Está en la página 1de 35

LEUKEMIA

Emil Huriani
Leukemia
Tidak terkendalinya proliferasi SDP di sumsum
tulang. Pada keadaan akut (atau tahap lanjut
dari keadaan kronis, proliferasi sel leukemia
menyebabkan tidak adanya ruang untuk
proliferasi sel normal

Extramedulary hematopoesis: terjadi proliferasi


sel abnormal ke hati & limpa, dan pada
keadaan akut dapat terjadi infiltrasi ke organ
lain: meningen, nodus limfe, kulit, gusi
Leukemia

Penyebab pasti tidak diketahui, dapat


terjadi karena pengaruh genetik atau virus
serta kerusakan sumsum tulang dari
radiasi dan zat kimia spt benzene,
alkilating agent
Klasifikasi

Dilakukan berdasarkan stem sel yang


terlibat, waktu munculnya gejala dan
fase perkembangan yang terganggu

Akut myeloid leukemia


Kronik myeloid leukemia
Akut limfositik leukemia
Kronik limfositik leukemia
Akut Myeloid Leukemia (AML)

Terjadi kerusakan/ggn
pada stem sel
hematopoetik yang
berdiferensiasi menjadi
semua sel myeliod:
monosit, granulosit
(basofil, neutrofil,
eosinofil) eritrosit, platelet
Akut Myeloid Leukemia (AML)
Menyerang semua kelompok umur
Insiden meningkat sejalan dengan umur,
terbanyak pada umur 60 thn
Merupakan bentuk yang paling sering dari
leukemia non limfositik
Prognosis bervariasi, tgt dr variabel pasien
dan penyakit
Penyebab kematian: infeksi, pendarahan
Manifestasi Klinis AML

Demam dan infeksi karena neutropenia


Lemah dan fatigue karena anemia
Cenderung pendarahan karena
trombositopenia
Gejala tambahan karena proliferasi sel
leukemia didalam organ: pembesaran
hati dan limpa, hiperplasia gusi, nyeri
tulang
Pengkajian dan
Pemeriksaan Diagnostik AML
Tidak diketahui penyebab dan tanda2
Gejala terjadi dalam hitungan minggu atau
bulan
Hitung darah lengkap: penurunan eritrosit dan
platelet
Total leukosit dapat /n/, tapi % dari sel
normal
Bone marrow analysis: kelebihan sel tdk
matang (>30 %)
Komplikasi AML

Pendarahan karena trombositopenia,


terutama bila < 10.000/mm3
Pendarahan GI, paru, intrakranial
Infeksi karena kurangnya granulosit normal
dan matang. Neutrofil < 100/mm3 resiko
infeksi sistemik
Penatalaksanaan Medis AML
Terapi Induksi dan Terapi konsolidasi
Terapi Induksi (kemoterapi) untuk membunuh sel
leukemia
Cytarabine (Cytosal, Ara C) dan Daunorubicin
(Daunomycin, cerubidine) atau mitoxantrone atau
idarubicin
Kadang-kadang diikuti oleh terbunuhnya sel myeloid
normal neutropenia, anemia, trombositopenia
Suportive care (darah dan platelet) untuk infeksi,
pendarahan, mukosistis, diare
Granulocyte growth factor
Terapi konsolidasi/post remisi untuk
menghilangkan sisa sel leukemia yang tidak terdeteksi
secara klinis
Cytarabine
Penatalaksanaan Medis AML

Transplantasi Sumsum Tulang


Kemoterapi dan radiasi untuk
menghancurkan sumsum tulang pasien
Donor sumsum tulang menggantikan
produksi sel darah
Resiko penolakan dan infeksi

Suportive terapi + transfusi darah


Komplikasi terapi AML
Peningkatan asam urat batu ginjal, kolik
renal
Banyak minum
Alkalinisasi urin
Pencegahan dengan Allopurinol

