Está en la página 1de 17

KONSEP ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA A.

Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Di Luar Uterus Penelitian menunjukan bahwa, 50% kematian bayi dalam periode Neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang mengkibatkan cacat seumur hidup, bahkan kemtian. Misalnya karena hipotermi akan menyebabkan hipoglikemia dan akhirnya akan dapat terjadi kerusakan otak. Pencegahan merupakan hal yang terbaik yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine dapat bertahan baik karena periode neonatal merupakan periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi. Proses adaptasi fisiologis yang dilakukan bayi baru lahir perlu diketahui dengan baik oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, yang selalu memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak. Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus. Kemampuan adaptasi fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus kekehidupan di luar uterus.Kemampuan adaptasi fisiologis ini di sebut juga homeostasis.Bila terdapat gangguan adaptasi, maka bayi akan sakit. Tabel Mekanisme Hemostatis/Adaptasi Bayi Baru Lahir Sistem Repirasi / sirkulasi Pernafasanvolunter Alveoli Vaskularisasi paru Resistensi paru Intake oksigen Pengeluaran CO2 Sirkulasi paru Sirkulasi sistematik Denyut jantung Belumberfungsi Kolaps Belum aktif Tinggi Dari plasenta ibu Di plasenta Tidak berkembang Resistensi prifer Rendah Berfungsi Berkembang Aktif Rendah Dari paru bayi sendiri Di paru Berkembang banyak Resistensi prifer Tinggi Intrauterin Ekstrauterin

Lebih cepat Saluran Cerna Absorbsi nutrien Kolonisasi kuman Feses Enzim pencernaan Belum aktif Belum Mekoneum Belum aktif

Lebih lambat

Aktif Segera <hari ke-4, fases biasa Aktif

Homeostasis adalah kemampuan mempertahankan fungsi-fungsi vital, bersifat dinamis, di pengaruhi oleh tahap pertumbuhan dan perkembangan, termasuk masa pertumbuhan dan perkembangan intrauterin. Masa neonatus lebih tepat jika di pandang sebagai masa adaptasi dari kehidupan ekstrauterin dari berbagai sistem. Pada bayi kurang bulan, terdapat berbagai ganguan mekanisme adaptasi. Adaptasi segera setelah lahir meliputi adaptasi fungsi-fungsi vital (sirkulasi, respirasi, susunan saraf pusat, pencernaan dan metabolisme). Homeostasis neonatus ditentukan oleh keseimbangan antar maturitas dan status gizi. 1. Sistem Pernafasan Perkembangan sistem pulnomer terjadi sejak masa embrio, tepatnya pada umur kehamilan24 hari. Pada umur kehamilan umur 4 hari ini bakal paru-paru terbentuk. Pada umur kehamilan ke 26-28 hari kedua bronchi membesar. Pada umur kehamilan 6 minggu terbentuk segmen bronchus. Pada umur kehgami8lan 12 minggu terjadi defresiensi lobus. Pada umur kehamilan 24 minggu terbentuk alveolus. Pada umur kehamilan 28 minggu terbentuk surfaktan. Pada umur kehamilan 34-36 minggu struktur paru-paru matang, artinya paru-paru sudah bisa mengembangkan sistem alveoli. Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi. Rangsangan gerakan prtama terjadi krena tekana mekanik dari toraks sewaktu melalui jalan lahir (Stimulasi mekanik), penurunan Pa O2 dan kenaikan Pa CO2 merangsang komoreseptor yang terletak disinus karotikus (stimilasi kimiawi), rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di dalam uterus (Stimulasi sensorik) dan refleks deflasi hering breur.

Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir. Respirasi neonatus besarnya pernafasan diafragmatik dan abdominal. 2. Suhu Tubuh Terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir kelingkunganya. a. Konduksi Panas dihantarkan dari tubuh bayi ketubuh benda di sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi. (Pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung). Contoh hilangnya pans tubuh bayi secara konduksi, ialah menimbang bayi tanpa alas timbangan, tangan dpenolong yang dingin memegang bayi baru lahir, menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir. b. Konveksi Panas hilang dari bayi ke udara sekitanya yang sedang bergerak (jumlah pans yang hilang tergantung pad kecepatan dan suhu udara). Contoh hilanya panas tubuh bayi secara konveksi, ialah membiarkan atau menempatkan bayi baru lahir dekat jendela, membiarkan bayi baru lahir diruangan yang terpasng kipas angin. c. Radiasi Panas di pancarkan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya kelingkungan yang lebih dingin (Pemindahan panas anatar dua objek yang mempunyai suhu berbeda). Contoh bayi mengalami kehilangan panas tubuh secara radiasi, ialah bayi baru lahir di biarkan dalam ruangan dengan Air onditioner (AC) tanpa di berikan pemanas(Radiant Warmer), bayi baru lahir dibiarkan keadaan telanjang, bayi baru lahir di tidurkan berdekatan dengan ruangan yang dingin, misalnya dekat tembok. d. Evaporasi Panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada kecepatan dan kelembababan udara (perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadu uap). Evaporasi di pengaruhi oleh jumlah panas yang di pakai tingkat kelembaban udara, aliran udar yang melewati apabila bayi baru lahir di biarkan suhu kamar 250C, maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi dan evaporasi 200 perkilogram berat badan (Perg BB), sedangkan yang di bentuk hanya satu persepuluhnya.

Untuk mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir, antar lain mengeringkan bayi secara seksama, menyelimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat, menutup bagian kepala bayi, menganjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya. 3. Metabolisme Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari tubuh orang dewasa sehingga metabolisme basal per kg BB akan lebih besar. Bayi baru lahir harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga energi diperoleh dari metabolisme karbojidrat dan lemak. Pada jam-jam pertama energi di dapatkan dari perubahan kerbohidrat. Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapat susu kuranglebih pada hari keenam, pemenuhan kebutuhan energi bayi 60% di dapatkan dari lemak dan 40% dari karbohidrat. 4. Peredaran Darah Fetus janin menerima oksiogen dan makanan dari plasenta, maka seluruh darah ftus harus melalui plasenta. Semua darah tercampur, antara darah yang di reoksigenisasi dan plasenta dan darah yang telah dideoksigenisasi ketika

meninggalkan fetus untuk masuk kedalam plasenta. Fungsi paru-paru di jalnkan oleh plasenta. Fetus tidak mempunyai sirkulasi pulmoner seperti sirkulasi pada orang dewasa. Pemberian darah secara terbatas mencapai paru-paru, hanya cukup untuk makan dan poertumbuhan paru-paru itu sendiri. Fetus in utero mempunyai sirkulasi yang jelas berlainan dari kehidupan setelah lahir. Darah yang sudah di reogsigenasasikan meninggalkan plasenta melalui satusatunyavena umblika. Vena umblika berjalan di dalam tali pusat keumblikus dan dri sana ada vena kecil yang berjalan keporta hepatis. Hampir tidak ada darah masuk kedalam hati sebab vena umblika berlangsung bersambung dengan vena kava inferior melalui sebuah pembuluh besar, yang disebut duktus venosus. Setelah berada di dalam vena kava inverior, darah berjalan keatas dan mencapai atrium kanan. Sebagin besar darah bukan masuk kedalam ventrikel kanan (sebagaiman sirkulai pada orang dewasa), bukan masuk atrium kiri, tetapi melalui lubang vetal yang hanya untuk sementara ada di dalam septum interatrial, yang di sebut foramen ovale.

