Está en la página 1de 30

KELELAHAN

DAN
STRESS
KERJA
atma.deharja@gmail.com
MEDICAL RECORD

STATE POLYTECHNIC OF JEMBER May 17th, 2017


ERGONOMI SEBAGAI APPLIED SCIENCES

Enginering & Physical Sciences (mekanika, matematika,fisika


dan kimia)
Biological Sciences ( anatomi dan fisilogi)
Social & Behavioral Sciences (sosiologi, psikologi, antropologi)
KONSEP KESEIMBANGAN ERGONOMI

Jika tuntutan tugas > kemampuan kerja => over stress,


discomfort, lelah, cidera,celaka, sakit, produktivitas
Jika tuntutan tugas < kemampuan kerja => bosan, lesu,
tidak produktif
Harapannya adalah antara tuntutan tugas = kemampuan
tugas => performa optimal
KAPASITAS KERJA
Kemampuan
Kebolehan
Keterbatasan

Ketiga komponan diatas dipengaruhi oleh :bentuk dan


besar tubuh, umur, sex, ras, status kesehatan, nutrisi,
kesegaran jasmani, pendidikan, ketrampilan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KAPASITAS KERJA
FAKTOR UMUR DAN SEX

Kapasitas kerja mencapai puncaknya pada usia 25-30 th,


dan menurun di usia >30th. Penurunan terbanyak pada
usia 60 th.pada otot 25%, kemampuan syaraf 60 %,
pancaindera, jantung, paru dan organ lain.
Kapasitas kerja laki dan wanita berbeda karena
perbedaan sistem hormonal, kultur, pendidikan dan
kebiasaan
FAKTOR KESEHATAN, KESEGARAN JASMANI DAN NUTRISI

Merupakan kesatuan yang saling menunjang dan saling terkait


dengan kemampuan fisik seseorang

Kesegaran jasmani dapat dipelihara dgn meningkatkan kemampuan


otot dan kecepatan dengan cara latihan dan olah raga secara teratur
menyebabkan performa kerja dan ketahanan kerja akan lebih baik
KETERAMPILAN

Tujuan : kerja menjadi lebih efisien


Didapat melalui proses pendidikan dan latihan
Fungsi latihan :pembinaan koordinasi syaraf kearah
otomatisasi/reflektoris, kontraksi otot yg tidak perlu
ditiadakan, kosumsi energi berkurang, efisiensi waktu
BEBAN KERJA

Tubuh manusia dirancang untuk melakukan pekerjaan,


massa otot beratnya hampir berat badan,
memungkinkan dpt menggerakan tubuh
Setiap beban kerja yg diterima oleh pekerja harus sesuai
baik terhadap kemampuan fisik, kognitif maupun
keterbatasan manusia
FAKTOR-2 YG MEMPENGARUHI BEBAN KERJA

1. Faktor internal : faktor somatis dan psikis


2. Faktor eksternal
a. Tugas-2 yg bersifat fisik : beban yang diangkat/diangkut, sikap
kerja, alat dan sarana kerja, kondisi/medan kerja,dll.
b. Tugas yg bersifat psikis : tingkat kesulitan, tanggung jawab dll.
c. Organisasi kerja : lamanya waktu kerja, kerja bergilir, sistem
pengupahan, sistem kerja, istirahat, sistem pelimpahan
tugas/wewenang
d. Lingkungan kerja (beban tambahan) : fisik, kimia, biologi,
fisiologi dan psikologi
KAPASITAS KERJA TINGGI

BEBAN KERJA TINGGI

STRESS
KELELAHAN KERJA
KELELAHAN (FATIGUE)

Secara fisiologis: batas kemampuan otot dan sistem


persyarafan untuk bekerja
Merupakan mekanisme perlindungan tubuh untuk
menghindari kerusakan
Aneka keadaan yg disertai penurunan efisiensi dan
ketahanan dalam bekerja
PERUBAHAN PADA KELELAHAN

1. Tata kimia dalam otot (energi menurun dan terjadi


penimbunan sampah metabolisme)
2. Fungsi persyarafan :
rasa lelah
kelambatan waktu reaksi
daya persepsi menurun
kemauan kerja menurun
GEJALA KELAINAN OTOT

a) Tenaga untuk konsentrasi menurun


b) Waktu latent (waktu relaksasi dan kontraksi)
bertambah
c) Berkurangnya koordinasi gerakan otot
d) Tremor (gerakan dengan gemetar)
SISTEM PERSYARAFAN

Sistem persyarafan juga mengalami perubahan


yaitu berkurangnya enzim-2 yang menghambat
kerja syaraf (Acetyl cholin dan Cholin esterase)
Kelelahan kronis : sakit kepala, sulit tidur, tidak
suka makan, badan lemah dan lesu.
PENYEBAB KELELAHAN
1) Lingkungan kerja
2) Intensitas & lamanya waktu kerja
3) Kondisi fisik & mental
4) Permasalahan fisik tubuh, tanggung
jawab, kekhawatiran atau konflik
5) Rasa nyeri dan penyakit
6) Nutrisi
7) Pekerjaan monoton
KELELAHAN DAPAT DIKURANGI DENGAN :

Kepemimpinan => motivasi, semangat kerja, keahlian,


ketrampilan dan efisiensi atas dasar kemampuan.
Perhatian terhadap keluarga => mengurangi permasalahan
keluarga.
Pengorganisasian kerja => istirahat, rekreasi, variasi kerja,
volume kerja yg sesuai, mengurangi kerja otot statis dll.
Peningkatan kesejahteraan dan kesehatan naker.
Kebutuhan kalori seimbang
Penambahan jam istirahat pendek dan pemberian snack
PENGUKURAN KELELAHAN

