Está en la página 1de 30

LAPORAN KASUS

RINITIS ALERGI
Pembimping Klinik
dr. Hj. Andriana S., Sp.THT-KL, M. Si, Med

Adhara Puspa Noorita


30101206583
Identitas Pasien

Nama pasien : Tn. H


No. RM : 01238974
Usia : 25 th
Jenis Kelamin : Laki - laki
Alamat : Desa Banjarsari RT 2 RW 5
Sayung Demak
Pekerjaan : Pegawai Bank Jateng
Ruang : Poli THT RSI Sultan Agung
Tanggal Masuk : 18 Juli 2016
Status Pasien : Umum
Dilakukan di poli THT
Anamnesis Rsisa tanggal 18 juli
2016 jam 10.00

Keluhan Hidung tersumbat


utama
Riwayat Penyakit Sekarang

Hidung tersumbat
Keluhan timbul pada
Mengeluh hidung hilang timbul pada
pagi hari saat
tersumbat sejak 5 hidung kanan dan
bangun tidur dan
bulan yang lalu kiri bergantian
wudhu
maupun keduanya

Keluhan disertai
Rinorrhea berwarna
dengan bersin terus
bening dan
menerus 5-10 kali
konsistensinya cair
dan
Riwayat Penyakit Sekarang
Awalnya keluhan tidak
Sudah diobati
mengganggu aktivitas Pasien mengeluh sering
dermakolin namun
namun 2 minggu ini pilek dan hidung
keluhan tidak
mengganggu aktivitas terasa gatal
berkurang.
sehari-hari

Keluhan tidak disertai


Pasien menyangkal
dengan nyeri daerah
demam, sakit kepala,
pipi dan nyari
batuk
tenggorokan
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat keluhan yang sama : Pernah menderita keluhan seperti ini


Riwayat sakit gigi : disangkal
Riwayat batuk pilek : disangkal / diakui
Riwayat sakit telinga : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Alergi : disangkal
Riwayat Gastritis : disangkal
Riwayat Merokok : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat Hipertensi : disangkal


Riwayat DM : disangkal
Riwayat batuk pilek : disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi

Biaya pengobatan ditanggung pasien sendiri


Pasien berprofesi sebagai pegawai bank
Kesan ekonomi cukup
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : baik
Kesadaran : komposmentis
Status gizi : cukup
Status Tekanan darah : 120/80 mmHg
present Nadi : 87 x/mnt
Pernapasan : 20 x/mnt
Suhu : 36.20 C
Status Lokalis
TELINGA
px Kanan Kiri
Mastoid Tumor (-), abses (-), fistula (-) Tumor (-), abses (-), fistula (-
nyeri ketok (-) ), nyeri ketok (-)
Pre-aurikula Pembesaran (-), nyeri palpasi Pembesaran (-), nyeri palpasi
(-) (-)
Retro-aurikula Pembesaran (-), nyeri palpasi Pembesaran (-), nyeri palpasi
(-) (-)
Aurikula Kelainan kongenital (-), tanda Kelainan kongenital (-), tanda
tanda peradangan (-) tanda peradangan (-)
CAE discharge (-), benda asing (-), discharge (-), benda asing (-),
furunkel (-),edem (-) furunkel (-),edem (-)
Membran Timpani
Warna Putih, tanda tanda Putih, tanda tanda
peradangan (-) peradangan (-)
Reflek cahaya + (kerucut anteroinferior) + (kerucut anteroinferior)
Perforasi - -
Lain-lain - -
HIDUNG
Px Kanan Kiri
Pemeriksaan Luar
Hidung
Peradangan - -
Kelainan kongenital - -
deformitas
Sinus - -
Nyeri palpasi daerah pipi - -
dan dahi
Rhnoskopi Anterior
Discharge (+), mukoid, terdapat (+), mukoid, terdapat
jembatan lendir jembatan lendir
Mukosa Edema (+),halus, pucat (+) Edema (+),halus, pucat (+)
Konka Licin, halus, merah muda Licin,halus, merah muda
merah muda, edem (-) merah muda, edem (-),
Tumor - -
Septum Lurus, deviasi (-), spina (-), Lurus, deviasi (-), spina (-),
krista (-) krista (-)
Lain-lain - -
TENGGOROK

