Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Oleh:
Antani Vina Lucky Permata Adi
Pengertian Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan suatu proses
kompleks dimana sel germinal yang belum
berdiferensiasi, berpoliferasi dan diubah menjadi
spermatozoa yang terspesialisasi dan motil,
dimana masing-masing akan mengandung 23
pasang
kromosom
haploid.
Proses
spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus.
Pada dinding tubulus ini mengandung banyak
sel-sel germinal dan sel sertoli. Pada prose
spermatogenesis terdapat 3
fase, yaitu
spermatositogenesis, spermatidogenesis dan
spermiogenesis. Proses spermatogenesis ini
membutuhkan waktu 64 hari
Proses Spermatogenesis
Pengertian Sperma
Sperma atau mani merupakan ejakulat yang berupa
Terminologi
Normospermia : Jumlah volume sperma normal 2-5 ml.
Azoospermia : Dalam ejakulat tidak terdapat / ditemukan
sperma
Aspermia : Tidak terdapat ejakulat
Aspermatogenesis : Tidak terjadi pembuatan spermatozoa di
dalam testis.
Hypospermia : Volume ejakulat kurang dari 1 ml
Hyperspermia : Volume ejakulat lebih dari 6 ml
Hypospermatogenesis : Proses pembentukan spermatozoa
sangat sedikit didalam testis.
Oligospermia : Jumlah spermatozoa di bawah kriteria normal
(di bawah 20 juta tiap ml sperma)
Normozoospermia : Jumlah spermatozoa dalam batas normal
berkisar antara 40-200 juta/ml.
Asthenospermia : Jumlah spermatozoa yang bergerak dengan
baik di bawah 50%.
Necrospermia : Semua spermatozoa dalam keadaan mati
Lanjutan
Asthenozoospermia : Spermatozoa yang lemah sekali gerak
majunya
Teratozoospermia : Bentuk spermatozoa yang abnormal lebih
dari 40%.
Nekrozoospermia : Bila semua spermatozoa tidak ada yang
bergerak atau hidup.
Kriptozoospermia : Bila ditemukan spermatozoa yang
tersembunyi yaitu bila ditemukan dalam sedimen sentrifugasi
sperma.
Polizoospermia : Bila jumlah spermatozoa lebih dari 250 juta
per ml sperma
Extrem oligospermia : Jumlah spermatozoa di bawah 1 juta
untuk tiap 1 ml ejakulat
Leukospermia : Warna sperma putih keruh serupa susu karena
terdapat lekosit yang banyak.
Hemospermia : Warna sperma kemerahan karena terdapat
erythrosit yang banyak.
Residual Body : Sisa sitoplasma yang melekat pada
spermatozoa yang belum matur.
Sperma normal
Kepala:
berbentuk
oval,
dengan batas yang teratur, tepi
akrosom menutupi > 1/3
permukaan kepala. Panjang =
3-5 U dan lebar = 2-3 U.
Mid-piece: bentuk ramping,
lurus, dan batas teratur.
Panjang = 7-8 U dan lebar < 1
U.
Ekor: berbentuk ramping (tak
tergulung),
batas
teratur,
panjang minimal 45 U
Jumlah sperma
Pergerakan sperma
Cairan tidak terlalu kental
Saluran tersumbat
Kerusakan testis
Bent neck
Asymmetrical
Thick insertion
Coil
Thin
: ekor yang
berbentuk gelendong
Asthenozoospermia
:Lemahnya
pergerakan sperma
Necrozoospermia: spermatozoa mati
Jenis-jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan makroskopis
Pemeriksaan mikroskopis
Pemeriksaan biokimia
Pemeriksaan makroskopis
Volume
Pemeriksaan Makroskopis
Likuifaksi dan koagulum
Pemeriksaan Makroskopis
Kekentalan atau viskositas sperma dapat diukur setelah likuifaksi
sperma sempurna. Pemeriksaan viskositas ini dapat dilakukan dengan
dua cara:
1. Cara Subyektif
Dengan menyentuh permukaan sperma dengan pipet atau batang
pengaduk, kemudian ditarik maka akan terbentuk benang yang
panjangnya 3 5 cm. Makin panjang benang yang terjadi makin tinggi
viskositasnya.
