan
undang-undang tentang
pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN/APBD
kepada DPR/DPRD berupa
laporan keuangan
UU RI Nomor 17 Tahun 2004 Pasal 32

Bentuk dan isi laporan


pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN/APBD
sebagaimana dimaksud disusun
dan disajikan sesuai dengan
standar akuntansi pemerintahan.
UU RI Nomor 1 Tahun 2005 Pasal 51

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara


Umum Daerah menyelenggarakan akuntansi atas transaksi
keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk
transaksi pembiayaan dan perhitungannya.

Kepala satuan kerja perangkat daerah selaku Pengguna


Anggaran menyelenggarakan akuntansi atas transaksi
keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk
transaksi pendapatan dan belanja, yang berada dalam
tanggung jawabnya.

Akuntansi sebagaimana dimaksud digunakan untuk


menyusun laporan keuangan Pemerintah Daerah sesuai
dengan standar akuntansi pemerintahan.
UU RI Nomor 1 Tahun 2005 Pasal 55

ayat (1) : Menteri Keuangan selaku pengelola


fiskal menyusun Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat untuk disampaikan kepada Presiden dalam
rangka memenuhi pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN
ayat (2) : Menteri/pimpinan lembaga selaku
Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun
dan menyampaikan laporan keuangan yang
meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan
Catatan atas Laporan Keuangan
UU RI Nomor 1 Tahun 2005 Pasal 56

ayat (1) Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan


Daerah selaku Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah menyusun laporan keuangan pemerintah
daerah untuk disampaikan kepada
gubernur/bupati/walikota dalam rangka memenuhi
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
ayat (2) Kepala satuan kerja perangkat daerah
selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
menyusun dan menyampaikan laporan keuangan
yang meliputi laporan realisasi anggaran, neraca,
dan catatan atas laporan keuangan
UU 15 Penjelasan Pasal 16 Ayat (1),

Opini merupakan pernyataan profesional


pemeriksa mengenai kewajaran informasi
keuangan yang disajikan dalam laporan
keuangan yang didasarkan pada kriteria (i)
kesesuaian dengan standar akuntansi
pemerintahan, (ii) kecukupan pengungkapan
(adequate disclosures), (iii) kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan, dan (iv)
efektivitas sistem pengendalian intern.
Undang undang nomor 32 Tahun 2005 Pasal 184

Kepala daerah menyampaikan rancangan Perda tentang


pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD
berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan
Pemeriksa Keuangan paling lambat 6 (enam) bulan setelah
tahun anggaran berakhir.

Laporan keuangan sebagaimana dimaksud sekurang-


kurangnya meliputi laporan realisasi APBD, neraca,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan, keuangan,
yang dilampiri dengan laporan keuangan badan usaha
milik daerah.

Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan


standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

pasal 265 ayat (2) :


laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disusun dan
disajikan sesuai dengan peraturan
pemerintah yang mengatur tentang
standar akuntansi pemerintahan.
Kedudukan SAP

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17


Tahun 2003 dan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004
Dibutuhkan dalam rangka penyusunan
laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN/APBD berupa laporan keuangan
Setiap entitas pelaporan pemerintah pusat
dan pemerintah daerah wajib menerapkan
SAP
Kedudukan SAP

SAP digunakan oleh penyusun laporan


keuangan dalam Pengembangan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah
SAP digunakan oleh pengguna laporan
keuangan untuk memahami informasi
keuangan
SAP digunakan oleh auditor sebagai
kriteria penilaian kewajaran laporan
keuangan
SELESAI
TERIMA KASIH

También podría gustarte