Px Hasil
Faring Merah muda, licin, granulasi(-
), sekret(-),
Tonsil T2-T2, warna merah muda,
kripte melebar, detritus (+)
KEPALA DAN LEHER

Px Hasil
Kepala Mesocephal, kelainan kongenital (-)
Leher Tidak ada pembesaran KGB
(submental, submandibula, pre-
aurikular, retro-aurikular, sepanjang
sternocleidomastoideus, supra-
klavikula, infra-klavikula)
GIGI DAN MULUT

Px Hasil
Gigi geligi Dbn
Lidah Peradangan(-), atrofi
papil(-), plak(-)
Palatum Kelainan kongenital (-),
peradangan(-)
USULAN PEMERIKSAAN
PENUNJANG DIAGNOSIS BANDING
Pemeriksaan hitung jenis Rinitis alergi
eusinofil Rinitis kronik
Prick test dan intradermal test Rinitis vasomotor
Pemeriksaan IgE

PROGNOSIS
Qou ad vitam : dubia ad bonam
Qou ad sanam : dubia ad malam
Quo ad functionam : dubia ad DIAGNOSIS
bonam Rinitis Alergi dengan
Tonsilitis Kronik
Komplikasi

1.Polip hidung
2.Otitis media efusi
3.Rinosinusitis
Terapi

Medikamentosa
Antihistamin Cetirizin tab 1 x 10 mg
Agonis adrenergik alfa sistemik Efedrin tab 3 x 25 mg
Kortikostroid sistemik Metil Prednisolon tab 2 x 4 mg
Antikolinergik topikal Salbutamol inhalasi aerosol 100-
200 mcg (1-2 hisapan), 3-4 kali sehari
Antileukotrien Zalfirlukast tab 2 x 20 mg

Edukasi
Meminum obat yang sudah diberikan secara teratur dan kontrol ke poliklinik
Memakai masker saat bekerja, bersih-bersih rumah, saat berkendara motor
Saat dingin pakai jaket
Istirahat cukup, olahraga teratur dan makan makanan bergizi
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Hidung
Fisiologi Hidung
Sebagai jalan nafas

Pengatur kondisi udara (Air Conditioning)

Sebagai penyaring dan pelindung

Indra penghidu

Resonansi suara

Proses bicara

Refleks nasal
Klasifikasi
Berdasar sifat berlangsungnya
Rinitis alergi musiman
Alergen penyebabnya spesifik yaitu tepungsari (pollen) dan spora jamur. Oleh
karena itu nama yang tepat ialah polinosis atau rino konjungtivitis karena gejala
klinik yang tampak ialah gejala pada hidung dan mata (mata merah, gatal
disertai lakrimasi).
Rinitis alergi sepanjang tahun (perenial)
Penyebab paling sering ialah alergen inhalan, terutama pada orang dewasa, dan
alergen ingestan.
Alergen inhalan utama adalah alergen dalam rumah (indoor) dan alergen diluar
rumah (outdoor). Alergen inhalan dalam rumah terdapat di selimut, karpet,
buku-buku, sofa. Komponen alergennya terutama berasal dari serpihan kulit dan
fases tungau D. Pteronyssinus, D. Farinae dan Blomia tropicalis, kecoa dan bulu
binatang peliharaan (anjing, kucing, burung). Alergen inhalan diluar rumah
berupa polen dan jamur.
WHO Initiative ARIA (Alletgic Rhinitis and
Its Impact on Asthma)

berdasar sifat berlangsungnya yaitu:


