Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
REFERENSI
Agustino, L. 2006. Dasar - Dasar Kebijakan Publik,
Bandung, Anfabeta.
Anderson, James E. 1979. Public Policy Making, Second
Edition. United State pf America: Holt, Rinehart, and
Winston.
Danim, S. 2000. Pengantar Penelitian Kebijakan. Jakarta
: Bumi aksara
Dunn, William,N, 1984, Analisa Kebijaksanaan Publik,
Yogyakarta, Hanindita
Dye, Thomas R. 1981. Understanding Public Policy,
Fourth Edition. Prentice Hall. Inc. Englewood Cliffs.
Edwards, George C. 1980. Implementing Public Policy.
Washington D.C : Congressional Quarterly Press.
Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, 1994,
Kebijakan Publik dan Pembangunan, Malang, IKIP.
Ilham, Eko, 2006, Evaluasi Kebijakan Pendidikan Tinggi
di Indonesia, Malang, Agritek - Yayasan Pembangunan
Nasional
PRESPEKTIF
WHAT IS PUBLIC
POLICY???
WHY IS PUBLIC
POLICY URGENT??
THE WORLD
TODAY
INDONESIA
TODAY
Pertumbuha
Tahun n Ekonomi
2008
6
2009
4,6
2010
6,2
2011
6,5
2012
6,2
2013
5,62
2014
5,3
WHAT
SOLUTION???
WHAT
SOLUTION???
WHAT
SOLUTION???
WE NEED
SOLUTION!!!!!
Kebijakan Publik
KEBIJAKAN-KEBIJAKSANAAN
NEGATIF
James
Solichin Abdul
POLITIK
ADMINISTRASI
PUBLIK
PEMERINTAHAN
AKADEMISI
MEDIA
MASYARAKA
T
PARPOL
INTERNASIO
NAL
APA PRODUK
KEBIJAKAN???
UNTUK APA
DAN SIAPA?
IN
NT
PE N
KE GA R
TO
AK NIS
S
BI
KEP
ENT
T
IN
GAN
H
JA N
ELIT
E
S A AK
E
K RA AR
E Y
AS AT
M
MISI
TUJUAN
Konsisten
TARGET/SASARAN
KEBIJAKAN
Rasionalitas
Perilaku/
Pelaksanaan
PROGRAM
PROYEK
STANDART OPERATING PROCEDURE
Protap
Juklak
Juknis
FUTURE?
Visi,Misi
Isu-Isu
Strategik
Kebijakan
Dasar
Tujuan (Objektive)
Program
Sasaran (Target)
EXISTING
CONDITION
FUTURE
CONDITION
ISU STRATEGIK
IDENTIFIKASI
MASALAH
AKAR MASALAH
ALTERNATIF
SOLUSI
RENSTRA/RENOP
BY RESEARCH
BY FILING/ INTUITION
PLANNING + PROGRAMMING+PROCEDURE
(SYSTEM)
FORMULASI
KEBIJAKAN
IMPLEMENTASI EVALUASI
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN
KETERANGAN
(TREND)
Ideal, Logis
Why?
Why?
Why?
Aneh
Aneh
Aneh
Wajar, Logis
TERMINOLOGI
ALIRAN
KONTINENTAL
(EROPA, BELANDA,
BRITISH)
MAINSTREAM
PUBLIC POLICY
?
ALIRAN
ANGLO SAXON
(AMERIKA)
KEBIJAKAN PUBLIK
Kebijakan publik: apa yang diputuskan untuk
dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah
Maknanya: hal-hal yang dikerjakan untuk
mencapai tujuan nasional
Dilihat sebagai aksi pemerintah dalam
menghadapi masalah, dengan mengarahkan
perhatian terhadap siapa, mendapatkan apa, kapan
dan bagaimana (who, get what, when, how).