Setelah mencapai atrium kiri, darah masuk melalui ketup mitral kedalam ventrikal kiri. Kontraksi vetrikal kiri mendorong darah masuk kedalam aorta asendens. Dari sini sebagian besar darah didistribusikan ke jantung, otak dan anggot atas. Paru-paru dalam masa fitus tidak aktif dan hanya mendapa sedikit darah. Sebagian besar darah dalam arteri pulmonaris disalurkan langsung kedalam aorta melalui sebuah arteri besar berotot yang di sebut duktus arterious yang bergabung dengan aorta dekat akhir lengkungan aorta (aorta terosika desendens). Dengtan demikian sebagian besar darah yang telah dideoksigenisasi yang melalui duktus arterious dan sebagian kecil darh yang berisi oksigen, mencapainya melalui lengkungan aorta. Setelah bayi lahir, paru akan berkembang mengakibtkan tekanan arteriol dalam paru menurun. Tekanan dalam jantung kanan turun, sehingga tekanan jantung kiri lebih besar daripada jantung kanan yang mengakibatkan menutupnya feromen ovale secara fungsional. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran oleh karena tekanan dalam paru turun dan tekana dalam aorta desendens naik serta edi sebabkan olehg rangsangan biokimia (PaO2 yang naik) dan duktus arterius berobilitrasi. Aliran darah paru pada hgari pertama ialah 4-5 liter permenit/m2 (gessner, 1965). Aliran darah sistolik pada hari pertama rendah, yaitu 1,96 liter permenit/m 2 dan bertambah pertama pada hari kedua dan ketiga (3,54 liter/m 2) karena penutupan duktus arteriosus. Tekanan darah pada waktu lahir di pengaruhi oleh jumlah darah yang melalui transfusi plasenta dan pada jam-jam pertama sedikit6 menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg. 5. Keseimbangan Air Dan Fungsi Ginjal Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar dari kalium karena ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron masih belum sebanyakorang dewasa, ketisdak seimbangan luas permukaan glamerulus dan volume tubulus proksimal, serta renal blood flow relatif kurang bila di bansingkan dengan orang dewasa. 6. Imonoglobulin Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang, lamina propia ilium serta apendiks. Palsenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari antigen dan strees imunologis. Pada bayi baru lahir hanya terdapat gama globulin G, sehingga

imunologi dari ibu dapat melalui plasenta karena berat molekulnya kecil. Tetapi bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta (lues, toksoplasma, herpes simpleks dan lain-lain), reaksi imunologis dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma dan anti body gamma A, Gdan M. 7. Traktus Digestivus Traktus digestivus relatif lebih berat dn lebih panjang di bandingkan orang dewasa. Pada masa neonatus, traktus digestivus manegandung zat-zat yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolosakarida dan di sebut mekonium. Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam pertama dan dalam 4 hari biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna biasa. Enzim dalam traktus digestivus biasanya sudah terdapat pada neonatus kecuali amilase pankreas. 8. Hati Segera setelah lahir, hati menunjukan perubahan kimia dan morfologis, yaitu kenaikan kadar protein serta penurunan lemak dan glikogen. Sel sel hemopoetik juga mulai berkurang, walaupun memakan waktu agak lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir, daya ditoksifikasi hati pada neonatus juga belum sempurna, contohnya pemberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih dari 50 mgt/kg BB / hari dapat menimbulkan grey baby syndrome. 9. Keseimbangan Asam Basa Derajat kesamaan (pH) darah pada waktu lahir rendah, karena glikolisis anaerobik. Dalam 24 jam neunatus telah mengkompensi asidosis. B. Pencegahan Infeksi Menurut laporan kelompok kerja WHO pada bulan april 1994, dari 8,1 juta kematian bayi di dunia, 48% diantaranya adalah kematian neonatal. Sekitar 60% diantarnya merupakan kematian bayi berumur kurang dari 7 hari serta kematian bayi berumur lebih dari 7 hari akibat gangguan prinatal. Sekitar 42% kematian neonatal di sebabkan oleh infeksi seperti tetanus neonatrum, sepsis, meningitis, pneumonia dan diare. Pada kematian neonatal di sebabkan oleh karena infeksi, dua pertigananya dengan proses persalinan. Pencegahan infeksi merupakan penata laksanaan awal ayang harus dilakukan pada bayi baru lahior karen bayi barhu lahir sangat rentang terhadap infeksi. Pada saat

penanganan bayi baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir, adalah sebagai berikut : 1. Mencuci tangan secara seksama sebeluym danm setelah melakukan kontak dengana bayi. 2. 3. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum di mandikan Memastikan semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali pusat telad disinfeksikan tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru. Jangan pernah menggunakan bola karet penghisap untuk lebih dari satu bayi. 4. Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih 5. Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop dan bendabenda lainya yang akan bersentuhan dengan bayia (dekontaminasi dan cuci setiap kali setelah digunakan) 6. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudaranya dengan mandi setiap hari(puting susu tidak boleh disabun) 7. Membersihkan muka, pantat dan tali pusat bayi baru lahir dengan air bersih, hangat dan sabun setiap hari 8. Menjaga bayai dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan orang yang memegang bayi sudah cuci tangan sebelumnya. Upaya ini yang dapat dilakukan untuk menjegah terjadinya infeksi pada bayi baru lahir adalah 1. Pencegahan infeksi pada tali pusat Upaya ini di lakukan dengan cara merawat tali pusat yang berarti menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing, kotoran bayi atau tanah. Pemakaian popok bayi diletakan disebelah bawah talib pusat. Apabila tali pusat kotor, cuci luka tali pusat dengan air bersih yang mengalair dengan sabun, segera di keringkan dengan kain kasa kasa kering dan di bungkus dengan kasa tipis yang steril dan kering. Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur dan sebagainya pada luka talu pusat, sebab akan menyebabkan infeksi dan tetanus yang dapat berakhir dengan kematian neonatal. Tanda-tanda infeksi tali pusat yang harus di waspadai antara lain dalam keadaan bersih

