Está en la página 1de 45

RECLOSER ( PBO) DAN

SECTIONALIZER (SSO)

A. PENUTUP BALIK OTOMATIS


(PBO)
Recloser adalah :
Rangkaian listrik yang terdiri dari
pemutus tenaga yang dilengkapi
kotak kontrol elektonik (Electronic
Control Box) recloser yang tidak
berhubungan dengan tegangan
menengah dan pada peralatan ini
recloser dapat dikendalikan cara
pelepasannya.

PENUTUP BALIK
OTOMATIS (PBO)

Cara kerjanya adalah :


Untuk menutup balik dan membuka secara
otomatis yang dapat diatur selang
waktunya, dimana pada sebuah gangguan
temporer, recloser tidak membuka tetap
(lock out), kemudian recloser akan menutup
kembali setelah gangguan itu hilang.
Apabila gangguan bersifat permanen,
maka setelah membuka atau menutup balik
sebanyak setting yang telah ditentukan
kemudian recloser akan membuka tetap
(lock out).

Jenis Relai Penutup Balik


Berdasarkan type perintah reclosing ke PMT
dapat dibedakan dalam 2 jenis reclosing
relay, yaitu :
1. Single-shot Reclosing Relay
Relai hanya dapat memberikan perintah
reclosing ke PMT satu kali dan baru dapat
melakukan reclosing setelah blocking time
terakhir.
Bila terjadi gangguan pada periode blocking
time, PMT trip dan tidak bisa reclose lagi (lock
out ).

Gambar .1 : Relay PBO dengan satu kali


Reclose

2. Multi Shot Reclosing Relay


(1)
Relai ini dapat memberikan perintah
reclosing ke PMT lebih dari satu kali.
Dead time antar reclosing dapat diatur
sama atau berbeda..
Bila terjadi gangguan , relai OCR/GFR
memberikan perintah trip ke PMT pada
saat yang sama juga mengarjakan
(mengenergize) Reclosing relay.
Setelah dead time t 1 yang sangat
pendek ( kurang dari 0,6 detik), relai
memberi perintah reclose ke PMT .

2. Multi Shot Reclosing Relay


(2)
Jika gangguan masih ada , PMT akan trip
kembali dan reclosing relai akan melakukan
reclose yang kedua setelah dead time t 2 yang
cukup lama (antara 15- 60 detik).
Jika gangguan masih ada, maka PMT akan trip
kembali dan reclosing relai akan melakukan
reclose yang ke tiga setelah dead time t 3 .
Bila gangguannya juga masih ada dalam periode
blocking tB 3, maka PMT akan trip dan lock out.
Penggunaan multi shot reclosing harus
doisesuaikan dengan siklus kerja (duty cycle)
dari PMT.

Gambar 2 : Diagram waktu kerja Multi Shot


Reclosing Relai
Keterangan gambar :
t1 = dead time dari reclosing pertama
t2= dead time dari reclosing kedua
t3= dead time dari reclosing ketiga
tR 1 = blocking time dari reclosing pertama
tR 2 = blocking time dari reclosing kedua
tR 3 = blocking time dari reclosing ketiga

Sifat Relai Penutup Balik


(1)
1. Operasi cepat (fast tripping): untuk
antisipasi gangguan temporer.
2. Operasi lambat (delayed tripping) :
untuk koordinasi dengan pengaman
di hilir.
3. Bila gangguan telah hilang pada
operasi cepat maka PBO akan reset
kembali ke status awal. Bila muncul
gangguan setelah waktu reset, PBO
mulai menghitung dari awal.

Sifat Relai Penutup Balik


(2)
4. Repetitive : riset otomatis setelah
recloser success.
5. Non repetitive : memerlukan reset
manual (bila terjadi gangguan
permanen dan bila gangguan sudah
dibebaskan).
PBO atau Recloser adalah relai arus
lebih sehingga karakteristik PBO dan
OCR adalah sama.

Fungsi Relai Penutup Balik /


PBO (1)
Pada gangguan sesaat, recloser
akan memisahkan daerah gangguan
secara sesaat sampai gangguan
tersebut akan dianggap hilang,
dengan demikian recloser akan
masuk kembali sesuai settingannya
sehingga jaringan akan aktif kembali
secara otomatis.

Fungsi Relai Penutup Balik /


PBO (2)
Pada suatu gangguan permanen,
recloser berfungsi memisahkan
daerah atau jaringan yang terganggu
sistemnya secara cepat sehingga
dapat memperkecil daerah yang
terganggu.

