Está en la página 1de 4

I.

PERGESERAN ARAH RISET

Pada tahun 1970-an terjadi pergeseran pendekatan dalam riset akuntansi. Alasan yang mendasari pergeseran ini adalah bahwa pendekatan normatif yang telah berjaya selama satu dekade tidak dapat menghasilkan teori akuntansi yang siap digunakan dalam praktik sehari-hari. Sebagai konsekuensinya, muncul anjuran untuk memahami berfungsinya sistem akuntansi secara deskriptif dalam praktik nyata. Alasan kedua yang mendasari usaha pemahaman akuntansi secara empiris dan mendalam adalah adanya gerakan dari masyarakat peneliti akuntansi yang menitikberatkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku. Beberapa pemikir akuntansi dari Rochester dan Chicago mengembangkan apa yang disebut teori akuntansi positif yang menjelaskan mengapa akuntansi itu ada, apa itu akuntansi, mengapa akuntan melakuakan apa yang mereka lakukan , dan apa pengaruh dari fenomena ini terhadap manusia dan penggunaan sumber daya. Alasan yang mendasari usaha pemahaman akuntansi secara empiris dan mendalam yaitu harapan akan munculnya desain sistem akuntansi yang lebih berarti yang didapat dari pemahaman atas praktik langsung, alasan kedua yaitu adanya gerakan dari masyarakat peneliti akuntansi yang menitikberatkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku. Riset akuntansi dengan menggunakan pendekatan utama (mainstream) dengan ciri khas penggunaan model matematis dan pengujian hipotesis masih mendominasi riset manajemen dan akuntansi hingga saat ini, tetapi sejak tahun 1980-an telah muncul usaha-usaha untuk menggunakan pendekatanpendekatan baru yang meminjam metodologi dari ilmu-ilmu sosial seperti filsafat, sosiologi, dan antropologi untuk memahami akuntansi.

II.

FILOSOFI PARADIGMA METODOLOGI RISET

Suatu pengetahuan dibangun berdasarkan asumsi-asumsi filosofi tertentu. Asumsi-asumsi tersebut adalah ontologi, epistimologi, hakikat manusia, dan metodologi. Ontologi berhubungan dengan hakikat atau sifat dari realitas atau objek yang akan diinvestigasi. Epistimologi berhubungan dengan sifat dari ilmu pengetahuan, bentuk dari ilmu pengetahuan tersebut dan bagaimana mendapatkan serta menyebarkannya. Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, Burrel dan Morgan (1979) mengelompokkan pengetahuan dalam tiga paradigma yaitu : 1. Paradigma Fungsionalis Sering disebut juga dengan fungsionalis struktural atau kontijensi rasional. Paradigma ini merupakan paradigma yang umum dan bahkan sangat dominan digunakan dalam riset akuntansi dibandingkan dengan paradigma yang lain, sehingga disebut juga dengan paradigma utama. Secara ontologi, paradigma utama ini sangat dipengaruhi oleh realitas fisik yang menganggap bahwa realitas objektif berada secara bebas dan terpisah di luar diri manusia.

2. Paradigma Interpretif Terdapat dua perbedaan antara paradigma fungsionalis dengan interpretif. Perbedaan pertama adalah bahwa paradigma interpretif memusatkan perhatian tidak hanya pada bagaimana membuat perusahaan berjalan dengan baik, tetapi juga bagaimana menghasilkan pemahaman yang luas dan mendalam mengenai bagaimana manajer dan karyawan dalam organisasi memahami akuntansi, berpikir tentang akuntansi serta berinteraksi dan menggunakan akuntansi. Perbedaan kedua adalah bahwa para interaksionis tidak percaya pada keberadaan realitas organisasi yang tunggal dan konkret, melainkan pada situasi yang ditafsirkan organisasi dengan caranya masing-masing. Yang lebih penting lagi adalah bahwa pemahaman mereka menjadi nyata karena mereka bertindak untuk suatu peristiwa dan situasi atas dasar makna pribadinya. 3. Paradigma Strukturalisme Radikal Aliran alternatif lainnya adalah strukturalis radikal yang mempunyai kesamaan dengan fungsionalis, yang mengasumsikan bahwa sistem sosial mempunyai keberadaan ontologis yang konkret dan nyata. Pendekatan ini memfokuskan pada konflik mendasar sebagai dasar dari produk hubungan kelas dan struktur pengendalian, serta memperlakukan dunia sosial sebagai objek eksternal dan memiliki hubungan terpisah dari manusia tertentu. 4. Paradigma Humanis Radikal Riset-riset akan diklasifikasikan dalam paradigma humanis radikal jika didasarkan pada teori kritis dari Frankfur Schools dan Habermas. Pendekatan kritis ini melihat objek studi sebagai suatu interaksi sosial yang disebut dengan dunia kehidupan, yang diartikan sebagai interaksi berdasarkan pada kepentingan kebutuhan yang melekat dalam diri manusia dan membantu untuk pencapaian saling memahami.

III.

PELUANG RISET AKUNTANSI KEPERILAKUAN PADA LINGKUNGAN AKUNTANSI Audit

a.

