Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Kelompok 13
Program Studi Pendidikan Dokter
1. Nur Isnaeni Fajriyanti (22010116140222)
2. Billy Rodivan (22010116140223)
3. Nadia Dwi Rahmawati (22010116130224)
4. Syarifah A Mansur (22010116140225)
5. Putri Nurwidayaningtyas (22010116140226)
6. Navila Qorri Aynan (22010116130227)
7. Aden Kurniawan (22010116140228)
8. Kurnia Vanie Saritsya (22010116140229)
9. Faisal Rahman Yulistyan (22010116140230)
10. Muhammad Iqbal Fauzi(22010116140231)
11. Fatin Camilla Azhary (22010116140232)
12. Akhiar Mari (22010116140234)
Sikap Dokter Muslim
Menghadapi Pasien Non
Muslim
Latar Belakang
Agama Islam merupakan agama yang
diturunkan Allah SWT sebagai agama yang
sempurna. Salah satu hal yang membuat
agama ini sempurna adalah perintah untuk
saling tolong menolong atau disebut
taawun antara sesama mahluk hidup
dalam hal kebaikan. Di mana Dokter
muslim memiliki kewajiban untuk
membantu pasien baik itu muslim dan non
muslim.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran dan sikap dokter
muslim menghadapi pasien non muslim?
2. Bagaimana cara dokter muslim
melakukan praktik terhadap pasien non
muslim berdasarkan hukum dan kode etik
yang berlaku?
Tujuan
1. Mengetahui peran dan sikap dokter
muslim menghadapi pasien non muslim.
2. Mengetahui cara dokter muslim
melakukan prakek terhadap pasien non
muslim berdasarkan hukum dan kode etik
yang berlaku.
Manfaat
Definisi (KBBI)
Orang sakit (yang dirawat dokter)
Penderita (sakit)
Pengertian Pasien
Pasal 1 Undang-undang No. 29 Tahun
2004 Tentang Praktik Kedokteran
menjelaskan definisi pasien adalah setiap
orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh
pelayanan kesehatan yang diperlukan baik
secara langsung maupun tidak langsung
kepada dokter atau dokter gigi.
Hak Pasien
Mendapatkan penjelasan secara lengkap
tentang tindakan medis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3)
Meminta pendapat dokter atau dokter gigi
lain
Mendapatkan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan medisMenolak tindakan medis
Mendapatkan isi rekam medis
Kewajiban Pasien
Memberikan informasi yang lengkap dan
jujur tentang masalah kesehatannya
Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau
dokter gigi
Mematuhi ketentuan yang berlaku di
sarana pelayanan kesehatan
Memberikan imbalan jasa atas pelayanan
yang diterima
Hukum Islam Mengenai
Tolong Menolong
Surah At-Taubah [9:71]
Artinya
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan
perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi
penolong bagi sebagian yang lain. Mereka
menyuruh (mengerjakan) yang maruf, mencegah
dari yang mungkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah
dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat
oleh Allah Sub nau wa Tal: sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Surat Al-Maidah [5:2]
Artinya
Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu
kepada Allah, sesungguhnya Allah amat
berat siksa-Nya.
Hukum Menolong Orang Kafir
Surah Al-Anfal [8:73]
Artinya
Adapun orang-orang yang kafir, sebagian
mereka menjadi pelindung bagi sebagian
yang lain. Jika kamu (hai para muslimin)
tidak melaksanakan apa yang telah
diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi
kekacauan di muka bumi dan kerusakan
yang besar.
Surah Al-Mumtahanah [60:8]
Artinya
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat
baik dan berlaku adil terhadap orang-orang
yang tiada memerangimu karena agama dan
tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berlaku adil.
Contoh Kasus
KASUS 1
Seorang wanita berusia 35 tahun belum menikah dan bukan
muslim datang ke dokter spesialis obstetri dan ginekologi
muslim di AS. Wanita tersebut ingin memiliki anak dan
meminta bantuan dokter tersebut untuk melakukan
inseminasi buatan atau disebut Intrauterine Insemination
dengan meminta sperma dari bank sperma.
Analisis
Inseminasi buatan adalah tehnik memasukan
sperma ke ovum calon ibu tanpa melakukan
hubungan intim dimana berdasarkan kasus diatas
sudah jelas sperma bukan berasal dari pasangan
yang sah. Pembelian sperma pada bank sperma
pada hakikatnya merendahkan hakikat manusia
menjadi sejajar dengan hewan yang diinseminasi,
padahal manusia itu tidak sama dengan makhluk
lainnya seperti yang dijelaskan dalam Q.S. At-Tin
Ayat 4 : Sesungguhnya kami Telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
Jadi kita telah diciptakan berbeda dengan makhluk
lainnya tidak seperti binatang dan lain sebagainya,
oleh karena itu untuk memperoleh keturunan juga
telah di wajibkan dengan jalan perkawinan yang
sah dengan sperma dan ovum dari pasangan
suami istri yang sah. Melakukan inseminasi buatan
dimana sperma diperoleh dari bukan pasangan
yang sah sama halnya dengan berzina dan zina
merupakan dosa besar.
Q.S. AL-Isro ayat 32 : Dan janganlah kamu
mendekati zina sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang
buruk.
Penyelesaian
Sebagai dokter muslim karena hal tersebut sudah
jelas menyalahkan aturan Islam, dokter tersebut
harus menolak permintaan pasien dan justru
memberi saran serta alasan umum, seperti resiko
kedepan anak tersebut jika inseminasi berhasil
atau bahaya penyakit yang akan menular dari
pendonor sperma kepada pasien sehingga
sebagai dokter muslim dapat mencegah orang lain
melakukan hal buruk.
KASUS 2
WASHINGTON - Indikasi praktik rasis kembali
mencuat di Amerika Serikat (AS). Kali ini, tindakan
rasis ditengarai terjadi pada penanganan pasien di
Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit (RS).
Terutama, pemberian obat penghilang rasa sakit.