Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Pituitary gland
Anterior and Posterior
Anterior hormones (FLAT-GP):
F FSH
L LH
A ACTH
T TSH
G GH
P Prolactin
HPA axis
Mineralokortikoid :
Mineralokortikoid yang fisiologis yang
diproduksi adalah aldosteron.
Androgen.
Estrogen.
Elektrolit
Kalau diberikan dalam kadar yang terlalu
besar dapat menyebabkan retensi natrium
dan pembuangan kalium.
Menyebabkan edema, hipokalemia dan
alkalosis metabolik.
Sistem kekebalan
Glukokortikoid mengganggu pembentukan
antibody humoral dan menghambat pusatpusat germinal limpa dan jaringan limpoid
pada respon primer terhadap anti gen.
Sekresi lambung
Sekresi asam hidroklorida dan pepsin
dapat meningkat.
Faktor-faktor protektif mukosa
dirubah oleh steroid dan faktor-faktor
ini dapat mempermudah terjadinya
tukak.
Fungsi otak
perubahan psikologik terjadi karena
kelebihan kortikosteroid, hal ini
ditandai dengan oleh ketidak stabilan
emosional, euforia, insomnia, dan
episode depresi singkat.
Eritropoesis
Involusi jaringan limfosit, rangsangan pelepasan
neutrofil dan peningkatan eritropoiesis
Efek farmakologis glukokortikoid adalah menekan
reaksi peradangan.
Glukokortikoid: dapat menghambat hiperemia,
ekstra vasasi sel, migrasi sel, dan permeabilitas
kapiler, menghambat pelapasan kiniin yang
bersifat pasoaktif dan menkan fagositosis.
Penekanan peradangan sangat diperlukan, akan
tetapi terdapat efek anti inflamasi yang merugikan
penderita. Yaitu pada infeksi akut tubuh mungkin
tidak mampu melindungi diri sebagai layaknya
sementara menerima dosis farmakologik.
Disfungsi
kelenjar
adrenal
:
gangguan metabolic kelebihan /
defisiensi kelenjar adrenal.
Hiperfungsi kelenjar
adrenal
Hipofungsi Kelenjar
Adrenal
Hiperfungsi kelenjar
adrenal
Sindrom Cushing:
Sekresi berlebihan steroid adrenokortikal,
(kortisol.) Gejala klinis bisa juga
ditemukan oleh pemberian dosis
farmakologis kortikosteroid sintetik
Sindrom Adrenogenital:
Penyakit oleh kegagalan sebagian atau
menyeluruh, satu atau beberapa
enzim yang dibutuhkan untuk sintesis
steroid.
Hiperfungsi kelenjar
adrenal
Hiperaldosteronisme
a.Hiperaldosteronisme primer (Sindrom
Cohn):
Kelaianan yang disebabkan karena
hipersekresi aldesteron autoimun
b. Aldosteronisme sekunder:
Kelainan yang disebabkan karena
hipersekresi rennin primer, ini
disebabkan oleh hiperplasia sel juksta
glomerulus di ginjal.
Sindrom Cushing
suatu keadaan yang disebabkan oleh efek
metabolik gabungan dari peninggian kadar
glukokortikoid dalam darah yang menetap.
Kadar yang tinggi ini dapat terjadi secara
spontan atau karena pemberian dosis
farmakologik
senyawa-senyawa
gluko
kortikoid.
Gambaran klinis yang timbul akibat
peningkatan glukokortikoid plasma jangka
panjang
dalam
dosisi
farmakologik
(latrogen).
Etiologi
Sekresi kortisol atau kortikosteron yang
berlebihan,
kelebihan stimulasi ACTH mengakibatkan
hiperplasia korteks anak ginjal berupa
adenoma maupun carsinoma yang tidak
tergantung ACTH juga mengakibatkan
sindrom cushing.
Hiperaktivitas hipofisis, atau tumor lain yang
mengeluarkan ACTH.
Syndrom cushing yang disebabkan tumor
hipofisis disebut penyakit cushing
Etiology
Harvey Cushing in 1932
Endogenous Causes:
65% = pituitary = Females 5:1 ratio and ages
25% = adrenals25-40
10% = ectopic source (small cell lung ca),
non-pituitary, ACTH producing tumour
Exogenous Causes:
Iatrogenic Steroids (Asthma, RA, palliative)
Higher incidence in people with: DM,
Hypertension, Obesity and Osteoporosis
Sign&Sympt
om
SWEDISH
S Spinal tenderness
W Weight gain
E Easily bruise
D Diabetes
I Intercapsular fat
pad
S Striae
H Hypertension
Management
Always split in to:
Conservative
Medical
Surgical
Management
Drug therapy remains very important for normalising
cortisol levels. Medical treatment can also be used in
patients who are unwilling or unfit for surgery.
Metyrapone, ketoconazole, and mitotane can all be used
to lower cortisol by directly inhibiting synthesis and
secretion in the adrenal gland.
Surgical Treatment
Pituitary tumours:
trans-sphenoidal microsurgery. Radiation therapy may
be used as an adjunct for patients who are not cured.
Bilateral adrenalectomy may be necessary to control
toxic cortisol levels.
Adrenocortical tumours:
require surgical removal can develop Nelsons
Syndrome
Hipofungsi Kelenjar
Adrenal
Hipofungsi Kelenjar
Adrenal
Insufisiensi
Adreno
Kortikal
Sekunder:
Kelainan ini merupakan bagian dari
sindrom kegagalan hipofisis anterior
respon terhadap ACTH terhambat atau
menahun oleh karena atrofi adrenal.
