Está en la página 1de 88

MENGENAL

RADIKALISME
WAHHABI

Wahhabi adalah aliran yang dinisbatkan


terhadap Muhammad bin Abdul Wahhab
al-Najdi (1111-1206 H/1703-1792 M).
Ayahnya, Syaikh Abdul Wahhab bin
Sulaiman, seorang ulama bermadzhab
Hanbali yang kharismatik dan menjadi
hakim di distrik Uyainah, Najd.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
mulai menyebarkan dakwahnya (ajaran
barunya) setelah ayahnya wafat tahun
1153 H/1740 M.

Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan:


Nabi telah mengabarkan
tentang lahirnya golongan
Khawarij baru (Wahhabi) dalam
sekian banyak hadits yang
shahih. Sebagian hadits-hadits
tersebut terdapat dalam
Shahih al-Bukhari dan Muslim.

Dalam hadits al-Bukhari, Rasulullah


mendoakan negeri Syam dan Yaman agar
menjadi negeri yang barokah. Tetapi
Rasulullah tidak berkenan mendoakan
Najd dan bersabda: Di sana tempat
berbagai kegoncangan dan fitnah. Di sana
akan lahir tanduk syetan.

Nabi : Akan keluar sekelompok manusia dari arah Timur


(Najd dan sekitarnya), membaca al-Quran, tetapi tidak
melewati tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama,
laksana anak panah keluar dari sasaran. Lalu mereka tidak
kembali lagi ke dalamnya sampai anak panah itu kembali pada
tali busurnya. Beliau ditanya: Apa tanda-tanda mereka?
Beliau menjawab: Tanda-tanda mereka mencukur rambut.

Sayyid Abdurrahman al-Ahdal:


Tidak perlu menyusun
bantahan terhadap Ibnu Abdil
Wahhabi. Mereka telah cukup
dibantah oleh sabda Nabi :
Tanda-tanda mereka adalah
mencukur rambut. Karena
tanda-tanda ini tidak pernah
dilakukan oleh ahli bidah
selain kaum Wahhabi. Di
mana Ibnu Abdil Wahhabi
memerintahkan pengikutnya
agar mencukur rambutnya.

Syaikh Abdul
Wahhab (ayah
pendiri Wahhabi)
selalu marah pada
anaknya karena
malas belajar ilmu
fiqih, jadinya ia
bukan seorang alim
baik dalam bidang
fiqih maupun
dalam bidang
hadits. Ayahnya
juga berfirasat,
anaknya akan
berbahaya kepada
manusia. (al-Suhub
al-Wabilah, hal.
275).

Setelah ayahnya meninggal, Syaikh


Muhammad mulai menyebarkan ajarannya
dengan membangun manhaj (paradigma)
ajaran yang mengambil secara langsung
dari al-Quran dan Sunnah serta
meninggalkan taklid terhadap siapapun.
Oleh karena piranti keilmuan yang
dimilikinya tidak memadai, maka hasil
ijtihadnya, baik dalam bidang fiqih,
maupun dalam bidang akidah, banyak yang
menyimpang dari al-Quran, Sunnah dan
ijma kaum Muslimin.
Akibatnya, ia seringkali melakukan protes
terhadap umat Islam sekitarnya, yang jelas
berbeda dengan dirinya.

Pendiri Wahhabi
di mata kakaknya
adalah: 1)
Mengklaim
mujtahid mutlaq.
2) Menolak
pendapat orang
lain. 3)
Mewajibkan orang
lain mengikuti
pendapatnya. 4)
Mengkafirkan
lawan
polemiknya. 5)
Pribadinya tidak
alim. 6)
Mengkafirkan
seluruh umat
Islam (hal. 18).

Pendiri Wahhabi
berkata:
1). Kesyirikan
umat Islam selain
Wahhabi lebih
berat dari pada
kesyirikan kaum
Musyrik Jahiliyah.
2). Para auliya
yang menjadi
wasilah umat
Islam adalah
orang paling
fasiq, pezina,
pencuri, tidak
sholat dan lainlain.

Pendiri
Wahhabi
berkata:
1). Ilmu fiqih
itu ilmu syirik.
2). Para ulama
ahli fiqih itu
syetan-syetan
manusia dan
jin.
3). Ilmi fiqih
harus
ditinggalkan.
(juz 2, hal. 59).

