Está en la página 1de 89

13/08/2017

Pleno modul
3 kelompok 5

1
MODUL III
INFLAMASI PADA KULIT DAN KELAMIN
Skenario 3:
Tertularkah?
Sarah, anak perempuan umur 1 tahun dibawa oleh ibunya
berobat ke Puskesmas karena terdapat bercak-bercak merah
pada kedua pipi sejak 4 hari yang lalu. Berdasarkan anamnesis
diketahui bercak merah pada pipi tersebut sudah diderita sejak
berusia 3 bulan, sering kambuh dan sejak 4 hari yang lalu kambuh
kembali. Sarah sering menggosok-gosok kedua pipinya. Pada
bagian lipat paha dan bokong juga tampak bercak-bercak
merah dan bberapa bintil berisi nanah yang kemungkinan akibat
pemakaian popok. Menurut ibunya, bercak merah akan
berkurang bila diberi krim dari Puskesmas. Ibu dan kakaknya
memiliki riwayat penyakit yang sama. Ibu Sarah bertanya kenapa
dokter menanyakan penyakit keluarganya dan apakah ini
penyakit keturunan dan berbahaya.
Pada pemeriksaan, keadaan umum baik dan pemeriksaan
kulit di kedua pipi, distribusi simetris, bentuk dan susunan tidak
khas, ukuran plakat, tidak berbatas tegas, effloresensi plak
eritem, papul eritem, vesikel, skuama dan krusta kuning. Pada
lipat paha dan bokong tampak plak eritema madidans dan
terdapat lesi lesi satelit dan pustu. Dokter Puskesmas kemudian
merujuk Sarah ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut
karena penyakitnya yang sering kambuh. Setelah sampai
dirumah sakit dilakukan pemeriksaan laboratorium pada lesi
kulit Sarah. Kemudian dokter memberikan terapi umum dan
khusus sesuai pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
laboratorium. Selanjutnya dokter menyarankan kalau usianyaa
sudah sesuai dapat dilakukan uji kulit untuk mencari
kemungkinan penyebab. Ibu sarah juga bertanya apakah
kemerahan yang dialami oleh Sarah akibat popok sama
dengan penyakit kulit anak tetangganya yang terasa gatal
dan kemerahan disertai dengan demam.
Bagaimana anda menjelaskan kasus diatas?
1. Ukuran plakat 4 13/08/2017
adalah lesi berdiameter > 5cm
2. Efloresensi
adalah (ruam) kelainan/selaput lendir yang dapat dilihat dengan mata
tenjang atau dengan perabaan
3. Plak eritema
adalah peninggian pada permukaan kulit berwarna merah dengan
permukaan datar berisi zat padat dengan ukuran >2 cm
4. Papul
adalah penonjolan padat dipermukaan kuli, ukuran <1 cm berwarna
kemerahan
5. Vesikel
adalah lepuhan kecil pada kulit berisi cairan atau serum, ukuran <0,5 cm
mempunyai dasar dan puncak yang bulat serta batas tegas
6. Skuama
Adalah lapisan stratum korneum yang lepas dari kulit bisa berbentuk
halus seperti tepung, lapisan tebal/lembaran yang dilapisi masa keratin
5 13/08/2017

7. Krusta
adalah kerak/keropeng yang berupa cairan
nanah/eksudat mengering bisa bercampur kotoran->
dapat berupa serosa dengan warna kuning (serum), darah
(coklat), dan kuning kehijauan (eksudat)
8. Madidans
adalah dermatitis basah -> terdapat eksudat -> membentuk
vesikel yang berkelompok -> disertai bula dan pustul
9. Lesi satelit
adalah lesi sentra yang besar vesikel/pustul lesi penyerta
didekat lesi utama dengan ukuran lebih kecil
1. Apa hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan sarah?
Jawab :
Kemungkinan berupa kelainan atopi dengan prevalensi :
Usia => anak 10-20% karena diturunkan oleh orang tua
=> dewasa 1-3% kelanjutan dari masa anak-anak dan tidak semua berlanjut
dewasa
Pr : LK = 1,3 : 1

13/08/2017
13/08/2017
7
2. Apa penyebab timbul bercak merah pada kedua pipi
sarah?
Jawab :
Reaksi hipersensitivitas tpie 1
Alergen -> antigen -> aktif sel TH2 -> rangsangan plasma
-> aktivasi sel mast -> degranulasi histamin -> kontraksi
oto polos -> vasodilatasi pembuluh darah kecil -
>perembesan plasma -> merah dan edema
Faktor yang mempengaruhi :
a. Genetik
b. Imunologik
c. Lingkungan
3. Apa yang menyebabkan keluhan muncul pada usia 3
bulan dan sering kambuh?
Jawab :
8 13/08/2017

