Está en la página 1de 46

Disampaikan oleh :

Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.


Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-
undangan
Badan Kepegawaian Negara
Jakarta, 2009
File : Pengembangan Karier Jabatan Fungsional-Makassar-05-06-2009
Se la mat

Berjum pa

2
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
KARIER
A. PERENCANAAN KARIER
Adalah suatu perencanaan tentang kemungkinan-kemungkinan
seorang PNS sebagai anggota organisasi dan sebagai individu
dapat menjalani karier jabatan/pangkat sesuai dengan per-
syaratan dan kemampuannya.
MANFAAT PERENCANAAN KARIER KEBERHASILAN KARIER
• Mengembangkan karyawan yg DIPENGARUHI :
dapat dipromosikan 1. Pendidikan formal
• Meningkatkan loyalitas karyawan 2. Pengalaman kerja
pada organisasi 3. Sikap atasan
• Mengungkap potensi yg dimiliki
4. Prestasi kerja
karyawan
• Mendorong semangat kerja 5. Bobot pekerjaan
karyawan 6. Lowongan jabatan
• Memuaskan kebutuhan karyawan 7. Produktivitas kerja 3
B. PENGEMBANGAN KARIER

Pengertian pengembangan karier adalah sebagai berikut :


• Suatu rangkaian posisi atau jabatan yang ditempati sese-
orang selama masa kehidupan kerja tertentu
• Merupakan perubahan nilai, sikap dan motivasi yang terjadi
pada seseorangan seiring dengan penambahan usia dan
pengalamannya
• Suatu usaha yang dilakukan secara formal dan
berkelanjutan dengan difokuskan pada peningkatan dan
penambahan kemampuan seseorang

4
PARADIGMA DALAM PENGEMBANGAN KARIER:
• Pengembangan bukan sekedar promosi jabatan;
• Sukses karier berarti pegawai mengalami rasa puas dalam
menduduki suatu jabatan;
• Sukses karier ditunjukkan dengan kemajuan kinerjanya;
• Harus disadari oleh pegawai ybs bahwa sukses karier juga
merupakan tanggung jawabnya sendiri;
• Harus dipahami oleh pegawai bahwa organisasi tidak selalu
menyediakan karier berupa jabatan yang tersedia; dan
• Keterbatasan jabatan mengharuskan pegawai untuk siap
berkompetisi disegala bidang dengan pegawai yang lain

5
PENGANGKATAN DALAM JABATAN
( pasal 17 Ayat 2 UU No. 43 Tahun 1999 )

PNS diangkat dalam jabatan dan pangkat


Pengangkatan dlm jabatan dilaksanakan berdasarkan
prinsip profesionalisme, sesuai :
* Kompetensi
* Prestasi kerja
* Jenjang pangkat
* Syarat obyektif lainnya

6
PNS
diangkat dalam jabatan dan pangkat

Jabatan struktural
Jabatan fungsional
7
KEBIJAKAN PENGANGKATAN DALAM
JABATAN
Manajerial PP. No. 100 Th 1999 Perampingan
struktural Fasilitatif PP. No. 13 Th. 2002 Struktural
PP. No.41 Th. 2007

Pengangkatan
Dalam
jabatan PNS
Jafung Umum staf Profesional

fungsional
Mandiri Pemerkayaan/
Jafung teknis PP. No. 16 Th 1994 Pengembangan
tertentu Subtantif Keppres No. 87 Th. 1999 fungsi
111 Jabatan Fung8
KOMPETENSI INTI
JABATAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL

JABATAN STRUKTURAL :
kepemimpinan dan manajerial
serta mempunyai kode etik

JABATAN FUNGSIONAL :
keahlian dan/atau keterampilan
spesialistik dan mandiri serta
mempunyai kode etik
Catatan : Jabatan fungsional umum
(non angka kredit) 9
POLA KARIER DAN TAHAPAN
IMPLEMENTASINYA
• Mampu digambarkan lintasan perkembangan kemajuan PNS
secara horizontal & vertikal, yang mengarah posisi yang lebih
tinggi.
• Dalam pola karier terdiri dari tahapan :
a. Rekruitmen;
b. Orientasi;
c. Pelatihan Pra Tugas;
d. Placement;
e. Penugasan dalam pematangan profesi;
f. Pematangan Profesi.
• Dalam pelaksanaan pola karier perlu ada Unit Penilaian Kom-
petensi (Assessment Center), yg memonitoring
perkembangan perilaku, kinerja dan talenta PNS dan
mengarahkan PNS dalam menempuh jenjang kariernya
10
PERENCANAAN KARIER
Kemungkinan-kemungkinan seseorang PNS sebagai
anggota organisasi dan sebagai individu dapat
menjalani karier jabatan/pangkat sesuai dengan
persyaratan dan kemampuannya

