Está en la página 1de 18

Tinjauan umum

Obat

antikanker adalah senyawa


kemoterapeutik yang digunakan untuk
pengobatan tumor / kanker.

Tujuan

utama kemoterapi kanker adalah


merusak secara selektif sel tumor yang
berbahaya tanpa mengganggu sel normal.

Obat

antikanker sering disebut juga


sebagai sitotoksik, sitostatik atau
antineoplasma.

Obat

antikanker dibagi menjadi : senyawa


pengalkilasi, antimetabolit, antikanker
produk alam, hormon, dan golongan lainlain.

Neoplasma:

perubahan yang menyebabkanterjadinya pertumbuhan jaringan


secara otonom dengan struktur gen yang abnormal.
Neoplasma dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu Maligna dan Benigna

Benigna:

Neoplasma yang terjadi pada jaringan tapi tidak menyebabkan

Maligna:

Neoplasma yang terjadi pada jaringan dengan menyebabkan metastasis

metastasis

Metastasisitu

sendiri adalah : perkembangan dan penyebaran jaringan kanker ke


seluruh tubuh dari kanker primer.

Penamaan

nama kanker tergantung kepada apakah ia termasuk pada kelompok


benigna atau maligna, dan asal jaringan terjadinya kanker tersebut. Pada
kelompok benigna kanker biasanya dinamai dengan menambah akhiran oma :
misalnya fibroma, lipoma, adenoma, dan seterusnya. Pada maligna nama kanker
ditambah dengan kata sarcoma: misalnya fibrosarcoma, osteosarcoma,
retinosarcoma, dan sebagainya. Sedangkan maligna yang terjadi pada jaringan
epitel baik endodermal maupun ektodermal, penamaannya ditambah dengan kata
carcinoma : misalnya epidermoid carcinoma, hepatocellular carcinoma, gastric
adenocarsinoma, dan sebagainya.

Terapi pengobatan kanker


Pembedahan,

terutama untuk tumor


padat yang terlokalisasi. X = payudara &
kolorektal

Radiasi,

pengobatan penunjang sesudah


pembedahan.

Kemoterapi,

pengobatan tumor yang


tidak terlokalisasi.

Endokrinoterapi,

penggunaan hormon
tertentu untuk pengobatan tumor pada
organ yang proliferasinya tergantung
hormon.

Imunoterapi,

berperan penting dalam


pencegahan mikrometastasis.

Karsinogenesis
INISIASI
PROMOSI
PROGRESI

METASTASIS

Mutasi

Menghambat
Kematian Sel
Siklus sel

Apoptosis
gagal

Sel memperbaiki
diri

??

Apoptosis
Perbaikan
Kompleks
gagal

Cyclin-cdk

??

Fragmen
Fragmen
sel

p5
3
7

Kemopreventif
CH3

Penyebab
Kanker
Suppressing
agent

DMBA

Blocking
agent

CH3

Inisiasi

Sel normal

Metabolism progresi
promosi

Transformed
cell

e di HEPAR

Transformed
cell

METABOLIT REAKTIF

Kanker

Mekanisme kerja obat antikanker


antagonis purin /
pirimidin
antagonis asam
folat
Purin /
Nukleoti
Pirimidin
da
steroi
d

DNA

Enzim
RNA
massenger
Ribosom

alkaloid
Vinca

senyawa
pengalkilasi /
Mitomisin C

RNA
transfer
asam
amino

daktinomi
sin

Mekanisme kerja obat antikanker


Obat anti-kanker terutama bekerja pada DNA yang merupakan
komponen utama gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi
sel. Cara kerjanya pada sel-sel kanker ada yang:
1)Menghambat atau mengganggu sintesa DNA dan atau RNA
2)Merusak replikasi DNA
3)Mengganggu transkripsi DNA oleh RNA
4)Mengganggu kerja gen.
Menurut mekanisme kerjanya, obat anti kanker dapat
digolongkan menjadi:

Senyawa pengalkilasi
Senyawa

pengalkilasi merupakan senyawa


reaktif yang dapat mengalkilasi DNA, RNA dan
enzim-enzim tertentu.

Senyawa

pengalkilasi dapat membentuk


senyawa kationik antara yang tidak stabil,
diikuti pemecahan cincin membentuk ion
karbonium reaktif yang kemudian mengadakan
ikatan kovalen dengan DNA, RNA atau enzim
sehingga menghambat mitosis sehingga
menghambat pertumbuhan sel kanker.

Contoh

senyawa pengalkilasi : mekloretamin,


klorambusil, melfalen, siklofosfamid, ifosfamid,
busulfan, karmustin, tiotepa, prokarbazin, dan
mitomisin C.

ES:

merusak sumsum tuang, leukopenia,


trombositopenia, menurunkan kekebalan

CH2CH2Cl
H3C

N
CH2CH2Cl

Mekloretamin
CH2CH2Cl
H3C

N
CH2CH2+

Ion Karboniumreaktif

CH2CH2Cl
Struktur Umum:

Klorambusil bekerja lebih


lambat dengan efek samping
yang rendah dibandingkan
turunan nitrogen mustar.