Kambuh -> terpapar oleh alergen -> reaksi


hipersensitivitas tipe 1 -> sering kambuh
3 bulan -> karena peningkatan kadar IgE -> erjadi fase
sensiasi -> pada paparan pertama -> alergen
ditangkap oleh antigen presenting cell -> dan erdapat
sel memori yang akan menginga terhadap alergen
spesifik
4. Mengapa bercak merah pada sarah berkurang saat
diberi krim, dan jenis krim apa yang diberikan?
Jawab :
Pada pemberian kortikosteroid topikal -> penurunan
mediator inflamasi -> dan berguna untuk anti pruritus ->
penurunan kemerahan
Potensial rendah : alkometason diprofonat
Potensial tinggi : (diberikan pada wajah dan lipatan-
lipatan)
9 13/08/2017

5. Apakah ada hubungan riwayat keluarga dengan keluhan


yang dialami sarah?
Jawab:
Berhubungan
Kedua orang tua tidak atopi : 11-15%
Salah satu orang tua atopi : 20-40%
Atopi kedua orang tua : 40-60%
Kedua orang tua alergi dengan jenis yang sama : 50-80%
6. Bagaimana interpretasi pemeriksaan kulit pada sarah?
Jawab :
Eritema : peningkatan vasodilatasi pembuluh darah
Vesikel : degranulasi aminofasoaktif -> kerusakan jaringan -
> keluar jaringan + edema ekstrasel
Skuama : stratum korneum terlepas
Krusta : vesikel pecah -> mengering
Simetris : sama kiri kanan (khas)
10 13/08/2017

7. Apa diagnosa kerja dan diagnosa banding kasus


sarah?
Jawab :
Diagnosa kerja : dermatitis atopik infantil (pada
wajah), dermatitis diaperush (popok)
DD : dermatitis kontak
Dermatitis numularis
Dermatitis soboroid
8. Apa pemeriksaan penunjang yang dapa
dilakukan?
Jawab :
Lab : pemeriksaan darah tepi : eosinofil
imunologi : kadar IgE meningkat
Dermatografisme tepi
Kultur dan resistensi
11 13/08/2017

9. Apa terapi umum dan khusus pada kasus sarah?


Jawab :
Umum :
menghindari iritan, mengobati rasa gatal, menghindari astrigen
Khusus :
1. Topikal
sub akut/kering : kortikosteroid potensi lemah-sedang 1-2x/hari
akut/basah :kompres salisilat
2. Sistemik
antibiotik
prednison
10. Apa komplikasi dan prognosa pada kasus sarah?
Jawab :
Komplikasi
Kerusakan kulit -> ruam wajah -> infeksi sekunder
Pada mata -> karena infeksi -> dermatitis pada mata karena menggosok-gosok pipi

Prognosa :
75% untuk tipe infantil dan anak akan sembuh spontan pada usia 10-14 tahun tapi bisa
kambuh kembali
Buruk -> + atopi lain riwayat orang tua
12
13/08/2017
Inflamasi kulit dan kelamin

infeksi Non infeksi

Bakteri Virus Jamur Parasit

Epidemiologi, etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinis
Pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan
penunjang
Diagnosa dan
diagnosa banding
Tatalaksan Indikasi
a rujuk

Komplikasi

Prognosa
13 13/08/2017

Jump 5 : LO
1. Inflamasi kulit dan kelamin
a. Infeksi (bakteri, virus, jamur dan parasit)
b. Non infeksi
13/08/2017

infeksi

bakteri

14
15

Pioderma 13/08/2017

Penyakit kulit yang disebabkan oleh


Staphylococcus, Streptococcus atau infeksi
keduanya.
Pioderma primer: infeksi yang terjadi pada
kulit normal dan biasanya disebabkan oleh
satu mikroorganisme.
Pioderma sekunder: infeksi yang terjadi
pada kulit yang telah mengalami penyakit
kulit lain.
Bentuk-bentuk pioderma:
13/08/2017
Impetigo
Infeksi kulit superfisial yang terbatas hanya pada
epidermis.
Etiologi: Staphylococcus aureus
Staphylococcus pyogenes
Klasifikasi klinik:
1. Impetigo Krustosa
2. Impetigo Bulosa
3. Impetigo Neonatorum 16
17

Impetigo Krustosa =impetigo kontagiosa

Biasanya Streptococcus beta hemolyticus


Anak ( 2-5 thn), sekitar lubang hidung dan mulut
Berupa erosi yang yang basah, dengan krusta
kuning coklat krn vesikel/pustule yang cepat pecah
sehingga waktu pasien datang hanya tampak krusta
kuning dengan erosi dibawahnya
Biasanya lesi sekunder pada kulit bekas insect bite,
abrasi, laserasi atau burn
Terapi:
- menjaga kebersihan kulit dengan mandi pakai
sabun 2 kali sehari
- Krusta banyak dilepaskan dengan mencuci dengan
H2)2 dalam air lalau diberi salep antibiotik.