• Peta jabatan
◊ Formasi Jabatan
◊ Uraian Jabatan
◊ Syarat Jabatan
◊ Standar Kompetensi Jabatan
• Alur karier
11
POLA DASAR KARIER PNS
Pedoman yg memuat teknik dan metode penyu-
sunan pola karier dgn menggunakan unsur - unsur :

- Pendidikan formal
- Diklat Jabatan
- Usia
- Masa Kerja
- Pangkat
- Golongan Ruang
- Tingkat Jabatan

12
LINGKUP PEMBINAAN
KARIER
1. Pengadaan Pegawai

1. Penempatan dalam jabatan secara


horizontal, vertikal dan diagonal

1. Pengembangan pegawai
(termasuk Diklat)

13
MEKANISME POLA KARIER
PNS
• Perpindahan dari jabatan struktural ke fungsional
dan dari jabatan fungsional ke struktural baik
secara horizontal, vertikal maupun diagonal serta
perpindahan wilayah kerja;
• Perpindahan jabatan secara horizontal adalah per-
pindahan jabatan pada tingkat eselon dan pangkat
jabatan yang sama;
• Perpindahan jabatan secara vertikal adalah perpin-
dahan yang bersifat kenaikan jabatan (promosi);
• Perpindahan jabatan secara diagonal adalah perpin-
dahan dari jabatan struktural ke fungsional.
14
POLA KARIER DIKAITKAN DENGAN DIKLAT
PNS
ESELON I DIKLAT JAB FUNG
DIKLAT Pematangan Profesi
PENILAIAN

ESELON II
DIKLAT JAB FUNG
DIKLAT
PENILAIAN Pemantapan Profesi

ESELON III
DIKLAT JAB FUNG
DIKLAT
PENILAIAN Pengembangan Profesi

ESELON IV
DIKLAT JAB FUNG
DIKLAT
Pengembangan Profesi
PENILAIAN
PENGEMBANGAN Orientasi
BAKAT PENILAIAN MONITORING
KEMAMPUAN &
PENUGASAN
SELEKSI ORIENTASI
POTENSI
15
PERSPEKTIF PENGEMBANGAN
JABATAN FUNGSIONAL

• Kedudukan dalam organisasi jelas


• Tugas terstruktur dan berjenjang
• Kemandirian dalam tugas diakui
• Pengembangan sistem kompensasi
• Pembentukan nilai melalui etika profesi

16
PERMASALAHAN JABATAN FUNGSIONAL

• PNS kurang tertarik menduduki jabatan fungsional;


• Tunjangan jabatan fungsional dirasakan kurang
memadai dibanding dengan jabatan struktural;
• Kewenangan yang ada pada jabatan struktural di-
anggap cukup besar dan memiliki prestise diban-
ding jabatan fungsional;
• Diklat penjenjangan jabatan fungsional belum jelas;
• Masih dipandang sbg jabatan alternatif;
• Dinamika sekedar utk memperpanjang BUP;
• Belum kuatnya komitmen pimpinan dalam mengem-
bangkan jabatan fungsional.

17
TUJUAN PENETAPAN
JABATAN FUNGSIONAL

1. Peningkatan Produktivitas Kerja PNS


2. Peningkatan Produktivitas Unit kerja
3. Peningkatan Karier PNS
4. Peningkatan Profesionalisme PNS

18
PRINSIP DASAR PENETAPAN
JABATAN FUNGSIONAL

 Mempunyai Metodologi
 Memiliki Etika Profesi
 Dapat disusun dlm jenjang jabatan
 Bersifat Mandiri
 JF tsb diperlukan dalam tupoksi Organisasi

19
KONSEKUENSI PENGEMBANGAN
JABATAN FUNGSIONAL

Organisasi Menjadi Datar ( flat )


dan
mengedepankan peran jabatan
fungsional ( kelompok JF )
20
POLA KARIER DALAM
JABATAN FUNGSIONAL

Utama

Madya
( 4 th )
( JS )
** ( 4 th )
( JS )

Penyelia Muda
Pelaksana L Pertama
Pelaksana
Pelaksana P
2 21
PENGANGKATAN DALAM
JABATAN FUNGSIONAL

 impassing / penyesuaian
 mengisi formasi yang lowong ( cpns )
 perpindahan diagonal dr jabstruk/jabfung lain