Shiddiq Hasan
Khan alQinnawji alBukhari, ulama
wahabi, dalam
kitabnya al-Din
al-Khalis, juz 1
hal, 140,
kafirkan orangorang yang
bermadzhab
dengan
madzhab apa
saja.

Pendiri Wahhabi
berkata:
1). Sebelum
membuat ajaran
baru, ia tidak
mengerti makna
kalimat tauhid dan
tidak mengerti
Islam
2). Guru-gurunya
juga tidak
mengerti hal
tersebut
3). Seluruh ulama
juga tidak
mengerti hal
tersebut. (juz 10,
hal. 51).

Pendiri Wahhabi
mengkafirkan
para ulama
yang berbeda
pendapat
dengannya,
seperti Syaikh
Sulaiman bin
Suhaim, ulama
madzhab
Hanbali. (alDurar alSaniyyah, juz
10, hal. 31).

Muhammad
bin Abdil
Wahhab alNajdi:
Orangorang shufi
adalah
orang yang
paling sesat,
melebihi
Yahudi dan
Nasrani.

Abdurrahman
bin Hasan, cucu
pendidi
Wahhabi,
mentahrif
hadits dalam
kitabnya, Fath
al-Majid Syarh
Kitab al-Tauhid,
hal. 85, kitab
paling otoritatif
(mutabar) di
kalangan
Wahhabi.

Abdurrahman
bin Hasan alNajdi, cucu
pendiri Wahabi,
dalam kitab
Qurratu Uyun
al-Muwahhidin,
hal. 33,
kafirkan
mayoritas umat
Islam dengan
mentahrif teks
hadits Sayidina
Tsauban .

Tsauban
berkata,
Rasulullah
bersabda:
Kiamat tidak
akan terjadi
sehingga
beberapa suku
dari umatku
mengikuti orangorang musyrik,
dan sehingga
mereka
menyembah
berhala.

Rasulullah : Malam dan siang tidak akan hilang sehingga


Lata dan Uza disembah oleh manusia. ... Kemudian Allah
mengirimkan angin yang harum, maka setiap orang yang
dalam hatinya terdapat sedikit keimanan akan meninggal,
dan hanya tersisa orang-orang yang tidak baik. Maka
mereka akan kembali pada agama nenek moyangnya.

Rasulullah : Aku
tidak khawatir
kalian akan syirik
sesudahku. Aku
hanya khawatir
kalian terpesona
dengan dunia.

Rasulullah bersabda, Aku


memohon kepada Allah agar umatku
tidak kafir secara massal, lalu Allah
mengabulkannya. Lihat, Fathul
Bari, Juz 10 hal. 122

Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya sesuatu yang
aku takutkan atas kalian
adalah seorang laki-laki yang
membaca al-Qur'an, sehingga
setelah ia kelihatan indah
karena al-Qur'an dan menjadi
penolong agama Islam, ia
merubahnya pada apa yang
telah menjadi kehendak
Allah. Ia melepaskan dirinya
dari al-Qur'an, melemparnya
ke belakang dan menyerang
tetangganya dengan pedang
dengan alasan telah syirik.
Aku bertanya: Wahai Nabi
Allah, siapakah di antara
keduanya yang lebih berhak
menyandang kesyirikan, yang
dituduh syirik atau yang
menuduh? Beliau menjawab:
Justru orang yang menuduh
syirik [yang lebih berhak
menyandang kesyirikan].

Dalam kitab Fath al-Majid, karangan cucu pendiri


Wahhabi, ditahqiq Abdul Aziz bin Baz, hal. 173,
mengkafirkan seluruh umat Islam karena melakukan
maulid dan haul para auliya selain penduduk Najd
dan Hijaz yang telah ikut Wahhabi.

Menurut Ibn
Taimiyah,
mengagungkan
Maulid dan
menjadikannya
sebagai tradisi
dapat pahala
besar karena
tujuannya baik
dan
mengagungkan
Rasulullah .

Al-Imam Sufyan
bin Uyainah
berkata: Rahmat
Allah akan turun
ketika orangorang shaleh
disebutkan.
Hilyah al-Auliya,
juz 7, hal. 285.

Ibn Taimiyah:
Orang-orang
beriman
merasa
senang dan
lezat
mengenang
dan menyebut
orang-orang
saleh. (alShafadiyyah
juz 2 hal.
269).