- EKSEKUTIF
- Swasta
- Masyarakat
IMPLEMENTASI
EKSEKUTIF
LEGISLATIF
Swasta
Masyarakat
FORMULASI
EVALUASI
LEGISLATIF
EKSEKUTIF (Atasan Langsung)
Swasta
Masyarakat
Yudikatif
PERUMUSAN MASALAH
SEBAGAI INTI KEBIJAKAN PUBLIK
Inti kebijakan publik terletak pada
pengenalan atau kemampuan dalam
mengidentifikasi permasalahan dan
masalah kebijakan
Apa yang dipertimbangkan sebagai
masalah dan bagaimana suatu masalah
didefinisikan tergantung pada bagaimana
para pembuat kebijakan berusaha
menunjukkan suatu isue atau peristiwa
CONTOH :
MENGENAL PERISTIWA/FENOMENA TTT (tentang
kehidupan/kemiskinan di jalanan)
ISU : adanya dampak dari peristiwa/fenomena
(banyak orang yang tidur dijalanan sebagai
akibat bencana alam, gepeng, anak jalanan)
MASALAH : Mereka tidak memiliki rumah/ tempat
tinggal/ rumah singgah
AGENDA KEBIJAKAN: Bangun rumah susun/
tempat tinggal/ rumah singgah sebanyak
mungkin
Sayangnya, banyak orang setuju dengan isu-nya,
tetapi sejauhmana ketepatan azas efektif,
efesien, dan kemanfaatan kedepan (sustainable
development) --- Ini juga masalah kebijakan
publik
Peristiwa/Fenomena
Problem khusus
Problem umum
Isu sebagai Opini Publik
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.
3.
USULAN-USULAN SPESIFIK
4.
KEPUTUSAN-KEPUTUSAN PEMERINTAH
5.
6.
SUATU PROGRAM
7.
OUTPUT (HASIL)
8.
9.
10.
SUATU PROSES
Public education
Public service broadcasting
Public accountability
Public toilets
Public order
Public debt
household
necessity
famale
inequility etc.
SIKLUS PERMINTAAN
THD BARANG PUBLIK
DAN PRIVAT
TIMBULNYA KETIDAKSEIMBANGAN
KETIDAKPUASAN DENGAN PENGADAAN
BARANG PUBLIK/PRIVAT
ARTIKULASI TUNTUTAN
PENYEDIAAN BARANG
KOMPOSISI BARU PENGADAAN BRG
Agenda setting
Formulation dan legitimination
Program Implementations
Evaluation of implementation, performance, and impacts
Decisions about the future of the policy and program
Rincian dari setiap langkah tersebut dapat dilihat dalam Gambar berikut :
GAMBAR 01
LANGKAH2 PENGAMBILAN KEBIJAKAN
(Rendal R. Ripley, 1985)
Agenda setting
Perception of problem
Definition of problem
Mobilization of support for including problem on
agenda
Agenda of government
Program Implementation
Resources Acquation
Interpretation
Planning
Organizing
Providing benefits, services, and coercion
Evaluation of implementation,
performance, and impacts
Decision about the future of the policy and
program
Policy actions
Dengan demikian, berdasarkan pendapat Ripley tersebut, ruanglingkup kuliah Formulasi Kebijakan Publik lebih menekankan pada
tahapan :
Agenda Setting,
Agenda Pemerintah,
Formulasi dan legitimasi, dan
Deklarasi kebijakan.
Sedangkan tahapan-tahapan yang lain hanya disinggung sekilas,
karena telah menjadi kavling materi mata kuliah Implementasi
Kebijakan dan Evaluasi Kebijakan.
ANALISA
KEBIJAKAN PUBLIK
c. David Easton
Kebijakan publik adalah pengalokasian
nilai-nilai secara sah kepada seluruh anggota
masyarakat.
Kesimpulan
a. Kebijakan publik dibuat oleh pemerintah
yang berupa tindakan-tindakan
pemerintah.
b. Kebijakan publik baik untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu itu
mempunyai tujuan tertentu.
c. Kebijakan publik ditunjukan untuk
kepentingan masyarakat.
c. Material Policy
Suatu kebijakan yang mengatur tentang
pengalokasian/penyediaan sumber-sumber material
yang nyata bagi penerimanya.
