Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
DENGAN
HEMODIALISIS
PA N D U W I C A K S O N O
DEFINISI
Patofisiologi
Faktor Predisposisi yang dapat menyebabkan pengurangan aliran darah renal dan gangguan
fungsi ginjal, yaitu :
Obstruksi Tubulus
Kebocoran cairan tubulus
Penurunan permeabilitas glomerulus
Disfungsi vasomotor
Glomerolus feedback
Terdapat empat tahapan klinis dari gagal ginjal akut, yaitu :
1. Periode awal
2. Periode Oliguria
3. Periode Diuresis
4. Periode penyembuhan
PENGKAJIAN ANAMNESIS
Riwayat Kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan terdahulu
Psikosiokultural
Pemeriksaan Fisik : K/U dan TTV, B1,B2,B3,B4,B5, dan B6
Pengkajian Diagnostik : Laboraturium
Pengkajian Penatalaksanaan Medis
Tukuan penatalaksanaan adalah menjaga keseimbangan dan mencegah komplikasi,
yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang serius, seperi
hyperkalemia, pericarditis, dan kejang. Dialisis memperbaiki abnormalitas biokimia,
menyebabkan cairan, protein, dan natrium dapat dikonsumsi secara bebas, menghilangkan
kecenderungan perdarahan dan membantu penyembuhan luka.
2. Koreksi Hiperkalemia
3. Terapi Cairan
4. Diet rendah protein, tinggi karbohidrat
5. Koreksi asidosis dengan natrium bikarbonat dan dialisis
Cuci darah atau biasa disebut dengan dialysis ada 2 (dua) macam, yaitu
hemodialisis dan peritoneal dialysis. Prinsip kerjanya berdasarkan proses difusi
osmosis, dimana pada hemodialisis dipergunakan membrane semipermeabel
buatan (dialiser) dan pada peritoneal dialysis menggunakan selaput dinding perut
(peritoneum) pasien sendiri sebagai membrane semipermeabel. Sisa metabolisme
(racun-racun seperti ureum, kreatinin) akan berpindah dari pasien ke cairan dialisat
setelah melalui membrane tersebut, sehingga darah pasien menjadi bersih.
Pada gagal ginjal akut umumnya memerlukan terapi cuci darah sebagai terapi
suportif yang bersifat sementara karena fungsi ginjal bisa kembali ke normal, tetapi
pada gagal ginjal kronik memerlukan terapi seumur hidup sebagai terapi pengganti
ginjal kecuali dilakukan operasi cangkok ginjal untuk mengganti ginjal yang rusak.
Idealnya cuci darah dilakukan seminggu 2-3 kali. Apabila pasien ingin mengurangi
frekuensi dialysis, maka harus membatasi diet protein dan air lebih ketat, yang
mempunyai konsekuensi terjadi malnutrisi kurang disarankan. Penundaan cuci
darah dapat berisiko terjadi komplikasi seperti pembengkakan paru, kejang-kejang,
penurunan kesadaran, gangguan elektrolit yang berat, perdarahan saluran cerna,
gagal jantung bahkan bisa terjadi kematian.
TERIMAKASIH .