Está en la página 1de 26

Bioremediasi Air Laut

Terkontaminasi Minyak Bumi


Dengan Menggunakan Bakteri
Pseudomonas aeruginosa
LATAR BELAKANG
Minyak bumi adalah sumber utama energi fosil
Produksi minyak mentah dunia diperkirakan
sebanyak tiga miliar ton per tahun, dan sekitar
setengahnya diangkut melalui laut.
Berbagai kegiatan eksplorasi, eksploitasi,
transportasi, penyimpanan, pengolahan dan
distribusi minyak mentah maupun minyak olahan
masih sering menghasilkan kejadian kebocoran
dan atau tumpahan minyak ke lingkungan.
Penanganan yang tidak tepat dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan dan berbahaya bagi
makhluk hidup.
PERISTIWA TUMPAHNYA MINYAK DI LAUT Kapal Torrey Canyon di daerah Cornwall-
Inggris (1976) menumpahkan 117.000 ton
Amoco Cadiz di Inggris (1978) menumpahkan
223.000 ton,
Mega Borg di Texas (1990) menumpahkan
500.000 gallon minyak.
Tumpahan minyak akibat meledaknya kilang
minyak montara mengakibatkan kerugian
sebesar Rp. 860 miliar

Diperkirakan sebanyak 500


spesies pembentuk terumbu
karang rusak dan 3.000
spesies ikan terancam punah.
BAHAYA TUMPAHAN MINYAK
Komponen hidrokarbon yang bersifat toksik
berpengaruh pada reproduksi, perkembangan,
pertumbuhan, perilaku biota laut dan merusak
ekosistem mangrove.
Secara langsung minyak menyebabkan kematian
pada ikan karena kekurangan oksigen, keracunan
karbon dioksida, dan keracunan langsung oleh
bahan berbahaya.
minyak yang larut akan
mengapung pada
permukaan air

Efek tumpahan minyak


minyak yang tenggelam
akan terakumulasi
didalam sedimen sebagai
deposit hitam pada pasir
dan bebatuan di pantai
Efek minyak yang mengapung di permukaan
air

Minyak yang tergenang di atas


permukaan laut ini akan menghalangi
masuknya sinar matahari kedalam
zona fotik
Minyak menghalangi pertukaran gas
dari atmosfer sehingga dapat
mengurangi kelarutan oksigen.
Efek minyak yang tenggelam

Minyak yang tenggelam akan


terakumulasi di dalam sedimen
sebagai deposit hitam pada pasir dan
bebatuan di pantai akan mengganggu
organisme didalamnya
Akumulasi endapan mempengaruhi
tingkah laku, reproduksi, dan
pertumbuhan dan perkembangan
hewan yang mendiami daerah ini.
BIOREMIDIASI

Bioremediasi merupakan
penggunaan mikroorganisme untuk
mengurangi polutan di lingkungan.
BIOREMEDIASI

Mekanisme berlangsung oleh


enzim-enzim yang dihasilkan
mikroba tertentu atau biosorpsi
oleh dinding sel mikrob dimana
senyawa yang berbahaya tersebut
diubah secara enzimatis menjadi
senyawa lain yang tidak berbahaya
misalnya, metan, air, garam-garam
anorganik, dan hasil samping lain
yang lebih sederhana dari senyawa
Mikroba yang
dimanfaatkan
sebagai
pendegradasi harus
mampu
menghasilkan enzim
oksigenase yang
dapat
mengoptimalkan
hubungan
permukaan sel
Proses Bioremediasi

In situ, proses bioremediasi limbah ditempat


asalnya

Kelebihan Kekurangan

Proses bioremediasi mudah Proses penebaran yang


tidak efisien

Ramah lingkungan
Pertumbuhan mikroba
yang tidak terkontrol
Proses pengolahan
limbah relatif cepat

Biaya pengerjaan relatif


murah
Proses Bioremediasi

Ex situ, proses bioremediasi limbah dengan


memindahkannta ke tempat lain kemudian
dikembalikan ketempatnya semula

Kelebihan Kekurangan

Proses penebaran yang Proses bioremediasi susah


relatif efisien

Pertumbuhan mikroba Dibutuhkan alat canggih


yang terkontrol

Proses pengolahan lama

Biaya pengerjaan mahal


Salah satu
mikroba yang
dapat digunakan
sebagai agen
bioremidiasi
adalah bakteri
PSEUDOMONASSP.
Bakteri Pseudomanas Aeruginosa