3. Tingkat-Tingkat Kebijakan
Publik
Mengenai tingkat-tingkat kebijakan publik
ini, Lembaga Admistrasi Negara (1997),
mengemukakan sebagai berikut :
a. Lingkup Nasional
1) Kebijakan Nasional
Kebijakan Nasional adalah kebijakan negara
yang bersifat fundamental dan
strategis
dalam pencapaian tujuan nasional/negara
sebagaimana tertera dalam pembukaan
UUD 1945
2) Kebijakan Umum
Kebijakan umum adalah kebijakan Presiden
sebagai
pelaksana UUD, TAP
MPR, UU,
untuk mencapai tujuan
nasional.
3) Kebijakan Pelaksanaan
Kebijakan pelaksanaan adalah merupakan
penjabaran dari kebijakan
umum
sebagai
strategi pelaksanaan tugas di
bidang tertentu.
2)
a)
b)
c)
3. Siklus Kebijakan
Publik
Perumusan
Kebijaksanaa
n
Evaluasi
Kebijakan
Implementasi
Kebijakan
Monitoring
Kebijkan
e. Tepat waktu
Informasi harus tersedia tepat waktunya, terutama
apabila pembuat kebijakan ingin segera
memecahkan masalah yang dihadapi oleh
pemerintah.
f. Keandalan (Reliability)
Informasi harus diperoleh dari sumber-sumber yang
dapat diandalkan kebenarannya.
g. Akurat
Informasi seyogyanya bersih dari kesalahan, harus
jelas dan secara tepat mencerminkan makna yang
terkandung dari data pendukungnya.
h. Konsisten
Informasi tidak boleh mengandung kontradiksi
dalam penyajiannya.
AGENDA SETTING
1. Isu-Isu Konseptual
Agenda setting adalah suatu tahap sebelum
perumusan kebijakan dilakukan, yaitu bagaiman
isu-isu (issues) itu muncul pada agenda pemerintah
yang perlu ditindak-lanjuti berupa tindakan-tindakan
pemerintah.
Cb and Ross, seperti dikutip oleh Howeltt and
Ramesh (1995), mendefinisikan agenda setting
sebagai Proses dimana keinginan-keinginan dari
berbagai kelompok dalam masyarakat
diterjemahkan ke dalam butir-butir kegiatan agar
mendapat perhatian serius dari pejabat-pejabat
pemerintah
c. Accounting (Akuntansi)
Menentukan perubahan sosial dan ekonomi
apa saja yang terjadi setelah implementasi
sejumlah kebijakan publik dari waktu ke
waktu.
d. Explanation (Penjelasan)
menjelaskan mengenai hasil-hasil kebijakan
publik berbeda dengan tujuan kebijakan
publik.
3) Effectiveness Evaluation
Effectiveness evaluation bertujuan untuk menilai
apakah program telah dilaksanakan, kemudian
diadakan perbandingan kesesuaian antara
pelaksanaan program dengan tujuan kebijakan.
4) Process evaluation
Process evaluation mengkaji peraturan-peraturan
dan prosedur-prosedur operasi organisasi yang
digunakan dalam penyampaian program.
Elite Theory
Institutionalism
Group Theory
Political System Theory
Elite Theory
Adalah teori yang menganggap
kebijakan publik di suatu negara atau
daerah dibuat oleh ruling elite.
Berdasarkan nilai dan preferensi
mereka, rakyat banyak (massa) tidak
mempunyai akses dalam formulasi
maupun implementasi kebijakan.
Elite Theory
Elite theory berdasarkan pada asumsi
bahwa dalam negara yang bersangkutan,
sistem pemerintahannya belum didukung
oleh budaya politik yang demokratis.
Secara formal mungkin sistem
pemerintahannya adalah demokratis tetapi
dalam realitas belum berfungsi dengan
efektif
Thomas Dye dan Harmon Ziegler (1970)
mengatakan sebagai berikut:
Institusionalisme (1)
Adalah studi kebijakan berdasarkan
pendekatan formal terhadap peranan
institusi pemerintahan yang terkait dalam
formulasi dan implementasi suatu
kebijakan. Misalnya, dewan perwakilan
rakyat, eksekutif, badan peradilan dan
partai-partai politik. Aspek-aspek formal
dari institusi-institusi tersebut mencakup:
kewenangan hukum, peraturan prosedural,
fungsi-fungsi dan kegiatan-kegiatannya.