13/08/2017
13/08/2017

18
Impetigo Bulosa 13/08/2017
19

Terutama pada anak, ttp juga pada dewasa


Etiologi : biasanya Staphylococcus aureus Phage
group II
Predileksi: Muka, ketiak, dada, punggung
Sering bersama miliaria
Lesi berupa kulit eritema dengan bula dan bula
hipopion
Kadang waktu pasien datang bula sudah pecah
Terapi:
-Menjaga kebersihan dan menghilangkan faktor-
faktor predisposisi.
-Jika bula besar dan banyak => dipecah => diberikan
salep antibiotik (kloramfenikol 2%).
-Jika gejala konstitusi diberikan antibiotik sistemik:
penisilin 30-50 mg/kgBB
13/08/2017

20
Folikulitis 13/08/2017

Peradangan pada folikel rambut


Klasifikasi : superfisial dan profunda
Etiologi: Staphylococcus aureus
Folikulitis superfisial (Radang terbatas pada
epidermis)=>
pustul atau papul yang eritematosa dan di
tengahnya terdapat
rambut dengan predileksi pada tungkai bawah.
Folikulitis profunda ( radang yang meluas hingga ke
subkutan)
=> pustul atau papul eritematosa dan teraba infiltrat
di
subkutan. 21

Tatalaksana:
- Menjaga kebersihan
13/08/2017

22
23

Furunkel 13/08/2017
Radang folikel rambut dan jaringan sekitarnya
Kumpulan beberapa furunkel menjadi sebuah
karbunkel
Bila banyak furunkel tersebar disebut furunkulosis
Etiologi: biasanya Stphylococcus aureus
Predileksi : Setiap kulit yang berambut terutama
daerah kulit lembab dan kulit yang banyak friksi (Leher,
pinggang, axilla, inguinal, paha dan bokong).
Gk: mula-mula berupa infiltrat kecil => nodul
eritematosa berbentuk kerucut => pada tempat
rambut tumbuh tampak binti putih seperti bisul =>
melunak => abses => rambut menjadi rontok/ terlepas.
Tatalaksana:
-Antibiotik sistemik: eritromisin 4x250 mg
- Lesi matang=> insisi dan aspirasi => dikompres atau
diberi salep kloramfenikol 2%.
13/08/2017

24
Eritrasma 13/08/2017
suatu infeksi dangkal kronik yang biasanya menyerang
daerah yang banyk keringat.
Penyebab: Corynebacterium minutissimum
Lokasi: lipat paha bagian dalam sampai skrotum,
aksila, dan intergluteal.
Gejala: dimulai dengan daerah eritema miliar,
selanjutnya meluas ke seluruh regio, menjadi merah,
teraba panas seperti kena cabai.
Tatalaksana:
-Eritromisisn 15 mg/kgBB, 4 kali sehari selama 5-10 hari.
- Tetrasiklin dengan dosis yang sama memberikan hasil
yang baik.

25
Erisipelas 13/08/2017
penyakit infeksi akut biasanya disebabkan oleh Streptococcus
beta hemolyticus, gejala utamanya ialah erithema cerah dan
berbatas tegas, disertai gejala konstitusi
Lapisan kulit yang diserang epidermis dan dermis
Didahului trauma, karena itu biasanya tempat predileksinya di
tungkai bawah, tangan dan wajah
Gk: Lesi dimulai dengan luka-luka kecil selanjutnya menjadi
merah cerah, berbatas tegas, edema dan nyeri tekan.
: Terasa panas pada perabaan, dibagian tengah ditemukan
vesikel/ bula.
Tatalaksana:
-Antipiretik dan analgetik
- Penisilin 0,6-1,5 megga unit selama 5-10 hari
-Sefalosporin 4 x 400 mg selama 5 hari memberikan hasil yang baik.

26
13/08/2017

27
13/08/2017

Kusta

28
29 13/08/2017

Definisi Lepra
Penyakit kusta adalah penyakit kronis yang
disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae (M.
leprae) yang pertama menyerang saraf tepi,
selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut,
saluran napas bagian atas, sistem
retikuloendotelial, mata, otot, tulang dan testis
kecuali susunan saraf pusat
30 13/08/2017

Epidemiologi:
ditemukan di negara berkembang seperti Cina,
India, Indonesia, dll
Setiap tahun terdapat 600.000 kasus baru dengan
total sebanyak 1,5 juta- 8 juta kasus di seluruh dunia.

Klasifikasi:
-Ridley dan Jopling : Tuberkuloid (TT), Borderline
Tuberkuloid (BT), Mid Borderline (BB), Borderline
lepromatosa (BL), Lepromatosa (LL).
- WHO: Pausibasiler ( I, BT, TT) dan mutlibasiler (LL, BL,
BB).
31 13/08/2017
Efloresensi:
-Tipe I: makula hiperpigmentasi berbatas tegas, pemeriksaan
bakteriologi (-) tes lepromin (+)
- Tipe TT: makula eritematosa bulat atau lonjong, permukaan
kering, batas tegas, bagian ttengah sembuh, pemeriksaan
bakteriologi (-) dan tes lepromin positif kuat.
- Tipe BT: makula eritematosa tak teratur, batas tak tegas,
kering, mula-mula ada tanda kontraktur, bakteriologi (+/-) dan
tes lepromin (+/-).
- Tipe BB: makula eritematosa, menonjol, bentuk tidak teratur,
kasar, ada lesi satelit, bakteriologi (+), tes lepromin (-).
- Tipe BL: makula infiltrat merah mengkilat, tak teratur, batas tak
tegas, pembengkakan saraf, pemeriksaan bakteriologi banyak
basil, tes lepromin (-)
- Tipe LL: infiltrat difus berupa nodul simetri,
permukaan mengkilat, saraf terasa sakit,
pemeriksaan bakteriologi positif kuat, tes lepromin (-).
32 13/08/2017
33 13/08/2017