Pemeriksaan Mikroskopis
Motilitas
Menurut WHO, Motilitas spermatozoa dikelompokkan
menjadi sebagai berikut:
Progressive motility (PR): Spermatozoa bergerak bebas,
baik lurus maupun lingkaran besar, dalam kecepatan apapun.
Non-progressive motility (NP): semua jenis spermatozoa
yang tidak memiliki kriteria progresif, seperti berenang dalam
lingakran kecil, ekor/ flagel yang sulit menggerakkan kepala,
atau hanya ekor saja yang bergerak
Immotility (IM): tidak bergerak sama sekali
Menurut WHO 2010, sperma dikatakan Normal jika :
Pemeriksaan Mikroskopis
Aglutinasi
Macam-macam aglutinasi spermatozoa tersebut yaitu:
1. Aglutinasi ekor dan ekor. Pada keadaan ini ujung atau bagian
ekor yang lebih proksimal bersentuhan atau berlekatan satu
dengan yang lain, sedangkan kepalanya bebas bergerak. Ini
dinamakan tail to tail agglutination (TT).
2. Aglutinasi kepala dan kepala. Pada keadaan ini kepala
spermatozoa saling berlekatan atau bergerombol, sedangkan
kepalanya bebas bergerak. Ini dinamakan head to head
agglutination (HH).
3. Aglutinasi kepala dengan ekor. Pafa keadaan ini kepala satu
spermatozoa atau lebih berlekatan dengan ekor sebuah
spermatozoa atau lebih. Ini dinamakan head to tail
agglutination (HT).
4. Spermatozoa saling menggerombol atau melekat pada suatu
sel muda spermatozoa, epitel atau lain-lain benda pada
sperma.
Pemeriksaan Mikroskopis
Vitalitas
Pemeriksaan Mikroskopis
Jumlah sperma
Cara Pemeriksaannya:
Diaduk sperma hingga homogen
Diambil 1 3 tetes cairan sperma
Pemeriksaan Mikroskopis
Morfologi
Pemeriksaan Biokimia
Prosedur Kerja :
1. Lakukan deproteinisasi mani yang akan diperiksa
dengan terlebih dahulu mengencerkan 0,1 ml mani
dengan 2,9 ml air. Kemudian tambah 0,5 ml larutan
Ba(OH)2, campur, tambahkan 0,5 ml larutan ZnSO4,
campur lagi dan pusinglah kuat-kuat.
2. Sediakan 3 tabung T (test), S (standard) dan B (blanko).
Tabung T diisi 2 ml cairan atas dari langkah 1, tabung S
diisi 2 ml standard fruktosa larutan kerja dan tabung B
diisi 2 ml air/ aquadest.
3. Kepada tabung T, S dan B masing dibubuhkan 2 ml
resorsinol dan 6 ml HCl.
4. Campur isi tabung masing-masing, panasilah dalam
bejana air 90OC selama 10 menit.
5. Bacalah absorbansi T dan S terhadap B pada 490 nm.
6. Hitunglah kadar fruktosa dengan rumus AT/AS x 200 =
mg / dl fruktosa mani.
Nilai normal dari kadar fruktosa dalam semen yaitu 120-450 mg/dl
2.
Pengeluaran ejakulat sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan harus dikeluarkan di
laboratorium. Bila tidak mungkin, harus tiba di laboraturium paling lambat 2 jam dari
saat dikeluarkan.
3.
Ejakulat ditampung dalam wadah / botol gelas bemulut besar yang bersih dan steril
(jangan sampai tumpah), Kemudian botol ditutup rapat-rapat dan diberi nama yang
bersangkutan.
4.
Pasien mencatat waktu pengeluaran mani, setelah itu langsung di serahkan pada
petugas laboraturium untuk pemeriksaan dan harus diperiksa sekurang-kurangnya
2 kali dengan jarak antara waktu 1-2 minggu. Analisis sperma sekali saja tidak
cukup karena sering didapati variasi antara produksi sperma dalam satu individu.
5.
6.
Untuk menampung sperma tidak boleh menggunakan botol plastik atau kondom.
Karena ditakutkan bahan yang terkandung dalam botol plastic dan kondom akan
Coitus condomatosus
Onani/Masturbasi
Massage prostat
Vibrator
Refluks pasca senggama
Terima Kasih