Institusionalisme (2)
Institutional Economics melihat kebijakan
ekonomi menurut peranan pemerintah dalam
mengatur kehidupan perekonomian untuk
mengoreksi kelemahan mekanisme pasar.
Seperti pengendalian perbankan agar tidak
melakukan penyaluran kredit secara berlebihan
kepada masyarakat sehingga menimbulkan
gejala bubble economy karena penyaluran
kredit tersebut hanya berdasarkan permintaan
semu. Contoh bahaya bubble economy adalah
kegagalan subprime mortgage di Amerika
Serikat yang menyulut krisis keuangan global
Group Theory
Adalah teori yang menganggap
kebijakan publik sebagai produk dari
perjuangan kelompok. Kebijakan publik
merupakan titik equilibrium dalam
suatu perjuangan antar kelompok.
Penekanan pada bagaimana peranan
political interests group dalam proses
formulasi dan implementasi kebijakan.
Pemerintahan yang
Demokratis
Berdasarkan prinsip of the people, by the
people, and for the people
Dalam masyarakat modern prinsip
tersebut tidak dapat diterapkan secara
langsung karena besarnya ruang lingkup,
fungsi dan tugas pemerintahan
Khususnya prinsip by the people tidak
dapat dilaksankan secara langsung,
tetapi melalui pemilihan dan penunjukan
(elected officials dan appointed officials)
serta para career officials atau birokrat
Political System
Adalah teori yang menganggap kebijakan
publik
Theory
sebagai respons sistem politik terhadap
permintaan yang muncul dalam masyarakat
lingkungannya. Input dari lingkungan berupa
permintaan (demands) dan dukungan
(supports). Dukungan ini dapat dalam bentuk
kepatuhan terhagap hukum, membayar pajak,
memilih dalam pemilu, dan sebagainya.
Selanjutnya, kebijakan (policy) dapat
mempengaruhi masyarakat dan pada gilirannya
akan mempengaruhi permintaan baru terhadap
para pembuat kebijakan.
ana
Sar
Ilm
u&
olo
Te
kn
asi
Bis
nis
gi
ian
nom
eko
Per
ts
u
Inp and/
m ort dll
e
D pp s
Su imit
LSM
L
Kebudayaan
Politik
Hubungan
Internasional
tik
oli
Ormas
POLICY
MAKING
Struktur
Sosial
Lingkungan Luar
iP
rta
Pa
Outputs
Iklim
Action
ic
h
ap s
r
og able
em ari
D V
Natural Resources
Topography
As
sos
i
Lingkungan Dalam
Public Problem
Public Demand
Policy Agenda
Policy Formulation:
Policy Analysis
Policy
Process
Leave it alone
Tidak ada keputusan
kebijakan
Policy Decision
(keputusan
kebijakan)
Policy Statement
Positive Action
Policy
Implementation
Policy Output
Policy Evaluation
Feedback
a)
PENGATURAN (Regulatory)
Yaitu kebijakan publik yang bertujuan
mengatur kehidupan masyarakat melalui
pembatasan kebebasan bertindak dari
subject (golongan penduduk) untuk
mengurangi pertentangan diantara
golongan yang bersaingan
Contoh: Anti Trust Legislation, Perlindungan
Lingkungan Hidup
SELF-REGULATORY
Yaitu kebijakan yang diusahakan dan didukung
oleh kelompok kepentingan untuk memajukan
dan melindungi kepentingan mereka
Contoh: Izin Praktek oleh Asosiasi Professional,
seperti IDI
Efisiensi
Efektivitas
Equity
Equality
Public Participation
Freedom
Predictability
Procedural Fairness
Bagaimana Cara
Mengukur Peningkatan
Kemakmuran
Masyarakat
PARETO
OPTIMALITY
Kemakmuran masyarakat meningkat apabila paling
sedikit satu orang bertambah makmur (better off)
dengan tidak menyebabkan orang lain bertambah
miskin (worse off).
