Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
DENGAN GANGGUAN
PARATIROID (HIPOPARATIROID
DAN HIPERPARATIROID)
Definisi
Hiperparatiroid
Hipoparatiroid
Klasifikasi
Hiperparatiroid
Hipoparatiroid
Hiperparatiroid Primer
Hipoparatiroid Neonatal
Hiperparatiroid Sekunder
Simpel Idiopatik
Hipoparatiroid
Hiperparatiroid Tersier
Intoksikasi Paratiroid Akut
Etiologi
Hiperparatiroid
Hipoparatiroid
Gagal Ginjal
Kronis
Penyakit
Tulang
Destruksi Autoimun
Kelenjar Paratiroid
Metastase
pda
Kelenjar paratiroid
Tumor Malignant
Kelenjar
Paratiroid
Hipertrofi
Kelenjar
Paratiroid
Kelainan Kongenital
Magnesium
Adenoma Benigna
Defisiensi
Vitamin D
Kerusakan Akibat
Pembedahan
Kelenjar Paratiroid
Penyakit Infiltratif
pada
Kelenjar
Paratiroid
Malabsorbsi
PATOFISIOLOGI HIPERPARATIROID
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGIHIPOPARATIROID
HIPOPARATIROID
Manifestasi Klinis
Hiperparatiroid
Cepat lelah
Penurunan tonus
otot
Reabsorpsi kalsium
tulang meningkat
sehingga tulang
mudah fraktur
Henti jantug
karena
hiperkalsemia
Hipoparatiroid
Reabsorpsi
kalsium dari
tulang meningkat
sehingga terjadi
hiperkaksemi
dalam darah
Nyeri pinggang
karena batu ginjal
Depresi reflex
tendon
Mual & muntah
Pemeriksaan Laboratorium
Foto Rontgen
Penatalaksanaan
Hiperparatiroid
Hipoparatiroid
Menaikkan kadar kalsium serum
sampai 9-10 mg/dl (2,2-2,5 mmol/L)
Tindakan bedah
Pasien Dianjurkan untuk minum
2000 ml cairan atau lebih untuk
terbentuknya batu ginjal
sebanyak
mencegah
Komplikasi
Hiperparatiroid
Jika dilakukan operasi paratiroidektomi
Akan ditemukan densitas tulang yang
meningkat, dan risiko fraktur tulang
akan menurun
Hipoparatiroid
Hipokalsemia
Insufisiensi Ginjal
Kronik
Aterosklerosis
STUDI KASUS
Seorang wanita 48 tahun dengan keluhan timbul benjolan pada lengan dan
tangan. Awalnya benjolan timbul di siku lengan kiri sejak 6 bulan sebelum
masuk rumah sakit, yang semakin lama semakin besar dan 3 bulan kemudian
benjolan juga timbul di punggung tangan kiri dan kanan, serta siku kanan.
Benjolan tidak nyeri, tidak panas dan tidak gatal serta tidak terlalu
mengganggu gerak lengan penderita. Benjolan menetap, tak terpengaruh oleh
suhu udara, aktivitas fisik, maupun konsumsi makanan. Keluhan ini baru
pertama kali dialami. Pasien pernah didiagnosis sebagai penyakit ginjal
kronik (PGK) sejak 2 tahun yang lalu. Rasa gatal di seluruh tubuh dirasakan
sejak 6 bulan terakhir. Gatal hanya bisa berkurang setelah penderita cuci
darah. Ia merasa nyeri seperti ditusuk-tusuk pada seluruh tulang-tulang.
Lemah pada otot-otot betis dan kaki dikeluhkan oleh penderita. Rasa lesu,
tidak ada nafsu makan, sulit buang air besar, sering mual dan kadang muntah
juga dikeluhkan. Buang air kecil sejumlah 1 gelas ( 200 cc) per hari.
Kadang pasien mengalami sesak nafas dan berdebar-debar.
Pengkajian
Data Subjektif
Data Objektif
Riwayat Kesehatan
Klien
Riwayat
Keluarga
Peny.