Masalah GI anoreksia, mual, muntah,


diare, mukositis
Kronik Myeloid Leukemia (KML)
Merupakan akibat dari mutasi stem sel
myeloid sehingga sel myeloid normal dan
immature diproduksi.
Terjadi infiltrasi sel ke tulang panjang
(femur),dan organ lain (hati dan limpa) yang
menyebabkan nyeri karena pembengkakan.
Ditemukan kromosom philadelphia:
translokasi material genetik kromosom 9 dan
22
Kronik Myeloid Leukemia (KML)
Jarang terjadi pada usia < 20 thn, insiden
meningkat dengan umur (40-50 thn)
Usia harapan hidup 3 5 tahun, tanpa infeksi
atau pendarahan
Bila terjadi fase akut, harapan hidup tinggal
beberapa bulan
Manifestasi Klinis KML
Bervariasi.
Tidak terdeteksi. Leukositosis (>100.000)
terdeteksi saat pemeriksaan laboratorium lain.
Leukosit sangat tinggi dapat menyebabkan
nafas pendek dan bingung karena stasis dari
leukosit
Pembesaran dan pengerasan limpa dan
hepar
Keletihan, anoreksia, penurunan BB
Penatalaksanaan Medis KML

Fase Kronis
Interferon dan citocyne untuk memperbaiki
kelainan kromosom.
Hydroxyurea atau busulfan untuk mengurangi
SDP
Leukopheresis: memisahkan dan membuang
leukosit
Antracyline (daunomycin) untuk mengurangi
SDP secara cepat
Penatalaksanaan Medis KML

Fase Tranformasi
Tanda dan gejala: demam, nyeri tulang,
penurunan BB, pembesaran limpa, anemia,
trombositopenia, peningkatan basofil
Dapat berkemgang menjadi AML atau ALL
Terapi induksi seperti pada AML dan ALL
Transplantasi sumsum tulang
Akut Limfositik Leukemia (ALL)
Terjadi karena proliferasi tidak terkontrol dari
limfoblast dari limfoid stem sel.
Terjadi pada anak2, laki2 lebih sering,
terbanyak pada usia 4 thn
Jarang terjadi setelah 15 tahun
Setelah terapi, dapat bertahan 5 tahun. Bila
kambuh, terapi induksi berhasil baik.
Dapat dilakukan transplantasi sumsum tulang
Manifestasi Klinis ALL

Proliferasi limfosit mendesak proliferasi


myeloid shg mengganggu
hematopoesis normal penurunan
leukosit, eritrosit dan platelet.
Infiltrasi ke organ lain menyebabkan
nyeri tulang, pembesaran limpa dan
hepar, sakit kepala dan muntah
Penatalaksanaan Medis ALL
Terapi induksi dengan tambahan
kortikosteroid dan vinca alkaloid
Intrathecal kemoterapi (methotrexate)
sebagai profilaksis SSP
Maintenance: kemoterapi dosis rendah
selama 3 tahun
Anti virus untuk mengurangi efek samping
kortikosteroid
Transplantasi sumsum tulang dapat
menyembuhkan penyakit
Kronik Limfositik Leukemia (KLL)
Sering terjadi pada > 60 thn
Limfosit B malignan mengalami apoptosis
(melebihi usia hidupnya) dan terakumulasi di
sumsum tulang dan sirkulasi
Tidak terjadi komplikasi sirkulasi, pumonal
dan serebral karena limfosit relatif kecil
Limpadenopati, hepatomageali, splenomegali
Anemia dan trombositopenia pada tahap
lanjut
Manifestasi Klinis KLL
Asimtomatis
Limfositosis
Eritrosit dan platelet N/
Limfadenopati
Splenomegali
B symptom: demam, keringat (malam),
penurunan BB
Infeksi karena gangguan pertahanan humoral
dan sel-mediated
Penatalaksanaan Medis KLL

Kemoterapi dengan kortikosteroid dan


klorambusil (Leukeran)
Cyplofosfamide, vincristine, doxorubicin
Imunoglobulin iv
Prioritas Keperawatan

Mencegah infeksi selama fase akut dan


pengobatan
Mempertahankan volume darah sirkulasi
Menghilangkan nyeri
Memberikan dukungan psikologis
Memberikan informasi mengenai proses
penyakit, prognosis dan pengobatan
Tujuan Perawatan

Komplikasi dapat dicegah/diminimalkan


Nyeri dapat dihilangkan/dikontrol
ADL dapat dilakukan secara
mandiri/dibantu
Menerima penyakit secara realistis
Memahami proses penyakit, prognosis
dan penatalaksanaan terapeutik
Masalah Keperawatan???

