Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Presiden Republik
Indonesia:
“Indonesia Darurat
Narkoba”
Rakornas Gerakan Nasional Penanganan Ancaman
Narkoba dalam rangka mewujudkan
Indonesia Emas 2045
POTRET PERMASALAHAN NARKOBA
DI INDONESIA
Geografis yang terbuka
Sistem penegakkan hukum yang
menyebabkan Narkoba mudah
belum mampu memberikan efek
masuk & menyebar di seluruh
jera kepada penjahat Narkoba
wilayah Indonesia
Demografis yang sangat besar (250 Modus operandi dan variasi jenis
juta jiwa) menjadi pasar potensial Narkoba yang terus berkembang (41
peredaran gelap Narkoba Jenis Baru)
GAKKUM YG EFEKTIF
PENDEKATAN
HUKUM PEMBERANTASAN
MENEKAN
SUPPLY
DI MISKINKAN DGN UU
TPPU
MASALAH
NARKOBA
INDONESIA
MENEKAN
DEMAND PENCEGAHAN
PEMBERDAYAAN
PENDEKATAN MASY MELALUI
KESEHATAN BABINKAMTIBMAS
REHABILITASI
PENANGANAN PENYALAH GUNA (PECANDU & KORBAN
PENYALAHGUNAAN) NARKOTIKA
BERMASALAH DGN
HUKUM
DIASSESMEN MENJADI
PECANDU
TP LAHGUN
NARKOTIKA PERKARA
PEREDARAN PERKARA
LAPOR IPWL PECANDU
DIASSESMEN PENYALAH GUNA
MENJADI AWAL/PERTAMA
KALI
PECANDU HAKIM
WAJIB
DIREHAB KORBAN
GRATIS LAHGUN MEMUTUS UTK MEMERINTAHKAN
TDK DITUNTUT
PIDANA PECANDU NARKOTIKA YG TERBUKTI
RAWAT BERSALAH UTK MENJALANI REHABILITASI
WAJIB INAP
REHABILITASI
2 X TETAP TDK RAWAT MENETAPKAN UTK MEMERINTAHKAN
DITUNTUT PIDANA JALAN PECANDU NARKOTIKA YG TERBUKTI TDK
BERSALAH UTK MENJALANI REHABILITASI
REHABILITASI =
MELINDUNGI HUKUMAN
MENYELAMATKAN
MENYELAMATKAN
PENDEKATAN KESEHATAN :
REHABILITASI
BNN (UU 35 Pasal 70
Kemenkes (UU 35 Kemensos (UU 35
ayat d & Perpres
Pasal 54 – 57 & 59) Pasal 58 – 59)
23/2010)
• Regulasi rehab • Regulasi rehab sosial • Kebijakan Nasional
medis utk UPT & utk UPT, Pemda & P4GN
Pemda Masy • Peningkatan
• Regulasi wajib lapor • Regulasi wajib lapor kemampuan
pd fasyankes di UPT pd rehabsos di UPT, lembaga rehab
& Pemda Pemda & Masy medis & rehab sosial
• Penyelenggara rehab • Penyelenggara rehab • Penyelenggara rehab
medis (UPT) sosial (UPT) medis & sosial (UPT)
TUGAS & FUNGSI
DEPUTI BIDANG REHABILITASI
UU NO. 35/2009
Pasal 64 :
TUPOK : TUSI DEP REHAB PERKA 16
BNN
1. SUSUN JAKNAS P4GN TH 2014
berkedudukan di
bawah Presiden dan 2. LAKS P4GN
1. Susun & Laks Kebijakan
bertanggung jawab 3. KATPUAN LEMBAGA
P4GN Bid. Rehab
kepada Presiden REHAB MEDIS DAN SOS
2. Susun & Rumus NSPK
NARKOTIKA
Bid. Rehab
4. DAYAMAS DLM P4GN
3. Laks Koord & Sinkronisasi
5. PENCEGAHAN P4GN
dgn IP terkait dan
6. KERMA REGIONAL,
Komp.Masy dlm laks
INTERNASIONAL DI BID
BNNP : 33 P4GN Bid. Rehab
P4GN
BNNK : 129 4. Laks Rehab dan Pasca
7. KEMBANGKAN LAB
Rehab
NARKOTIKA
8. LAKS ADMIN SIDIK
PERKARA P4GN
TARGET REHABILITASI 2016
1. Jumlah lahgun yang telah selesai m
Sasaran engikuti layanan rehabilitasi dan pa
Jumlah LRKM yang menyelenggara indikator sca rehab 27.466
