Está en la página 1de 37

Asuhan Keperawatan

Pada Pasien
Tuberkulosis
MUH. SAHLAN ZAMAA

Definisi
Tuberkulosis
paru
adalah
penyakit
yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis,
yaitu kuman aerob yang dapat hidup terutama
di paru atau berbagai organ tubuh yang memiliki
tekanan parsial oksigen yang tinggi.

Epidemiologi
Menurut data World Health Organization (WHO)
pada tahun 2012 diperkirakan terdapat 8,6 juta
kasus TB aktif serta 1,3 juta kematian akibat TB,
selain itu diperkirakan setiap 4 detik ditemukan
kasus baru TB dan lebih dari 2 kasus kematian
per menitnya akibat TB

Etiologi

Mycobacterium tuberculosis

Aerobik

Berukuran lebar 0,3 0,6 m


dan panjang 1 4 m

Dinding M.tuberculosis
sangat kompleks

Tahan asam

Bisa bertahan sebagai


dormant

Penyebaran TB

Melalui droplet nuclei yang mengandung kuman TB kemudian


dihirup oleh orang sehat

Faktor Risiko
Kontak
Status

erat dengan penderita TB aktif


immunocompromised

Seseorang

dengan perawatan kesehatan yang buruk

Seseorang

dengan penyakit menahun atau sedang dalam


pengobatan khusus

Imigran
Para

yang berasal dari daerah endemik TB

pekerja di berbagai fasilitas kesehatan

Patofisiologi
Droplet

nuclei yang mengandung kuman TB terhirup ke


dalam saluran napas dan masuk ke alveolus

Kuman

TB membentuk fokus infeksi

Kuman

TB difagositosis oleh makrofag atau membentuk


lesi inisial

Lesi

inisial
perkejuan

Lesi

membesar

membentuk

granuloma

dan

inisial dapat mengecil atau pecah dan menyebarkan


kuman TB ke daerah di sekitarnya

Tanda dan Gejala


Batuk
Demam

pada malam hari

Malaise
Dispneu
Anoreksia
Berat

Badan Menurun

Diagnosis
Berdasarkan

gejala klinis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan bakteriologis
Pemeriksaan radiologis

Rontgen Dada

Klasifikasi
Kemenkes (2014) telah menyusun suatu sistem
klasifikasi
untuk
pasien
TB.
Penyusunan
klasifikasi diharapkan dapat memudahkan pasien
dan petugas kesehatan dalam penanggulangan
TB. Klasifikasi ini antara lain didasarkan pada
cara mendiagnosis penyakit, lokasi anatomi
penyakit, riwayat pengobatan sebelumnya, uji
kepekaan obat serta status HIV.

Berdasarkan pemeriksaan Bakteriologis : Pasien TB paru BTA


positif, pasien TB paru hasil biakan Mycobacterium tuberculosis
positif, pasien TB paru hasil tes cepat Mycobacterium tuberculosis,
pasien TB ekstra paru terkonfirmasi secara bakteriologis baik dengan
BTA, biakan maupun tes cepat dari contoh uji jaringan yang terkena
dan TB anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan bakteriologis

Berdasarkan pemeriksaan klinis : pasien TB paru BTA negatif


dengan hasil pemeriksaan foto toraks mendukung TB, pasien TB
ekstra paru yang terdiagnosis secara klinis maupun laboratoris dan
histopatologis tanpa konfirmasi bakteriologis dan TB anak yang
terdiagnosis dengan sistem skoring

Berdasarkan

lokasi anatomis : TB paru dan TB ekstra

paru
Berdasarkan

riwayat pengobatan sebelumnya :


pasien baru TB, pasien yang pernah diobati TB dan pasien
yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak diketahui

Berdasarkan

hasil pemeriksaan uji kepekaan obat :


TB mono resistan, poli resistan, multi drug resistan,
extensive drug resistan dan resistan rifampisin

Berdasarkan

status HIV : pasien TB dengan HIV positif,


pasien TB dengan HIV negatif dan pasien TB dengan status
HIV tidak diketahui

Komplikasi
TB

Milier

Efusi

pleura

Empiema
Pneumonia

Penatalaksanaan

Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah:

Rifampisin

INH

Pirazinamid

Streptomisin

Etambutol

Kombinasi dosis tetap (Fixed Dose Combination)

Empat obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu rifampisin 150 mg,
isoniazid 75 mg, pirazinamid 400 mg dan etambutol 275 mg dan

Tiga obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu rifampisin 150 mg,
isoniazid 75 mg dan pirazinamid 400 mg

Jenis obat tambahan lainnya (lini 2)


Kanamisin
Kuinolon
Obat

lain masih dalam penelitian ;


makrolid,amoksilin + asam klavulanat

Derivat

rifampisin dan INH

Rifampisin : 10 mg/ kg BB, maksimal 600mg 2-3X/ minggu atau BB


> 60 kg : 600 mg; BB 40-60 kg : 450 mg; BB < 40 kg : 300 mg;
Dosis intermiten 600 mg / kali

INH : 5 mg/kg BB, maksimal 300mg, 10 mg /kg BB 3 X seminggu,


15 mg/kg BB 2 X semingggu atau 300 mg/hari untuk dewasa.
lntermiten : 600 mg / kali

Pirazinamid : fase intensif 25 mg/kg BB, 35 mg/kg BB 3 X


semingggu, 50 mg /kg BB 2 X semingggu atau : BB > 60 kg : 1500
mg; BB 40-60 kg : 1 000 mg; BB < 40 kg : 750 mg

