Está en la página 1de 57

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN


TUBERCULOSIS PARU
TBC
?
Tuberkulosis adalah
penyakit menular
langsung yang
disebabkan oleh
kuman TB
(Mycobacterium
tuberculosis )

Tidak hanya paru paru, organ laian : tulang,


pencernaan(usus), kelenjar, ginjal, otak
5 COUNTRY WITH TB BURDEN
(GLOBAL TUBERCULOSIS CONTROL, 2011)

1. India (2,300,000) 400.000-500.000 New Cases


2. China (1,000,000) per year , 61000 Died by
3. South Africa years
(490,000) (Global Tuberculosis Control 2011)
Combat
HIV/AIDS,
Malaria and
other diseases
(TB)
Ensure
environmental
sustainability

Reduce child
mortality
FAKTOR RESIKO
TERKENA TB PARU

USIA
BERESIKO
DAYA TAHAN TUBUH RENDAH

Malnutrisi

Penyakit Kronis

HIV/AIDS
LINGKUNGAN
TB DAN PENYEBARANNYA

Mycobacterium tuberculosis (tubercle bacilli)

Bakteri aerob, gram-positif


Mempunyai dinding sel yang
tebal
Spesies lain: M. bovis, M.
TB menyebar melalui
avium udara = droplet
infection

Sakit TB TB Laten
(terinfeksi)
C1/M1/S3
KANDUNGAN
DROPLET

bicara :
0 210 partikel
batuk :
0 3500 partikel
bersin :
4500 1 juta
partikel
PENULARAN TB

Droplet nuclei







DROPLET NUCLEI
Sekali batuk akan
menghasilkan 500 droplets

Rata rata pasien TB


memproduksi 75,000
droplets
per hari sebelum
pengobatan

Dalam 2 minggu pengobatan yang efektif


jumlah terjadi penurunan sampai 25 droplet
Daya Penularan Sangat ditentukan oleh :
Banyaknya kuman BTA Positif
Konsentrasi percikan dlm udara
Daya tahan tubuh (gizi buruk)
Infeksi Infeksi HIV / AIDS
4 s/d 6 minggu

Masa Inkubasi
6 Bulan

Terinfeksi dan sakit jika tdk diobati


Setelah 5 tahun :
50% pend akan meninggal
25% akan sembuh sendiri (daya tahan tubuh baik)
25% pend akan kronis dan tetap menular
DIAGNOSA DG PEMERIKSAAN DAHAK (MIKROSKOPIS )

Batuk berdahak lebih dari 3 minggu


Sesak nafas, nyeri dada, pernah / sedang batuk darah
Keringat malam, nafsu makan menurun, BB turun

Periksa dahak 3 kali dalam waktu 2 hari


(SPS)

S P S Rongent
Fo
Ro
83% 93% 100% 50%
Lab Over
Diagnosa
DIAGNOSA PASTI TBC PARU = CULTUR

MIKROSKOPIS ( S P S )

M. tuberculosis hasil Basil tahan asam (BTA)


kultur hasil hapusan mikroskopis
M. tuberculosis inhalation

phagocytosis by PAM bacilli dead

Patogenesi live bacilli


incubation period P
s TB
multiplies (2week-6 mount)
r
primary focus formation
lymphogenic spread i
hematogenic spread1) m
a
TST (+)
Primary complex2) r
Cell mediated immunity (+)
y

TB disease TB infection T
primary complex complication Optimal immunity
B
hematogenic spread complication
lymphogenic complication 3)

immunity
Dead reactivation

immunity
reactivation/reinfecktion

Cured TB disease4)
Sembuh
Sendiri

Metabolisme
- BB menurun
- keringat
malam

Gangguan Nutrisi
<<<
KLASIFIKASI PENYAKIT DAN TIPE PASIEN
TIPE PASIEN
Kasus BARU : pasien yang belum pernah diobati
dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT
kurang dari satu bulan.
Kasus KAMBUH (Relaps) : pasien tuberkulosis yang
sebelumnya pernah mendapat pengobatan
tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau
pengobatan lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA
positif (apusan atau kultur).
Kasus PUTUS BEROBAT (Default ) : pasien yang telah
berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan
BTA positif.
Kasus GAGAL (Failure) : pasien yang hasil pemeriksaan
TUJUAN PENGOBATAN