Pengkajian
Riwayat Trauma
Fisik
Pemeriksaan
Fisik
tidak ada
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
Intervensi
Rasional
Kaji pola nafas klien dan suara napas klien Pengkajian rutin pola nafas sangat penting untuk
setiap 2 jam.
menghindari kondisi memburuk saat keadaan
berubah drastis.
Auskultasi dada klien untuk mendengarkan Suara ini menggambarkan spasme laring parsial
stridor laring pasien selama setiap 4 jam.
sampai total yang dapat memberikan gambaran
terhadap tindakan keperawatan yang tepat saat
kondisi berubah drastis.
Observasi keluhan sesak nafas baik secara Tanda dan gejala pada pasien yang meliputi
verbal atau nonverbal
kesulitan
bernafas,
kesulitan
bicara,
dan
penggunaan otot bantu nafas dapat perubahan
kondisi klien.
Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan Membantu memberikan suplai oksigen ke tubuh
klien.
pasien saat metabolismenya sedang meningkat.
Berikan ventilasi mekanik kepada pasien
CONT
Intervensi
Rasional
Berikan edukasi kepada klien yang mampu Edukasi akan membantu klien untuk
untuk melakukan nafas dalam dan batuk mengatasi masalah sesak nafas secara
efektif (jika terdapat sekret).
mandiri untuk memperbaiki pola nafas.
Kolaborasi
dengan
dokter
pemberian terapi inhalasi.
jalan
kurang
dari
Tujuan: Klien akan mendapat masukan makanan yang mencukupi, seperti yang dibuktikan
oleh tidak adanya mual kembali pada atau dapat mempertahankan berat badan ideal.
Intervensi
Rasional
Identifikasi faktor pencetus mual dan Dapat melakukan penanganan lebih lanjut
muntah dan
catat warna, jumlah, dan agar tidak terjadi mual dan muntah secara
frekuensi muntah
terus menerus.
Yakinkan diet yang dimakan mengandung Untuk menanggulangi masalah gangguan
serat untuk mencegah konstipasi.
fungsi gastrointestinal, sehingga perlu
asupan nutrisi yang memperhatikan tekstur
kaya serat.
Jelaskan
pada
klien
untuk
mengkonsumsi susu dan produk susu
Bantu klien untuk mengembangkan diet yang Dapat menghilangkan sebagian manifestasi
mencakup tinggi kalori tanpa produk yang gastrointestinal yang tidak menyenangkan
mengandung susu
Mandiri: berikan dorongan pada klien untuk Untuk memperbaiki kadar kalsium yang
mengkonsumsi diet rendah kalsium. Kurangi tinggi..
makanan tinggi kalsium
Kolaborasi: dengan ahli gizi untuk Perlu adanya konsultasi untuk menyamakan
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang persepsi mengenai pemenuhan kebutuhan
dibutuhkan pasien.
nutrisi.
Intervensi
Rasional
Kaji kemampuan aktivitas, nyeri tulang, dan Kemampuan aktivitas merupakan salah satu
nyeri sendi klien.
indikator keutuhan tulang.
Ukur kemampuan otot klien secara berkala.
Monitoring intake dan sumber makanan yang Nutrisi merupakan sumber energi untuk
adekuat.
aktivitas.
Bantu klien dalam melakukan mobilisasi.
Ajarkan klien melakukan pemanasan sebelum Menghindari ketegangan dan kekakuan gerak.
latihan gerak.
Kolaborasikan dengan fisioterapis
penentuan program latihan aktivitas.
Monitor tanda vital sebelum dan sesudah Memastikan program latihan aktivitas aman
aktivitas.
dilakukan dan mengurangi risiko komplikasi.
EVALUASI
1. Dx 1 : Pola nafas efektif,
STUDI KASUS
Tn. A usia 57 tahun datang ke rumah sakit pada tanggal 7 Maret
2015 dengan keluhan sering mengalami kejang 1 bulan terakhir.
Saat pengukuran TTV didapatkan TD : 90/80 mmHg, suhu :
370C, nadi : 88x/menit, RR : 20x/menit dan suara nafas stridor.
