Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA I
OLEH
KELOMPOK 2
150332600347 FARIDA AISYAH *
150332600746 MOHAMMAD IQBAL ISNAINI
150332607744 RIRIN CAHYANTI
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2017
PERCOBAAN 4
A. Tujuan Percobaan
Menentukan kelarutan zat pada berbagai suhu dan menentukan kalor
pelarutan differensial.
B. Dasar Teori
Dalam larutan jenuh terjadi keseimbangan antara molekul-molekul zat yang
larut dan yang tidak larut. Keseimbangan itu dapat dituliskan sebagai berikut:
A(p) ====== A(l) ………… (1)
A(l) = molekul zat terlarut
A(p) = molekul zat yang tidak larut
Tetapan kesetimbangan proses pelarutan tersebut:
az az
z= = = γz mz ………… (2)
a ∗z 1
Dengan demikian ∆HDS dapat ditentukan dari arah garis singgung pada kurva log
mz terhadap 1/T. Apabila ∆HDS tidak tergantung pada suhu, maka grafik log mz
terhadap 1/T akan linier dan integrasi persamaan (7) antara suhu T1 dan T2
memberikan:
m z T2 ∆H DS T 2 −T 1
log = …………. (8)
m z T1 2.303 R T2T1
Pengaduk Termomoter
e
Tabung reaksi besar
Gelas beker
massa H2 C2 O4 = 1.2603 g
Pembuatan larutan
Massa asam oksalat yang sudah ditentukan sebesar 1.2603 g dilarutkan dalam
100 mL air sehingga didapatkan konsentrasi larutan asam oksalat sebesar 0.1
M.
2. Standarisasi larutan NaOH
Pada standarisasi larutan NaOH, dilakukan titrasi dengan larutan standar asam
oksalat 0.1 M sebagai penitrannya. Volume NaOH diambil sebanyak 10 mL
dan ditetesi indikator fenolftalein, kemudian dititrasi dengan larutan standar
asam oksalat 0.1 M sampai terjadi perubahan warna dari merah keunguan
menjadi tidak berwarna. Pada percobaan ini didapatkan volume asam oksalat
sebagai penitran sebesar 39.9 mL. Konsentrasi NaOH dapat dihitung
menggunakan rumus:
MH 2 C 2 O 4 x VH 2 C 2 O 4 x a = MNaOH x VNaOH x b
0.1 M x 39.9 mL x 2 = MNaOH x 10 mL x 1
7.98 M. mL = MNaOH x 10 mL
MNaOH = 7.98 M. mL 10 mL
MNaOH = 0.798 M
Dari rumus diatas dapat diperoleh konsentrasi larutan pada setiap suhu
sebagai berikut.
konsentrasi H₂C₂O₄ (M)
suhu (°C) sesudah sebelum
pengenceran pengenceran
40 0.262 2.62
30 0.195 1.95
20 0.13 1.3
10 0.09 0.9
Dari data pada tabel di atas dapat dibuat sebuah grafik logaritma kelarutan
terhadap 1/T.
4. Grafik dan penentuan kalor pelarutan differensial
Penentuan kalor differensial dapat digunakan rumus:
m z T2 ∆H DS T 2 −T 1
log =
m z T1 2.303 R T2T1
log mz vs 1/T
0.5000
0.4000
0.2000 log mz
Linear (log mz)
0.1000
0.0000
0.0031 0.0032 0.0033 0.0034 0.0035 0.0036
-0.1000
1/T (K-1)
Hasil titrasi asam oksalat 20°C Hasil titrasi asam oksalat 10°C
dengan NaOH 1 M dengan NaOH 1 M