Penurunan Curah jantung


Resiko Infeksi
Kerusakan Integritas kulit
Nyeri Akut
Perfusi jaringan perifer tidak efektif
Kerusakan Pertukaran gas
Pola Nafas tidak efektif
Kekurangan Volume cairan
Intoleransi aktivitas
Kurang pengetahuan
PENURUNAN CURAH JANTUNG
Definisi : Darah tidak secara adekuat Perubahan afterload
dipompa jantung untuk memenuhi Kulit dingin / lembab
kebutuhan metabolisme tubuh. Nafas pendek/dispnea
Oliguria
Batasan karakteristik: Pengisian kapiler melambat
Perubahan denyut / irama jantung Penurunan denyut perifer
Aritmia (takikardi, bradikardi) Pengukuran tekanan darah bervariasi
Palpitasi Peningkatan/penurunan tahanan vaskular
Perubahan EKG sistemik
Perubahan preload Peningkatan/penurunan tahanan vaskular
Distensi vena jugularis paru
Kelemahan Perubahan warna kulit
Edema Penurunan kontraktilitas
Murmur Krakles
Penurunan CVP (central venous pressure) Batuk
Penurunan tekanan pasak paru (pulmonary Orthopnea / paroksismal nocturnal dispnea
artery wedge pressure/PAWP) Curah jantung < 4 l/menit
Distensi vena jugularis Kardiak indeks <2,5 l/menit
Peningkatan berat badan Penurunan fraksi ejeksi, stroke volume
indeks (SVI), LVSWI ( left ventricular stroke
Faktor yang berhubungan : work index )
Gangguan frekwensi jantung Perilaku / emosi
Gangguan irama jantung Cemas
Gangguan sekuncup jantung Gelisah
Gangguan preload
Gangguan afterload
Gangguan kontraktilitas
RESIKO INFEKSI
Definisi: Peningkatan resiko untuk terinvasi oleh organisme patogen

Faktor Resiko:
Penyakit kronis
Imunitas yang tidak adekuat
Pertahanan primer tidak adekuat (kerusakan kulit, cedera jaringan,
penurunan aksi silia, stasis cairan tubuh, perubahan pH sekret,
gangguan peristaltik)
Pertahanan sekunder yang tidak adekuat (penurunan Hb,
leukopenia, penekanan respon inflamasi)
Peningkatan paparan lingkungan terhadap patogen
Prosedur invasif
Malnutrisi
Trauma
Destruksi jaringan
Agen pengobatan seperti: Imunosupresan
Imunosupresif
KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT
Definisi: Perubahan epidermis
dan/atau dermis

Batasan karakteristik:
Pengurangan lapisan-lapisan kulit
(dermis)
Gangguan struktur tubuh
Gangguan permukaan kulit

Faktor-faktor yang berhubungan: Internal


Eksternal Perubahan metabolik
Hipertermia/hipotermia Perubahan sensasi
Zat kimia Perubahan nutrisi
Faktor-faktor mekanik Perubahan pigmentasi
Immobilisasi fisik Perubahan sirkulasi
Radiasi Perubahan turgor
Usia ekstrem Perubahan keseimbangan cairan
Kelembaban Defisiensi imunologi
Pengobatan Faktor-faktor perkembangan
NYERI AKUT
Definisi: Pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan
jaringan secara aktual dan potensial atau menunjukkan adanya kerusakan (Assosiation for Study
of Pain) : serangan mendadak atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat yang diantisipasi
atau diprediksi durasi nyeri kurang dari 6 bulan.