Pemeriksaan Pembantu:
-Pemeriksaan anestesi dengan jarum atau air panas
- Tes keringat dengan pensil tinta
- Pemeriksaan histopatologi
- Ter lepromin

Tatalaksana:
Multi Drugs Treatment (MDT) :Obat alternatif :
Ofloksasin
DDS (Diamino Difenil Sulfon)
Minosiklin
Klofazimin (Lamprene) Klaritromisin
Rifampisin
34 13/08/2017

Pengobatan
MDT Multibasiler (MB) BB,BLdan LL
atau semua tipe BTA (+)
Rifampisin 600 mg/bulan
DDS 100 mg/hari
Klofazimin 300 mg/bln diteruskan 50 mg/hari
Diberikan 2 3 tahun bakterioskopik (-)
Pemeriksaan klinis setiap bulan
Pemeriksaan bakterioskopik setiap 3 bulan
35 13/08/2017
MDT Pausibasiler (PB) I, TT dan BT

Rifampisin 600 mg/bulan


DDS 100 mg/hari
Diberikan 6 9 bulan
Pemeriksaan klinis setiap bulan
Pemeriksaan bakterioskopik setelah 6 bulan
36 13/08/2017

virus
Veruka vulgaris 13/08/2017
Definisi tumor intraepidermal yang disebabkan oleh infeksi virus
papiloma

Epid: paling banyak pada anak-anak, insidensi pria dan wanita


sama
Etio: virus papiloma, tergolong virus kecil berukuran 40-45 mikro ,
berinti DNA

Gejala: mula-mula berupa hiperkeratosis biasa, translusen, licin,


sebesar kepala jarum pentul, dalam beberapa minggu sampai
bulan membesar dapat sampai sebesar kelereng kasar,
berwarna coklat tua, abu-abu atau hitam seperti bertanduk.

Pemeriksaan kulit:
1. Lokalisasi : paling sering di tangan, jari-jari tangan & kaki serta
telapak tangan/kaki, tapi dapat tumbuh dimana saja pada
epidermis dan mukosa.
37
38 13/08/2017

2. Efloresensi : mula-mula papula kecil seukuran kepala jarum, warna


seperti kulit biasa, jernih, kemudian tumbuh menonjol, permukaan
papular warna lebih gelap & hiperkeratotik.

Gambaran histopatologi:
- Epidermis: hiperkeratosis, parakeratosis, papilomatosis, akantosis
- Dermis: pelebaran pembuluh daran & sebukan sel-sel radang
kronik

DD: -tuberkulosis kutis veroka (lesi tunggal, lebih kasar & dpt
memanjang dgn penyebaran serpiginosa)
- pririgo nodularis (pada ekstremitas bagian ekstensor disertai
rasa gatal)

Tatalaksana:
- Kuret & elektrodesikasi ringan
- Bedah krio (cryosurgery) dgn nitrogen cair
- Asam triklorasetat 50-80%
- Keratolitik : asam salisilat 20%, asam laktat 10%

Prognosis : 65% sembuh spontan dlm 2 tahun.


39 13/08/2017

Herpes simpleks
Definisi : lesi akut berupa vesikel berkelompok diatas daerah yang
eritema, dapat satu atau beberapa kelompok, terutama dekat
sambungan mukokutan

Epid: menyerang semua umur, frekuensi pria dan wanita sama

Etio: herpes virus hominis (HVH) merupakan virus DNA

Faktor: menyerang janin in utero, pencetus (haid, trauma,


emosional, senggama)

Gejala: awitan didahului rasa gatal, terbakar dan eritema selama


beberapa menit sampai beberapa jam, kadang timbul nyeri saraf.
Pada infeksi primer gejala lebih berat dan lebih lama dibanding
infeksi rekuren (berupa malaise, demam & nyeri otot)
40 13/08/2017
Pemeriksaan kulit:
1. Lokalisasi: paling sering daerah mukokutan
2. Efloresensi : vesikel miliar berkelompok, jika pecah membentuk
ulkus yang dangkal dgn kemerahan pada daerah sekitarnya.

Gambaran histopatologi: tampak vesikel intraepidermal, infiltrasi


leukosit & akantolisis akibat degenerasi balon sel-sel epidermis.
Dapat dilihat badan inklusi asidofilik intranukleus yg dikelilingi halo.

Pemeriksaan penunjang:
- Pemeriksaan sel raksasa dgn percobaan Tzanck
- Pemeriksaan antibodi dgn teknik fluoresensi langsung
- Kultur jaringan

DD:
- Impetigo (cairan serosa & krusta menonjol)
- Herpes zoster sekitar bibir ( lesi sepanjang perjalanan saraf)
- Ulkus durum (pemeriksaan lapangan gelap, ditemukan spiroketa)
41 13/08/2017

Tatalaksana:
Jika lesi pecah
- Kompres dgn sol. Kalium-permanganas 1/5000
- Obat antiseptik (povidon yodium)
- Idoksuridin (IDU) 5-40% untuk menekan sintesis DNA
- Alkohol 70% untuk mengeringkan & desinfeksi
sistemik : Asiklovir 5x400 mg/hari selama 5-10 hari

Prognosis : cenderung rekurens


42 13/08/2017

Herpes zoster
Definisi : radang kulitn akut, sifat khas yaitu vesikel yang tersusun
berkelompok sepanjang persarafan sensorik kulit sesuai dermatom.

