Está en la página 1de 38

Mahreni

1
Kinetika Kimia
Kinetika kimia adalah suatu ilmu yang
membahas tentang laju (kecepatan) dan
mekanisme reaksi. Berdasarkan
penelitianyang mula mula dilakukan oleh
Wilhelmy terhadap kecepatan inversi sukrosa,
ternyata kecepatan reaksi berbanding lurus
dengan konsentrasi / tekanan zat zat yang
bereaksi. Laju reaksi dinyatakan sebagai
perubahan konsentrasi atau tekanan dari
produk atau reaktan terhadap waktu.

2
Dalam kimia fisik, kinetika
kimia atau kinetika reaksi mempelajari laju
reaksi dalam suatu reaksi kimia. Analisis
terhadap pengaruh berbagai kondisi reaksi
terhadap laju reaksi memberikan informasi
mengenai mekanisme reaksi dan keadaan
transisi dari suatu reaksi kimia. Pada
tahun 1864, Peter Waage merintis
pengembangan kinetika kimia dengan
memformulasikan hukum aksi massa, yang
menyatakan bahwa kecepatan suatu reaksi
kimia proporsional dengan kuantitas zat
yang bereaksi.
3
Persamaan
Persamaan reaksi digunakan untuk menggambarkan reaksi kimia.
Persamaan reaksi terdiri dari rumus kimia atau rumus struktur dari
reaktan di sebelah kiri dan produk di sebelah kanan. Antara produk
dan reaktan dipisahkan dengan tanda panah () yang menunjukkan
arah dan tipe reaksi. Ujung dari tanda panah tersebut menunjukkan
reaksinya bergerak ke arah mana. Tanda panah ganda (), yang
mempunyai dua ujung tanda panah yang berbeda arah, digunakan
pada reaksi kesetimbangan. Persamaan kimia haruslah seimbang,
sesuai dengan stoikiometri, jumlah atom tiap unsur di sebelah kiri
harus sama dengan jumlah atom tiap unsur di sebelah kanan.
Penyeimbangan ini dilakukan dengan menambahkan angka di depan
tiap molekul senyawa (dilambangkan dengan A, B, C dan D di diagram
skema di bawah) dengan angka kecil (a, b, cdan d) di depannya.
[7]

Reaksi yang lebih rumit digambarkan dengan skema reaksi, tujuannya
adalah untuk mengetahui senyawa awal atau akhir, atau juga untuk
menunjukkan fase transisi. Beberapa reaksi kimia juga bisa
ditambahkan tulisan di atas tanda panahnya; contohnya penambahan
air, panas, iluminasi, katalisasi, dsb. Juga, beberapa produk minor
dapat ditempatkan di bawah tanda panah.

4
Reaksi elementer
Reaksi elementer adalah reaksi pemecahan paling
sederhana dan hasil dari reaksi ini tidak memiliki
produk sampingan.
[9]
Kebanyakan reaksi yang
berhasil ditemukan saat ini adalah
pengembangan dari reaksi elementer yang
munculnya secara secara paralel atau berurutan.
Sebuah reaksi elementer biasanya hanya terdiri
dari beberapa molekul, biasanya hanya satu atau
dua, karena kemungkinannya kecil untuk banyak
molekul bergabung bersama.
5
Reaksi paling penting dalam reaksi elementer
adalah reaksi unimolekuler dan bimolekuler.
Reaksi unimolekuler hanya terdiri dari satu
molekul yang terbentuk dari transformasi
atau diasosiasi satu atau beberapa molekul
lain. Beberapa reaksi ini membutuhkan energi
dari cahaya atau panas. Sebuah contoh dari
reaksi unimolekuler adalahisomerisasi cis
trans, di mana sebuah senyawa bentuk cis
akan berubah menjadi bentuk trans
6

7
Dalam reaksi disosiasi, ikatan di dalam sebuah
molekul akan terpecah menjadi 2 fragmen molekul.
Pemecahan ini dapat
berupa homolitikataupun heterolitik. Dalam
pemecahan homolitik, ikatan akan terpecah sehingga
setiap produknya tetap mempunyai satu elektron
sehingga menjadi radikal netral. Dalam pemecahan
heterolitik, kedua elektron dari ikatan kimia akan
tersisa pada salah satu produknya, sehingga akan
menghasilkan ion yang bermuatan. Reaksi disosiasi
memegang peranan penting dalam reaksi berantai,
seperti contohnya hidrogen-oksigen atau
reaksi polimerisasi.
8
Disoasi dari molekul AB menjadi fragmen A dan
BPada reaksi bimolekular, 2 molekul akan
bertabreakan dan saling bereaksi. Hasil reaksinya
dinamakan sintesis kimia ataureaksi adisi.
Kemungkinan reaksi yang lain adalah sebagian
dari sebuah molekul berpindah ke molekul
lainnya. Reaksi tipe seperti ini, contohnya adalah
reaksi redoks dan reaksi asam-basa. Pada reaksi
redoks partikel yang berpindah adalah elektron,
sedangkan pada reaksi asam-basa yang
berpindah adalah proton. Reaksi seperti ini juga
disebut dengan reaksi metatesis.
contohnya
NaCl
(aq)
+ AgNO
3(aq)
NaNO
3(aq)
+ AgCl
(s)