Selang Waktu Penutup Balik


Reclose
Ada bermacam-macam selang penutup
kembali atau recloser interval dari recloser :
1. Menutup balik seketika atau
instantaneous reclosing
Membuka kontak paling singkat, agar tidak
mengganggu daerah-daerah beban yang
terdiri dari motor industri, irigasi, dan
daerah yang tidak boleh padam terlalu
lama. Ini sering dikerjakan untuk reclosering
pertama dari urutan reclosering.

2. Waktu tunda (time delay)


a. Menutup kembali 2 detik
Diharapkan dalam selang waktu ini telah cukup
waktu untuk menghilangkan gangguan, transient
dan menghilangkan ionisasi gas. Bila digunakan
diantara fuse trip operational, maka waktu 2 detik
ini cukup untuk mendinginkan di fuse beban.
b. Menutup kembali 5 detik.
Selang waktu ini sering digunakan diantara operasi
penjatuh tunda dari recloser substantion untuk
memberikan kesempatan guna pendingin fuse disisi
sumber, maka waktu 5 detik ini cukup untuk
mendinginkan fuse disisi beban.

c. Waktu reclosing yang lebih lama


(longer reclosing interval)
Yaitu selang 10 detik, 15 detik dan
seterusnya, biasanya digunakan bila
pengaman cadangan terdiri dari
breaker yang terkontrol rele. Ini
memungkinkan timing disc pada rele
lebih mempunyai cukup waktu untuk
reset.

Klasifikasi Recloser
Recloser dapat diklasifikasiakan sebagai berikut :
a) Menurut jumlah fasanya recloser dapat
dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Fasa tunggal
Recloser ini dipergunakan
sebagai pengaman
saluran fasa tunggal,
misalnya saluran cabang
fasa tunggal dari saluran
utama fasa tiga.

Recloser Fasa Tunggal

2. Fasa tiga
Fasa tiga umumnya
untuk
mengamankan
saluran tiga fasa
terutama pada
saluran utama.
Biasanya digunakan
pada gardu induk
atau percabangan
jaringan distribusi
primer.

Recloser Tiga Fasa

Recloser tiga fasa


mempunyai 2
cara kerja, yaitu:

Satu fasa
membuka tiga fasa
mengunci
Jika salah satu fasa
mengalami gangguan,
maka recloser pada
fasa itu saja yang
bekerja sesuai dengan
urutan kerjanya untuk
melakukan operasi
buka tutup. Sampai

Tiga fasa membuka tiga


fasa mengunci
Umumnya digunakan pada
jaringan distribusi tiga fasa.
Untuk gangguan yang
bersifat temporer maupun
yang bersifat permanen
akan menyebabkan kontak
fasanya dapat membuka
dan menutup kembali serta
mengunci secara serentak.
Dilengkapi dengan
peralatan pendeteksi
gangguan fasa-fasa
maupun gangguan fasa ke
tanah.

b) Menurut media redam busbar apinya adalah :


1. Media minyak (Bulb Oil)
Dalam hal ini minyak dipergunakan untuk
melindungi isolasi dari tegangan impuls frekuensi
rendah.
2. Media hampa udara (Vaccum)
Pada recloser jenis ini udara digunakan sebagai
media redam terhadap busbar api. Di sini masalah
pemaliharaan dapat dikurangi.
3. Media gas (SF 6)
Gas juga dimanfaatkan sebagai media redam busbar
api.

c) Menurut peralatan pengendalinya:


1. Recloser terkendali hidraulik
Recloser ini menggunakan kumparan
penjatuh yang dipasang seri terhadap
beban (seri trip coil).
Bila arus yang mengalir pada recloser
200% dari arus setting-nya, maka
kumparan penjatuh akan menarik tuas
yang secara mekanik membuka kontak
utama recloser.

2. Recloser terkontrol elektronis


Cara kontrol elektronis lebih fleksibel,
lebih mudah diatur dan diuji secara lebih
teliti dibanding recloser terkontrol hidrolis.
Perlengkapan elektrolis diletakkan dalam
kotak yang terpisah.
Pengubah karakteristik, tingkat arus
penjatuh, urutan operasi dari recloser
terkontrol elektronis dapat dilakukan
dengan mudah tanpa mematikan dan
mengeluarkan dari tangki recloser.

Cara Pengoperasian Recloser


Dalam pendeteksian gangguan recloser
menggunakan kotak kontrol elektronik
sebagai pengaturannya, maka dari itu kita
perlu mengetahui tentang kotak kontrol
elektroniknya.

