A. Pengertian Orientasi adalah kemampuan seseorang untuk mengenal lingkungannya serta hubungannya dalam waktu dan ruang terhadap dirinya sendiri dan juga hubungan dirinya sendiri dengan orang lain (Maramis,1980) Disorientasi atau gangguan orientasi timbul sebagai akibat gangguan kesadaran dan dapat menyangkut waktu (tidak tahu menahu tentang jam,hari,pekan,bulan, tahun,atau musim), tempat (tidak tahu menahu dimanakah dia berada), atau orang (tentang dirinya sendiri atau orang lain,tidak tahu identitasnya atau salah menafsirkan identitas orang lain) Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan individu menilai dan berespons pada realitas.individu tidak dapat membedakan rangsang internal dan eksternal, tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan,individu tidak mampu memberi respons secara akurat,sehingga tampak perilaku yang sukar dimengerti dan mungkin menakutkan B.Faktor predisposisi Faktor predisposisi yang mungkin mengakibatkan gangguan orientasi realitas adalah aspek biologis, psikologis, dan sosial (Stuart dan Sundeen,1995) 1.Biologis gangguan perkembangan dan fungsi otak / susunan saraf pusat dapat menimbulkan gangguan orientasi realitas,seperti: hambatan perkembangan otak kususnya kortek frontal,temporal,dan limbik.gejala yang mungkin timbul adalah hambatan dalam belajar,berbicara,daya ingat dan mungkin muncul perilaku menarik diri atau kekerasan pertumbuhan dan perkembangan individu pada pranatal,perinatal,neonatus, dan kanak- kanak 2. Psikologis keluarga,pengasuh,dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respons psikologis dari klien.sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien.penolakan dapat dirasakan dari ibu,pengasuh,atau teman yang bersikap dingin,cemas,tidak sensitif,atau bahkan terlalu melindungi. Pola asuh pada usia kanak-kanak yang tidak adekuat misalnya tidak ada kasih sayang, diwarnai kekerasan,ada kekosongan emosi, konflik dan kekerasan dalam keluarga (pertengkaran orang tua,aniaya dan kekerasan rumah tangga) merupakan lingkungan resiko gangguan orientasi realitas 3.Sosial budaya kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi gangguan orientasi realitas, seperti kemiskinan,konflik sosial budaya (peperangan,kerusuhan,kerawanan) kehidupan yang terisolasi disertai stres yang menumpuk C.Proses informasi dalam otak(Stuart dan Laraia,1998) respons klien atau gejala dan tanda yang dapat dideteksi dari klien adalah berbagai respons yang terkait dengan fungsi otak masukan informasi proses diotak respons perilaku
Sensoris internal 1.perhatian pada
Biokimia informasi yg masuk emosi 2.daya ingat proses kognitif Sensori eksternal 3.pembelajaran persepsi
Penglihatan 4.diskriminasi informasi respons emosi
Pendengaran 5.interpretasi gerakan motorik Perabaan 6.pengorganisasian respons sosial Pengecapan informasi menjadi Penghidu respons D. Rentang respons neurobiologik
Respons adaptif respons maladaptif
Pikiran logis kadang-kadang gangguan proses
proses pikir terganggu pikir/waham Persepsi aktual ilusi halusinasi Emosi konsisten emosi berlebihan kesukaran dengan pengalaman atau kurang proses emosi Perilaku cocok perilaku yg tdk biasa perilaku tdk terorganisir Hubungan sosial menarik diri isolasi sosial harmonis E. Respons koping (Rentang Respons) respons klien atau gejala dan tanda yang dapat dideteksi dari klien adalah berbagai respons yang terkait dengan fungsi otak.respons perilaku klien dapat diidentifikasi sepanjang rentang respons sehingga perawat dapat menilai apakah respons klien masih adaptif atau maladaptif. gangguan orientasi realitas disebabkan oleh fungsi otak yang terganggu yaitu fungsi kognitif dan proses pikir,fungsi persepsi,fungsi emosi, fungsi motorik dan fungsi sosial Gangguan pada fungsi kognitif dan persepsi mengakibatkan kemampuan menilai dan menilik terganggu,sedangkan gangguan pada fungsi emosi,motorik dan sosial mengakibat kan kemampuan berespons terganggu yang tampak pada perilaku non verbal dan verbal.