2 22
Eselon I IV/e 1050
Angka kredit 200
KESETARAAN IV/d 850
Eselon II
ANTARA JABFUNG & IV/c 700
JABSTRUK MENURUT Angka kredit 150
IV/b 550
PENDIDIKAN & Eselon III
PANGKAT IV/a 400

Ujian dinas III/d 300


Eselon IV Angka kredit 100
III/c 200
Eselon V
S2 III/b 150 S2
Angka kredit 50
S1/D.IV III/a 100 S1/D.IV
Ahli
Ujian dinas II/d 80
SM/D.III II/c 60 SM/D.III
Angka kredit 20
D.II II/b 40 D.II
Angka kredit 15
SLTA/D.I II/a 25 SLTA/D.I
Terampil
I/d
I/c Angka kredit kumulatif

SLTP I/b
SD I/a 23
TAHAPAN DALAM PENYUSUNAN
JABATAN FUNGSIONAL
• Menyusun Naskah Akademik
• Menyusun Matrik Butir-Butir Kegiatan
• Melakukan Uji Petik dengan penyebaran kuesioner dan
wawancara
• Tabulasi hasil uji petik
• Validasi penentuan tarif/bobot Angka Kredit
• Penuangan kedalam Rancangan Peraturan Menpan
• Pertimbangan teknis Kepala BKN
• Penetapan Jabatan Fungsional dgn Peraturan Menpan
• Penetapan Peraturan Bersama Instansi Pembina Jabat-
an Fungsional dan Kepala BKN (Petunjuk Pelaksanaan)
• Penetapan Petunjuk Teknis oleh Instansi Pembina
Jabatan Fungsional 24
UPAYA PEMBINAAN
PROFESIONALISME
• JABATAN
Menetapkan formasi FUNGSIONAL
• Menetapkan standar kompetensi
• Pengusulan tunjangan
• Melakukan sosialisasi
• Penyusunan kurikulum Diklat
• Penyelenggaraan Diklat
• Pengembangan sistem informasi
• Fasilitasi pelaksanaan
• Fasilitasi pembentukan organisasi profesi
• Fasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi
• Melakukan monitoring dan evaluasi
25
PENYUSUNAN FORMASI
JABATAN FUNGSIONAL

1. Keseimbangan antara beban kerja dan jumlah


pegawai

2. Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan


formasi:
- Kualifikasi pendidikan
- Tingkat pendidikan :
≥ Sarjana untuk jenjang keahlian
≤ Diploma III untuk jenjang keterampilan
- Sifat / jenis pekerjaan
26
PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI
JABATAN FUNGSIONAL

 Kompetensi yang diperlukan, terdiri dari :


 Kompetensi dasar (based competency)
 Kompetensi bidang

 PNS yang menduduki jabfung paling tidak


memiliki kompetensi minimal yang diperlukan
untuk jabfung yang bersangkutan

27
SOSIALISASI JABATAN FUNGSIONAL

• Berdasarkan data lapangan, Instansi Pembina


belum optimal melakukan sosialisasi, sehingga
belum semua jabfung diterapkan didaerah
• Sosialisasi dilakukan pada setiap Instansi yang
menerapkan jabatan fungsional tersebut (Instansi
pusat dan/atau daerah)
• Materi sosialisasi
a. Manajeman kepegawaian
b. Substansi/tugas pokok jabfung

28
KURIKULUM / MODUL
DIKLAT
JABATAN FUNGSIONAL
• Kurikulum/modul disusun dengan menggunakan
metode/media yang sesuai dengan jabfung ybs
• Disusun berdasarkan tingkat/jenjang jabatan
• Komponen kurikulum :
a. Tujuan
b. Bahan pembelajaran
c. Proses pembelajaran
d. Penilaian
29
DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL

 Diklat terdiri dari :

a. Diklat pengangkatan dalam jabatan


b. Diklat kenaikan jabatan

 Sertifikasi Diklat bekerjasama dgn LAN

30
SISTEM INFORMASI
JABATAN FUNGSIONAL

Sistem informasi jabatan fungsional perlu dibangun,


untuk akses informasi yang diperlukan stakeholder
yang berkaitan dengan :
• Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional
• Pembinaan Karier Jabatan Fungsional
• Penyelenggaraan Diklat
• Peningkatan Kesejahteraan
• dll
31
PEMBENTUKAN ORGANISASI PROFESI
JABATAN FUNGSIONAL
 Sebagai wadah untuk berkumpul/menyatukan pen-
dapat/menyampaikan ide-ide untuk pengembangan
jabatan fungsional tersebut
 Perlu disusun kode etik profesi
 Saat ini baru ada beberapa jabatan fungsional yang
telah dibentuk organisasi profesi, antara lain :
1. IDI Dokter
2. PGRI Guru
3. Forum Komunikasi Auditor Auditor