Intermitten (kadang-kadang) : bila gejala kurang dari 4 minggu
Persisten (menetap): Bila gejala lebih dari 4 minggu
Berdasar tingkat berat ringannya dibagi menjadi
Ringan: Bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aktivitas harian,
bersantai, berolahraga, belajar dll
Sedang atau berat: Bila disertai gejala diatas lebih dari 1.
Patofisiologi
TAHAP SENSITISASI
Alergen masuk diterima APC (makrofag/monosit) setelah diproses Ag
membentuk fragmen2 pendek peptide & bergabung dg HLA II dipresentasikan
ke sel Th0.
Kemudian sel penyaji akan melepas sitokin (IL 1) mengaktifkan Th0 untuk
proliferasi menjadi Th1 / Th2
Catatan : bila pajanan bersifat sitotoksik Th1
Bila allergen / cacing berarti Th 2
KARENA ini merupakan rekasi alergi maka yang dibentuk adlah Th2 sitokin (IL
3, IL 4, IL 5,dan IL 13) IL 4 & IL 13 akan berikatan dg reseptor di permukaan
limfosit B mengaktifkan limfosit B Limf B memproduksi IgE masuk ke
sirkulasi masuk ke jaringan diikat oleh reseptor Ig E dipermukaan sel
mastosit/basofil sel mast danbasofil mjd Aktif menghasilkan SEL
TERSENSITISASI
TAHAP PROVOKASI / REAKSI ALERGI
Ada 2 jenis yaitu RAFC (yang berlangsung sejak kontak dengan allergen sampai 1 jam
setelahnya dan RAFL (yang berlangsung 2-4jam dengan puncak 6-8 jam setelah
pemaparan dan dapat berlangsung sampai 24-48 jam.
bila mukosa yang sudah tersensitisasi terpajan allergen yang sama rantai Ig E akan
berikatan dg allergen spes degranulasi mastosit + basofil memproduksi mediator
kimia seperti histamine, prostaglandin D2, LT D4 (pada RAFC), dll hidung Hiperreaktif
dan Hiperresponsif bersin2, gatal, Rinore, hidung teersumbat.
PADA RAFC
Sel mastosit memproduksi molekul kemotaktik akumulasi sel eosinofil & neotrofil di
jaringan target
PADA RAFL
Terjadi penambahan jumlah dan jenis sel2 inflamasi (eo,neu, limf, basofil, /mast )di
mukosahidung dan peningkatan sitokin dan secret hidung yang menigkat (yang
mengandung ICAM-1).
Gejala Klinik
Gejala rinitis alergi yang khas ialah terdapatnya serangan
bersin berulang. Gejala lain ialah keluar ingus (rinore) yang
encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal
yang kadang-kadang disertai dengan banyak air mata keluar
(lakrimasi).

Gejala spesifik terdapat bayangan gelap di daerah bawah mata


yang terjadi karena stasis vena sekunder akibat obstruksi
hidung (gejala ini disebut allergic shiner). Sering tampak anak
menggosok-gosok hidung (disebut allergic salute). Keadaan
menggosok hidung ini lama kelamaan akan mengakibatkan
timbulnya garis melintang di dorsumnasi bagian sepertiga
bawah (disebut allergic crease)
Adanya faktor predisposisi reaksi inflamasi mukosa hidung

Edema organ-organ yang membentuk kompleks osteomeatal

Mukosa yang berhadapan saling bertemu

Silia tidak dapat bergerak

Ostium sinus tersumbat

Tekanan negatif di dalam rongga sinus

rinosinusitis
non-bakterial

Kondisi menetap

Sekret terkumpul dalam sinus

Bakteri berkembang dan terjadi multiplikasi di dalamnya

Sekret menjadi purulen

Terapi tidak berhasil


Inflamasi berlanjut

Hipoksia jaringan

Bakteri anaerob berkembang

Mukosa semakin membengkak

Perubahan mukosa kronik

Hipertrofi polipoid/pembentukan polip dan kista

También podría gustarte