Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
12 11,34 %
10 9,77 %
8 7,18 %
6,29 %
6 5,45 %
0
1980 1990 2000 2010 2020
SPIRITUAL SOSIAL
DEMENSIA
DAMPAK MASALAH :
HARGA DIRI RENDAH
KETIDAKBERDAYAAN
KEPUTUSASAAN
ISOLASI SOSIAL
DEPRESI
PERAN PERAWAT
Geriatrik: 60 th
Geriatrik + masalah kejiwaan: Psikogeriatrik
Perawat: perawat psikogeriatrik
Peran perawat psikogeriatrik:
1. Pemberi pelayanan asuhan langsung (perawat primer)
2. Konsultan kepada care giver
Setting pelayanan: RSU, RSJ, Rawat jalan,
Nursing home, day care, rumah
GANGGUAN JIWA PADA
LANSIA
DEPRESI
DEMENSIA
DELIRIUM
DELUSI
ASKEP LANSIA DG DEPRESI
Depresi adalah keadaan emosi yang dicirikan
dengan kesedihan, perasaan bersalah, ketidak
berdayaan dan keputusasaan.
Depresi merupakan gangguan mental
emosional yang paling sering pada lansia.
Depresi pada Lansia BAHAYA !!!
Karena jarang tampak sedih, sering keluhan
Somatik, keluhan lupa.
Akibatnya :
Depresi bertambah parah Penelantaran diri, BD
Rentang Respon Emosional
Respons Respons
Adaptif Maladaptif
2. Apakah Anda sudah menghentikan banyak kegiatan dan hal-hal yang menarik minat Anda ?
6. Apakah Anda takut jangan-jangan sesuatu yang tidak baik akan terjadi pada diri Anda ?
9. Apakah Anda lebih suka tinggal di rumah, dari pada pergi ke luar dan melakukan hal-hal yang baru ?
10. Apakah Anda merasa mengalami kesulitan untuk mengingat dari pada biasanya ?
11. Apakah Anda menganggap sesuatu yang luar biasa bahwa Anda hidup sekarang ?
12. Apakah menurut Anda keadaan Anda sekarang rasanya kurang berharga ?
15. Apakah Anda merasa bahwa kebanyakan orang lebih berhasil daripada Anda ?
Geriatric depression Scale 15 (GDS 15)
2. Apakah Anda sudah menghentikan banyak kegiatan dan hal-hal yang menarik minat Anda ? Y T
6. Apakah Anda takut jangan-jangan sesuatu yang tidak baik akan terjadi pada diri Anda ? Y T
9. Apakah Anda lebih suka tinggal di rumah, dari pada pergi ke luar dan melakukan hal-hal yang baru ? Y T
10. Apakah Anda merasa mengalami kesulitan untuk mengingat dari pada biasanya ? Y T
11. Apakah Anda menganggap sesuatu yang luar biasa bahwa Anda hidup sekarang ? Y T
12. Apakah menurut Anda keadaan Anda sekarang rasanya kurang berharga ? Y T
15. Apakah Anda merasa bahwa kebanyakan orang lebih berhasil daripada Anda ? Y T
Geriatric depression Scale 15 (GDS 15)
2. Apakah Anda sudah menghentikan banyak kegiatan dan hal-hal yang menarik minat Anda ? Y T
6. Apakah Anda takut jangan-jangan sesuatu yang tidak baik akan terjadi pada diri Anda ? Y T
9. Apakah Anda lebih suka tinggal di rumah, dari pada pergi ke luar dan melakukan hal-hal yang baru ? Y T
10. Apakah Anda merasa mengalami kesulitan untuk mengingat dari pada biasanya ? Y T
11. Apakah Anda menganggap sesuatu yang luar biasa bahwa Anda hidup sekarang ? Y T
12. Apakah menurut Anda keadaan Anda sekarang rasanya kurang berharga ? Y T
15. Apakah Anda merasa bahwa kebanyakan orang lebih berhasil daripada Anda ? Y T
Score :
Setiap jawaban bercetak tebal bernilai : 1
Skor 5 9 : kemungkinan besar Depresi
Skor 10 atau lebih : menunjukan Depresi
Penatalaksanaan :
Holistik Biopsikososiospiritual
1. Biologik / Somatik :
Depresi non psikotik : - Antidepresan Gol. SSRI
(Sertraline 25-50 mg/hari , Fluoxetin 20 mg/hari)
Depresi psikotik : - Antipsikotik potensi tinggi
(Haloperidol 0,5-5 mg/hari)
ECT : untuk depresi berat dg percobaan bunuh diri
(ECT premedikasi atau Hi Top)
2. Psikososial :
a. Psikoterapi suportif - Individu, Klg, Klmpk.