Etiology
Dr Thomas Addison in 1855
True Addisons:
Affects 1 in 10000 in UK rare
Common presentation between 30 and 50
Affects women more
70-90% have autoimmune basis cytotoxic T cells
Clinical and biochemical insufficiency only occurs
once >90% of the gland is destroyed.
Primary = adrenals
Secondary = pituitary
Tertiary = hypothalamus
Etiology continued
Sign &Symptom
Management
C, M, S (no surgical)
Conservative = lifestyle
Complications Addisonian
Crisis
severe dehydration
pale, cold, clammy skin
sweating
rapid, shallow breathing
dizziness
severe vomiting and diarrhoea
severe muscle weakness
headache
severe drowsiness or loss of consciousness
(mengantuk berat dan hilang kesadaran)
coma and death
Treatment of crisis
Medical emergency
Bloods, large bore cannula
Seek help if you suspect
Iv Hydrocortisone
Iv fluids
Iv glucose if needed
Prognosis
Depends upon the underlying cause
In those patients in whom the
prognosis is not affected by the
underlying pathology, replacement
therapy should result in a return to
health with a normal life expectancy.
ASUHAN KEPERAWATAN
Intervensi
1.Ukur intake
output
2.Hindari intake
cairan berlebih
ketika pasien
hipernatremia
3.Ukur TTV (TD, N,
RR) setiap 2 jam
4.Timbang BB klien
5.Monitor ECG
untuk
abnormalitas
(ketidakseimbang
an elektrolit)
6.Lakukan alih
baring setiap 2
jam
Rasional
Intoleransi aktivitas
Intervensi
Rasional
1. Mengetahui tingkat
perkembangan klien dalam
melakukan aktivitas
2. Periode istirahat merupakan
tehnik penghematan energi
3. Respon tersebut
menunjukkan peningkatan O2,
kelelahan dan kelemahan
4. Menambah tingkat
keyakinan pasien dan harga
dirinya secar baik sesuai dengan
tingkat aktivitas yang ditoleransi
5. Memenuhi kebutuhan
aktivitas klien
6. Meningkatkan relaksasi dan
Resiko infeksi
Intervensi
Rasional
Resiko cidera
Intervensi
1. Ciptakan lingkungan yang
protektif
Rasional
1. Lingkungan yang protektif
dapat mencegah jatuh, fraktur
dan cedera lainnya pada tulang
2. Kondisi yang lemah sangat
beresiko terjatuh
3. Menurunkan kemungkinan
adanya trauma
4. Memudahkan proses
penyembuhan
5. Untuk meminimalkan
pengurangan massa otot
6. Dapat meningkatkan istirahat.
3. Hindari penggunaan
plester
Rasional
1. Mengetahui kelaianan /
perubahan kulit serta untuk
menentukan intervensi
selanjutnya
2. Meminimalkan / mengurangi
tekanan yang berlebihan didaerah
yang menonjol serta melancarkan
sirkulasi
3. Penggunaan plester dapat
menimbulkan iritasi dan luka pada
kulit yang rapuh
4. Lotion dapat mengurangi lecet
dan iritasi
Evaluasi
a. Kebutuhan volume cairan
kembali adekuat.
b. Klien toleransi terhadap aktivitas.
c. Infeksi tidak terjadi.
d. Cedera tidak terjadi.
e. Integritas kulit klien kembali
normal.
Tindakan
Rasional
b.Untuk mengindikasikan
berlanjutnya hipovolemia dan
mempengaruhi kebutuhan volume
pengganti.
Intoleransi aktivitas
Tujuan :
selama perawatan gangguan
mobilisasi bisa di minimalisasi
sampai pasien bisa melakukan
aktifitas dengan baik.
Kriteria hasil:
Menunjukkan peningkatan klien dan
partisipasi dalam aktivitas setelah
dilakukan tindakan.
Tindakan
Rasional
1. Bina hubungan
saling percaya.
2.Catat respon
verbal nonverbal
pasien.
3.Berikan aktivitas
yang dapat
menurunkanketegan
gan.
4.Jadwalkan
istirahat adekuat dan
periodemenghentika
n tidur
1.Komunikasiterapeu
tik dapat
memudahkan
tindakan.
2.
Mengetahuiperasaan
yang sedang dialami
klien.
3. Kondisirileks
dapat menurunkan
tingkat ancietas.
4.
Mengatasikelemahan
Tindakan
Rasional
1.mencegah terjadinya
mual
2. untuk mengetahui
peningkatan berat badan
3. meningkatkan nafsu
makan.
4. untuk meningkatkan
asupan nutrisi
5. untuk menambah
nutrisi
Tindakan
a.Kaji pengisian
kapiler dan nasi
perifer
b. Pantau tanda
vital: tensi, irama
jantung.
c. Ukur jumlah
haluaran urine.
d. Kolaborasi
pemberi O2
Rasional
Pengisian kapiler yang
memanjang, nadi yang lambat
& lemah merupakan indikasi
terjadi syok.
b.Krisis addison mungkin
menyebabkan tekanan darah
menurun. Frekwensi jantung
yang tidak teratur akan
menimbulkan penurunan curah
jantung.
c.Walaupun biasanya ada
poliuria penurunan haluaran
urine menggambarkan
penurunan perfusi ginjal oleh
penurunan curah jantung.
d.Kadar O2 yang maksimal
dapat membantu menurunkan