9
Empat reaksi dasar
Sintesis[sunting | sunting sumber]
Dalam reaksi kombinasi langsung atau sintesis, dua
atau lebih senyawa sederhana bergabung membentuk
senyawa baru yang lebih kompleks. Dua reaktan atau
lebih yang bereaksi menghasilkan satu produk juga
merupakan salah satu cara untuk mengetahui kalau
itu reaksi sintesis. Contoh dari reaksi ini adalah gas
hidrogen bergabung dengan gas oksigen yang
hasilnya adalah air.
[15]

Contoh lainnya adalah gas nitrogen bergabung
dengan gas hidrogen akan membentuk amoniak,
dengan persamaan reaksi:
N
2
+ 3 H
2
2 NH
3

10
Dekomposisisi[sunting | sunting sumber]
Reaksi dekomposisi atau analisis adalah kebalikan dari
reaksi sintesis. Sebuah senyawa yang lebih kompleks akan
dipecah menjadi senyawa yang lebih
sederhana.
[15][16]
Contohnya adalah molekul air yang
dipecah menjadi gas oksigen dan gas hidrogen, dengan
persamaan reaksi:
2 H
2
O 2 H
2
+ O
2

Penggantian tunggal[sunting | sunting sumber]
Dalam reaksi penggantian tunggal atau substitusi, sebuah
elemen tunggal menggantikan elemen tunggal lainnya di
suatu senyawa. Contohnya adalah logam natrium yang
bereaksi dengan asam klorida akan menghasilkan natrium
klorida atau garam dapur, dengan persamaaan reaksi:
2 Na(s) + 2 HCl(aq) 2 NaCl(aq) + H
2
(g)
11
Penggantian ganda
Dalam reaksi penggantian ganda, dua senyawa saling
berganti ion atau ikatan untuk membentuk senyawa baru
yang berbeda.
[15]
Hal ini terjadi ketika kation dan anion
dari 2 senyawa yang berbeda saling berpindah tempat,
dan membentuk 2 senyawa baru.
[16]
Rumus umum dari
reaksi ini adalah:
AB + CD AD + CBContoh dari reaksi penggantian ganda
adalah timbal(II) nitrat bereaksi dengan kalium iodida
untuk membentuk timbal(II) iodida dan kalium nitrat,
dengan persamaan reaksi:
Pb(NO
3
)
2
+ 2 KI PbI
2
+ 2 KNO
3
Contoh lainnya adalah
natrium klorida (garam dapur) bereaksi dengan perak
nitrat membentuk natrium nitrat dan perak klorida,
dengan persamaan reaksi:
NaCl(aq) + AgNO
3
(aq) NaNO
3
(aq) + AgCl(s)
12
Oksidasi dan reduksi
Ilustrasi dari reaksi redoks (reduksi oksidasi)
Dua bagian reaksi redoks
Reaksi redoks dapat dipahami sebagai transfer elektron dari
salah satu senyawa (disebut reduktor) ke senyawa lainnya
(disebut oksidator). Dalam proses ini, senyawa yang satu akan
teroksidasi dan senyawa lainnya akan tereduksi, oleh karena itu
disebut redoks. Oksidasi sendiri dimengerti sebagai
kenaikan bilangan oksidasi, dan reduksi adalah
penurunan bilangan oksidasi. Dalam prakteknya, transfer dari
elektron ini akan selalu mengubah bilangan oksidasinya, tapi
banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai reaksi redoks
walaupun sebenarnya tidak ada elektron yang berpindah (seperti
yang melibatkan ikatan kovalen).
[17][18]

Contoh reaksi redoks adalah:
2 S
2
O
3
2
(aq) + I
2
(aq) S
4
O
6
2
(aq) + 2 I

(aq)Yang mana
I
2
direduksi menjadi I
-
dan S
2
O
3
2-
(anion tiosulfat) dioksidasi
menjadi S
4
O
6
2-
.
13
Berdasarkan jumlah molekul yang bereaksi, reaksi terdiri atas :
1. Reaksi unimolekular : hanya 1 mol reaktan yang bereaksi
Contoh : N
2
O
5
> N
2
O
4
+ O
2