Dalam kitab Fath


al-Majid,
karangan cucu
pendiri Wahhabi,
yang ditahqiq
Abdul Aziz bin
Baz, 246-247,
mengkafirkan
penduduk Syam,
Mesir, Iraq,
Amman dan lainlain, karena telah
menyembah
Syaikh Abdul
Qadir Jailani, Ibnu
Arabi, al-Badawi
dan lain-lain.

Aaa
Aa

Ibn Taimiyah:
Ibn Umar
beristighatsah
ketika
kakinya mati
rasa. (alKalim alThayyib,
tahqiq alAlbani, hal
173).

Al-Hafizh Ibn
Hajar
menyebutkan
dalam kitab
Fath al-Bari juz
2, hal. 575,
riwayat shahih
tentang
seorang
sahabat yang
beristighatsah
dengan Nabi
setelah beliau
wafat.

Para Imam Ahli


Hadits, yaitu alImam alThabarani, alImam Abu alSyaikh alAshibhani dan
al-Imam alThabarani
beristighatsah
dengan Nabi .
(Tadzkirat alHuffazh, Juz 3
hal. 974.)

Syaikh Abdul Aziz bin


Baz, mengkafirkan
sahabat karena
beristighatsah
dengan Nabi ,
dalam catatan
kakinya (taliq)
terhadap kitab Fath
al-Bari Syarh Shahih
al-Bukhari, juz 3, hal.
349-350.

Syaikh
Muhammad
Nashiruddin alAlbani, tokoh
Wahhabi yang
tinggal di
Yordania
mengkafirkan
al-Imam alBukhari dalam
Fatawa-nya hal.
523, karena
melakukan
tawil.

Syaikh
Muhammad bin
Shalih
al-Utsaimin,
ulama Wahhabi
Saudi Arabia,
menganggap alImam al-Nawawi
dan Ibn Hajar
al-Asqalani bukan
Ahlussunnah WalJamaah.

Gambar
pemakaman
Baqi,
sebelum
bangunannya
dimusnahkan
oleh Wahhabi
(atas).
Gambar
pemakaman
Baqi, setelah
dimusnahkan
oleh Wahhabi
(bawah).

Gambar benteng
Yahudi,
peninggalan
Kaab bin alAsyraf, tokoh
Yahudi yang
memprovokasi
orang-orang kafir
untuk memerangi
Rasulullah .
Benteng tersebut
dilindungi
pemerintahan
Wahhabi, dan
dilarang untuk
dirusak.

Gambar sumur
peninggalan
Kaab bin Asyraf,
Yahudi yang
memprovokasi
orang-orang
Arab untuk
memerangi
Rasulullah .
Sumur tersebut
termasuk
peninggalan
budaya yang
dilindungi di
Saudi Arabia.

Naskah
Tafsir alShawi,
cetakan
lama yang
belum
terdistorsi
Wahhabi.

Naskah
Tafsir alShawi,
cetakan
baru yang
telah
terdistors
i
Wahhabi.

Para ulama
Wahhabi, seperti
Ibn Baz, Bakar
Abu Zaid, dan
lain-lain sangat
anti
Karamallaahu
wajhah ketika
menyebut nama
Sayyidina Ali
karramallaahu
wajhah. Seperti
dalam kitab
Mujam alManahi, hal. 454,
Fatawa al-Lajnah
al-Daimah, 3, 289
dan lain-lain

Para ulama
sejak generasi
salaf, sampai
kepada Ibn
Taimiyah, yang
dikagumi oleh
Wahhabi biasa
menyebut
Sayyidina Ali
dengan
Karramallaahu
wajhah dan
Karramallaahu
wajhahu fil
jannah.

Al-Imam
Ahmad bin
Hanbal dan
para ulama
ahli hadits,
juga membaca
karramallahu
wajhah ketika
disebutkan
nama Sayidina
Ali
karramallahu
wajhah fil
jannah.

Dalam kitab
Fath al-Majid,
kitab Wahhabi
paling
mutabar, hal.
148 dijelaskan
bahwa semua
macam azimat
dilarang dan
termasuk
syirik.

Imam Abu Dawud,


pengarang Sunan
Abi Dawud
berkata:
Imam Ahmad
membuat azimat
dan dikalungkan
di leher
putranya. (Masail
al-Imam Ahmad,
riwayat Abi
Dawud, hal. 349).