kulit seklitar tali pusat berwarna kemerahan, ada pus / nanah dan berbau busuk. Mengawasi dan segera melaporkan kdokter jika pada tali pusat di temukan perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau busuk. 2. Pencegahan infeksi pada kulit Beberapa cara yang di ketahui yang dapat mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi baru lahir atau penyakit infeksi lain adalah meletakan bayi di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi, sehingga menyebabkan terjadi kolonisai mikroorganisme yang ada di kulit dan saluran pencernaan bayi dengan

mikroorganissme ibu yang cendrung bersifat nonpatogen, serta adanya zat antibodi bayi yang sudah terbentuk dan terkandung dalam air susu ibu. 3. Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adlah merawat mata bayi baru lahir dengan mencuci tangan terlabih dahulu, membersihkan kedua mata sgera setelah lahir dengan kapas atau sapu tangan halus dan bersih yang telah di bersihkan dengan air hangat. Dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir, berikan salep obat tetes mata untuk mencegah oftalmia neonatrum (tetrasklin 1%, Eritrosmin 0,5% atau Nitras Argensi 1%), biarkan obat tetap pada mata bayi dan obat yang ada di sekitar mata jangan di bersihkan. Setelah selesai merawat mata bayi, cuci tangan kembali. Keterlambatan memberikan salep mata, misalnya bayi baru lahir diberi saleb mata setelah 1 jam setelah lahir, merupakan sebab tersaring kegagalan upaya pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir. 4. Imunisasi Pada daerah resiko tinggi infeksi tuberkulosis, imunisasi BCG harus di berikan pada bayi segera setelah lahir. Pembewrian dosisi pertama tetesan polio di anjurkan pada bayi segera setelah lahir atau pada umur 2 minggu. Maksud pemberian imunisasi polio secara dini adalah untuk meningkatkan perlindungan awal. Imunisai Hepatitis B sudah merupakan program nasional, meskipun pelaksanaanya di lakukan secara bertahap. Pada daerah resiko tinggi, pembewrian imunisai Hepatitis B di anjurkan pada bayi segera setelah lahir. C. Rawat Gabung

Adalah satu car perawatan ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruang, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh dalam seharinya. Dengan kata lain, rawat gabung adalah sistem perawatan ibu dan bayi bersama-sama atau pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu atau setiap saat ibu tersebut dapat menyusui bayinya. Menurut sifatnya, rawat gabung di bedakan menjadi dua, yakni : 1. Rawat gabung kontinu, yaitu bayi berada di samping ibu terus menerus 2. Rawat gabung intermiten, yaitu bayi hanya sewaktu-waktu saj bersam ibu, misalnya pada saat bayi akan menetek saja. Tujuan rawat gabung secara umum adalah membina hubungan emosuonala antara ibu dan bayi, meningkatkan penggunaan air susu ibu (ASI), pencegahan infeksi dan pendidikan kesehatan bagi ibu. Dengan rawat gabung ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin, kapan saja, dimana saja bayi membutuhkanya. Ibu dapat melihat dan memahami cara perawataan bayi secara benar yang dilakukan oleh petugas, ibu mempunyai pengalaman dalam merawat bayinya sendiri selagi ibu masih dirumah sakit, dapat melibatkan suami secara aktif untuk membantu ibu dalam menyusui bayinya secara baik dan benar, ibu mendapat kehangatan emosional/batin karena selalu kontak dengan bayinya. Syarat bayi baru lahir bisa dilakukan rawat gabung, antara lain bayi lahir spontan baik persentasi kepala maupun bokong. Apabila bayi lahir dengan tindakan, maka rawat gabung dilakukan setelah bayi cukup sehat, refleks mengisap baik, tidak ada tandatanda infeksi dan lain-lain. Apabila bayi lahir secara seksio sesaria dengan pembiusan umum, rawat gabung dilakukan setelah ibu sadar dan bayi tidak mengantuk, 4-6 jam setelah oprasi selesai. Syarat), umur kehamilan lebih dari atau sama dengan 2500 gram, tidak terdapat tanda infeksi intrapartum, bayi dan ibu dalam keadaan sehat. Rawat gabung tidak di9perbolehkan pada bayi yang sangat prematur, bayi dengan berat lahir kurang dari 200 gram, bayi dengan se4psis, bayi dengan ganguan nafas, bayi denga cacat bawaan berat atau ibu dengan infeksi berat (antara lain Tuberkulosisi, Sepsis). Bayi baru lahir tidak boleh dilakukan rawat gabung, apabila keadaan ibu atau keadaan bayi tidak memungkinkan. Kontra indikasi rawat gabung dari keadaan ibu, antara lain status kardiorrespirasi tidak normal (ibu dengan

