Está en la página 1de 2

Infiltrasi air dipengaruhi oleh agroforestri dan penyangga rumput untuk

sistem padang rumput yang digembalakan

Infiltrasi air dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah
tanaman penutup yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanah dan kemudian dapat
meningkatkan tingkat infiltrasi air. Selain itu, pori makro tanah juga dapat
meningkatkan infiltrasi air. Pori makro tanah terbentuk dari akar tanaman tahunan
dan ditingkatkan melalui pengelolaan yang baik. Adanya aliran air yang mengalir
pada lahan dengan kelerengan sedang dan curam dapat meningkatkan erosi.
Penerapan sistem wanatani atau agroforestri pada lereng bawah padang rumput
dapat menurunkan laju limpasan permukaan. Agroforestri dan buffer/penyangga
rumput dapat meningkatkan pori makro tanah dibandingkan dengan sistem tanam
pada baris dan tanah tanpa buffer. Pemadatan tanah dapat menurunkan tingkat
infiltrasi tanah, penggembalaan yang dilakukan di padang rumput dapat
meningkatkan pemadatan tanah dikarenakan ternak yang sering menginjak-injak
tanah tersebut. oleh karena itu, agroforestri dan buffer rumput biasanya
dikombinasikan dengan padang rumput penggembalaan.
Parameter yang digunakan untuk menunjukkan perubahan tingkat
infiktrasi yaitu Ks dan S (konduktivitas hidrolik dan sorptivitas). Oleh karena itu
dilakukan penelitian yang bertujuan untuk membandingkan pengaruh agroforestri
dan buffer rumput terhadap infiltrasi dengan rotasi padang rumput yang terus
menerus. Penelitian ini dilakukan di Pusat Penelitian Hortikultura dan
Agroforestri (HARC) di dekat New Franklin, Missouri. Perubahan pertanaman
kapas di padang rumput digunakan sebagai buffer agroforestri. Perlakuan yang
diberikan meliputi penyangga agroforestri (AgB), penyangga rumput (GB),
padang rumput yang terus-menerus dirotasi (RP), dan padang rumput yang terus-
menerus ditebar (CP). Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengevaluasi
variabilitas pengukuran infiltrasi dalam perlakuan berbeda. Perbedaan statistik
dinyatakan signifikan pada tingkat = 0,05.
Perlakuan secara signifikan mempengaruhi nilai parameter a dan n. Nilai
kandungan residu dan air jenuh untuk kedalaman 0-10 cm secara signifikan lebih
tinggi di bawah area GB dibandingkan perlakuan yang lain. Parameter secara
signifikan lebih tinggi untuk buffer (AgB dan GB) dibandingkan dengan padang
rumput (RP dan CP) untuk kedalaman pertama dan kedua. Parameter n
menentukan kemiringan kurva retensi dan dipengaruhi oleh tekstur tanah.
Parameter konduktivitas hidrolik dan sorbsivitas pada perlakuan AgB dan GB
secara signifikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan padang rumput
untuk kedua tahun. Untuk parameter sorbtivitas, perlakuan buffer lebih tinggi dari
perlakuan padang rumput. Hal ini dikarenakan rendahnya kandungan air tanah
awal lebih rendah sedangkan untuk kandungan air volumetrik, perlakuan buffer
lebih rendah daripada perlakuan padang rumput. Peneliti melaporkan bahwa
kepadatan panjang akar yang lebih tinggi pada buffer agroforestry akan
menambahkan kandungan karbon lebih tinggi ke tanah dibandingkan dengan area
tanaman baris. Nilai laju infiltrasi yang diukur pada 50 dan 100 mm secara
signifikan lebih tinggi untuk perlakuan GB dibandingkan dengan tiga perlakuan
lainnya. Pada daerah penyangga lebih banyak ditemukan pori makro
dibandingkan dengan perlakuan padang rumput. Jumlah pori makro pada daerah
buffer (agroforestri dan buffer rumput) yang lebih tinggi berperan mengatur air
pada kondisi jenuh dibandingkan dengan padang rumput tanpa buffer. Hasil
penelitian melaporkan bahwa padang rumput dengan ternak di dalamnya dapat
menurunkan infiltrasi tanah dibandingkan dengan padang rumput tanpa ternak dan
buffer agroforestri dan buffer rumput dapat meningkatkan laju infiltrasi.

También podría gustarte