Epid: biasanya pada dewasa, kadang juga pada anak-anak, insiden pria
dan wanita sama, tidak bergantung musim

Etio: virus V-Z, kelompok virus herpes termasuk virus sedang berinti DNA

Gejala: ada neuralgia beberapa hari sebelum atau bersama-sama dengan


kelainan kulit, sebelum timbul kelainan kulit didahului (demam). Kelainan
kulit berupa eritema kemudian menjadi papula & vesikula yang dengan
cepat membesar & menyatu shg terbentuk bula. Isi vesikel mula-mula jernih
kemudian beberapa hari menjadi keruh dan dpt bercampur darah. Jika
absorpsi terjadi, vesikula & bula akan menjadi krusta.
43 13/08/2017
Pemeriksaan kulit:
1. Lokalisasi : bisa disemua tempat , paling sering pada servikal IV dan
lumbal II
2. Efloresensi : lesi berupa kelompok vesikel sampai bula diatas daerah yg
eritematosa. Lesi khas bersifat unilateral pd dermatom yg sesuai letak
saraf yg terinfeksi

DD:
- Herpes simpleks (dengan mencari virus herpes simpleks)
- Varisela (lesi menyebar sentrifugal, selalu disertai demam)
- Impetigo vesikobulosa (pada anak, gambaran vesikel & bula yg cepat
pecah menjadi krusta)
Tatalaksana:
- Istirahat
- Analgetik untuk << neuralgia
- Usahakan vesikel tdk pecah bedak salisil 2%, jika terjadi infeksi
sekunder beri antibiotik
- Pengobatan sistemik belum ada (anjurkan vit B1, suntikan hipofisis 0,5-1
cc/hari, antibiotik spektrum luas).

Prognosis : baik
44 13/08/2017

Varisela
Definisi : penyakit akibat virus varisela dgn gejala kulit dan selapt
lendir berupa vesikula & disertai gejala konstitusi

Epid: sangat menular, terutama menyerang anak-anak, jika


menyerang dewasa gejala lebih berat

Etio: virus varisela zoster, yaitu kelompok virus herpes berinti DNA

Gejala: masa inkubasi antara 11-21 hari (rata-rata 14 hari), disusul


gejala prodromal yg ringan selama 1-2 hari. Penderita demam,
anoreksia dan malaise, pada kulit timbul papula kemerahan yg
kemudian menjadi vesikula. Vesikel baru tetap terbentuk
sementara vesikel terdahulu pecah, mengering menjadi krusta
dgn demikian akan tampak bermacam lesi kulit (polimorf). Vesikel
beratap tipis, bentuk bulat/lonjong menyerupai setetes air
(teardrop vesicle).
45 13/08/2017

Gambaran hitopatologi: vesikula terdapat dlm epidermis terbentuk akibat


degenari balon.

Pemeriksaan kulit:
1. Lokalisasi : pada badan dan sedikit pada wajah dan ekstremitas,
mungkin juga pd mulut, palatum mole & faring
2. Efloresensi : vesikel berukuran miliar sampai lentikular, disekitarnya
terdapat eritematosa. Dpt ditemukan bbrp stadium perkembangan
vesikel mulai dari eritema, vesikula, pustula, skuama hingga sikatriks (
polimorf)

DD: herpes zoster ( lesi monomorf, nyeri biasanya unilateral)

Tatalaksana:
- Analgetik & antipiretik (metampiron atau asetaminofen)
- Lokal : bedak basah atau kering yg mengandung salisil 2%, jika ada
infeksi sekunder beri antibiotik
46 13/08/2017

terapi varisela
1. Pasien imunokompeten
- Anak : Asiklovir 20 mg/kgBB iv selama 7 hari
- Dewasa: Asiklovir 5x800 mg/hari selama 7 hari
Valasiklovir 3x1000 mg/hari selama 7 hari
Famsiklovir 3x200 mg/hari selama 7 hari
2. Immunocompromised : Asiklovir 5x800 mg/hari
selama 7 hari
3. Penyakit berat / wanita hamil : Asiklovir iv 10
mg/kgBB tiap 8 jam selama 7 hari

Prognosis : baik
47 13/08/2017

Penyakit kelamin
GONORE
Definisi : penyakit kelamin yg pada permulaan keluar nanah dari OUE
(orifisium uretra eksternum) sesudah melakukan hubungan kelamin.

Epid: menyerang dewasa & bayi baru lahir, pria lebih sering drpd wanita

Etio: Neisseria gonorrhoeae

Faktor : dapat ditularkan pada bayi saat melewati jalan lahir

Gejala: sesudah lewat masa tunas 3-5 hari, penderita mengeluh nyeri &
panas pd waktu kencing. Kemudian keluar nanah yg berwarna putih susu
dari uretra, dan muara uretra bengkak. Pada wanita timbul Fluor albus.