decompensatio cordis tingkat III di anjurkan untuk menyusui), pascaeklampsi kesadaran belum baik, infeksi akut (tuberklosis aktif), hepatitis, HIV / AIDS, citomegalovirus (CMV), herpes, kanker payudara dan psikosis. Kontra indikasi rawat gabung dari keadaan bayi, antara lain bayi kejang/kesadaran menurun, penyakit jantung / pengawasan intensif serta bayi dengan cacat bawaan tidak mampu menetek. Pelaksanaan rawat gabung, bisa dilakukan di poliklinik kebidanan, di ruang bersalin, di ruang perawatan serta di poliklinil anak. Kegiatan rawat gabung di ruang bersalin bisa dilakukan apabila memenuhi beberapa kriteria berikut ini : nilai APGAR lebih dari 7, berat badan lahir 2500-4000 gram, usia kehamilan 37 sampai denga 42 minggu, bayi lahir spontan, tidak ada infeksi intrapartum, ibu sehat, tidak ada komplikasi persalinan pada ibu dan bayi, tidak ada kelainan bawaan berat. Kegiatan rawat gabung di ruang bersalin, antara lain dalam setengah jam setelah lahir bayi segera di susukan, ibu di berikan penyuluhan tentang ASI dan rawat gabung, persiapan ibu dan bayi keruang perawatan . Kegiatana rawat gabung keruang perawatan, yakni meletakan bayi dalam books bayi disamping tempat tidur ibu, mengawasi keadaan umum bayi, catat dalam status. Bayi boleh menetek setiap kali, tidak boleh diberi susu botol, jika ada indikasi medis pemberian susu formula, berikan dengan pipet, sendok, cangkir atau naso gastrik tube (NGT), memantau ibu menetek bayi, penyuluhan sebelum ibu dan bayi pulang. Kegiatan rawat gabung di poliklinik anak, yakni menimbang berat badan, memeriksa payudara dan proses laktasi, mengkaji makanan bayi, memeriksa keadaan ASI, penyuluhan makanan dan perawatan bayi, memberikam jadwal makanan bayi, pemerikasaan bayi oleh dokter sert amemberikan imunisasi sesuai jadwal. Model pengaturan ruangan untuk mendukung kegiatan rawat gabung, antara lain satu kamar untuk satu ibu dan satu bayi, satu kamar untuk empat sampai lima ibu dan kamar disebelah untuk bayi. Bayi bisa di tarik oleh ibu tanpa ibu keluar kamar, beberapa ibu dalam satu kamar, bayi dikamar lain yang disekat dengan kaca, ibu dan bayi pada satu tempat tidur, boks bayi disamping tempat tidur ibu. Rawat gabung memberikan banyak menfaat bagi ibu dan bayi yaitu: Manfaat rawat gabung dari aspek fisik antara lain mengurangi kemungkiinan infeksi silang dari pasien lain atau petugas, dengan menyusui dini kolostrum dapat memberikan kekebala,