Batasan Karakteristik:
Melaporkan nyeri secara verbal dan nonverbal
Menunjukkan kerusakan
Posisi untuk mengurangi nyeri
Gerakan untuk melindungi
Tingkah laku berhati-hati
Muka topeng
Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)
Fokus pada diri sendiri
Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berfikir, penurunan interaksi
dengan orang dan lingkungan )
Tingkah laku distraksi (jalan-jalan, menemui orang lain, aktifitas berulang)
Respon otonom (diaporesis, perubaha tekanan darah, perubahan nafas, nadi dilatasi pupil)
Perubahan otonom dalam tonus otot (dalam rentang lemah ke kaku)
Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang, mengeluh)
Perubahan dalam nafsu makan

Faktor yang berhubungan :


Agen cedera (biologi, psikologi, kimia, fisika)
PERFUSI JARINGAN PERIFER TIDAK EFEKTIF
Definisi : Penurunan sirkulasi darah menuju perifer yang dapat mengganggu kesehatan.

Batasan Karakteristik :
Pulsasi arteri mulai menghilang
Gangguan fungsi motorik
Perubahan karakteristik kulit (rambut,kuku,kelembaban, kuku, sensasi, suhu)
Perubahan tekanan darah di ekstremitas
Warna kulit pucat ketika elevasi, ketika posisi dikembalikan, warna tidak berubah
Penyembuhan luka terlambat
Lemah atau tidak ada nadi
Edema
Nyeri ekstremitas
Parestesia

Faktor yang berhubungan :


Kurang pengetahuan tentang faktor penyebab (spt: merokok, gaya hidup santai,
kegemukan, intake garam, immobilitas)
Kurang pengetahuan tentang proses penyakit
Diabetes mellitus
Hipertensi
KERUSAKAN PERTUKARAN GAS
Definisi : kelebihan atau kekurangan
dalam oksigenasi dan atau eliminasi
karbondioksida di membran kapiler
alveolar

Batasan karakteristik :
Gangguan visual
Penurunan karbondioksida AGD abnormal
Takikardi Sianosis (pada neonatus)
Hiperkapnea Warna kulit : abnormal (pucat,
Gelisah kehitam -hitaman)
Somnolen Hipoksemia
Iritabilitas Hiperkabia
Hipoksia Sakit kepala ketika bangun
Kebingungan Abnormal frekuensi, irama,
kedalaman napas
Dispnea
Abnormal ph arteri
Nasal flaring (napas cuping hidung)
Faktor yang berhubungan:
Ketidakseimbangan perfusi ventilasi
Perubahan membran kapiler alveoli
POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF
Definisi : ventilasi atau pertukaran udara inspirasi dan atau ekspirasi
yang tidak adekuat

Batasan karakteristik : Faktor yang berhubungan:


Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi Hiperventilasi
Penurunan ventilasi permenit Hipoventilasi
Penggunaan otot nafas tambahan untuk Deformitas tulang
bernafas
Nyeri
Pernafasan nasal flaring
Deformitas dinding dada
Dispnea
Cemas
Orthopnea
Penurunan energi/ kelelahan
Penyimpangan pengembangan dada
Disfungsi neuromuskular
Nafas pendek
Kerusakan muskuloskletal
Pernafasan posisi tripod
Kerusakan kognitif/persepsi
Nafas dengan bibir
Obesitas
Masa ekspirasi memanjang
Cedera tulang belakang
Peningkatan diameter anterior-posterior
Posisi tubuh
Frekuensi nafas : < 11 atau > 24
Imaturitas neurologis
Kedalaman pernafasan :
Kelelahan otot pernafasan
volume tidal dewasa saat istirahat 500 cc
volume tidal bayi 6-8 cc/kgBB
Penurunan kapasitas vital
KEKURANGAN VOLUME CAIRAN
Definisi : Keadaan individu yang mengalami penurunan cairan intravaskuler, interstisial,
dan atau intrasel. Diagnosis ini merujuk ke dehidrasi yang merupakan kehilangan
cairan saja tanpa perubahan dalam natrium.

Batasan karakteristik :
Kelemahan
Haus
Penurunan turgor kulit/lidah
Kulit dan membran mukosa kering
Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan volume/tekanan nadi
Penurunan pengisian vena
Perubahan status mental
Penurunan urin output
Peningkatan konsentrasi urin
Peningkatan suhu tubuh
Peningkatan hematokrit
Penurunan berat badan mendadak

Faktor yang berhubungan


Kehilangan volume cairan aktif
Kegagalan dalam mekanisme pengaturan

También podría gustarte