(Terapis aktif, bicara lambat-keras, duduk lebih
dekat dengan klien) Life Review,
logoterapy, Reminiscence.
a. Pengisian waktu dg pekerjaan rumah tangga,
pekerjaan tangan, bercocok tanam, dll
3. Spiritual :
Libatkan dalam setiap kegiatan / aktifitas
keagamaan (Dead, Lost and greeving)
Prinsip Tindakan keperawatan :
1. Mengadakan kontak sesering mungkin, baik secara verbal maupun
non verbal, berikan perhatian terus menerus meskipun klien lansia
tidak mau berbicara, melibatkan klien dalam setiap kegiatan
sehari-hari.
2. Penggunaan teknik komunikasi terbuka untuk mengekspresikan
perasaan klien lansia, berikan reinforcement karena
keterlibatannya dalam setiap aktifitas, duduk lebih dekat dengan
klien, komunikasi dengan bicara lambat dan keras.
3. Melibatkan semua support sistem yang ada dalam masyarakat, dan
keaktifan team kesehatan.
4. Kolaborasi pemberian antidepresan, pantau efek samping terapi.
5. Pada lansia yang depresi dan keinginan bunuh diri kuat, maka
perlu dipertimbangkan Terapi Elektro konvulsi (ECT dg
Premedikasi/Hi Top).
Beberapa tindakan pencegahan :
1. Meningkatkan hubungan dalam anggota keluarga,
bersama-sama menentukan pilihan untuk hari tua
bagi lansia.
2. Diagnosa dini dan terapi untuk penyakit fisik,
mencegah terjadinya komplikasi
3. Konseling untuk klien dan keluarga dengan penyakit
kronis/terminal
4. Jika perlu peberian terapi spiritual dengan bantuan
Ahli spiritual
5. Pemberian support emosional pada klien dengan
penyakit kronis/terminal
ASKEP LANSIA DG DEMENSIA
Demensia merupakan salah satu bentuk gangguan
mental organik yaitu gangguan mental dengan
dasar kelainan organik. Pada demensia terjadi
kerusakan atau gangguan fungsi luhur (fungsi
kortikal yang multiple).
Bentuk gangguan kortikal multipel :
- Daya Ingat - Kemampuan berhitung
- Daya pikir - Kemampuan belajar
- Daya orientasi - Kemampuan berbahasa
- Daya pemahaman - Kemampuan menilai
Epidemiologi ...
Halusinasi :
Visual : melihat orang yg sdh meninggal
Auditory : bisikan org yg sdh meninggal
Hall. Visual > sering
Gangguan Aktifitas :
Wandering
Aktifitas tdk bertujuan
Aktifitas tdk sesuai
Perilaku Agresif :
Agresif verbal : memaki, mengumpat, dll
Agresif fisik : Memukul, menendang, dll
Pemeriksaan :
1. Pemeriksaan psikiatrik umum
(KU, Kesadaran, afek/emosi, proses pikir,
persepsi, pertimbangan, insight, dll)
2. Pemeriksaan fungsi kognitif ;
MMSE (Mini Mental State Examination) :
- Orientasi - Kalkulasi
- Registrasi - Mengingat
- Atensi - Berbahasa
Total skor : 30
PENGKAJIAN STATUS KOGNITIF (MMSE) LANSIA
1. Stadium dini :
Ditandai dengan hilangnya daya ingat akan kejadian
terakhir, ketidakmampuan mempelajari dan mengingat
informasi yang baru, problem bahasa, emosi yang labil,
perubahan kepribadian. Pasien mengalami kesulitan
melaksanakan kegiatan sehari-hari, misalnya : menemukan
jalan yang biasanya dilalui, mengingat di mana barang-
barangnya diletakkan.