ibu dapat dengan mudah mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada bayinya karena setiap saat dapat melihat bayinya. Manfaat dari aspek fisiologis antara lain bayi banyak mendapatkan nutrisi secara fisiologis dan mebantu proses involusi uterus. Manfaat dari aspek psikologis adalah terjalin lekat akaibat sentuhan badaniah antara ibu dan bayinya, bayi merasa aman dan terlindungi. Manfaat dari aspek edukatif antara lain ibu mempunyai pendidikan dan pengalaman yang berguna sehingga mempu menyusui serta merawat bayinya. Manfaat dari aspek ekonomi antara lain adanya penghematan anggaran dan pengeluaran untuk pembelian susu buatan. Manfaat dari aspek medis antara lain menurunkan terjadinya infeksi nosokomialn menurunkan angka mortalitas dan morbiditas. Keuntungan dari kegiatan rawat gabung, antara lain menggalakan pemakaian ASI, hubungan emosional ibu dan bayi lebih dini dan dekat, ibu dapat segera melaporkan keadaan bayi aneh pada bayi, mengurangai ketergantungan ibu pada petugas dan meningkatkan percaya diri, ibu bisa belajar merawat bayi, ibu dapat bertukar pengalaman dengan ibu lain, resiko infeksi silang dan nosokomial berkurang, sehingga petugas bisa melakukan tugas lain. Kerugian dari kegiatan rawat gabung, antara lain kemungkinan ibu kurang istirahat, bisa salah memberikan makanan kepada karena pengaruh orang lain, pada ibu yang kurang menjaga kebersihan diri, bayi dan ibu akan mudah sakit, bayi dapat terkena infeksi dari perngunjung , serta kadang ada hambatan tehnis dan fasilitas pelaksanaan.

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS


1. Jadwal Kunjungan Jadwal kunjungan bayi bbaru lahir dan neonatus yaitu : a. 24 jam setelah pulang awal 1) Timbang berat badan bayi. Bandingkan berat badan dengan berat badan lahir dan berat badan pada saat pulang. 2) Jaga selalu kehangatan bayi 3) Komunikasikan kepada orangtua bayi bagaimana caranya merawat tali pusat. b. 1 minggu setelah pulang 1) Timbang berat badabn bayi. Bandingkan dengan berat badan saat ini dengan berat badan saat bayi lahir. Catat penurunan dan penambahan ulang BB bayi. 2) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir. 3) Lihat keadaan suhu tubuh bayi 4) Kaji keadekuaatan suplai ASI c. 4 minggu setelah kelahiran 1) Ukur tinggi dan berat badan bayi dan bandingkan dengan pengukuran pada kelahiran dan pada usia 6 minggu. 2) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir. 3) Perhatikan nutrisi bayi 4) Perhatikan keadaan penyakit pada bayi. Kunjungan pertama oleh petugas kesehatan diantaranya : a. Petugas pusskesmas hendaknya menjalankan kunjungan rumah tiap hari bagi tiap bayi yang dilahirkan dirumah, bila mungkin selama satu minggu pertama sesudah lahir. b. Kartu anak harus diisi lengkap dan kelahiran bayi harus di daftar sebagai lahir atau dibawa ke puskesmas. c. Bidan hendaknya meneliti apakah petugas yang melayani persalinan sudah memberikan perhatian terhadap semua hal. Suatu bentuk kepedulian tenaga kesehatan Untuk pemeliharaan bayi selama 10 hari pertama dalam kehidupan yaitu : a. Bila bayi dilahirkan dirumah, hendaknya sedapat mungkin bidan mengadakan kunjungan kerumah setiap hari sampai tali pusat lepas, kemudian tiap dua hari hingga hari ke sepuluh. b. Pada tiap kunjungan rumah : 1) Periksalah kemungkinan infeksi mata. 2) Periksa tali pusat 3) Bla kain kasa melekat, rendamlah dengan larutan antiseptik dan lepaskan dengan hati-hati. 4) Bersihkan pusat dengan alkohol 5) Berilah perban kering 6) Periksalah alat kelaamin dengan keberssihannya 7) Amatilah bahwa tinja normal. 2. Manajemen Pada Bayi Baru Lahir dan Neonatus Manajemen Pada Bayi Baru Lahir dan Neonatus antara lain :