Keterangan gambar :
1. Phase Trip Sequence
Selector
Untuk memilih jumlah trip
cepat pada gangguan fasa
yang kurva arus waktunya
diprogram seperti pada
pase trip timming socket 1.
2. Lock Out Selector
Untuk memilih jumlah total
operasi sampai lock out
(mengunci).

Elektronic Control Box

Keterangan gambar :
3. Ground trip sequence
selector
Untuk memilih jumlah operasi
trip cepat pada gangguan
tanah yang kurva arusnya
diprogram seperti pada
ground trip timming socket 1.
4. Minimum Trip Resistor
Untuk menyetel level arus
trip minimum untuk ground
dan masing-masing fasa.
5. Operation counter
Menunjukkan jumlah total
trip.

Elektronic Control Box

Keterangan gambar :

6. Sequence Relay
langkah-langkah kontrol
melalui uirutan
operasinya
7. Ground Trip
Blok/Normal Operation
Switch
Memblok semua trip
gangguan tanah dalam
Elektronic Control Box
posisi keatas menengah
operasi tanpa sengaja.

Keterangan gambar :
8. Manual Control Switch.
Ada 2 Posisi
Posisi trip :
Penutup balik mengunci,
memberikan urutan rele
sampai urutan mengunci dan
memutus baterai.
Posisi close :
Penutup balik menutup
mengembalikan rele urutan
(sequence relay) ke posisi
start dan menghubungkan
kembali baterai.

Elektronic Control Box

Keterangan gambar :
9. Control Fuse
Memproteksi terhadap aliran
battere jika sumber rangkaian
tegangan demikian rendah
untuk menutup balik
(recloser)
10. Non Reclosing /
Normal Closing Switch
Menyetel kotrol untuk sekali
buka tutup dan lock out
(mengunci) dalam posisi non
reclosing tanpa mengganggu
penyetelan operasi to lock
out selector.

Elektronic Control Box

11. Lamp Test / Lock Out


Indicating Switch
Menguji kondisi lampu signal
dan mengecek untuk lock out
(mengunci).
12. Lock Out Indikator
Signal Lamp
Memberi indikasi secara
visual untuk kontrol lock out
bila lock out test switch
dioperasikan.
13. Batery Test Terminals
Memberikan jalan untuk test
tegangan battery dan laju
pengisian.

Elektronic Control Box

14. Reset Delay Plug


Menentukan interval tunda
waktu sebelum kontol reset
setelah penutupan berhasil
selama urutan operasi. Nilai
penundaan ditentukan oleh
posisi dari plug dalam socket.
15. Pase Trip Timming
Plugs
Memberikan suatu variasi
kurva arus yang
diintegrasikan pada individu
plug, untuk mengkoordinasi
operasi trip fasa terhadap
pengaman cadangan dan
pengaman disisi hilir.

Elektronic Control Box

Keterangan gambar :
16. Ground Trip Timming
Plug
Memberikan suatu variasi
kurva arus waktu yang
diintegrasikan pada individu
plug untuk mengkoordinasi
operasi trip ground terhadap
pengaman cadangan dan
pengaman disisi hilir.

17. Reclosing Interval Plug


Menentukan interval tunda
untuk masing - masing
operasi penutup balik.

Elektronic Control Box

Rangkaian Kotak Kontrol Elektronik

Pada gambar Rangkaian


Kotak Kontrol Elektronik,
arus jaringan yang
dirasakan oleh ketiga buah
bushing pada bagian
recloser circuit (yang telah
diturunkan oleh current
transformer terlebih dahulu
dengan perbandingan
1000/1A) akan dikirim ke
kotak kontrol pada bagian
sensing circuit (melalui
control cable) yang secara
terus menerus memonitor
kondisi arus.

Diagram Satu Garis


Current Transformer
Pada Recloser

Bila arus yang mengalir melebihi minimum


trip resistor maka level detection and
timming circuit akan bekerja dengan
mengirim sinyal ke trip circuit sesuai
dengan kurva arus waktu yang ditentukan
dalam time current plug dan trip circuit.
Ini akan mengirim perintah ke recloser trip
coil untuk bekerja.
Setelah recloser trip coil bekerja maka
sequence relay mulai bekerja sesuai
dengan urutan waktu yang telah
ditentukan dari waktu kerja (trip) pertama.

Setelah waktu yang ditentukan selesai


maka sequence relay akan mengirim
sinyal ke reclosing circuit yang
selanjutnya mengirim perintah ke reloser
close initiating solenoid untuk bekerja.
Jika gangguan tersebut adalah gangguan
permanen maka kotak kontrol elektronik
tersebut akan bekerja sebanyak tiga kali
dan pada trip yang ke tiga, sequence
relay pada trip circuit akan membuka
sehingga recloser akan lock out.