Suatu tinjauan atas artikel riset akuntansi keperilakuan menunjukkan penekanan pada kekuatan dalam pembuatan keputusan yang merupakan karakteristik dari sebagian besar riset akuntansi keperilakuan. Contoh: pembuatan keputusan auditor, seperti perbedaan penggunaan laporan audit dan meningkatnya perkembangan yang berorientasi kognitif. b. Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan mempertimbangkan lingkup pengujian kemampuan generalisasi dari pengaruh variable perilaku, seperti variable psikologi sebagai struktur kognitif dan kemampuan pemecahan masalah dengan variable lingkungan, seperti insentif dan ketidakpastian melalui konteks keputusan berdasarkan pengetahuan.

c.

Akuntansi Manajemen

Informasi akuntansi memengaruhi pembuatan keputusan manajerial, walaupun si pembuat keputusan tidaklah selalu sensitive terhadap perubahan metode akuntansi sebagaimana dalam akuntansi keuangan. d. Sistem Informasi Akuntansi

Format presentasi yang dipelajari dalam hubungannya dengan variable persepsi dan kepribadian, variable psikologi, dan khususnya pengalaman dan pengetahuan menunjukkan peluang riset saat ini. Otomatisasi informasi tidak hanya meningkatkan pilihan format, namun mungkin juga menjadi lebih penting bagi peran aktif pemakai dalam pengambilan keputusan. e. Perpajakan

Wajib pajak dapat secara efektif memengaruhi kemungkinan audit melalui keputusan pelaporannya.

IV.

PERKEMBANGAN TERAKHIR

Wawasan dalam riset akuntansi keperilakuan saat ini bisa diperoleh dengan dua cara, yaitu: 1. Survei publikasi utama dari riset akuntansi keperilakuan. 2. Klasifikasi topik artikel yang dipublikasikan dan pemetaan publikasi terhadap model perilaku individu. Jurnal-jurnal umumnya dipilih karena merupakan jurnal yang paling banyak meneribitkan bagian riset ini dengan metodologi yang terbuka untuk seluruh objek akuntansi. Accounting, Organzation, and Society merupakan jurnal yang cenderung memfokuskan isinya pada riset akuntansi keperilakuan, meskipun jurnal tersebut juga menerbitkan jenis riset lainnya. Dalam periode sekarang audit merupakan riset keperilakuan yang paling banyak diterbitkan dalamBehaviorial Research in Accounting. Selanjutnya, urutan berikutnya diduduki oleh bidang akuntansi manajemen yang hampir mencapai seperempat dari total penerbitan, sementara sisanya merupakan subbidang lainnya. V. TEORI KEPERILAKUAN TENTANG PERUSAHAAN DAN WAWASAN UNTUK MASA DEPAN

Teori organisasi modern mempunyai kaitan dengan perilaku perusahaan sebagai suatu kesatuan terhadap pemahaman kegiatan perusahaan dan alasan anggotanya. Pandangan yang
3

dihimpun secara lengkap dari tujuan suatu perusahaan, memungkinkan para akuntan untuk menyiapkan laporan keuangan yang mencerminkan hasil operasional tahunan perusahaan untuk didistribusikan ke pemegang saham dan public melalui laporan keuangannya. Perusahaan dapat dipandang sebagai suatu keseimbangan dalam mencari sistem pengambilan keputusan. Komposisi tujuan dapat berubah dari waktu ke waktu, tetapi proses tingkat penyesuaian harus mengikuti beberapa aturan. Model Motivasional Dari Perilaku Manajerial Model pandangan manajer tentang motivasi manajerial yang diperkenalkan adalah bahwa manajer termotivasi untuk mencapai 2 tujuan sekaligus yaitu tujuan pribadinya dan tujuan perusahaan. Tujuan pribadi secara langsung dihubungkan dengan pendapatan,status,pengendalian diskresioner atas alokasi sumber daya dan jaminan kerja. Untuk mencapai 2 tujuan ini, manajer akan menutupi slack (rentang/jarak ketidaksesuaian) dari lingkungan operasionalnya. Para manajer melakukan 4 kegiatan dalam kegiatan manajerial yaitu: 1. Manajemen tradisional mengambil keputusan, merencanakan dan mengendalikan. 2. Komunikasi mempertemukan informasi rutin dan memproses dokumen 3. Manajemen SDM memotivasi, mendisiplinkan, mengelola konflik, pengisian staf, dan melatih 4. Membentuk Jaringan bersosialisasi, berpolitik, dan berinteraksi dengan orang-orang luar. VI. WAWASAN UNTUK MASA DEPAN Masalah utama yaitu bahwa pendanaan untuk riset ini akan berkurang jumlahnya. Karena riset keperilakuan saat ini cenderung menjadi lebih mahal dibandingkan dengan apa yang bisa diusahakan oleh akuntan,maka akan terasa lebih sulit untuk melakukan pekerjaan tersebut. Sikap dan pandangan dari beberapa pengusaha yang mempunyai anggapan kurang positif terhadap kegiatan riset ini juga berpengaruh karena mereka tidak selalu memiliki pengetahuan yang cukup untuk memahami bahwa kegiatan para praktisi merupakan bagian dari kemampuan aplikasi hasil riset. Cara yang baik digunakan untuk meningkatkan pemahaman seseorang terhdapa satu fenomena adalah dengan melakukan riset dan menulis tentang fenomena tersebut kepada orang lain dan melakukan berbagai perbaikan.

También podría gustarte