Al-Imam Ahmad
bin Hanbal sering
membuatkan
azimat untuk
keluarga dan
kerabatnya.
(Masail al-Imam
Ahmad riwayat
putranya,
Abdullah, hal.
447).

Ibnu Taimiyyah,
panutan kaum
Wahhabi,
menjelaskan
dalam kitabnya
al-Kalim alThayyib, bahwa
Sayyidina
Abdullah bin
Amr bin al-Ash
membuat
azimat untuk
putra-putra
beliau.

Syaikh Ibn Humaid al-Hanbali alNajdi berkata: Pendiri Wahhabi


apabila pendapatnya ditentang oleh
seseorang, lalu ia tidak mampu
membunuhnya secara terangterangan, maka ia akan mengutus
seseorang yang dapat menculiknya
di tempat tidur atau di pasar pada
malam hari. Karena ia mengkafirkan
orang yang berbeda dan
menghalalkan darahnya. (al-Suhub
al-Wabilah, 276).

Ibn Taimiyah
berkata:
Mengusap,
mencium dan
menempelkan
pipi ke makam
Nabi , dilarang
agama
berdasarkan
kesepakatan
kaum Muslimin,
dan termasuk
syirik. (Ziyarat
al-Qubur wa alIstinjad bilMaqbur, hal. 38).

Sahabat
Abu
Ayyub alAnshari
mencium
makam
Nabi .

Imam Ahmad bin


Hanbal:
Memegang dan
mencium mimbar
dan makam Nabi
dengan tujuan
taqarrub kepada
Allah tidak apaapa (tidak
dilarang dan
tidak syirik).

Al-Albani (ulama
Wahhabi)
mewajibkan
pemerintah
Saudi Arabia
agar
membongkar
kubah hijau di
atas makam Nabi
mengeluarkan
makam Nabi
dari Masjid
Nabawi. (alAlbani, Tahdzir
al-Sajid, 68-69)>

Ibn Baz (Ulama


Wahhabi):
Ziarah kubur
bagi wanita
hukumnya
haram dan
termasuk dosa
besar,
pelakunya
dilaknat.
(Fatawa
Muhimmah,
hal 148).

Anas bin Malik


berkara:
Nabi lewat
bertemu
seorang wanita
yang sedang
menangis di
samping
kuburan. Nabi
bersabda:
Takutlah kamu
kepada Allah
dan
bersabarlah.
HR. al-Bukhari.

Rasulullah bersabda
kepada Aisyah radhiyallahu
anha: Sesungguhnya
Tuhanmu memerintahkanmu
mendatangi makam Baqi
dan memintakan ampun bagi
mereka. Aisyah berkata:
Apa yang akan aku ucapkan
kepada mereka wahai
Rasulullah? Rasulullah
menjawab: Katakanlah
assalamu.... HR. Muslim.

Fatwa alAlbani
(Wahhabi):
Saling
anjang
sana pada
waktu hari
raya,
bidah dan
haram.

Jamil Zainu
(Wahhabi):
Haramkan
baca
shodaqallahu
l azhim
setelah
membaca alQuran.
(Taujihat
Islamiyyah,
hal. 74).

Al-Albani
(Wahhabi):
Sholat
qabliyah
Jumat
tidak
sunnat,
bahkan
termasuk
bidah.

Al-Albani
(Wahhabi)
haramkan
sholat
tarawih dan
sholat
sunnat
malam hari
lebih dari 11
rakaat.

Al-Albani
(Wahhabi)
berkata,
orgasme
karena
masturbasi,
ciuman atau
memeluk
istri tidak
batalkan
puasa.

Al-Albani
(Wahhabi)
wajibkan
warga Muslim
Palestina,
khususnya
yang di Tepi
Barat, agar
keluar dari
negeri mereka.
Fatwa ini
sangat
menguntungka
n Yahudi.

Al-Albani
(Wahhabi)
haramkan
wanita
memakai
cincin,
kalung dan
perhiasan
lainnya yang
terbuat dari
emas.

SAID BIN ZAID DALAM HADITS


BUKAN TAWASSUL DINILAI HASAN

SAID BIN ZAID DALAM HADITS


TAWASSUL DINILAI DHAIF

TEKS ASLI TULISAN IMAM


AL-SUBKI

TEKS KUTIPAN WAHHABI


DARI IMAM AL-SUBKI

Pendiri Wahhabi
melarang
membaca sholawat
pada hari Jumat,
melarang
mengeraskannya
di atas mimbar
dan menghukum
keras pelakunya.
Pendiri Wahhabi
pernah membunuh
seorang muadzin
yang shaleh
karena membaca
sholawat di atas
menara setelah
adzan.