Pengobatan TB bertujuan untuk


menyembuhkan pasien,

mencegah kematian,
mencegah kekambuhan,

memutuskan rantai penularan dan

mencegah terjadinya resistensi


kuman terhadap OAT.
PRINSIP PENGOBATAN
OAT harus diberikan dalam bentuk
kombinasi beberapa jenis obat,
dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai
dengan kategori pengobatan.
Jangan gunakan OAT tunggal (monoterapi) .
Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap (OAT
KDT) lebih menguntungkan dan sangat
dianjurkan.
Ada Pengawasan Menelan Obat (PMO)
untuk menjamin kepatuhan pasien menelan
obat
Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap,
yaitu
tahap intensif dan
Tahap lanjutan.
PADUAN OAT - REKOMENDASI WHO
Kategori
Penderita TB Paduan OAT
Diagnostik
Kategori 1 Penderita baru TB BTA Positif. Kombipak: 2HRZE/4H3R3
Penderita baru TB BTA negatif dengan FDC: 2(HRZE)/4(HR)3
kerusakan paru yang luas
Penderita TB Ekstra Paru berat atau
dengan penyakit ikutan HIV yang berat
Kategori 2 Penderita TB BTA positif yang sudah pernah Kombipak:
diobati, yaitu: 2HRZES/HRZE/5H3R3E3
Penderita kambuh (relaps) FDC: 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3 E3
Penderita gagal (failure)
Penderita setelah putus pengobatan (after
default).
Kategori 3 Penderita baru TB BTA negative (selain Kombipak: 2HRZE/4H3R3 *)
dari kategori 1). FDC: 2(HRZE)/4(HR)3*)
Penderita TB Ekstra Paru bentuk ringan

Kategori 4 Penderita Kronis dan kasus MDR Paduan pengobatan individual


EFEK SAMPING RINGAN DARI OAT

Efek Samping Penyebab Penanganan


Tidak ada nafsu makan, Semua OAT diminum malam
Rifampisin
mual, sakit perut sebelum tidur
Nyeri Sendi Pirasinamid Beri Aspirin
Kesemutan s/d rasa ter Beri vitamin B6 (piridoxin)
INH
bakar di kaki 100mg per hari
Tidak perlu diberi apa-apa,
Warna kemerahan pada air
Rifampisin tapi perlu penjelasan kepada
seni (urine)
pasien.
EFEK SAMPING BERAT DARI
OAT
Efek Samping Penyebab Penatalaksanaan
Semua jenis Ikuti petunjuk penatalaksanaan
Gatal dan kemerahan kulit
OAT dibawah *).
Streptomisin dihentikan, ganti
Tuli Streptomisin
Etambutol.
Streptomisin dihentikan, ganti
Gangguan keseimbangan Streptomisin
Etambutol.
Hampir semua Hentikan semua OAT sampai
Ikterus tanpa penyebab lain
OAT ikterus menghilang.
Bingung dan muntah-muntah
Hampir semua Hentikan semua OAT, segera
(permulaan ikterus karena
OAT lakukan tes fungsi hati.
obat)
Gangguan penglihatan Etambutol Hentikan Etambutol.
Purpura dan renjatan (syok) Rifampisin Hentikan Rifampisin.
PENCEGAHAN TB

Upaya untuk mencegah penularan :


Mengobati pasien tuberkulosis paru BTA
positif sampai sembuh (ini merupakan upaya
terpenting).
Perilaku: penderita agar menutup mulut
dengan sapu tangan bila batuk atau bersin,
dan tidak meludah di lantai atau di
sembarang tempat.
Perbaikan perumahan dan lingkungan,
peningkatan status gizi dan peningkatan
pelayanan kesehatan.
PENCEGAHAN TB (3)