KALDOR-HICKS CRITERION
Kemakmuran masyarakat meningkat apabila orang
yang memperoleh manfaat dari kebijakan
publik/pembangunan (who gain) membantu orang
lain yang dirugikan (who lose) sehingga tidak ada
orang lain yang bertambah miskin apabila ada orang
Administrasi dan
Kebijakan Publik
WOODROW WILSON
Kebijakan publik dibuat oleh politikus. Administrasi
(publik) yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip
manajemen ilmiah bersifat netral dan profesional,
berfungsi sebagai implementor kebijakan.
Classical Hierarchical
Formulasi kebijakan dan implementasi
Model
kebijakan adalah kegiatan yang terpisah dan
1.
berurutan
2. Formulasi kebijakan dan implementasi
kebijakan terpisah karena:
-
Classical Hierarchical
Model
Policy Formulation: Politics
(Choose and Instruct)
Policy Implementation:
Administrative (Deliver)
POLICY OUTPUT
ASUMSI:
The ends or goals of administrative action were fixed by statue
or by directive of a responsible political official
The administrators discretion extended only to decision on
Linkages
ENVIRONMENT III
Policy Evaluation
Linkages
Linkages
ENVIRONMENT II
Policy Implementation
1.
2.
3.
ENVIRONMENT III
Policy Evaluation
Linkages
Linkages
ENVIRONMENT II
Policy Implementation
ENVIRONMENT I:
Policy Formulation
Lingkungan ini dianggap paling formally structured
Terpusat pada mekanisme resmi pembuatan
keputusan kebijakan
Aktor/pelaku utama adalah para pembuat
keputusan kebijakan yang menduduki posisi
penting dalam pemerintahan yang mempunyai
kewenangan dalam penentuan prioritas dan alokasi
sumber daya
Anggota DPR
- Aktor/pelaku lain dari luar
Pejabat Tinggi
pemerintahan yang mewakili
Menteri
- Special Interest
Kepala Daerah
- Other Constituency Groups,
Presiden
misalnya LSM
Programmed
Implementatio
n
Tujuan-tujuan yang
ingin dicapai
dirumuskan secara
detail
Garis wewenang dan
tanggung jawab
diperjelas
Prosedur operasional di
standarisasikan
Adaptive
Implementation
Tujuan-tujuan
dirumuskan secara
umum
Semua pihak diberi
kesempatan untuk
berpartisipasi aktif
Pejabat pelaksana
diberi diskresi yang
cukup
Specific
Measurable
Attainable
Reality Based
Time Bound
Implementasi
Kebijakan
Hasil penelitian menunjukan
bahwa pada tahap
Evaluasi Kebijakan
Para pelaku yang terlibat dalam tahap perumusan
dan implementasi kebijakan, cenderung untuk
memandang evaluasi dari sudut asumsi dan prosedur
sehubungan dengan pencapaian tujuan utama.
POLICY MAKERS: cenderung memandang evaluasi
dari segi kepentingan constituents, karena kekuasaan
mereka tergantung pada dukungan rakyat yang
diwakili mereka. Cara evaluasi kebijakan adalah
melalui survei terhadap kepuasan rakyat.
POLICY IMPLEMENTERS: cenderung memandang
evaluasi dari segi keberhasilan mengelola program.