kan layanan rehab secara kontinue kinerja
PLRKM
2. Presentasi lembaga rehab IP dan K
sesuai standar yang ditentukan ( M yang menyelenggarakan layanan
218 lembaga) pascarehab (15%)
Jumlah
penyalahguna
narkotika yang tidak
Sasaran kambuh setelah Sasaran
indikator indikator
kinerja
menjalani
rehabilitasi Pasca rehab
PLRIP
dan/atau pasca
Jumlah LRIP yang menyelen rehabilitasi (16.000
ggarakan layanan rehab sec org)
ara kontinue sesuai standar
yang ditentukan (274 lemba
Sasaran
ga) indikator
1. Indeks kepuasan layanan rehabili
kinerja tasi di balai milik BNN 2,0
pelaksanaan 2. Jumlah lahgun yang mendapat la
rehab Balai
yanan rehab medis dan sosial:
1.650 org
Mekanisme Pencapaian Target
Penyalah Guna
Kemenkes Ikut Rehab
Lembaga IP
Pecandu Lembaga IP
dan KM BNNP dan Deputi Bid
selesai rehab
Laksanakan BNNK/ Kota Rehabilitasi
Pasca
Pendampinga
Pecandu ikut n/ Tidak Relapse
Lembaga
Pasca pencegahan
KM
kekambuhan
Kesenjangan Kebijakan
1. Belum adanya standar cakupan minimal asesmen.
2. Belum adanya petunjuk rentang waktu dilakukannya
asesmen / tinjauan rencana terapi atau rencana
penyelesaian masalah, karena perkembangan pasien / klien
sangat dinamis.
3. Belum adanya petunjuk kondisi pasien / klien yang
memerlukan tindakan medis.
4. Substansi intervensi psikososial perlu cakupan minimal.
5. Belum adanya petunjuk teknis tentang pencegahan
kambuh dan cakupan minimalnya.
Kesenjangan Kebijakan (Lanjt)
6. Kebijakan otonomi daerah pada urusan kesehatan dan sosial
merupakan tantangan tersendiri dlm penerapan NSPK.
7. Penanggungjawab program Napza di daerah tidak selalu jelas,
khususnya pada Dinas Kesehatan:
– Ada yg di pelayanan kesehatan; di pencegahan penyakit; di
farmasi makanan minuman
8. Anggaran pemerintah daerah untuk program Napza tidak
selalu tersedia.
9 Pendekatan yg digunakan LRKM sangat bervariasi, penerapan
NSPK memerlukan adaptasi / penyesuaian yang seringkali
menjadi sangat variatif dan mempengaruhi output yg sulit
terukur.
Penyelesaian kesenjangan
KESENJANG
HASIL YG
AN
STRATEGI DIHARAPKAN
-Interpretasi Standar
dapat bervariasi -Peningkatan
-Otda menghambat Jumlah Lembaga
Standardisasi
penerapan NSPK Yg Akuntabel
Layanan -Perubahan
Kesehatan & Sosial
Rehab perilaku klien yg
-Rentang pendekatan
LRKM sangat luas, sulit positif
mengukur output
STANDART REHABILITASI DI BNN
STANDART
BNN/BNNP/BNNK PUSAT/BALAI/LOKA
/LRKM /LRKM
1 Pembinaan Teknis Penguatan Lembaga
Rehabilitasi
2
Bimbingan Teknis Peningkatan Mutu Layanan
Lembaga Rehabilitasi
3 Peningkatan Kompetensi Petugas Rehabilitasi
PROGRAM
KERJA
4 Penilaian Grade Lembaga Rehabilitasi
TAHUN 2016
SKRINING RAWAT
A JALAN
PENYALAHGUNA
KORBAN RENCANA
B
PECANDU TERAPI
ASESMEN RAWAT
- VOLUNTARY C
- COMPOLSARY INAP
70%
Relapse
OUT COME PASCA REHABILITASI (6 bln)