Respons klien yang maladaptif dapat terjadi
perubahan dalam hal proses pikir,persepsi, afek dan emosi,psikomotorik, dan sosial: 1.Perubahan proses pikir proses berfikir meliputi pertimbangan, pemahaman,ingatan serta penalaran proses berpikir yang normal mengandung arus idea,simbol dan asosiasi yang terarah pada tujuan dan yang dibangkitkan oleh suatu masalah atau tugas dan yang menghantarkan kepada suatu penyelesaian yang berorientasi pada kenyataan pikiran logis merupakan pemikiran orang dewasa,pada klien dengan gangguan orientasi realitas terjadi kemunduran dalam proses pikir berupa pola pikir primitif ini terjadi pada saat individu mengalami stres, ansietas atau takut. Individu juga mempunyai pemikiran yang autistik,yaitu penilaian realitas secara pribadi oleh individu merupakan penilaian subyektif yang dikaitkan dengan orang,benda atau kejadian yang tidak logis. ini menjadi dasar munculnya pemikiran seperti anak-anak, hilangnya asosiasi,pemikiran magis,waham (dellusi) dan perubahan linguistik 2. Perubahan pada persepsi persepsi ialah daya mengenal barang, kwalitas atau hubungan serta perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati, mengetahui, dan mengartikan setelah panca inderanya mendapat rangsang rangsang persepsi melibatkan proses pikir dan pemahaman emosional terhadap suatu obyek. perubahan dapat terjadi pada satu atau lebih dari pancaindra.perubahan persepsi yang paling sering ditemukan pada klien gangguan orientasi realitas adalah halusinasi dan depersonalisasi 3. Perubahan pada afek dan emosi afek adalah nada perasaan,menyenangkan atau tidak (seperti kebanggaan,kekecewaan,kasih sayang),yang menyertai suatu pikiran dan biasanya berlansung lama serta kurang disertai oleh komponen fisiologis emosi ialah manifestasi afek keluar dan disertai oleh banyak komponen fisiologik,lagi pula biasanya berlangsung tidak lama (misal: ketakutan,kecemasan,depresi dan kegembiraan) kadang-kadang istilah afek dan emosi dipakai secara bergantian. perubahan yang terjadi dapat berupa afek datar,afek tumpul,afek tidak sesuai,ambivalensi,apati,eforia 4.Perubahan psikomotor psikomotor adalah gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa, jadi merupakan efek yang mengenai badan dan jiwa.perubahan yang terjadi dapat berupa kelambatan atau peningkatan aktivitas. 5.Perubahan sosial tiap individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam hubungan sosial dengan orang lain karena individu tidak akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa adanya hubungan dengan lingkungan sosial. Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri,tidak percaya pada orang lain,ragu-ragu,takut salah,putus asa terhadap hubungan dengan orang lain dan menghindar dari orang lain.keadaan ini dapat menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain,lebih menyukai berdiam diri dan isolasi sosial F. Respons klien yang maladaptif dapat dikaji dengan pengkajian status mental yang meliputi: 1. penampilan diri;penampilan diri tidak rapi,tidak serasi/cocok,dan berubah dari biasanya 2. pembicaraan; tidak terorganisir bentuk yang maladaptif seperti kehilangan hubungan, tidak logis,berbelit-belit 3. aktivitas motorik;meningkat atau menurun,impulsif,kataton, dan beberapa gerakan yang abnormal/bizar 4. alam perasaan; dapat berupa suasana emosi yang memanjang akibat dari faktor presipitasi misalnya sedih dan putus asa disertai perilaku apatis 5. afek; merupakan perilaku yang tampak yang diekspresikan pada saat klien mengalami perasaan emosi tertentu. Afek yang maladaptif adalah tumpul,datar,tidak sesuai,ambivalen 6. interaksi selama wawancara; selama interaksi dapat dideteksi sikap klien seperti bermusuhan, mudah tersinggung dan curiga yang terkait dengan waham klien.sedangkan perilaku yang tidak kooperatif,kontak mata tidak ada, dan cenderung meninggalkan perawat terkait dengan isolasi sosial: menarik diri. Bila selama interaksi klien tampak bercakap-cakap/ komat- kamit,ketawa sendiri,yang tidak terkait dengan pembicaraan,hal ini dapat terkait dengan halusinasi 7. persepsi adalah kemampuan mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus sesuai dengan informasi yang diterima melalui panca indera.halusinasi merupakan salah satu respons neurobiologik (orientasi realitas) yang maladaptif.halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya klien mengintrepetasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/rangsangan dari luar/ eksternal.macam halusinasi adalah halusinasi pendengaran,penglihatan,penciuman, pengecapan dan perabaan. 