a. Pengkajian segera BBL 1) Pemeriksaan Awal a) Nilai kondisi bayi : Apakah bayi menangis kuat/bernafas tanpa kesulitan? Apakah bayi bergerak dengan aktif/lemas? Apakah warna merah muda, pucat/biru? Apgar score merupakan alat untuk mengkaji bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel yaitu pernapasan, frekuensi jantung, warna kulit, tonus otot & intabilitas reflek. Apgar score ditemukan oleh virginia apgar (1950). b) Jenis kelamin c) Kelainan kongentital d) Tali pusat 2) Pemeriksaan lengkap beberapa jam kemudian a) Semua bayi harus diperiksa lengkap beberapa jam kemudian, setelah membiarkan bayi beberapa waktu untuk pulih karena kelahiran.Bayi secara keseluruhan. Bayi normal berbaring dengan posisi fleksi (menekuk). la mungkin meregang atau menguap. Warnanya merah muda. la menangis. Pernapasannya teratur. la memberikan respon terkejut yang normal jika tiba-tiba diberi sentakan (ia akan melemparkan tangannya ke arah depan luar seperti hendak meraih seseorang). Ini disebut refleks Moro. b) Kepala Ukurlah lingkar kepala. Ukuran kepala yang tidak normal besarnya disebut hidrosefalus. Ukuran kepala yang terlalu kecil disebut mikrosefalus. Lingkar kepala rata-rata adalah 33 cm. Rabalah fontanela anterior seharusnya tidak menonjol (membengkak). Lihatlah adanya celah bibir (seperti bibir kelinci) atau celah palatum. c) Punggung. Spina bifida merupakan kelainan tulang belakang pada bayi. Tidak didapatkan tulang dan kadang-kadang tidak ada kulit yang menutupi sumsum tulang belakang bayi. d) Anus. Periksalah apakah anus terbuka dan mekonium dapat keluar. Ini untuk meyakinkan tidak adanya anus imper-forata. e) Anggota tubuh Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar BBL akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dengan sedikit bantuan/gangguan oleh karena itu penting diperhatikan dalam memberikan asuhan SEGERA, yaitu jaga bayi tetap kering & hangat, kotak antara kulit bayi dengan kulit ibu sesegera mungkin. a. Membersihkan jalan nafas 1) Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi dengan handuk di atas perut ibu

2) Bersihkan darah/lendir dari wajah bayi dengan kain bersih dan kering/ kassa 3) Periksa ulang pernafasan 4) Bayi akan segera menagis dalam waktu 30 detik pertama setelah lahir. Jika tidak dapat menangis spontan dilakukan : 1) Letakkkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat. 2) Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi ekstensi. 3) Bersihkan hidung, rongga mulut, dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril. 4) Tepuk telapak kaki by sebanyak 2-3x / gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar. b. Perawatan tali pusat Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu stabil, ikat atau jepit tali pusat.Caranya : 1) Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam klorin 0,5% untuk membersihkan darah & sekresi tubuh lainnya. 2) bilas tangan dengan air matang /DTT 3) keringkan tangan (bersarung tangan) 4) letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan hangat. 5) Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat dengan menggunakan benang DTT. Lakukan simpul kunci/ jepitkan 6) Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat & lakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian TP pd sisi yang berlawanan. 7) Lepaskan klem penjepit & letakkan di dalam larutan klorin 0,5% 8) Mempertahankan suhu tubuh, Dengan cara : o Keringkan bayi secara seksama o Selimuti bayi dengan selimut/kain bersih, kering 8 hangat o Tutup bagian kepala bayi o Anjurkan ibu untuk memeluk 8 menyusukan bayinya o Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian o Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat d. Pencegahan infeksi 1) Memberikan obat tetes mata/salep 2) diberikan 1 jam pertama bayi lahir ryaitu ; eritromysin 0,5%/ tetrasiklin 1%. 3) Yang biasa dipakai adalah larutan perak nitrat/ neosporin 8 langsung diteteskan pd mata bayi segera setelah bayi lahir. BBL sangat rentan terjadi infeksi, sehingga perlu diperhatikan hal-hal