30%
Relapse LAYANAN
PASCAREHAB
PULIH LAYANAN BNNP / K ASESMEN
PRODUKTIF RAWAT PRA
BERFUNGSI PROGRAM
LANJUT RUMAH
SOSIAL
DAMPING
MEKANISME REHABILITASI SUKARELA
Promosi : Penjangkauan
Billboard Razia (Tim Jangkau
Leaflet Damping)
Rawat Jalan
Rawat Inap
di PKM, RSU/RSUD,
BNNP/K, LRKM
Instansi Komponen
Pemerintah Masyarakat
MEKANISME REHABILITASI DALAM PROSES HUKUM
PUTUSAN
HAKIM
LMBG REHAB
LAPAS
PERATURAN TERKAIT PELAKSANAAN PENANGANAN PECANDU DAN KORBAN
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DALAM PROSES HUKUM KE DALAM LEMBAGA
REHABILITASI
BNN POLRI KEJAKSAAN MA Kemenkes
• Perka BNN No. 11 • SEJA Nomor 02 • SEMA Nomor 04
Tahun 2014 Tentang Tahun 2013 Tentang Tahun 2010 Tentang •Permenkes Nomor 50
Tatacara Penanganan • STR /865/X/2015 Penempatan Korban Penempatan Tahun 2015 Tentang
Terdakwa Pecandu Penyalahguna dan Penyalahguna, Petunjuk Teknis
Narkotika dan Pecandu Narkotika Korban Pelaksanaan Wajib
Korban ke Lembaga Penyalahgunaan dan Lapor Dan Rehabilitasi
Penyalahguna Rehabilitasi Medis Pecandu Narkotika Medis Bagi Pecandu,
Narkotika ke Dalam dan Sosial ke Dalam Lembaga Penyalahguna, dan
Lembaga Rehabilitasi Rahab Medis dan Korban Penyalahgunaan
• Peraturan Jaksa Narkotika
Rehab Sosial
Agung Republik
Indonesia • SEMA Nomor 03
No. Tahun 2011 Tentang
PERL029/A/JA/12/20 Penempatan Korban
15 Penyalahgunaan
Tentang Petunjuk Narkotika di
Teknis Penanganan Lembaga Rehab
Pecandu Narkotika
Dan Korban
Penyalahgunaan
Narkotika Ke Dalam
Lembaga Reijabilitasi
26
PROGRAM REHABILITASI DI LAPAS
Narapidana
Blok/ruangan
khusus
Rehabilitasi Dipindahkan
Penyalah guna ke lapas yang
Narkotika Asesmen memiliki
Metode Therapetic program
Sisa masa pidana 3-
Community rehabilitasi
6 bulan
Evaluasi fisik dan Psikis
Putusan pasal 127
(2 Minggu)
atau Jo.
Program Inti (8 minggu)
Proses Pascarehabilitasi
Persiapan pascarehab (2
pembebasan Di Bapas
minggu)
bersyarat Pendampingan
Group theraphy
FSG
Vokasional
Tempat Rehabilitasi di BNN
Rehabilitation Centre
Rehabilitation
in Baddoka,
Centre in
Rehabilitation Makassar
Samarinda
Centre in Cap : 300
Sumatera Cap: 250
Utara
Cap: 75
Rehabilitation
Centre in Batam
Capacity : 200
Rehabilitation
Centre in
Lampung Rehabilitation Centre
in Lido, Bogor,
Cap: 75
Cap : 750
TANTANGAN
• AKSESIBILITAS MASIH RENDAH
• BELUM TERKONEKSI REHABILITASI
MEDIS DAN REHABILITASI SOSIAL
SECARA MENYELURUH
ARAH KEBIJAKAN TAHUN 2017
Lingkungan
Bersih
Penyalahgunaan
Narkoba
0,03 %
(2017)
Program Prioritas Nasional
No Indikator K/L Target
1 Jumlah klien pascarehabilitasi yang mendapat 3.200 orang
pendidikan vokasional di Rumah Dampingan dan
Konservasi Alam
2 Jumlah klien yang menjalani proses pemulihan pada 21.190 orang
lembaga rehabilitasi instansi pemerintah melalui
rehabilitasi rawat jalan dan rawat inap