Está en la página 1de 11

Ke NU an

Latar Belakang
Keadaan International
Berawal dari Perang Dunia th. 1914-1918 antara USA, Inggris cs.
VS Jerman, Turkiy Utsmani cs. Kemudian pihak Turkiy Utsmani
kalah dan wilayah kekuasaannya di bagi beberapa bagian.
Hijaz (sebutan lain daerah Mekkah dan Madinah) diambil alih
oleh Kerajaan Bani Saud (Saudi Arabia) yang berfaham Wahabi.
Kemudian Bani Saud berusaha untuk mengahancurkan situs-
situs sejarah islam, mengaharamkan maulid, tahlil, ziarah kubur
dll.
Turkiy sendiri direbut oleh tokoh sekuler Mustafa Kemal
Ulama Indonesia (Kiai Pesantren) lebih memperjuangkan Hijaz
karena bahayanya lebih besar terhadap umat islam. Akhirnya
dibentuk Komite Hijaz (Jelmaan NU) untuk meminta kerajaan
Saud agar tidak menghapus situs-situs sejarah islam.
Keadaan Indonesia
Pada saat yang bersamaan di Indonesia muncul banyak organisasi
kebangsaan, seperti Boedi Oetomo (20 Mei 1908), Syarekat Islam
(11 Nopember 1912), Muhammadiyah (18 Nopember 1912)
Beberapa tokoh Pemuda Islam membentuk organisasi pendidikan
dan dakwah, di antaranya Nahdlatul Wathan, Nahdlatul Tujjar dan
Taswirul Afkar. Organisasi ini adalah cikal bakal lahirnya NU
Muncul ide pembentukan jamiyyah dari forum diskusi Tashwirul
Afkar. Forum diskusi Tashwirul Afkar yang berarti potret pemikiran
ini dibentuk sebagai wujud kepedulian Kiai Wahab dan para kiai
lainnya terhadap gejolak dan tantangan yang dihadapi oleh umat
Islam terkait dalam bidang praktik keagamaan, pendidikan dan
politik. Setelah peserta forum diskusi Tashwirul Afkar sepakat untuk
membentuk jamiyyah, maka Kiai Wahab merasa perlu meminta
restu kepada Kiai Hasyim yang ketika itu merupakan tokoh ulama
pesantren yag sangat berpengaruh di Jawa Timur.
Keresahan muncul setelah Kiai Hasyim diminta restu. Hal ini yang
dirasakan oleh guru beliau, yaitu Kiai Cholil. Akhirnya Kiai Cholil
mengutus Kiai Asad dengan dibekali dua keping uang logam untuk
mengantarkan tongkat Musa dan membacakan surat Thaha ayat 17-
23 dihadapan Kiai Hasyim di Jombang.
Meski sudah mendapat restu dari Kiai Cholil, Kiai Hasyim masih
meminta Kiai Wahab untuk menemui Kiai Nawawie Noerhasan karena
kakek beliau (Kiai Noerhasan Noerchotim) masih gurunya Kiai Cholil.
Setetlah hampir 1 tahun, kemudian Kiai Cholil mengutus Kembali Kiai
Asad untuk menemui Kiai Hasyim dengan membawa tasbih dan
amalan Ya Jabbar Ya Qahhar
Akhirnya pada tanggal 16 Rajab 1344 H / 31 Januari 1926 di Surabaya
organisasi Nahdlatul Ulama secara resmi terbentuk.
Kiai Hasyim meminta Kiai Ridwan Abdullah untuk membuat lambang
NU. Setelah proses istikharah akhirnya Kiai Ridwan mendapat petunjuk
dan berkat Kiai Nawawie akhirnya lambang NU disempurnakan.
Makna Lambang NU
Bola Dunia
Melambangkan tempat hidup, berjuang dan beramal di dunia.
Bola dunia juga menggambarkan asal kejadian manusia yang
akan kembali tanah
Peta Indonesia
Melambangkan bahwa NU berdiri di Indonesia dan berjuang untuk
kejayaan Indonesia
Sembilan Bintang
Satu bintang melambangkan Rasulullah saw sebagai pemimpin
umat islam. Empat bintang sebelah kanan melambangkan empat
Khulafa ar-Rasiydun. Empat bintang sebelah kiri melambangkan
empat Madzhab sebagai Madzhab resmi NU. Jumlah sembilan
bintang melambangkan sembilan Wali Songo yang membawa
ajaran islam faham Ahlussunnah Wal Jamaah ke Indonesia
Tali Tersimpul
Melambangkan persatuan da kesatuan. Dua ikatan
dibawahnya melambangkan hubungan antara sesama
manusia dan Khaliqnya. Jumlah untaian tali sebanyak
99 melambangkan Asmaul Husna
Warna Hijau dan Putih
Warna hijau melambangkan kesuburan tanah
Indonesia dan warna putih melambangkan kesucian
Tulisan Arab NU
Menunjukkan nama organisasi yang berarti
Kebangkitan Ulama yang disingkat dengan NU
bertuliskan bahasa latin di bawah
Tokoh-tokoh Pendiri NU
KH Hasyim Asyari(1817-1947), Tebu Ireng Jombang,= pendiri NU & rais
Akbar
KH Abdul Chamid Faqih, Sedayu, Gresik = pendidri & pengusul nama NU
KH Abdul Aziz, Surabaya = pendiri NU & pencipta nama NU
KH Ridwan Abdullah (1884-1962), Surabaya = pendiri & pencipta lambang
NU
KH Abdullah Halim Leuwemunding- Cirebon = pendiri NU
KH Mashum(1870-1972) Lasem = pendiri NU
Syekh Ganaim(tinggal di Surabaya berasal dari Mesir) = pendiri NU &
mustasyar pertama
KH R Asnawi (1861-1959)Kudus = pendiri NU & mustasyar pertama
KH Bisri Syamsuri (1886-1980)Denayar, Jombang= awan & rais aam
KH A Dachlan Achjad, Malang = pendiri NU & wakil rais pertama
KH Abdullah Wahab Chasbullah (1888-1971),Tambak Beras Jombang = katib
& rais aam
KH Nachrowi Thahir (1901-1980), Malang = pendiri NU & awan pertama
KH Abdullah Ubaid (1899-1938) Surabaya = pendiri NU n awan pertama
Wassalam

Sebagai kader NU harus meyakini


kebenaran adanya NU dan ajaran
NU

También podría gustarte