Pemeriksaan kulit:
1. Predileksi : pria (uretra bagian anterior), wanita (serviks uteri & uretra)
2. Efloresensi : pria ( OUE merah, edema, ektropion ke luar ecoulement),
wanita (portio uteri merah, edema dgn sekret mukopurulen)
48 13/08/2017
Komplikasi : pria ( balanitis, tisonitis, uretritis posterior, prostatitis,
epididimitis & orkitis) dan wanita ( parauretritis, bartolinitis,
vulvovaginitis & proktitis).

Pemeriksaan penunjang:
- Pemeriksaan sediaan langsung dgn pewarnaan gram & biru
metilen
- Biakan sekret
- Tes oksidasi/fermentasi
- Pemeriksaan tes thomson 2 gelas
- Tes iodometri, asidometri & pemeriksaan MIC untuk
menentuka N.gonorrghoeae yg memproduksi penisilinase

DD:
- Uretritis non spesifik (biasanya OUE tdk merah & tdk edema,
sekret seropurulen)
- Kandidiasis (OUE merah serta gatal & sekret serosa)
49 13/08/2017

Tatalaksana :
- Penisilin G prokain dosis 2,4-4,8 juta unit + 1 g
probenesid
- Ampisilin/Amoksisilin 3,5 g + 1 g probenesid
- Tiamfenikol 2,5-3,5 g IM dosis tunggal
- Kanamisin 2 g dosis tunggal
- Rifampisin 900-1200 mg dosis tunggal

Prognosis : baik
jamur

13/08/2017

CANDID
IASIS

50
51 13/08/2017

Candidiasis adalah penyakit jamur, yang bersifat


akut atau subakut disebabkan oleh spesies
Candida, biasanya oleh spesies Candida albicans
Menyerang mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau
paru, kadang-kadang dapat menyebabkan
septikemia, endokarditis, atau meningitis.
52 13/08/2017

EPIDEMIOLOGI

Penyakitini terdapat di seluruh dunia,


dapat menyerang semua umur terutama
bayi dan orang tua, baik laki laki
maupun perempuan.
Jamur penyebabnya terdapat pada
orang sehat sebagai saprofit.
53 13/08/2017

ETIOLOGI
Yang tersering sebagai penyebab ialah Candida
albicans yang dapat diisolasi dari kulit, mulut,
selaput mukosa vagina, dan feses orang normal.
Sebagai penyebab endokarditis kandidosis ialah
Candida parapsilosis dan penyebab kandidosis
septikemia adalah Candida tropicalis.
54 13/08/2017

Genus Candida merupakan


sel ragi uniseluler yang
termasuk ke dalam Fungi
imperfecti atau
Deuteromycota, kelas
Blastomycetes yang
memperbanyak diri dengan
cara bertunas, famili
Cryptococcaceae.
Genus ini terdiri lebih dari 80
spesies, yang paling patogen
adalah C. albicans diikuti
berturutan dengan C.
stellatoidea, C. tropicalis, C.
parapsilosis, C. kefyr, C.
guillermondii dan C. krusei.
55 13/08/2017

KLASIFIKAS
Berdasarkan tempat yang terkena
CONANT dkk. (1971), membaginya
menjadi: kandidiasis selaput lendir,
kandidiasis kutis, kandidiasis sistemik, dan
reaksi id. (kandidid).
56 13/08/2017

Kandidiasis selaput
lendir meliputi:
1).kandidiasis oral
(thrush), 2).perlche,
3).vulvovaginitis,
4).balanitis atau
balanopostitis,
5).kandidiasis
mukokutan kronik,
6).kandidiasis
bronkopulmonar dan
paru.
57 13/08/2017

Kandidiasis sistemik meliputi:


1).endokarditis, 2).meningitis,
3).pielonefritis, 4).septikemia.
Kandidiasis kutis meliputi:
1).lokalisata yaitu daerah
intertriginosa dan daerah
perianal, 2).generalisata,
3).paronikia dan onikomikosis,
4).kandidiasis kutis granulomatosa.
58 13/08/2017

GEJALA

Gejalanya bervariasi, tergantung kepada


bagian tubuh yang terkena., dapat dibagi
menjadi: infeksi pada lipatan kulit (infeksi
intertriginosa), infeksi vagina (vulvovaginitis),
infeksi penis, thrush, perlche, dan paronikia.
Infeksi pada lipatan kulit (infeksi intertriginosa)
biasanya menyebabkan ruam kemerahan,
yang seringkali disertai adanya bercak-
bercak yang mengeluarkan sejumlah kecil
cairan berwarna keputihan. Biasanya timbul
bisul-bisul kecil, terutama di tepian ruam dan
ruam ini menimbulkan gatal atau rasa panas.
Ruam Candida di sekitar anus tampak kasar,
berwarna merah atau putih dan terasa gatal.
59 13/08/2017

DIAGNOSIS

Pemeriksaan langsung: kerokan kulit atau


usapan mukokutan diperiksa dengan
larutan KOH 10% atau dengan
pewarnaan gram, terlihat sel ragi,
blastospora, atau hifa semu.