2. Reaksi bimolekular : ada 2 mol reaktan yang bereaksi
Contoh : 2HI > H
2
+ I
2

3. Reaksi termolekular : ada 3 mol reaktan yang bereaksi
Contoh : 2NO + O
2
> 2NO
2

Berdasarkan banyaknya fasa yang terlibat, reaksi terbagi menjadi :
1. Reaksi homogen : hanya terdapat satu fasa dalam reaksi (gas atau
larutan)
2. Reaksi heterogen : terdapat lebih dari satu fasa dalam reaksi
Secara kuantitatif, kecepatan reaksi kimia ditentukan oleh orde reaksi,
yaitu jumlah dari eksponen konsentrasi pada persamaan kecepatan
reaksi.
1. Reaksi Orde Nol

14

Pada reaksi orde nol, kecepatan reaksi tidak
tergantung pada konsentrasi reaktan.
Persamaan laju reaksi orde nol dinyatakan
sebagai :
A A
0
= k
0
. t
A = konsentrasi zat pada waktu t
A
0
= konsentrasi zat mula mula
Contoh reaksi orde nol ini adalah reaksi
heterogen pada permukaan katalis.

15

Pada reaksi prde satu, kecepatan reaksi
berbanding lurus dengan konsentrasi
reaktan.
Persamaan laju reaksi orde satu dinyatakan
sebagai :
ln = k
1
(t t
0
)
Bila t = 0 > A = A
0

ln [A] = ln [A
0
] - k
1
t
[A] = [A
0
] e
-k
1
t


16
6.3. Reaksi Orde Dua
Persamaan laju reaksi untuk orde dua
dinyatakan sebagai :

-dA
/
dt

= k2
[A]
2

-dA/
[A]
2
= k
2
t

1
/
[A] -

1
/
[Ao]
= k
2
(t t
0
)

17

18
Katalis
Diagram skema energi yang menunjukkan efek dari pemberian katalis
pada sebuah reaksi kimia endotermik. Adanya katalis akan mempercepat
reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi. Hasil akhirnya akan
sama dengan reaksi tanpa katalis.
Pada katalisis, reaksinya tidak berlangsung secara spontan, tapi melalui
substansi ketiga yang disebut dengan katalis. Tidak seperti reagen
lainnya yang ikut dalam reaksi kimia, katalis tidak ikut serta dalam
reaksi itu sendiri, tapi dapat menghambat, mematikan, atau
menghancurkan melalui proses sekunder. Katalis dapat digunakan pada
fase yang berbeda (katalis heterogen) maupun pada fase yang sama
(katalis homogen) sebagai reaktan. Fungsi katalis hanyalah
mempercepat reaksi - zat kimia yang memperlambat reaksi disebut
dengan inhibitor.
[27][28]
Substansi yang meningkatkan aktivitas katalis
disebut promoter, dan substansi yang mematikan katalis disebut racun
katalis. Sebuah reaksi kimia yang semestinya tidak bisa berlangsung
karena energi aktivasinya terlalu tinggi, bisa menjadi berlangsung
karena kehadiran katalis ini.

19

20
Katalis heterogen biasanya padat dan berbentuk
bubuk agar dapat memaksimalkan luas permukaan
yang bereaksi. Zat-zat yang penting pada katalisis
heterogen di antaranya logam-logam grup
platinum dan logam transisi lainnya. Zat-zat ini
biasanya digunakan pada hidrogenasi, pembentukan
katalitik dan sintesis dari senyawa-senyawa kimia
seperti asam nitrat dan amonia. Asam adalah contoh
dari katalis homogen, mereka meningkatkan
nukleofilitas dari karbonil. Kelebihan dari katalis
homogen adalah mudah untuk dicampurkan dengan
reaktannya, tapi kekurangannya adalah susah
dipisahkan dari produk akhirnya. Oleh karena itu,
katalis heterogen lebih dipilih di banyak proses
industri
21
Reaksi lainnya
Isomerisasi, yang mana senyawa kimia menjalani
penataan ulang struktur tanpa perubahan pada
komposisi atomnya
Pembakaran, adalah sejenis reaksi redoks yang mana
bahan-bahan yang dapat terbakar bergabung dengan
unsur-unsur oksidator, biasanya oksigen, untuk
menghasilkan panas dan membentuk produk yang
teroksidasi. Istilah pembakaran biasanya digunakan
untuk merujuk hanya pada oksidasi skala besar pada
keseluruhan molekul. Oksidasi terkontrol hanya pada
satu gugus fungsi tunggal tidak termasuk dalam
proses pembakaran.
C
10
H
8
+ 12 O
2
10 CO
2
+ 4 H
2
OCH
2
S + 6 F
2
CF
4
+
2 HF + SF
6