32
TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL

 Tunjangan jabatan fungsional diusulkan oleh in-


stansi pembina dan ditetapkan dengan Peraturan
Presiden

 Pertimbangan pemberian tunjangan :


1. Faktor resiko
2. Faktor kelangkaan
3. Sifat/jenis pekerjaan

33
MONITORING DAN EVALUASI

• Untuk mengetahui implementasi kebijakan jabatan


fungsional dilapangan
• Apabila terjadi permasalahan perlu dilakukan revisi/
perubahan
• Respon monev adalah pejabat fungsional dan
pejabat pengelola kepegawaian
• Quesioner/daftar pertanyaan terdiri dari manajemen
kepegawaian dan tugas pokok

34
PENGERTIAN DAN KRITERIA
JABATAN FUNGSIONAL
Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam suatu
satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan
pada keahlian dan ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri

Kriteria Jabatan Fungsional Ahli dan Trampil :


• Mempunyai metodologi, teknik analisis, teknik dan prosedur
kerja yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan/atau pela-
tihan teknis tertentu dengan sertifikasi
• Memiliki etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi
• Dapat disusun dalam suatu jenjang jabatan berdasarkan :
• Tingkat Keahlian bagi Jabatan Fungsional Ahli
• Tingkat Ketrampilan bagi Jabatan Fungsional Trampil
• Pelaksanaan tugas bersifat mandiri
• Jabatan Fungsional tersebut diperlukan dalam rangka pelak-
sanaan tugas pokok dan fungsi organisasi 35
Jabatan Fungsional terdiri dari:
• Jabatan Fungsional Keahlian (Ahli) adalah jabatan fungsional
kualifikasi profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya
mensyaratkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
dibidang keahliannya.
Tugas Utama Jabatan Fungsional Keahlian meliputi pengem-
bangan pengetahuan, penerapan konsep dan teori, ilmu dan
seni untuk pemecahan masalah dan pemberian pengajaran
dengan cara yang sistematis.
• Jabatan Fungsional Ketrampilan (Terampil) adalah jabatan
fungsional kualifikasi teknisi atau penunjang profesional yang
pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan
pengetahuan teknis di satu bidang ilmu pengetahuan atau
lebih.
Tugas utama Jabatan Fungsional Ketrampilan meliputi pelak-
sanaan kegiatan teknis yang berkaitan dengan penerapan
konsep dan metoda operasional di bidang ilmu pengetahuan
tersebut serta pemberian pengajaran di tingkat pendidikan
tertentu. 36
JENJANG JABATAN FUNGSIONAL
JENIS
NO JENJANG JABATAN PANGKAT SIFAT DAN KUALIFIKASI
JABATAN
I TRAMPIL 1. Pelaksana II/a Pembantu Pelaksana dengan
Pemula kualifikasi pengetahuan teknis
operasional penunjang dida-
sari oleh pengetahuan teknis
tertentu
2. Pelaksana II/b Sebagai Pelaksana dengan
II/c kualifikasi pengetahuan dan
pengalaman teknis operasio-
II/d
nal penunjang didasari oleh
pengetahuan teknis tertentu
3. Pelaksana III/a Sebagai Pelaksana tingkat lan-
Lanjutan III/b jutan dengan kualifikasi pe-
ngetahuan tertentu
4. Penyelia III/c Sebagai Pembimbing, Penga-
III/d was dan Penilai pelaksanaan
pekerjaan pejabat fungsional
tingkat dibawahnya dgn kuali-
fikasi pengetahuan tertentu 37
JENJANG JABATAN FUNGSIONAL
JENIS
NO JENJANG JABATAN PANGKAT SIFAT DAN KUALIFIKASI
JABATAN
II AHLI 1. Pertama III/a Sifat Operasional dengan
III/b kualifikasi profesional ting-
kat dasar
2. Muda III/c Sifat Taktis Operasional de-
III/d ngan kualifikasi profesional
tingkat lanjutan
3. Madya IV/a Sifat Strategis Sektoral de-
IV/b ngan kualifikasi profesional
tingkat tinggi
IV/c
4. Utama IV/d Sifat Strategis Nasional de-
IV/e ngan kualifikasi profesional
tingkat tertinggi