1. Kualitas dan kuantitas kerja yang dilakukan


2. Pengujian Psikomotorik (Waktu reaksi)
Waktu reaksi adalah jangka waktu dari pemberian suatu rangsang
sampai kepada suatu saat kesadaran atau dilaksanakan kegiatan.
Dalam uji waktu reaksi dapat digunakan nyala lampu, denting suara,
sentuhan kulit atau goyangan badan.
Terjadinya pemanjangan waktu reaksi merupakan petunjuk adanya
perlambatan pada proses faal syaraf dan otot.
PENGUKURAN KELELAHAN

3. Mengukur frekuensi subjektif kelipan mata


(Flicker fusion eyes)
4. Perasaan kelelahan secara subjektif (Subjektive
feelings of fatigue)
PENGUKURAN KELELAHAN

10 Pernyataan tentang pelemahan kegiatan:


(1) Perasaan berat di kepala
(2) Lelah di seluruh badan
(3) Berat di kaki
(4) Menguap
(5) Pikiran kacau
(6) Mengantuk
(7) Ada beban pada mata
(8) Gerakan canggung dan kaku
(9) Berdiri tidak stabil
(10) Ingin berbaring
PENGUKURAN KELELAHAN

5. Pengujian mental
Pada metode ini konsentrasi merupakan salah satu
pendekatan yang dapat digunakan untuk menguji ketelitian
dan kecepatan menyelesaikan pekerjaan.
Baurdon Wiersma test, merupakan salah satu alat yang
dapat digunakan untuk menguji kecepatan, ketelitian dan
konsentrasi.
Hasil test akan menunjukkan bahwa semakin lelah
seseorang maka tingkat kecepatan, ketelitian dan
konsentrasi akan semakin rendah atau sebaliknya
HUBUNGAN KELELAHAN FISIK DAN PSIKIS (MENTAL)
Manusia adalah suatu psiko-somatis, selamanya tidak dapat diadakan
pemisahan antara fisik dan psikis. Oleh karena itu, kelelahan yang disebabkan
oleh faktor fisik tidak dapat dipisahkan pula dengan kelelahan psikis, dan begitu
sebaliknya.
Pekerjaan fisik dapat menimbulkan kelelahan fisik, namun dapat juga
menimbulkan kelelahan psikis.
Kelelahan fisik dapat mengurangi kegiatan psikis dan fisik. Singkatnya dapat
dikatakan bahwa antara fisik dan psikis, serta antara kelelahan fisik dan
kelelahan psikis mempunyai hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi
(Ahmadi, 2003).
DEFINISI
Stress generally refers to two things: the psychological perception of pressure, on the
one hand, and the body's response to it, on the other, which involves multiple systems,
from metabolism to muscles to memory.
Stres kerja adalah suatu perasaan yang menekan atau rasa tertekan yang
dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya (Anwar,1993)
Stres merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses
berpikir dan kondisi seseorang. Jika seseorang/karyawan mengalami stres yang
terlalu besar maka akan dapat menganggu kemampuan seseorang / karyawan
tersebut untuk menghadapi lingkungannya dan pekerjaan yang akan
dilakukannya (Handoko,1997)
SECARA UMUM, SESEORANG YANG MENGALAMI STRES
PADA PEKERJAAN AKAN MENAMPILKAN GEJALA-GEJALA
YANG MELIPUTI 3 ASPEK: (ROBBINS, 2003)
1. Physiological memiliki indikator yaitu: terdapat perubahan pada metabolisme
tubuh, meningkatnya kecepatan detak jantung dan napas, meningkatnya
tekanan darah, timbulnya sakit kepala dan menyebabkan serangan jantung.
2. Psychological memiliki indikator yaitu: terdapat ketidakpuasan hubungan kerja,
tegang, gelisah, cemas, mudah marah, kebosanan dan sering menunda
pekerjaan.
3. Behavior memiliki indikator yaitu: terdapat perubahan pada produktivitas,
ketidakhadiran dalam jadwal kerja, perubahan pada selera makan,
meningkatnya konsumsi rokok dan alkohol, berbicara dengan intonasi cepat,
mudah gelisah dan susah tidur
PENYEBAB STRESS KERJA

1. Beban kerja yang sulit dan berlebihan.


2. Tekanan dan sikap pemimpin yang kurang adil dan wajar.
3. Waktu dan peralatan kerja yang kurang memadai.
4. Konflik antara pribadi dengan pimpinan atau kelompok kerja.
5. Balas jasa yang terlalu rendah.
6. Masalah-masalah keluarga seperti anak, istri, mertua, dan lain-
lain. (Hasibuan, 2012)
DAMPAK/AKIBAT STRESS
1. Subjektif, berupa kekhawatiran atau ketakutan, agresi, apatis, rasa
bosan, depresi, keletihan, frustrasi, kehilangan kendali emosi,
penghargaan diri yang rendah, gugup, kesepian.
2. Perilaku, berupa mudah mendapat kecelakaan, kecanduan alkohol,
penyalahgunaan obat, luapan emosional, makan atau merokok
secara berlebihan, perilaku impulsif, tertawa gugup.
3. Kognitif, berupa ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang
masuk akal, daya konsentrasi rendah, kurang perhatian, sangat
sensitif terhadap kritik, hambatan mental.
DAMPAK/AKIBAT STRESS

4. Fisiologis, berupa kandungan glukosa darah meningkat, denyut


jantung dan tekanan darah meningkat, mulut kering, berkeringat,
bola mata melebar, panas, dan dingin.
5. Organisasi, berupa angka absensi, omset, produktivitas rendah,
terasing, dari mitra kerja, komitmen organisasi dan loyalitas
berkurang.
TUGAS

Sebut dan jelaskan bagaimana sistem/metode


pengukuran stress kerja!

También podría gustarte