R N
CH2CH2Cl

Nama Obat
Mekloretamin Siklofosfamid adalah suatu

CH3

O
P

CH2CH2CH2COOH

Klorambusil

CH2CH COOH

Melfalen

NH2
Siklofosfamid

NH

Tiotepa mengandung tiga gugus


etilenimin aktif yang dapat
mengalkilasi guanin pada posisi N7.

pro-drug yang dalam hati


diubah
menjadi
4hidroksiklofosfamid
dan
kemudian menjadi bentuk
rantai
terbuka
yang
kemudian
terdekomposisi
menjadi fosforamid mustar
dan kemudian menjadi ion
aziridinium
yang
aktif
CH2S
sebagai pengalkilasi
H2C

H2C

CH2

CH2
Tiotepa

CH2

Antimetabolit
Antimetabolit

adalah senyawa yang dapat menghambat


jalur metabolik yang penting untuk kehidupan dan
reproduksi sel kanker, melalui penghambatan asam folat,
purin, pirimidin, dan asam amino, serta jalur nukleosida
pirimidin yang diperlkan pada sintesis DNA.

Struktur

antimetabolit berhubungan erat dengan struktur


metabolit normal dan bersifat sebagai antagonis.

Berdasarkan

sifat antagonisnya, antimetabolit dibagi


menjadi : antagonis pirimidin (5-fluorourasil, sitarabin,
tegafur, floksuridin), ant. purin (6-merkaptopurin,
azatioprin, tioguanin), ant. asam folat (aminopterin,
metotreksat, ketotreksat), dan ant. asam amino (azaserin,
6-diazo-5-okso-L-norleusin / DON).

O
R1

HN
O

N
R2

R1

urasil

CH3
F

timin

H
O

5-fluorourasil

F
HOCH2
F

nama oba t

tegafur
O
floksuridin

HO
Tegafur adalah pro-drug yang dimetabolisme secara perlahanlahan menjadi 5-fluorourasil aktif sehingga masa kerja obat lebih
panjang.
Floksuridin dan 5-fluorourasil menjadi aktif setelah
mengalami anabolisme menjadi 5-fluoro-2deoksiuridin 5monofosfat yang menghambat timidilat sintetase sehingga
menghambat metilasi asam deoksiuridilat menjadi asam timidilat
sehingga mencegah sintesis DNA dan menyebabkan kematian

O
N

HN
N
Hipoksantin

NH

SH
N

NH
N
6-Merkaptopurin
N
N

O2N

CH3

S
N

N
N
Azatioprin
R1
N

N
H2N

CH2

Azatioprin adalah prodrug 6-merkaptopurin yang


akan diubah menjadi senyawa induk aktif dan 1metil-4-nitro-tioimidazol.
6-merkaptopurin bekerja dengan menghambat
tahap pertama biosintesis nukleotida purin ,
senyawa ini dapat menggantikan secara khas
hipoxantin (senyawa antara pada sintesis DNA)
dalam tubuh diubah menjadi ribonukleotida aktif,
6-tioinosinat yang dapat mempengaruhi sejumlah
jalur metabolik penting untuk pertumbuhan dan
mitosis sel.

Aminopterin dan metotreksat memiliki struktur


mirip asam folat, bekerja dengan menghambat
NH secara bersaing dihidrofolat reduktase sehingga
sintesis DNA, RNA dan protein terhambat.
R2
R1
antagonis asam folat juga menghambat
enzim
COOH dan menyebabkan kematian sel
timidilat sintetase
OH
H asam folat
N karena kekurangan
CONH
CH CHtimin.
H aminopt erin
2CH2COOH NH2
R2
NH2 CH3 metrotreksat

Antikanker produk alam


Antikanker

produk alam
adalah senyawa yang
dihasilkan dari produk alam
dan berkhasiat sebagai
antikanker.

Antikanker

produk alam
dibagi menjadi : antibiotika
antikanker (mitomisin,
daktinomisin, doksorubisin,
bleomisin, mitramisin),
antikanker produk tanaman
(vinbalstin, vinkristin,
etoposida), dan antikanker
produk rekayasa genetika
(antineoplaston, interferon a2a, interferon a-2b, avaron).

Alkaloida vinca, seperti vinblastin


OH
vinkristin
diisolasi
dari
CH2CH3 dan
tanaman Vinca rosea Linn.

N
NH

Mekanisme
kerjanya
dengan
mengikat tubuli dan menghambat
pembentukan komponen mikrotubuli
pada kumparan mitosis sehingga
metafase berhenti.

COOCH3

H3CO

H3CO C
H3CO C

CH2CH3

R
CH3

V inbl astin

CHO

V inkr istin

Vinkristin memiliki aktivitas lebih


besar
dibandingkan
vinblastin
karena
memiliki
kemampuan
penetrasi ke dalam sel kanker yang
lebih baik.

Selenium Derivatives as Cancer


Preventive Agents.

Possible Mechanisms of Cancer Prevention by Selenium :

1.

Role of selenoenzymes.

2.

Effects on carcinogen metabolism .

3.

SeH

CH2SeCN

Effects upon immunity.

4.

Anti-tumorigenic Se metabolites.

5.

Induction of apoptosis.

6.

Regulation of DNA synthesis.

7.

Inhibition of angiogenesis.

8.

Overcoming oxidative stress

OCH3

H2N
SeH
CO2H

Selenocysteine

Novel Selenazolidine Prodrugs of Selenocysteine


as Potential Cancer Chemopreventive Agents.
Se
O
R

N
H
OH

The
various
substituents (R) at the
C-2 position of the ring
provide a way to finetune
pharmacokinetic
parameters
and
selenocysteine release
mechanisms. They may
allow
also
the
development of critical

También podría gustarte