Jika gangguan yang terjadi bersifat


sesaat maka setelah reloser close,
initiating solenoid bekerja kembali
dan sensing circuit tidak merasakan
adanya arus yang melebihi minimum
trip resistor waktu yang telah
ditentukan dalam reset delay plug,
maka reset akan bekerja dan seluruh
rangkaian akan kembali seperti
semula (sebelum terjadi gangguan).

Pemasangan Recloser Pada


Jaringan

Gambar Pemasangan Recloser Pada Tiang Jaringan

Pemasangan Recloser Pada


Jaringan
Recloser dipasang pada jarak 8 Km
(PLN, Recloser 1999).
Jarak tersebut dipasang antara PMT
pada gardu induk dengan recloser yang
pertama (terdekat).
Sedangkan untuk memasang recloser
yang kedua tetap sama dengan
pemasangan recloser yang kesatu atau
juga dengan mempertimbangkan
kondisi yang dilewati jaringan.

Tujuan dari dipasang recloser


adalah (PLN,Recloser 1999) :
1. Melindungi suatu peralatan listrik
yang relative nilai harganya lebih
mahal atau penting, agar tidak
terjadi kerusakan yang total.
2. Sebagai pengaman terhadap
keselamatan pekerja atau
mesyarakat terhadap bahaya listrik.

SAKLAR SEKSI OTOMATIS


(SSO)

Pengertian dan Fungsi SSO


SSO atau Auto Seksionalizer adalah saklar yang
dilengkapi dengan kontrol elektronik/ mekanik yang
digunakan sebagai pengaman seksi Jaringan
Tegangan Menengah.
SSO sebagai alat pemutus rangkaian/beban untuk
memisah-misahkan saluran utama dalam beberapa
seksi, agar pada keadaan gangguan permanen, luas
daerah (jaringan) yang harus dibebaskan di sekitar
lokasi gangguan sekecil mungkin.
Bila tidak ada PBO atau relai recloser di sisi sumber
maka SSO tidak berfungsi otomatis (sebagai saklar
biasa).

Klasifikasi SSO
Berdasarkan penginderaan : tegangan
(Automatic Vacuum Switch), Arus
(Sectionalizer)
Berdasarkan Media Pemutus : Minyak,
Vacum, Gas SF6.
Berdasarkan Kontrol : Hidraulik atau
Elektronik
Berdasarkan Phase : Fasa tunggal atau
Fasa tiga

Prinsip Kerja SSO


SSO bekerjanya dikoordinasikan dengan pangaman di
sisi sumber (seperti relai recloser atau PBO) untuk
mengisolir secara otomatis seksi SUTM yang terganggu.
SSO pada pola ini membuka pada saat rangkaian tidak
ada tegangan tetapi dalam keadaan bertegangan harus
mampu menutup rangkaian dalam keadaan hubung
singkat.
SSO ini dapat juga dipakai untuk membuka dan menutup
rangkaian berbeban. Saklar ini bekerja atas dasar
penginderaan tegangan.
SSO dilengkapi dengan alat pengatur dan trafo tegangan
sebagai sumber tenaga penggerak dan pengindera.
Prinsip kerja SSO dengan sensor tegangan dijelaskan
pada AVS di bawah.

AUTOMATIC VACUUM
SWITCH (AVS)

Prinsip Kerja AVS


Ilustrasi Sistem Distribusi yang terbagi
dalam 3 seksi dengan pengaman
penyulang sebuah PMT dan dua buah
AVS.

Gambar Sistem Pengaman JTM dengan PMT dan AVS

Prinsip operasi AVS :


Dalam hal terjadi gangguan pada seksi III maka PMT
penyulang trip, tegangan hilang. Setelah T3, semua
AVS trip.
PMT masuk kembali (reclose pertama), seksi I
bertegangan.
Setelah T1 menerima tegangan, AVS1 masuk, seksi II
bertegangan.
Setelah T2 menerima tegangan, AVS2 masuk, seksi III
bertegangan.
Apabila gangguan masih ada maka PMT trip kembali,
AVS1 dan AVS2 lepas setelah T3.
PMT reclose yang kedua. AVS1 masuk setelah T1
sedangkan AVS2 sudah lock-out (pada saat masuk
pertama tetapi hanya merasakan tegangan sebentar
atau lebih kecil dari T2).

También podría gustarte