Pemeriksaan biakan: bahan yang akan


diperiksa ditanam dalam agar dektrosa
glukosa Sabouraud, Perbenihan disimpan
dalam suhu kamar atau lemari suhu 37C,
koloni tumbuh setelah 24-48 jam, berupa
yeast like colony.
60 13/08/2017

BIAKAN & MORFOLOGI


PENGOBATAN 61 13/08/2017

Dengan cara menghindari atau


menghilangkan faktor predisposisi, topikal, dan
sistemik.
Topikal meliputi:
nistatin: berupa krim, salap, emulsi
amfoterisin B
grup azol antara lain: Mikonazol 2% berupa krim
atau bedak, Klotrimazol 1% berupa bedak,
larutan dan krim, Tiokonazol, bufonazol,
isokonazol, Siklopiroksolamin 1% larutan, krim,
Antimikotik yang lain yang berspektrum luas.
62 13/08/2017
Sistemik :
1). Tablet nistatin untuk menghilangkan
infeksi fokal dalam saluran cerna, obat ini
tidak diserap oleh usus,
2). Amfoterisin B diberikan intravena untuk
kandidiasis sistemik,
3). Untuk kandidiasis vaginalis dapat
diberikan kotrimazol 500 mg per vaginam
dosis tunggal, sistemik dapat diberikan
ketokonazol 2 x 200 mg selama 5 hari atau
dengan itrakonazol 2 x 200 mg dosis tunggal
atau dengan flukonazol 150 mg dosis
tunggal,
4). Itrakonazol: bila dipakai untuk kandidiasis
vulvovaginalis dosis untuk orang dewasa 2 x
100 mg sehari, selama 3 hari.
PENCEGAHAN 63 13/08/2017

Tidak ada cara untuk mencegah


terpajan pada Candida. Obat-obatan
tidak biasa dipakai untuk mencegah
kandidiasis. Ada beberapa alasan: 1).
Penyakit tersebut tidak begitu bahaya,
2). Ada obat-obatan yang efektif
untuk mengobati penyakit tersebut,
3). Ragi dapat menjadi kebal
(resistan) terhadap obat-obatan.

Memperkuat sistem kekebalan tubuh


dengan terapi antiretroviral (ART)
adalah cara terbaik untuk mencegah
jangkitan kandidiasis.
13/08/2017

Parasit

64
65 13/08/2017

skabies
Penyakit kulit akibat infeksi dan sensitisasi
sarcoptes scabei var.hominis dan
produknya
Penyakit akibat hubungan seksual

Patogenesis
-karena kontak langsung (kulit ke kulit)
-tidak langsung (melalui benda seperti
handuk)
66 13/08/2017

Manifestasi klinik:
-papul, vesikel, urtika
- Empat tanda kardinal :
-gatal pada malam hari
-menyerang sekolompok orang, misalnya
sekeluarga, satu asrama
-terdapat terowongan atau kunikulus pada
area predileksi. Terowongan bebrbentuk garis
lurus berkelok dengan rata-rata panjang 1
cm dan berujung papul atau vesikel
-ditemukan tungau
67 13/08/2017

Diagnosis:
-temukan terowongan dari ujung
terowongan yang berupa papul
-menyikat lesi dengan sikat, ditampung
diatas kertas putih, dan dilihat dengan
kaca pembesar
-membuat biopsi eksisional dan diberikan
perwarnaan H.E
68 13/08/2017

Diagnosis Banding
Pitiriasis rosea
Liken planus
Pedikulosis korporis
Pioderma
Prurigo
69 13/08/2017
Terapi
1. Umum
Kebersihan perorangan
Kebersihan lingkungan
Obati keluarga & kontak personal
2. Anti Skabies
obat tidak toksis & tidak iritatif
membunuh semua stadium
A. Preparasi belerang (4 10%)
B. Emulsi benzil benzoas (15-25%)
C. Gama benzen heksa klorida ( - 1%)
D. Krotamiton 10%
E. Permethrin 5%
3. Antibiotika: bila ada infeksi sekunder, dermatitis
70 13/08/2017

Creeping eruption
Kelainan kulit berupa peradangan berbentuk
linier atau berkelok-kelok, menimbul dan
bersifat progresif yang disebabkan karena
invasi larva cacing tambang

Patogenesis
Penyebab: ancylostoma braziliense dan
ancylostoma caninum. Larva ini melakukan
penetrasi pada kulit dan berjalan sepanjang
dermoepidermal gejala di kulit beberapa
jam atau hari
71 13/08/2017

Manifestasi klinik
Lesi kulit: papul dan lesi linier atau berkelok-
kelok dengan diameter 2-3 mm dan
berwarna kemerahan pada tungkai,
tangan, anus, bokong dan paha
Keluhan gatal yang lebih berat pada
malam hari dan panas
72 13/08/2017

tatalaksana
Tiabendazol 50 mg/kgBB/hari PO
Albendazol 400 mg PO
Krioterapi
13/08/2017

