Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Pengertian Konseling
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang
ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang
mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang
bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapai oleh
klien
Langkah dalam Konseling
a. Menentukan Masalah
Menentukan masalah dalam proses konseling dapat dilakukan dengan terlebih dahulu
melakukan identifikasi masalah (identifikasi kasus-kasus) yang dialami oleh klien.
b. Pengumpulan Data
Setelah ditetapkan masalah yang akan dibicarakan dalam konseling, selanjutnya adalah
mengumpulkan data siswa yang bersangkutan (data putra). Data siswa yang diumpulkan harus
secara komprehensif (menyeluruh) yang meliputi: data diri, data orang tua (ayah ibu), data
pendidikan, data kesehatan, dan data lingkungan.
c. Analisis Data
Data-data siswa yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis. Data hasil tes bisa dianalisis
secara kuantitatif dan data hasil nontes dapat dianalisis secara kualitatif.Dari analisis data akan
diketahui siapa Bagus? Dan apa sesungguhnya masalah yang dialami Bagus?
d. Diagnosis
Diagnosis merupakan usaha pembimbing (konselor) menetapkan latar belakang masalah atau
faktor faktor penyebab timbulnya masalah pada siswa (klien)
e. Prognosis
Setelah diketahui faktor-faktor penyebab timbulnya masalah pada siswa (dalam contoh diatas
adalah masalah pada putra) selanjutnya pembibimbing menetapkan langkah-langkah bantuan
yang akan diambil. Jenis bantuan apa yang bisa diberikan sesuai dengan masalah yang dihadapi
oeh klien
f. Terapi
Setelah ditetapkan jenis atau langkah-langkah pemberian bantuan, selanjutnya adalah
melaksanakan jenis bantuan yang ditetapkan. Dalm contoh di atas, pembimbing melksanakan
bantuan belajar atau bantuan sosial yang telah ditetapkan untuk memecahkan masalah Bagus.
g. Evaluasi atau Follow Up
Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah upaya bantuan yang telah diberikan memperoleh hasil
atau tidak.
Fungsi Konseling
Fungsi Pemahaman, yaitu membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya
(potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).
Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya,
supaya tidak dialami oleh konseli
Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif
dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan
yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseling.
Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi
ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami
masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana terhadap latar belakang
pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.
Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara
dinamis dan konstruktif.
Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan
bertindak (berkehendak).
Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang
seluruh aspek dalam diri konseling.
Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang
telah tercipta dalam dirinya.
Bidang Konseling Kebidanan
Keterampilan Intervensi
Intervensi menurut bahasa artinya mencampuri, mencampuri di sini artinya mencampurkan atau
memadukan pendekatan-pendekatan konseling. Dalam proses konseling, mengintervensi adalah proses
memberikan tindakan pada konseli dengan memadukan beberapa pendekatan konseling. Keterampilan
intervensi adalah kemampuan konselor untuk melibatkan konseli dalam pemecahan masalah.
Keterampilan Integrasi
Keterampilan integrasi dalam konseling, diperlukan agar konseling dapat berjalan dengan
lancar, meskipun menghadapi berbagai rintangan, baik berupa rintangan fisik maupun konflik
yang terjadi secara sosial budaya antara konselor dengan konseli. Karena konseling tidak
hanya mengaitkan konselor dan konseli yang satu budaya saja, melainkan dapat berbeda-beda
budaya
SEKIAN