22
Kinetika kimia[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kinetika kimia
Laju reaksi suatu reaksi kimia merupakan pengukuran
bagaimana konsentrasi ataupun tekanan zat-zat yang terlibat
dalam reaksi berubah seiring dengan berjalannya waktu. Analisis
laju reaksi sangatlah penting dan memiliki banyak kegunaan,
misalnya dalam teknik kimia dan kajian kesetimbangan kimia.
Laju reaksi secara mendasar tergantung pada:
Konsentrasi reaktan, yang biasanya membuat reaksi berjalan
dengan lebih cepat apabila konsentrasinya dinaikkan. Hal ini
diakibatkan karena peningkatan pertumbukan atom per satuan
waktu,
Luas permukaan yang tersedia bagi reaktan untuk saling
berinteraksi, terutama reaktan padat dalam sistem heterogen.
Luas permukaan yang besar akan meningkatkan laju reaksi.
Tekanan, dengan meningkatkan tekanan, kita menurunkan
volume antar molekul sehingga akan meningkatkan frekuensi
tumbukan molekul.

23
Energi aktivasi, yang didefinisikan sebagai jumlah
energi yang diperlukan untuk membuat reaksi bermulai
dan berjalan secara spontan. Energi aktivasi yang lebih
tinggi mengimplikasikan bahwa reaktan memerlukan
lebih banyak energi untuk memulai reaksi daripada
reaksi yang berenergi aktivasi lebih rendah.

Temperatur, yang meningkatkan laju reaksi apabila
dinaikkan, hal ini dikarenakan temperatur yang tinggi
meningkatkan energi molekul, sehingga meningkatkan
tumbukan antar molekul per satuan waktu.
24
Keberadaan ataupun ketiadaan katalis. Katalis adalah zat
yang mengubah lintasan (mekanisme) suatu reaksi dan akan
meningkatkan laju reaksi dengan menurunkan energi
aktivasi yang diperlukan agar reaksi dapat berjalan. Katalis
tidak dikonsumsi ataupun berubah selama reaksi, sehingga ia
dapat digunakan kembali.
Untuk beberapa reaksi, keberadaan radiasi elektromagnetik,
utamanya ultraviolet, diperlukan untuk memutuskan ikatan
yang diperlukan agar reaksi dapat bermulai. Hal ini utamanya
terjadi pada reaksi yang melibatkan radikal.
Laju reaksi berhubungan dengan konsentrasi zat-zat yang
terlibat dalam reaksi. Hubungan ini ditentukan
oleh persamaan laju tiap-tiap reaksi. Perlu diperhatikan
bahwa beberapa reaksi memiliki kelajuan yang tidak
tergantung pada konsentrasi reaksi. Hal ini disebut sebagai
reaksi orde nol.


25
Laju reaksi adalah laju pengurangan reaktan tiap
satuan waktuatau laju pembentukan produk tiap
satuan waktu.
Laju reaksi dipengaruhi oleh: sifat dan keadan zat,
konsentrasi, temperatur, dan katalisator.
Secara stoikiometri ditulis:
A = - d[A]/dt= - d[B]/dt
Laju reaksi terukur sebanding dengan konsentrasi
reaktan dengansuatu pangkattertentu. Misal:
A + B AB
= k [A] [B] ------> hukum laju
k= konstanta laju yang tidakbergantungpada
konsentrasitetapi bergantungpada suhu.
26
Orde reaksi atau tingkat reaksi terhadap suatu
Komponen adalah pangkat dari konsentrasi
Komponen itu dalam hukum laju.
Misal: = k [A]
1/2
[B] artinya reaksi mempunyai
orde setengah terhadap A dan orde satu
Terhadap B sehingga keseluruhanreaksi
Mempunyai orde 3/2.
Hukum laju diperoleh dari hasil eksperimen dan
umumnya tidak dapat diduga dari persamaan
reaksinya.
27
ReaksiA hasilreaksi
Laju reaksi: k [A]o
Lajureaksi: k
-d[A]/dt= k
d[A] = - k dt
d[A] = - k dt
[A] = -kt + [A]
0
28
ReaksiA hasilreaksi
Laju reaksi: k [A]1
Lajureaksi: k [A]
-d[A]/dt= k [A]
d[A]/[A] = - k dt
d[A]/[A] = - k dt
ln[A] = -kt + ln [A]
0
log [A] = (-k/2,302)t + log [A]
0
29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

También podría gustarte