Etambutol : fase intensif 20mg /kg BB, fase lanjutan 15 mg /kg BB,
30mg/kg BB 3X seminggu, 45 mg/kg BB 2 X seminggu atau : BB
>60kg : 1500 mg; BB 40 -60 kg : 1000 mg; BB < 40 kg : 750 mg;
Dosis intermiten 40 mg/ kgBB/ kali

Streptomisin :15mg/kgBB atau BB >60kg : 1000mg; BB 40 - 60


kg : 750 mg; BB < 40 kg : sesuai BB

Kategori

Kasus

Panduan obat yang dianjurkan

II

III

TB paru lalai berobat

Sesuai
lama
pengobatan
sebelumnya,
lama
berhenti
minum obat dan keadaan klinik,
bakteriologik dan radiologik saat
ini atau
2RHZES / 1RHZE /
5R3H3E3

IV

2RHZ / 4 RH atau
6RHE atau
2RHZ / 4R3H3
Sesuai uji resistensi atau
H seumur hidup
Sesuai uji resistensi + kuinolon
Atau H seumur hidup

TB paru BTA +, BTA -, lesi


luas
TB di luar paru kasus berat
Kasus kambuh
Gagal pengobatan

TB paru BTA negatif lesi


minimal
- TB di luar paru kasus ringan
Kronik

VI

MDR TB

Keterangan

2RHZE / 4RH atau


2RHZE / 6HE atau
2RHZE / 4R3H3
Bila streptomisin alergi
- 3RHZE / 6RH
- 2RHZE lalu sesuai hasil uji dapat diganti kanamisin
resistensi atau
2RHZES / 1RHZE /
5R3H3E3

Fixed Dosed Drugs

Efek Samping OAT

Isoniazid : keracunan syaraf tepi, kesemutan, rasa terbakar di


kaki dan nyeri otot, hepatitis

Rifampisin : flu, demam menggigil, nyeri tulang, sakit perut,


mual, muntah, diare, kulit kemerahan, kencing berwarna merah,
hepatitis, anemia, gagal ginjal

Pirazinamid : Hepatitis, nyeri sendi, athritis

Etambutol : Gangguan penglihatan, buta warna merah dan hijau,

Streptomisin : kerusakan syaraf pada nervus VIII

Strategi DOTS
Komitmen

politis dari para pengambil keputusan

Diagnosis

TB dengan
secara langsung

pemeriksaan

mikroskopis

Pengobatan

dengan panduan OAT jangka pendek


dengan pengawasan langsung oleh Pengawas
Menelan Obat (PMO)

Kesinambungan

persediaan OAT jangka pendek untuk

pasien
Pencatatan

dan pelaporan yang baku untuk


memudahkan pemantauan dan evaluasi program TB

Pengawas Menelan Obat

Seseorang yang dikenal dan dapat dipercaya

Bersedia menjadi PMO

Bersedia dilatih

Bersedia merujuk jika ada efek samping obat

Bersedia antar jemput OAT jika penderita tidak bisa ke RS untuk


mengambil OAT

Bersedia antar jemput pemeriksaan ulang sputum

Memberi dorongan agar sembuh

Bersedia memberi penyuluhan ke anggota keluarga penderita

Evaluasi Pengobatan
Evaluasi

klinik

Evaluasi

baktriologik

Evaluasi

radiologic

Evaluasi

efek samping obat

Evaluasi

keteraturan berobat

Evaluasi

penderita yang telah sembuh

Putus Obat

Putus pengobatan TB merupakan ketidakpatuhan untuk


menjalankan pengobatan secara teratur pada penderita TB
(Kemenkes, 2013)..

Guideline WHO menetapkan kasus putus obat adalah pasien


yang pernah menelan OAT 1 bulan atau lebih dan tidak
meneruskannya lebih dari 2 bulan berturut-turut atau dinyatakan
tidak dapat dilacak pada akhir pengobatan (Kemenkes, 2013).

Akibat dari ketidakpatuhan menjalankan pengobatan adalah


meningkatnya kasus resistensi kuman terhadap OAT.

Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Diagnosa
Rencana

Keperawatan

Asuhan Keperawatan

Implementasi
Evaluasi

Pengkajian
Riwayat

TB

Tanda

dan gejala

Berat

badan

Nyeri

dada

Suara

napas

Diagnosa Keperawatan
Bersihan

jalan napas tidak efektif berhubungan


dengan adanya secret pada jalan napas

Pola

napas tidak efektif berhubungan dengan


adanya penumpukan cairan pada pleura

Kerusakan

pertukaran gas berhubungan dengan


ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi

Diagnosa 1
NOC

: Kepatenan jalan napas bisa


dipertahankan

NIC

Manajemen
Suction

Jalan Napas

Fisioterapi
Terapi

Jalan Napas

Dada

Oksigen

Diagnosa 2
NOC
NIC

: Status respirasi; ventilasi normal

Manajemen
Suction

Jalan Napas

Monitoring
Terapi

Jalan Napas

respirasi

oksigen

Diagnosa 3
NOC
NIC

: ventilasi dan perfusi kembali adekuat

Manajemen

Asam Basa: Asidosis Respitarori

Manajemen

Asam Basa: Alkalosis Respiratoris

Terapi

Oksigen

Perawatan

Selang Dada

Manajemen

Jalan Napas Buatan

También podría gustarte