Karena itu ada kecenderungan untuk menguasai dan
mempengaruhi informasi yang diberikan pada policy
decision makers. Caranya:
1. Memilih data dan informasi yang mendukung kinerja
2. Memobilisasi dukungan terhadap kebijakan
Evaluasi Teknis
Evaluasi oleh pihak ketiga; yaitu oleh
evaluator profesional, lebih menekankan
pada cara evaluasi yang secara
metodologis dapat dipertanggung
jawabkan (scientifically valid findings)
Policy Makers dan atau implementers
akan menerima hasil evaluasi oleh
profesional sebagai evaluator teknis,
apabila dipenuhi persyaratan tertentu:
1. Tujuan yang diinginkan oleh policy makers telah
dipahami dengan benar oleh evaluator teknis;
2. Pencapaian tujuan diukur dengan obyektif
3. Laporan evaluasi menjelaskan hubungan antara
tujuan dengan hasil program
PENGERTIAN EVALUASI
Sebagai metode verifikasi bahwa suatu
teori/ide tidak bebas nilai, tetapi masih
mengandung asumsi-asumsi yang perlu
pembuktian (fakta dan data) dilapangan
Berusaha menilai apakah realisasi tujuan
(objectives) memberikan konstribusi
terhadap tujuan yang lebih luas (goals)
Menunjuk pada relevansi atau signifikansi
dari sebuah program atau proyek, apakah
membuahkan akibat yang dikehendaki
atau yang tidak di kehendaki
(Wibawa, 1994)
Proses pembuatan kebijakan
Proses Implementasi Kebijakan
Konsekuensi Kebijakan
Efektivitas Dampak Kebijakan
BENTUK KEGIATAN
EVALUASI
EVALUASI INTERNAL
EVALUASI EKSTERNAL
EVALUASI INTERNAL
Dilaksanakan oleh pihak-pihak yang
terlibat langsung dalam persiapan
atau implementasi sebuah proyek
EVALUASI EKSTERNAL
Dilaksanakan oleh pihak-pihak yang
tidak terlibat langsung dalam
persiapan desain proyek atau
implementasinya
MODEL EVALUASI
BERDASAR SIAPA DAN
KAPAN ?
MODEL EVALUASI EX-ANTE atau
ASSESMENT
MODEL EVALUASI EX-POST
EVALUASI AKHIR (TOTAL/
KOMPREHENSIF)
PERSYARATAN PERBAIKAN
STRATEGI KOMPREHENSIF DAN
TIME
INKREMENTAL
L
E
A
D
E
R
S
H
I
P
Menguntungkan
Menguntungkan
Tidak
Menguntungkan
Strategi
Komprehensif
Strategi
Inkremental
Tidak
Menguntungkan
Strategi
Inkremental
Tidak ada
strategi
KETERANGAN :
Strategi komprehensif melibatkan
seluruh organ pemerintah dan
komponen masyarakat secara lintas
sektoral
Strategi inkremental tidak melibatkan
seluruh organ pemerintah dan
komponen masyarakat (pembangunan
sektoral)
Tidak ada strategi atau sulit membuat
strategi, karena :
FUNGSI MANAJEMEN
POAC
(George R. Terry)
PLANNING (Perencanaan)
ORGANIZING ( Pengorganisasian)
ACTUATING (Menggerakkan)
CONTROLLING (Pengawasan)
POSDCORB
(Luther Gullick)
PLANNING (Perencanaan)
ORGANIZING (Pengorganisasian)
STAFFING (Susunan Kepegawaian)
DIRECTING (Pengarahan)
COORDINATING (Pengkoordinasian)
REPORTING (Pelaporan)
BUDGETING (Penganggaran)
FPOCCC
(Lyndall Urwick)
FORECASTING (Peramalan Rasional)
PLANNING (Perencanaan)
ORGANIZING (Pengorganisasian)
COMMANDING ( Pengkomandoan)
COORDINATING (Pengkoordinasian)
CONTROLLING ( Pengawasan)
Policy Study
vs
Policy Analysis ?
Policy Cycle
Agenda setting, refers to the process by which problems
come to the attention of government
Policy formulation, refers to the process by which policy
option are formulated within government
Decision-making, refers to the process by which
government adopt a particular course of action or nonaction
Policy implementation, refers to the process by which
government put policies into effect
Policy evaluation, refers to the processes by which the
result of policies are monitored by both state abd societal
actors, the result of which may be re-conceptualization of
policy problem and solutions.
Agenda
Setting
Termination
Policy Design
Defining nature
size, distributions
of problem
Decision
analysis
Political
feasibility analysis
Summative
evaluation
Impact
Source : W.Persons, 1997, public policy
Opinion polls,
surveys,
etc.
Policy
Formative
evaluation
Legitimation
Implementation
1 Pre - problem
3 Realizing cost of
significant progress
5 Post - problem
4 Gradual decline of
public interest
Peak of organization
activity
3
4
2
Public
Attention
Organization succession/
termination
5
1
Time
ANALISIS DAMPAK
PROGRAM DAN PROYEK
KERJA
KERAS
SASARAN MUTU
KERJA
CERDAS
Akronim ACTORS
A = Authority (wewenang)