Hasil uji laboratorium menunjukan kalsium 3-5 mg/dL
(normalnya 8.510.5 mg/dl), kadar fosfat 6.0 mg/dL (normalnya
2.5-4.5 mg/dL). Keluarga pasien mengatakan bahwa saat di
rumah pasien sering mengeluh sakit kepala, sulit nafas saat
kejang, kejang/kekakuan dirasakan pada muka, terkadang pada
tangan dan kaki, dan akhir-akhir ini pasien tidak mau makan
dikarenakan susah menelan. Berat badan pasien turun dari 65kg
menjadi 62kg. Terdapat Tanda Chvostek atau Trousseaus positif
pada pasien. Pasien mengatakan pernah mengalami operasi
bedah leher 2 bulan yang lalu.
Pengkajian
Identitas Klien
Riwayat Peny.
Sekrang
Pengkajian
Riwayat peny.
dahulu
Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan
Fisik
B2 (Blood) : Hipotensi
90/80 mmHg
B3 (Brain) : Sakit Kepala
B4 (Bladder) :
hiperfosfatemia 6,0 mg/dl
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan : Pola nafas tidak efektif berhubungan
dengan spasme laring akibat aktivitas kejang.
Tujuan : Pola nafas kembali efektif
Kriteria Hasil :
1. RR 16-20 kali/menit
2. Ekspansi paru mengembang
Intervensi
Rasional
Kaji upaya pernapasan dan kualitas suara Untuk mengetahui suara dan keadaan jalan
napas setiap 2 jam
nafas
Auskultasi untuk mendengar stridor laring Untuk mengetahui adanya stridor
tiap 4 jam
merupakan tanda adanya edema laring
yang
tambahan Untuk
memaksimalkan
bernafas
dan
menurunkan kerja nafas, memberikan
kelembaban pada membran mukosa dan
membantu pengenceran sekret
Diagnosa
Keperawatan:
Nutrisi
kurang
berhubungan dengan intake nutrisi inadekuat
dari
kebutuhan
Intervensi
Rasional
Monitor makanan/cairan yang dicerna dan Untuk memantau intake dan output dari klien
hitung masukan kalori tiap hari
Tentukan makanan kesukaan klien
Dorong pasien untuk memilih makanan Memudahkan klien untuk menelan dan tidak
yang lunak
memperberat kerja usus
Dorong masukan makanan tinggi kalsium
Kolaborasi tentukan makanan yang tepat Untuk menentukan diet yang sesuai dengan
sebagai program diet
kebutuhan klien
Intervensi
Rasional
Rencanakan dan monitor program aktivitas Mempertahankan aktivitas daily living klien
yang tepat
Bantu memilih aktivitas yang sesuai dengan Membiasakan klien dengan aktivitas ringan
kemampuannya
sesuai kemampuannya
Bantu untuk memfokuskan apa yang dapat Mempertahankan kemampuan klien dalam
pasien lakukan
beraktivitas sesuai dengan kemampuannya
Buat lingkungan yang aman buat pasien
Intervensi
Rasional
Bila pasien dalam tirah baring berikan bantalan Mengurang risiko klien terjatuh dari tempat
pada tempat tidur dan pertahankan tempat tidur tidur
dalam posisi rendah
Bila aktivitas kejang terjadi ketika pasien bangun Untuk mengurangi risiko cidera pada klien
dari tempat tidur, bantu pasien untuk berjalan, akibat benda-benda tajam disekitar klien saat
singkirkan benda-benda berbahaya, bantu pasien terjadi kejang
dalam menangani kejang dan reorientasikan bila
perlu
Kolaborasi dengan dokter dalam menangani Untuk mengantisipasi terjadinya gejala dini
gejala dini dengan memberikan dan memantau kejang yang dapat menimbulkan risiko cidera
efektifitas cairan parenteral dan kalsium
EVALUASI
Dx 1 : Pola nafas efektif, RR 16-20 kali permenit, TTV
dalam batas normal, Ekspansi paru mengembang.
2. Dx 2 : Nutrisi adekuat, masukan makanan dan cairan
adekuat, energi adekuat, BB normal.
3. Dx 3 : Mampu makan sendiri Memakai pakaian sendiri
Mandi, jalan dan duduk.
4. Dx 4 : reflek normal, tanda vital stabil.
1.