Bakteri Pseudomonas
aeruginosa adalah patogen
oportunistik, yang
memanfaatkan kerusakan
pada pertahanan inang
untuk memulai suatu infeksi.
Bakteri ini berukuran sekitar
0,6 x 2 m dan termasuk
bakteri gram negatif

Bakteri Pseudomonas
aeruginosa
Karakterisasi Bakteri
Pseudomonas
aeruginosa

Menggunakan unsur
karbon sebagai nutrisi Hidup pada pH
utama serta nitrogen media antara 6,0
dan phospor sebagai 9,0 dalam air garam
nutrisi tambahan

Tumbuh dengan
Mampu menggunakan
optimal pada suhu
respirasi aerob dan
370C dan dapat
respirasi anaerob
bertahan hidup pada
(apabila tumbuh dalam
suhu 100C - 450C
nutrien sempit)
dalam air garam
Pseudomonassp. menghasilkan
biosurfaktan
Ada dua macambiosurfaktan yang dihasilkan bakteri
Pseudomonas
Surfaktan dengan berat molekul rendah (seperti
glikolipid, soforolipid, trehalosalipid, asam lemak dan
fosfolipid) yang terdiri dari molekul hidrofobik dan
hidrofilik. Kelompok ini bersifat aktif permukaan, ditandai
dengan adanya penurunan tegangan permukaan
medium cair.
Polimer dengan berat molekul besar, yang dikenal
dengan bioemulsifierpolisakarida amfifatik. Dalam
medium cair, bioemulsifierini mempengaruhi
pembentukan emulsi serta kestabilannya dan tidak
selalu menunjukkan penurunan tegangan permukaan
medium.
Biosurfaktan merupakan komponen
mikroorganisme yang terdiri atas
molekul hidrofobik dan hidrofilik,
yang mampu mengikat
molekulhidrokarbontidak larut air
dan mampu menurunkan tegangan
permukaan.
FUNGSI BIOSURFAKTAN:
secara ekstraseluler menyebabkan
emulsifikasi hidrokarbonsehingga
mudah untuk didegradasi oleh
bakteri
meningkatkan ketersediaan substrat
yang tidak larut melalui
beberapamekanisme.
Mengemulsi substrat yang berupa
cairan dibentuk menjadi misel-misel,
dan menyebarkannya ke permukaan
sel bakteri. Substrat yang padat
dipecah oleh biosurfaktan, sehingga
lebih mudah masuk ke dalam sel.
Mekanisme Bakteri Pseudomonas
aeruginosa pada Proses Degradasi Minyak

Proses remediasi minyak oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa terjadi secara


in situ
MEKANISME DEGRADASI
HIDROKARBON PADA SEL BAKTERI
PSEUDOMONAS
Hidrokarbon Alifatik (Proses Aerob)

Pseudomonas sp. menggunakan


hidrokarbon tersebut untuk
pertumbuhannya. Penggunaan
hidrokarbon alifatik jenuh merupakan
proses aerobik (menggunakan
oksigen). Tanpa adanya O2,
hidrokarbon ini tidak didegradasi.
Langkah pendegradasian hidrokarbon
alifatik jenuh oleh Pseudomonas sp.
meliputi oksidasi molekuler (O2)
sebagai sumber reaktan dan
penggabungan satu atom oksigen ke
Reaksi Lengkap Pendegradasian
Hidrokarbon Alifatik Jenuh Oleh
Pseudomonas Sp.
Hidrokarbon Aromatik (Proses Anaerob)

Banyak senyawa ini digunakan sebagai


donor elektron secara aerobik oleh bakteri
Pseudomonas. Degradasi senyawa
hidrokarbon aromatik disandikan dalam
plasmid atau kromosom oleh gen xy/E. Gen
ini berperan dalam produksi enzim katekol
2,3-dioksigenase. Metabolisme senyawa ini
oleh bakteri diawali dengan pembentukan
Protocatechuate atau catechol atau senyawa
yang secara struktur berhubungan dengan
senyawa ini. Kedua senyawa ini selanjutnya
didegradasi oleh enzim katekol 2,3-
dioksigenase menjadi senyawa yang dapat
masuk ke dalam siklus Krebs (siklus asam
Reaksi Perubahan Senyawa Benzena
menjadi Katekol
Thanks!
Any questions?

También podría gustarte