Al-Albani
(Wahhabi)
mengharam
kan dan
membidahk
an adzan
dua kali
pada hari
Jumat.

Syaikh
al-Utsaimin
(ulama
Wahhabi)
menganggap
Syaikh alAlbani tidak
memiliki ilmu,
karena
bidahkan
adzan pertama
yang ditambah
oleh Sayidina
Utsman.

Fatwa ulama
Wahhabi, yang
mengharamka
n doa bersama
dan
mengerakan
suara setelah
shalat
maktubah.
(Fatawa
Islamiyyah, juz
1 hal. 319).

Fatwa ulama
Wahhabi, yang
mengharamka
n doa bersama
dan
mengerakan
suara setelah
shalat
maktubah.
(Fatawa
Islamiyyah, juz
1 hal. 318).

Wahhabi
haramkan
mengangkat
tangan
dalam doa
setelah
sholat
fardhu.
(Fatawa
Islamiyyah,
juz 1 hal.
319).

KULLU HARUS DIBATASI

KULLU TIDAK BOLEH


DIBATASI

Fatwa alAlbani,
ulama
Wahhabi,
yang
haramkan
kunjungi
keluarga
pada hari
raya.

AL-ALBANI,
ULAMA WAHABI
BERFATWA
BAHWA
SEBAGIAN
SYIRIK AKAN
DIAMPUNI OLEH
ALLAH

Dalam kitabkitab
Ahlussunnah
Wal-Jamaah
diterangkan,
dosa syirik
tidak akan
diampuni
oleh Allah ,
tanpa ada
pengecualian
.

AL-ALBANI,
ULAMA
WAHHABI,
BERFATWA
BAHWA
RUH
MANUSIA
ADA DUA

FATWA ALALBANI,
ULAMA
WAHHABI,
BAHWA
BAHAYA
IKHWANUL
MUSLIMIN
(PKS) JAUH
MELEBIHI
YAHUDI DAN
NASRANI.

Al-Albani
haramkan
menambah
bacaan talbiyah
dalam ibadah haji.

Al-Albani menganggap
Nabi saw tersesat
sebelum menerima
wahyu, seperti
sesatnya orang-orang
musyrik.

Al-Albani
mengajar
orang lain
agar
meninggalkan
ajaran
mayoritas
umat Islam,
dan mengikuti
pendapat yang
cocok dengan
pikirannya
sendiri.

Rasulullah :
Ikutilah al-Jamaah
(mayoritas).
Hindarilah
perpecahan.
Karena syetan
bersama orang
yang menyendiri.
Syetan lebih jauh
dari orang yang
berduaa.
Barangsiapa yang
menginginkan
tempat yang
istimewa di surga,
maka ikutilah alJamaah.

Rasulullah : Tiga perkara


yang akan melindungi hati
seorang mukmin dari sifat
dengki dan kesesatan; yaitu
1) tulus dalam beramal karena
Allah , 2) bermaksud baik
kepada ulil-amri dan 3)
menjaga kebersamaan dengan
kaum Muslimin, karena doa
mereka akan meliputi dari
belakangnya.

Al-Albani berkata dalam taliq


Mukhtashar Shahih Muslim, bahwa Nabi
Isa besok ketika turun ke dunia,
akan memutuskan berdasarkan dengan
al-Quran dan Sunnah, bukan dengan
Injil, Fiqih Hanafi dan sesamanya.

Al-Albani berkata,
Setiap orang kafir,
Musyrik. Setiap
orang Musyrik,
kafir. Kaedah ini
jelas bertentangan
dengan al-Quran
dan Ijma, yang
membagi kufur
menjadi dua: 1)
kufur syirik dan 2)
kufur bukan syirik.

TEKS ASLI PERNYATAAN


AL-BAIHAQI

KUTIPAN AL-ALBANI DARI


AL-BAIHAQI

Al-Imam alHafizh alBaihaqi


menegaskan
dalam alSunan alKubra, bahwa
hadits alJariyah tidak
diriwayatkan
oleh al-Imam
Muslim dalam
Shahih-nya.

También podría gustarte