Está en la página 1de 16

ASUHAN KEPERAWATAN

ANAK DENGAN
HIPERBILIRUBIN

NAMA KELOMPOK
I KADEK ANANTA WIJAYA P07120213001
NI WAYAN EKA DARMAYANTI P07120213003
I KADEK HENDRAJAYA P07120213005
I WAYAN MAY ARTHA S P07120213006
NI MADE SILVI YANTHI P07120213013
DEWA AYU SRI UTAMI

P07120213019

I GUSTI AYU DWI RATIH WULANDARI P07120213031

PENGERTIAN
Hiperbilirubin merupakan gejala fisiologis (terdapat
pada 25 - 50% neonatus cukup bulan dan lebih
tinggi pada neonatus kurang bulan). (IKA II, 2002).
Hiperbilirubin adalah meningkatnya kadar bilirubin
dalam darah yang kadar nilainya lebih dari normal
(Suriadi, 2001). Hiperbilirubin adalah suatu keadaan
dimana kadar bilirubin dalam darah melebihi batas
atas nilai normal bilirubin serum.
Hiperbilirubin adalah peningkatan kadar bilirubin
serum (hiperbilirubinemia) yang disebabkan oleh
kelainan bawaan, juga dapat menimbulkan ikterus.
(Suzanne C. Smeltzer, 2002)

KLASIFIKASI

Ikterus Fisiologis.
Ikterus Patologis/Hiperbilirubinemia
Kern Ikterus
Ikterus prehepatik
Ikterus hepatik
Ikterus kolestatik

ETIOLOGI
Penghancuran sel darah merah (hemolisis sel darah merah).
Metabolisme bilirubin yang terganggu. Misalnya: premature,
Cepalenhepar belum matang, hiperprotein / albumin.
Ekskresi bilirubin yang terganggu
Peningkatan produksi bilirubin dan sirkulasi enterohepatik,
penurunan ambilan bilirubin ke dalam hepar.
Asal etnis, mereka yang berasal dari Korea, Cina, dan Jepang dan
Indian Amerika memiliki kadar bilirubin yang lebih tinggi.
Bayi dari ibu diabetes (IDM).
Peningkatan destruksi SDM
Infeksi
Sekuestrasi,
Polisitemia sekunder akibat dari diabetes militus, 'pemerahan' tali
pusat, transfusi maternal-fetal, dan hipoksia janin.
Gangguan konjungasi bilirubin
Gangguan resirkulasi dan ekskersi

MANIFESTASI KLINIS
Tampak ikterus pada sklera, kuku atau kulit dan membran mukosa.
Jaundice yang tampak dalam 24 jam pertama disebabkan oleh penyakit
hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis, atau ibu dengan diabetik atau infeksi.
Jaundice yang tampak pada hari ke dua atau hari ke tiga, dan mencapai
puncak pada hari ke tiga sampai hari ke empat dan menurun pada hari ke
lima sampai hari ke tujuh yang biasanya merupakan jaundice fisiologis.
Muntah, anoksia, fatigue, warna urin gelap dan warna tinja pucat, seperti
dempul
Perut membuncit dan pembesaran pada hati
Pada permulaan tidak jelas, yang tampak mata berputar-putar
Letargik (lemas), kejang, tidak mau menghisap
Dapat tuli, gangguan bicara dan retardasi mental
Bila bayi hidup pada umur lebih lanjut dapat disertai spasme otot,
epistotonus, kejang, stenosis yang disertai ketegangan otot.
Peningkatan konsentrasi bilirubin serum 10mg% pada neonatus cukup bulan
dan 12,5mg% pada neonatus.
Kehilangan berat badan sampai 5% selama 24 jam yang disebabkan oleh
rendahnya intake kalori.
Refleks Moro lemah atau tidak ada sama sekali.

KOMPLIKASI
Bilirubin enchepalopathy (komplikasi
serius)
Kernikterus; kerusakan neurologis,
cerebral palsy, retardasi mental,
hiperaktif, bicara lambat, tidak ada
koordinasi otot dan tangisan yang
melengking.
Retardasi mental - Kerusakan
neurologist
Gangguan pendengaran dan

PATOFISIOLOGI

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan bilirubin serum


Pemeriksaan radiology
Ultrasonografi
Biopsy hati
Peritoneoskopi
Laparatomi

PENATALAKSANAAN
Pengawasan antenatal dengan baik dan pemberian
makanan sejak dini (pemberian ASI).
Menghindari obat yang meningkatakan ikterus pada
masa kelahiran, misalnya sulfa furokolin.
Pencegahan dan pengobatan hipoksin pada neonatus
dan janin.
Fenobarbital dapat mengeksresi billirubin dalam hati dan
memperbesar konjugasi. Meningkatkan sintesis hepatik
glukoronil transferase yang mana dapat meningkatkan
billirubin konjugasi dan clereance hepatik pigmen dalam
empedu. Fenobarbital tidak begitu sering digunakan.
Antibiotik, bila terkait dengan infeksi.
Fototerapi dilakukan apabila telah ditegakkan
hiperbillirubin patologis dan berfungsi untuk
menurunkan billirubin dikulit melalui tinja dan urine
dengan oksidasi foto pada billirubin dari billiverdin.

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan radiasi
b.Gangguan temperatur tubuh berhubungan dengan
terpapar lingkungan panas.
c. Risiko

terjadinya

cederan

berhubungan

dengan

fototherapi atau peningkatan kadar bilirubin.


d.Cemas

berhubungan

kesehatan.

dengan

perubahan

status

PERENCANAAN

IMPLEMENTASI
Setelah rencana tindakan
keperawatan disusun secara
sistemik. Selanjutnya rencana
tindakan tersebut diterapkan dalam
bentuk kegiatan yang nyata dan
terpadu guna memenuhi kebutuhan
dan mencapai tujuan yang
diharapkan.

EVALUASI
Integritas kulit kembali baik / normal,
Kadar bilirubin dalam batas normal
Kulit tidak berwarna kuning/ warna
kuning mulai berkurang

Suhu tubuh dalam batas normal


Tidak terjadi risiko cedera terhadap
pasien
Pasien dan keluarga tidak cemas.

También podría gustarte