Imunisasi BCG
Dapat menurunkan kejadian (insidensi) TB
berat pada anak (misalnya meningitis
tuberkulosis).
Tidak dapat mencegah terjadinya TB post
primer jika infeksi dengan kuman TB tersebut
sudah terjadi sebelum pemberian imunisasi
BCG.
Tidak dapat menurunkan insidensi TB BTA
positif.
TB RESISTEN OBAT: DEFINISI
Mono-resistant: Resisten terhadap satu
obat
Poly-resistant: Resisten terhadap lebih dari
satu obat, tapi bukan terhadap kombinasi
isoniazid dan rifampisin
Multidrug-resistant (MDR): Resisten
terhadap paling sedikit isoniazid dan
rifampisin
Extensively drug-resistant (XDR): MDR
ditambah resistensi terhadap fluoroquinolon
dan sedikitnya 1 dari 3 obat suntik (amikasin,
SITUASI INDONESIA.
Indonesia sebagai no-8 dari 27 negara
high burden MDR TB countries.
2008: perkiraan jumlah pasien TB MDR
9.300 (Global report 2010)
OAT lini-2 yg beredar di pasar bebas:
quinolon & kanamisin berpotensi
timbulnya TB-XDR
Hasil Survey Resistensi Obat TB :
Mimika (2004) 2% (kasus baru)
Jawa Tengah (2006) 1,9 % (kasus baru);
16,7% (kasus pengobatan ulang)
9 KRITERIA SUSPEK
1. Kasus kronik atau gagal Kategori 2
2. Pasien TB tidak konversi pengobatan ulang
(kategori 2) dibuktikan dengan informasi dari
register TB atau rekam medik
3. Pasien TB yang pernah diobati, termasuk
pemakaian OAT lini kedua seperti kuinolon dan
kanamisin (pengobatan Non DOTS)
4. Pasien TB gagal pengobatan dengan kategori 1
5. Pasien TB dengan hasil pemeriksaan dahak
tetap positif setelah pemberian OAT sisipan
pengobatan dengan OAT kategori 1
6. Pasien TB kambuh
7. Pasien TB yang kembali setelah lalai/default
(setelah pengobatan kategori 1 dan atau
kategori 2)
8. Suspek TB yang kontak erat dengan pasien TB-
PENYEBAB TB MDR
FAKTOR PENYELENGGARA
KESEHATAN
guideline tidak tepat
Keterlambatan diagnosis
Tidak Noncompliance with guideline
Tidak ada guideline
Pelatihan yang kurang baik
Tidak ada pemantauan hasil pengobatan
Penambahan satu obat pada regimen yang gagal
TB program yang kurang baik
FAKTOR OBAT

Membutuhkan pengobatan yang


lama minimal 6 bulan
Obat yang toksik dan efek samping
DO
Obat tak diserap maksimun
Kualiti obat yang kurang baik
Kesalahan dosis atau regimen
Harga obat yang mahal
Persedian obat habis atau
lambatnya pengiriman obat
FAKTOR PASIEN
Tidak patuh atau PMO yang
kurang baik
Informasi yang kurang
Tidak ada biaya , tidak ada
pengobatan gratis
Tidak ada biaya transport
Efek samping
Masalah sosial
Malabsorpsi
FAKTOR PROGRAM

Kurangnya fasiliti lab untuk DST


Tidak ada DOTS plus
Harga obat lini kedua
mahal
Bersaing dengan program dasar
DOTS
Membutuhkan biaya tinggi
FAKTOR PENDUKUNG

Pengobatan tidak lengkap atau tidak adekuat


sehingga menimbulkan mutan M.tb yang
resisten
Terlambat didiagnosis MDR dan tidak
mendapat pengobatan efektif sehingga
menjadi sumber penularan pada individu
yang rentan
Pasien dengan TB resisten obat yg diobati
dgn short course chemotherapy tidak
sembuh sumber penularan
FAKTOR PENDUKUNG

Pasien dengan TB resisten terpajan


dgn short course chemotherapy
bisa mengembangkan resistensi

sekunder (efek penggandaan)


Ko-infeksi HIV
(resistensi primer ataupun sekunder )
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

Alat dan tindakan untuk menurunkan


konsentrasi kuman di udara yang
diperkirakan sudah terkontaminasi
Ventilasi natural
Ventilasi Mekanik
Ruang Isolasi
Ultraviolet germicidal irradiation (UVGI)
Sistem filtrasi udara
Sruktur Desain, konstruksi, renovasi, atau
reorganisasi
ISTC Training Modules 2009
VENTILASI
Contoh: Penggunaan Aliran Udara

WHO: Tuberculosis infection control in the era of expanding HIV care and treatment
(2006)

ISTC Training Modules 2009


VENTILASI: NATURAL VS.
MEKANIK
Ventilasi Natural
Baik: Saat kondisi yang tepat
menghasilkan pertukaran yang
adekuat
Kendala: Sulit mengatur jumlah
dan arah (tergantung angin dan
suhu), tergantung lokasi ( cuaca
panas)