2. Stadium intermediet :
Pasien sama sekali tidak mampu untuk
mempelajari dan mengingat informasi baru,
pasien sering tersesat, tidak mampu menemukan
kamar mandi dan tempat tidurnya, pada stadium
ini pasien menghadapi resiko untuk terjatuh dan
cedera karena kebingungan.
3. Stadium lanjut :
Pasien sama sekali tidak dapat berjalan,
mengalami inkontinensia total, dan tidak mampu
melakukan kegiatan apapun dalam kehidupannya
sehari-hari, mereka tergantung total pada
keluarga yang merawatnya atau fasilitas yang
memberikan perawatan jangka panjang.
4. Stadium akhir :
Berupa koma dan resiko fatal / meninggal
Terapi Farmakologis :
Cholinergic agent : Aricept, Exelon, Reminyl
Bila Agitasi / Agresif :
- Neuroleptika tipikal: Haloperidol 0,5-5 mg/hr
- Neuroleptika atipikal: Risperidone, olanzapin
Hindari neuroleptika potensi rendah (cpz) krn
efek samping antikolinergik tinggi.
kadang perlu antidepresan / antianxietas
Tindakan Keperawatan :
1. Penyusunan jadwal dan pemberian petunjuk pada klien untuk
mengingatkan, dapat membantu klien agar tetap fungsional.
2. Memberikan intervensi pada keluarga : mengadakan pertemuan
dengan keluarga demensia, memberikan petunjuk praktis
penanganan klien, untuk psiko terapi nya dengan ventilasi
perasaan dan emosional katarsis, mengurangi depresi dan
kecemasan pada keluarga.
3. Terapi orientasi realita : untuk tiap ruangan hendaknya diwarnai
yang berbeda dengan warna-warna dasar, tempatkan jam dinding
yang ada angkanya pada tiap ruangan, kalender, foto, tulisi tiap
ruangan dengan tulisan yang besar, dan sering melakukan
pengulangan.
4. Terapi perilaku, berikan reinforcement jika perilaku klien
adaptif.
5. Tetapkan selalu kegiatan-kegiatan yang sifatnya
melatih dalam hal mengingat, tata krama, juga
kegiatan fisik untuk mengurangi kegelisahan
klien.
6. Untuk kegiatan sehari-hari, berikan pegangan
tangan di ruangan dan kamar mandi, berikan kursi
yang cocok dan pas, berikan baju yang mudah
dipakai.
7. Psikoterapi Life Review, Logo Tx, Reminiscence
8. Hindari pengisolasian dan understimulasi
9. Pemberian farmakoterapi, pantau efek yang
dinginkan dan efek samping dari terapi.