Dermatitis
kontak ALergi
Non infeksi

73
74 13/08/2017

Devinisi : sistem dermatitis ( peradangan kulit)


yang tibul setelah kontak dengan alergen
melalui proses sensitisasi.
PENYEBAB :
Alergen = kontakan = sensitizer.
Biasanya berupa:
bahan logam berat
Kosmetik
obat-obatan (obat kumur , sulfa , penisilin).
75 13/08/2017

Faktor Faktor yang


mempengaruhi
Kebersihan/ higiene : berpengaruh besar
untuk timbulnya penyakit , seperti
perkerjaan dengan lingkungan yang
basah, tempat lembap atau panas .
76 13/08/2017

Gejala penyakit
Kemerahan pada daerah kontak
Eritema
Papul
Vesikel dan erosi
Gatal
77 13/08/2017

Pemeriksaan kulit
Lokalisasi : semua bagian tubuh dapat
terkena
Efloresensi/sifat-sifatnya:
-Eritema numular sampai dengan plakat
-papul vesikel berkelompok disertai erosi
numular hingga plakat.
-mukula hiperpigmentasi dengan skuama
halus.
Gambaran histopatologi tidak khas.
78 13/08/2017

Diagnosis
1. Pemeriksaan eosinofil darah tepi
2. Pemeriksaan imunoglobulin E
Uji tempel (patch test)
Uji gores (scratch test)
Uji tusuk (prick test)
79 13/08/2017

Diagnosis banding
Dermatofitosis
Dermatosis seboroika
Kandidiasis
80 13/08/2017

Tatalaksana
Umum : hindari faktor penyebab.
Khusus :
-sistemik
1. Antihistamin
2. kortikosteroid : metilprednison, metilprednisolon
atau triamsinolon.
*Topikal
Jika lesi basah berikan kompres KMnO 1/5000.
jika mengering berikan kortikosteroid topikal
seperti hidrokortison 1-2%, triamsinolon 0,1%.

Prognosis : umumnya baik.


13/08/2017

Dermatitis
Atopik

81
82 13/08/2017

Dermatitisyang timbul pada individu


dengan riwayat atopi pada dirinya
sendiri ataupun keluarganya, yaitu
riwayat asma bronkial,rinitis alergi, dan
reaksi alergi terhadap serbuk-serbuk
tanaman.
83 13/08/2017

Penyebab : belum diketahui , namun


faktor turuanan merupakan dasar
pertama untuk timbulnya penyakit.
84 13/08/2017

Epidemiologi
UMUR
Bayi
: 2 bulan -2tahun
Anak : 3-10tahun
Dewasa :13-30tahun.
85 13/08/2017

Faktor yang mempengaruhi


Bangsa/ras : semua bangsa
Daerah : yang panas ( banyak keringat)
lrebih sering terkena.
Musim/ iklim : panas dan lembap.
Keturunan : diduga yang diturunkan
secara autosomal resesif dan dominan.
Lingkungan
86 13/08/2017

Gejala penyakit :
Faktor herediter yang diperberat oleh
faktor luar.
Eritema
Papul-papul
Vesikel sampai erosi dan likenifikasi
Penderita tampak gelisah, gatal,dan sakit
berat.
87 13/08/2017

Pemeriksaan kulit
Lokalisasi : bentuk bayi : kedua pipi, kepala,badan,lipat
siku,lipat lutut.
- Bentuk anak : tengkuk , lipat siku, lipat lutut.
- Bentuk dewasa : tengkuk ,lipat lutut , lipat siku, punggung
kaki.

Efloresensi/sifat-sifatnya :
-bentuk bayi : eritema berbatas tegas , papul/vesikel
miliar disertai erosi dan eksudasi serta krusta.
-bentuk anak : papul-papul miliar , likenifikasi tidak
eksudatif.
Bentuk dewasa : biasanya hiperpigmentasi , kering dan
likenifikasi.
88 13/08/2017

Diagnosis
Dermatografisme putih : untuk melihat
perubahan dari rangsangan goresan
terhadap kulit.
Percobaan asetilkolin akan menimbulkan
vasokontriksi kulit yang tampak sebagai garis
pucat selama satu jam.

DIAGNOSIS BANDING
1. Dermatitis kontak
2. Dermatitis numularis
89 13/08/2017

Tatalaksana
Hindari semua faktor luar yang mungkin menimbulkan manifestasi klinis .
Menjauhi alergen pencetus.
Hindari pemakaian bahan yang merangsang, seperti sabun keras dan bahan
pakaian dari wol.
SISTEMIK
1. Antihistamin golongan H untuk mengurangi gatal dan sebagai penenang.
2. Kortikosteroid jika gejala klinis berat dan sering mengalami kekambuhan.
3. Jika ada infeksi sekunder , beri antibiotik seperti eritromisin dan tetrasiklin.
TOPIKAL
1. Pada bentuk bayi , beri kortikosteroid ringan dengan efek samping sedikit,
misalnya krim hidrokortison 1-15%
2. Pada bentuk anak dan dewasa dengan likenifikasi , dapat diberikan
kortikosteroid kuat,seperti betametason dipropionat 0.05% atau
desoksimetason 0,25%.

PROGNOSIS : BAIK.

También podría gustarte