dalam perawatannya. 1) Cuci tangan sebelum 8 setelah kontak dengan bayi 2) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang blm dimandikan 3) Pastikan semua peralatan (gunting, benang tali pusat) telah di DTT, jika menggunakan bola karet penghisap, pastikan dalam keadaan bersih 4) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi dalam keadaan bersih 5) Pastikan timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop 8 benda2 lainnya akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi setelah digunakan) Asuhan bayi baru lahir 1-24 jam pertama kelahiran Tujuan : Mengetahui aktivitas bayi normal/tidak dan identifikasi masalah kesehatan BBL yang memerlukan perhatian keluarga 8 penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan. Pemantauan 2 jam pertama meliputi : Kemampuan menghisap (kuat/lemah) Bayi tampak aktif/lunglai Bayi kemerahan /biru Sebelum penolong meninggalkan ibu, harus melakukan pemeriksaan 8 penilaian ada tidaknya masalah kesehatan terutama pada : Bayi kecil masa kehamilan/KB Gangguan pernafasan Hipotermia Infeksi Cacat bawaan/trauma tahir Jika tidak ada masalah, a. Lanjutkan pengamatan pernafasan, warna 8 aktivitasnya b. Pertahankan suhu tubuh bayi dengan cara : 1) Hindari memandikan min. 6 jam/min suhu 36,5 C 2) Bungkus bayi dengan kain yang kering & hangat, kepala bayi harus tertutup c. Lakukan pemeriksaan fisik 1) Gunakan tempat yang hangat 8 bersih 2) Cuci tangan sebelum 8 sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan 8 bertindak lembut 3) LIHAT, DENGAR, dan RASAkan 4) Rekam /catat hasil pengamatan 5) jika ditemukan faktor risiko/masalah segera Cari bantuan lebih lanjut d. Pemberian vitamin K 1) Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vit. K 2) Bayi cukup bulan/normal 1 mg/hari peroral selama 3 hari 3) Bayi berisiko 0,5mg 1mg perperenteral/ IM 4) Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi, meliputi : a) Pemberian nutrisi Berikan asi sesering keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika

payudara ibu penuh) Frekuensi menyusui setiap 2-3 jam Pastikan bayi mendapat cukup colostrum seiama 24 jam. Colostrum memberikan zat perlindungan terhadap infeksi dan membantu pengeluaran mekonium. Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan. b) Mempertahankan kehangatan tubuh bayi Suhu ruangan setidaknya 18-21C Jika bayi kedinginan, harus didekap erat ke tubuh ibu Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur (misalnya botol berisi air panas) c) Mencegah infeksi Cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah menggunakan toilet untuk BAK/BAB Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih, selalu dan letakkan popok di bawah tali pusat. Jika tali pusat kotor cuci dengan air bersih dan sabun. Laporkan segera ke bidan jika timbul perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau busuk. Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara dengan mandi setiap hari Muka, pantat, dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih, hangat, dan sabun setiap hari. Jaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan pastikan setiap orang yang memegang bayi selalu cuci tangan tertebih dahulu Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan kepada bayi tersebut selama jam pertama seetelah persalinan. Aspek-aspek penting ynag harus dilakukan bayi baru lahir ; a. Beri ASI, jangan beri makanan lain 1) Segera teteki / susui bayi dalam 30 menit setelah bersalin untuk merangsang ASI cepat keluar 2) ASI yang pertama keluar mengandung zat kekebalan tubuh, berikan langsung kepada bayi jangan dibuang. b. Jaga bayi tetap hangat 1) Tunda memandikan bayi sekurang-kurangnya 6 jam setelah lahir 2) Bungkus bayi dengan kain yang kering. Ganti kain atau handuk yang basah. 3) Jangan meletakan bayi ditempat yang dingin. 4) Jika berat lahir bayi kurang dari 2500 gram, dekap bayi agar kulit bayi menempel pada dada ibu (metode kanguru ) c. Cegah infeksi pada bayi baru lahir 1) Minta salep antibiotik untuk mata segera setelah lahir 2) Jaga agar tali pusat selalu bersih dan selalu dalam keadaan kering. 3) Jangan bubuhkan ramuan atau bahan lain pada tali pusat. d.

Beri rangsangan perkembangan 1) Peluk dan timang bayi dengan penuh kasih sayang sesering mungkin. 2) Gantung bendaa bergerak warna cerah agar bayi dapat melihat benda tersebut. 3) Ajak bayi tersenyum, bicara serta dengarkan musik

http://suhartinii.blogspot.com/2011/06/asuhan-bayi-baru-lahir-dan-neonatus.html

http://ayumarthasari.blogspot.com/2010/04/lingkup-asuhan-neonatus-bayi-dan-anak.html

También podría gustarte