WAWANCARA DG PASIEN
LANSIA
1. Bina hubungan saling percaya
2. Gunakan keterampilan komunikasi terapeutik:
a. Ucapkan salam
b. Panggil nama kesukaan
c. Perkenalkan diri, jelaskan tujuan, lama wawancara
d. Bertanya dg pelan-pelan, tunggu jawaban dg sabar
e. Gunakan istilah umum, pengucapan jelas, sesuaikan
dg tingkat pendidikan pasien
3. Gunakan klarifikasi/penyimpulan
WAWANCARA DG PASIEN
LANSIA
g. Gunakan respon non verbal untuk memperjelas
komunikasi (kontak mata, sentuhan tangan,
duduk dekat pasien)
h. Dengarkan dan hargai informasi dr pasien yg
mungkin berlebihan ~ senang cerita ~ jika
mungkin
i. Jika pasien tujuan pertanyaan perawat: jelaskan
sejelasnya. Dengarkan dg hati-hati dan observasi
konstan
Memilih lingkungan untuk
wawancara
Tenang, nyaman
Kursi nyaman
Waktu: pagi hari
Perlu memanfaatkan keluarga, bila pasien
tak bisa memberikan informasi optimal
Pengkajian Status Kognitif / MMSE
Meningkatnya prevalensi demensia pada
lansia
Dekatnya hubungan antara bingung dan
depresi
Seringnya masalah fisik dengan gejala
bingung
Pengkajian Status Afektif
Apakah ada gejala depresi:
Hilang minat aktivitas
Meningkatnya ketergantungan
Meningkatnya keluhan fisik (kepala, leher,
punggung, abdomen)
Menurunnya BB
Paranoia
Kelelahan
Gg gastro intestinal
Menolak makan minum
Kemampuan Fungsi
1. Kemampuan mobilitas
Berpindah di lingkungan
Partisipasi dalam aktivitas yang perlu
Mempertahankan kontak dengan orang lain
2. Kemampuan ADL
Kebersihan diri
Berdandan
Toileting
Makan minum
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan proses pikir: kehilangan memori, bingung,
paranoia
2. Berduka disfungsional
3. Risiko perilaku kekerasan: diri sendiri
4. Harga diri rendah situasional
5. Gangguan pola tidur / Insomnia
6. Gangguan nutrisi: kurang daripada kebutuhan tubuh
7. Sindroma relokasi stress
8. Risiko tinggi ketegangan pemberi pelayanan
9. Isolasi sosial
10. Defisit perawatan diri
INTERVENSI
KEPERAWATAN
1. Ciptakan lingkungan terapeutik
2. Terapi somatik
3. Intervensi interpersonal
Ciptakan lingkungan terapeutik
a. Lakukan stimulasi kognitif; diskusi kelompok
b. Tingkatkan rasa aman, tenang, dan nyaman:
warna cat lembut, musik lembut, lampu terang,
foto keluarga, lantai tdk licin, pegangan jalan
c. Setting ruangan tetap
d. Jadwal terstruktur
e. Fokus pada kekeuatan dan kemampuan pasien
f. Jangan ganggu kebiasaan
g. Minimalisasi kebutuhan untuk tunduk
Terapi Somatik
a. Terapi kejang listrik (ECT dg Premedikasi)
jika depresi. Kontra indikasi jika ada
peningkatan tekanan intra kranial, aritmia
dan infark jantung dalam 3 bulan terakhir
b. Medikasi psikotropika. Observasi efek terapi
dan efek samping Obat. Penkes tentang obat
Terapi Interpersonal
Psikoterapi
Review kehidupan
Orientasi realita / Logotherapy
Terapi Reminiscence
Terapi relaksasi: nafas dalam dan konsentrasi
Terapi dan latihan kognitif
Kelompok pendukung: sharing
Penkes kepada pasien
Penkes kepada keluarga
Psikoterapi
Individual maupun kelompok
Tujuan;
Mempertahankan harga diri
Bebas dari nyeri dan penderitaan, putus asa,
tidak berdaya, isolasi dan kesepian, gangguan
mental, kehilangan kompetensi
Terapi Review Kehidupan
Melihat kehidupan masa lalu
Yang baik maupun buruk
Lihat hikmahnya
Konflik yg belum selesai diselesaikan
Dapat dalam kelompok ~ sharing untuk
dapat umpan balik
Terapi Validasi
Memvalidasi pembicaraan pasien
Untuk pasien yang bingung
Dengan menanyakan deskripsi, lebih detail,
atau klarifikasi
Penkes Kpd pasien
Perkembangan usia tua
Aktivitas dan latihan pada lansia
Latihan kognitif, relaksasi, dan review
hidup
Penkes keluarga
Perkembangan lansia
Cara merawat
EVALUASI
Mandiri dalam mengurus diri sendiri
Bersemangat hidup
Produktif sesuai kemampuan dan potensi