Está en la página 1de 9

ASKEP GGA

DENGAN
HEMODIALISIS

PA N D U W I C A K S O N O
DEFINISI

Hemodialisa adalah Menggerakkan cairan dari partikel-pertikel


lewat membran semi permiabel yang mempunyai pengobatan
yang bisa membantu mengembalikan keseimbangan cairan
dan elektrolit yang normal, mengendalikan asam dan basa,
dan membuang zat-zat toksis dari tubuh.
Hemodialisa adalah lintasan darah melalui sel;ang dari luar
tubuh ke ginjal buatan dimana pembuangan kelebihan zat
terlarut can cairan terjadi.
ETIOLOGI

Hemodialisa dilakukan kerena pasien menderita gagal


ginjal akut dan kronik akibat dari : azotemia,
simtomatis berupa enselfalopati, perikarditis, uremia,
hiperkalemia berat, kelebihan cairan yang tidak
responsive dengan diuretic, asidosis yang tidak
bisadiatasi, batu ginjal, dan sindrom hepatorenal.
PATOFISIOLOGI

Terjadi gagal ginjal, ginjal tidak bisa melaksanakan fungsinya faktor-faktor


yang harus dipertimbangkan sebelum melaui hemodialisis pada pasien
gagal ginjal kronik terdiri dari keadaan penyakit penyerta dan kebiasaan
pasien.Waktu untuk terapi ditentukan oleh kadar kimia serum dan gejala-
gejala. Hemodialisis biasanya dimulai ketika bersihan kreatin menurun
dibawah 10 ml/mnt,yang biasanya sebanding dengan kadar kreatinin serum
8-10 mge/dL namun demikian yang lebih penting dari nilai labolatorium
absolute adalah terdapatnya gejala-gejala uremia.
GGA (GAGAL GINJAL AKUT)
Gagal ginjal adalah penurunan fungsi ginjal sehingga sisa
metabolisme makanan oleh tubuh (ureum, kreatinin, air,dll)
tidak dapat diserap oleh tubuh dan terkumpul dalam darah
dalam jumlah yang banyak sehingga menyebabkan gangguan.
Ada 2 (dua) macam gagal ginjal, yaitu gagal ginjal akut dan
ginjal kronik.
Gagal ginjal akut adalah keadaan penurunan fungsi ginjal
secara mendadak akibat kegagalan sirkulasi renal, serta
gangguan fungsi tubulus dan gromerulus dengan manifestasi
penurunan produksi urine dan terjadi azotemia (peningkatan
kadar nitrogen darah, peningkatan kreatinin serum, dan retensi
produk metabolit yang harus dieksresikan ginjal).
ETIOLOGI GGA
Prarenal
Renal
Pascarenal

Patofisiologi
Faktor Predisposisi yang dapat menyebabkan pengurangan aliran darah renal dan gangguan
fungsi ginjal, yaitu :
Obstruksi Tubulus
Kebocoran cairan tubulus
Penurunan permeabilitas glomerulus
Disfungsi vasomotor
Glomerolus feedback
Terdapat empat tahapan klinis dari gagal ginjal akut, yaitu :
1. Periode awal
2. Periode Oliguria
3. Periode Diuresis
4. Periode penyembuhan
PENGKAJIAN ANAMNESIS
Riwayat Kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan terdahulu
Psikosiokultural
Pemeriksaan Fisik : K/U dan TTV, B1,B2,B3,B4,B5, dan B6
Pengkajian Diagnostik : Laboraturium
Pengkajian Penatalaksanaan Medis
Tukuan penatalaksanaan adalah menjaga keseimbangan dan mencegah komplikasi,
yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang serius, seperi
hyperkalemia, pericarditis, dan kejang. Dialisis memperbaiki abnormalitas biokimia,
menyebabkan cairan, protein, dan natrium dapat dikonsumsi secara bebas, menghilangkan
kecenderungan perdarahan dan membantu penyembuhan luka.
2. Koreksi Hiperkalemia
3. Terapi Cairan
4. Diet rendah protein, tinggi karbohidrat
5. Koreksi asidosis dengan natrium bikarbonat dan dialisis
Cuci darah atau biasa disebut dengan dialysis ada 2 (dua) macam, yaitu
hemodialisis dan peritoneal dialysis. Prinsip kerjanya berdasarkan proses difusi
osmosis, dimana pada hemodialisis dipergunakan membrane semipermeabel
buatan (dialiser) dan pada peritoneal dialysis menggunakan selaput dinding perut
(peritoneum) pasien sendiri sebagai membrane semipermeabel. Sisa metabolisme
(racun-racun seperti ureum, kreatinin) akan berpindah dari pasien ke cairan dialisat
setelah melalui membrane tersebut, sehingga darah pasien menjadi bersih.
Pada gagal ginjal akut umumnya memerlukan terapi cuci darah sebagai terapi
suportif yang bersifat sementara karena fungsi ginjal bisa kembali ke normal, tetapi
pada gagal ginjal kronik memerlukan terapi seumur hidup sebagai terapi pengganti
ginjal kecuali dilakukan operasi cangkok ginjal untuk mengganti ginjal yang rusak.
Idealnya cuci darah dilakukan seminggu 2-3 kali. Apabila pasien ingin mengurangi
frekuensi dialysis, maka harus membatasi diet protein dan air lebih ketat, yang
mempunyai konsekuensi terjadi malnutrisi kurang disarankan. Penundaan cuci
darah dapat berisiko terjadi komplikasi seperti pembengkakan paru, kejang-kejang,
penurunan kesadaran, gangguan elektrolit yang berat, perdarahan saluran cerna,
gagal jantung bahkan bisa terjadi kematian.
TERIMAKASIH .

También podría gustarte