8. proses pikir; proses informasi yang tidak berfungsi dengan baik akan mempengaruhi proses berfikir sehingga memberi dampak pada proses komunikasi.dalam berkomunikasi mungkin inkoheren,tidak berhubungan, berbelit dan tidak logis.klien tidak mampu mengorganisir dan menyusun pembicaraan yang logis dan koheren. ketidakmampuan klien ini sering membuat lingkungan takut dan merasa aneh terhadap klien 9. isi pikir; gangguan isi pikir dapat diidentifikasi dengan adanya waham. waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah.keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien.ketidakmampuan memproses informasi stimulus internal dan eksternal melalui proses informasi secara akurat dapat menimbulkan waham yaitu waham agama,kebesaran,soamtik,curiga dan nihilistik 10.tingkat kesadaran; kesadaran akan realitas merupakan hal yang perlu dikaji yaitu orientasi waktu,tempat dan orang 11.daya ingat; perilaku yang terkait erat dengan daya ingat adalah mudah lupa,kurang mampu menjalankan peraturan yang telah disepakati, tidak mudah tertarik.klien berulangkali menanyakan waktu,menanyakan apakah tugasnya sudah ia kerjakan dengan baik,permisi untuk suatu hal.untuk itu perawat memberikan informasi yang sederhana dan mudah diingat 12.tingkat konsentrasi/perhatian; kemampuan memperhatikan yang sering terganggu pada klien gangguan orientasi realitas adalah kemampuan mengobservasi dan konsentrasi terhadap realitas eksternal. klien sukar menyelesaikan tugas,sukar berkonsentrasi pada kegiatan atau pekerjaan dan perhatian mudah dialihkan (distraksi).klien dengan halusinasi pendengaran sering mengalami masalah dalam memberikan perhatian 13.penilaian dan tilik diri; klien gangguan orientasi realitas mengalami ketidakmampuan dalam mengambil keputusan,termasuk tilik diri yaitu menilai dan mengevaluasi diri sendiri,penilaian terhadap lingkungan dan stimulus,membuat rencana termasuk memutuskan,melaksanakan keputusan yang telah disepakati.klien sering tidak merasa bahwa apa yang dipikirkan dan diucapkan adalah salah. G.Masalah keperawatan dari pengkajian dapat disimpulkan masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada klien gangguan orientasi realitas,yaitu 1.perubahan persepsi sensori: halusinasi 2.perubahan proses pikir: waham 3.kerusakan komunikasi verbal 4.kerusakan interaksi sosial 5.isolasi sosial: menarik diri 6.perilaku kekerasan 7.gangguan konsep diri: harga diri rendah 8.resiko mencederai diri sendiri,lingkungan atau orang lain H. Pohon masalah resiko mencederai dirisendiri/orang lain/lingkungan
perubahan persepsi sensori: halusinasi
isolasi sosial: MD kerusakan komunikasi verbal
gangguan konsep diri: HDR perubahan proses pikir: waham
koping individu inefektif
I.Diagnosa keperawatan 1. Resiko mencederai diri sendiri,orang lain dan lingkungan berhubungan dengan halusinasi 2. Perubahan persepsi sensori: halusinasi berhubungan dengan menarik diri 3. Kerusakan komunikasi vebal berhubungan dengan waham 4. Perubahan proses pikir: waham berhubungan dengan harga diri rendah J. Rencana tindakan keperawatan Resiko mencederai diri sendiri,orang lain dan lingkungan berhubungan dengan halusinasi Tujuan umum;klien tidak mencederai orang lain Tujuan khusus: 1.klien dapat membina hubungan saling percaya 2.klien dapat mengenal halusinasinya 3.klien dapat mengontrol halusinasinya 4.klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya 5.klien dapat memanfaatkan obat dengan baik kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham Tujuan umum; klien dapat melakukan komunikasi verbal Tujuan khusus: 1.klien dapat membina hubungan saling percaya 2.klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki 3.klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi 4.klien dapat berhubungan dengan realitas 5.klien dapat dukungan keluarga 6.klien dapat menggunakan obat dengan benar