38
PENETAPAN, ANGKA KREDIT,
PENGANGKATAN DAN PEMBINAAN
JABATAN
• Penetapan Jabatan danFUNGSIONAL
Angka Kredit Jabatan Fung-
sional dilakukan oleh Menteri yang bertanggung
jawab dibidang pendayagunaan aparatur negara, dgn
memperhatikan usul dari pimpinan instansi yang
bersangkutan setelah terlebih dahulu mendapat per-
timbangan teknis secara tertulis dari Badan Kepe-
gawaian Negara.
• Pengangkatan PNS kedalam Jabatan Fungsional dite-
tapkan oleh Pejabat yang berwenang pada instansi
yang bersangkutan.
• Penilaian Prestasi Kerja bagi Pejabat Fungsional dite-
tapkan dengan angka kredit setelah mendengar per-
timbangan dari Tim Penilai. 39
• Tim Penilai dibentuk oleh pimpinan instansi pembina
Jabatan Fungsional atau pimpinan instansi peng-
guna Jabatan Fungsional.
• Kenaikan dalam jenjang Jabatan Fungsional yang
lebih tinggi, disamping diwajibkan memenuhi angka
kredit yang telah ditetapkan harus pula memenuhi
syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
• Perpindahan antar Jabatan Fungsional atau antara
Jabatan Fungsional dengan Jabatan Struktural di-
mungkinkan sepanjang memenuhi persyaratan yang
ditetapkan untuk masing-masing jabatan tersebut.

40
• Pembinaan Jabatan Fungsional dilakukan oleh In-
stansi Pembina Jabatan Fungsional.
• Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fung-
sional serta sertifikasi keahlian ditetapkan oleh In-
stansi Pembina Jabatan Fungsional dengan pembi-
naan dari LAN.
• Kepada PNS yang menduduki Jabatan Fungsional
dan telah ditetapkan angka kreditnya diberikan Tun-
jangan Jabatan Fungsional.
• Besarnya Tunjangan Fungsional ditetapkan dengan
Peraturan Presiden

41
PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL
• Pembinaan karier pejabat fungsional menuju puncak jabatan
dan pangkat tertinggi.
• Pembinaan profesi dengan meningkatkan kompetensi demi
terwujudnya sosok pejabat fungsional yang profesional dan
mandiri.
• Pembinaan budaya kerja agar kinerja pejabat fungsional
menjadi lebih efektif dan efisien.
• Pembinaan kode etik jabatan fungsional dalam rangka
membentuk perilaku yang profesional dan bermartabat.
• Pembinaan disiplin pejabat fungsional untuk meningkatkan
produktifitas kerja dan efisiensi waktu.
• Pembinaan sistem administrasi, guna menciptakan tertib ad-
ministrasi dalam pembinaan dan pengembangan karier
jabatan fungsional.
42
KEWAJIBAN INSTANSI PEMBINA
JABATAN FUNGSIONAL
• Perumusan dan penetapan standar kompetensi jabatan fung-
sional;
• Penetapan pedoman formasi jabatan fungsional;
• Penyusunan kurikulum pendidikan dan pelatihan fungsional/
teknis fungsional jabatan fungsional;
• Pengkajian dan pengusulan tunjangan jabatan jabatan fungsi-
onal;
• Sosialisasi jabatan fungsional;
• Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan fungsional/teknis
dan penetapan sertifikasi;
• Pengembangan sistem informasi jabatan jabatan fungsional;
• Fasilitasi pelaksanaan pengangkatan jabatan fungsional;
43
• Fasilitasi pembentukan organisasi profesi jabatan fungsional;
• Fasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi atau kode
etik jabatan fungsional;dan
• Melakukan monitoring dan evaluasi jabatan fungsional secara
berkala.

44
1. PROFESIONAL & DISIPLIN, untuk
menanggapi tuntutan masyarakat
akan pelayanan yang baik, pening-
katan produktivitas dan tantangan
global hrs selalu diupayakan.

1. POLA KARIER PNS, dapat dilakukan


melalui pengembangan jabatan struk-
tural dan jabatan fungsional, namun
mendasarkan diri pada prinsip “ram-
ping struktur dan kaya fungsi” maka
tidak mungkin bergantung pada pe-
ngembangan jabatan stuktural saja.

1. PENGEMBANGAN POLA KARIER


MELALUI JABATAN FUNGSIONAL,
melalui jabatan fungsional menjadi
salah satu alternatif bagi pening-
katan profesionalisme PNS
45
BKN
46

También podría gustarte