Ventilasi Mekanik
Dapat mengendalikan
arah and
dan menambah air
mixing
ISTC Training Modules 2009
PEMERIKSAAN PASIEN DI POLIKLINIK TB-MDR
Pengendalian Lingkungan

Ruang tunggu Poliklinik Paru


Jendela yang terbuka di Poliklinik Paru
Jendela di ruang tunggu poliklinik Paru
ASKEP PD KLIEN
TB
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
Riwayat sakit saat ini
Batuk lebih dari 2 minggu, produktif, sputum purulen
sampai haemaptue
Keluhan nyeri dada, sesak
Keluhan keluaqr keringat malam
Penurunan nafsu makan, BB yang turun

Riwayat sakit sebelumnya


putus pengobatan OAT
Gagal pengobatan
Mengalami penyakit HIV, DM, kanker
Riwayat Keluarga
Ada penderita disekitarnya

Gaya hidup & lingkungan


Tinggal di lingkungan padat
Tidak memperhatikan kesehatan
Alkoholisme, perokok, nutrisi yang tidak adekwat

Psikososial
Perasaan ditolak karena penyakit menular
Masalah finansial

Pengetahuan
Pemahaman cara penularan & pencegahan , pengobatan
PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi ; frekuensi nafas yang cepat


Palpasi ; taktil fremitus yang melemah
Perkusi : suara yang lebih redup, pada
tahap awal dan jika terdapat banyak
kavitas di dapatkan suara hypersonor
sampai dengan timpani
Auskultasi : suara Ronchi kasar &
nyaring terutama pada lobus atas
PEMERIKSAAN PENUNJANG

LAB : BTA, LEUKOSIT, AGD


ROUNGENT
MANTOX
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. peningkatan


sekresi akumulasi sekret, penurunan kemampuan
batuk
2. Gangguan pertukaran Gas b.d. kerusakan area paru
3. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
b.d. pepingkatan metabolisme, asupan yang tidak
adekwat
4. Resiko penyebaran/perluasan infeksi b.d. penurunan
daya tahan tubuh, kurang pengetahuan
5. Kurang pengetahuan ttg kondisi, pengobatan,
penularan & pencegahan
RENCANA KEPERAWATAN

DX KEP 1 :
Kaji fungsi pernafasan
Beri posisi postural drainage, latihan batuk efektif
& nafas dalam
Pertahankan intake cairan 2500cc/hr
Berikan mukolitik, expektoran sesuai program

DX KEP 2 :
Kaji : dyspnea, takhipnea, bunyi pernafasan
abnormal
Evaluasi TK kesadaran, catat tanda sianosis, &
perubahan warna kulit
Batasi aktifitas
Kolaborasi dlm monitor AGD
DX KEP 3 :
Kaji status nutrisi : adanya mual muntah,
BB
Kaji pola diit; kebiasaan makan,makanan
disukai
Anjurkan makan sedikit sering dengan
TKTP
Kolaborasi untuk pemberian suplemen
makanan
Latihan kasus
Andi usia 18 th, masuk RS, 3 hari yang lalu.
Menurut informasi dari ibunya yang
mengantar ke RS bahwa Andi di rumah
sering batuk batuk dan berdahak, malas
makan sehingga badannya menjadi kurus.
Sebelumnya Andi pernah berobat di
Puskesmas dengan diagnosa medis TB
Paru, namun pengobatan tidak teratur
alasan malas ke RS, karena alasan sekolah
pagi. Pada saat perawat melakukan
pengkajian di dapatkan data data :
dispnea, suhu 39 C, turgor kulit jelek, kulit
kering dan berbisik, BB 43 kg TB 160 cm,
terdengar bunyi ronchi basah di daerah
apeks paru, frekuensi nafas = 32 x/mnt,
perkusi pekak dan penurunan fremitus.
1. Buatkan pengkajian data fokus
berdasarkan kasus diatas
2. Pemeriksaan diagnostik apa yang
perlu dikolaborasikan oleh perawat
pada Andi dengan Tuberkulosis Paru
3. Pada kasus diatas klasisifikasi
penderita adalah

4. Pengobatan yang harus diberikan
pada Andi adalah
..
5. Tuliskan Dx Keperawatan dan
rencana tindakan pada kasus diatas

También podría gustarte