Está en la página 1de 8

ANGIOSPERMAE Sebaian besar tumbuhan yang kita jumpai dewasa ini termasuk dalam Angiospermae yang merupakan kelompok

tubuhan yang mendominasi daratan lebih dari 100 juta tahun yang lalu meliputi 235.000 spesies tumbuhan berbunga. Sebagian besar makanan yang kita konsumsi berasal dari tumbuhan berbunga dapat berupa akar misalnya worte, kangkung, bit; buah-buahan misalnya apel, mangga, pisang, papaya; buah dan biji kacang-kacangan Leguminosae, buah kariopsis dari padi- padian (Graminae) misalnya padi dan jagung. Angiospermae dibedakan ke dalam dua kelas berdasarkan jumlah kotiledonnya, yakni monokotil dan dikotil. Monokotil meliputi sekitar 65.000 spesies, termasuk di dalamnya tumbuhan Graminae, anggrek, palem, babu dan lain-lain. Daun, batang, bunga dan akar monokotil bersifat spesifik. Sebagian besar monokotil memiliki pertulangan daun sejajar, batang dengan berkas pembuluh terbesar; daun mahkota bunga 3 atau kelipatannya, dan memiliki akar serabut. Sebagian besar Angiospermae yakni sekitar 170.000 spesies dari tumbuhan dikotil. Kelompok tumbuhan ni meliputi tumbuhan semak, pohon serta banyak tumbuhan yang penghasil makanan. Ciri-ciri dikotil adalah memiliki 2 kotiledon pada biji; pertulangan daun menjari, berkas pembuluh pada batang tersusun melingkar, daun mahkota bunga 4, 5 atau kelipatannya, memiliki sistem akar tunggang. Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)

Ciri-ciri Angiospermae memiliki bakal biji atau biji yang tertutup oleh daun buah, mempunyai bunga sejati, umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba. Dalam reproduksi terjadi pembuahan ganda. Angiospermae dibedakan menjadi dua yaitu Monocotyledoneae (berkeping satu) dan Dicotyledoneae (berkeping dua). CIRI MORFOLOGI ANGIOSPERMAE Tubuh tumbuhan terdiri dari akar dan tajuk. Diantara adaptasi yang memungkinkan tumbuhan dapat hidup di darat adalah kemampuannya untuk mengabsorsi air dan mineral dari dalam tanah. Menyerap cahaya matahari dan mengambil CO2 dari udara untuk fotosintesis serta kemempuannya untuk hidup dalam kondisi yang kering. Akar dan tajuk saling bergantunh satu sama lain, akar tidak mampu hidup tanpa tajuk, demikian sebaliknya. Karena tidak memiliki kloroplas dan hidup di tempat yang gelap menyebabkan akar tidak dapat tumbuh tanpa gula dan nutrisi organic lainnya yang diangkut dari daun yang merupakan bagian dari sistem dari tajuk. Sebaliknya batang dan daun bergantung pada air dan mineral yang diserap oleh akar. Akar tumbuhan berfungsi sebagai penompang berdirinya tumbuhan (jangkar), pengabsorpsi air dan mineral, serta tempat peyimpanan cadangan makanan. Tajuk terdiri dari batang, daun dan bunga (bunga merupakan adaptasi untuk reproduksi tumbuhan Angiospermae). Batang adalah bagian tumbuhan yang terletak di atas tanah, mendukung daun-daun dan bunga. Pada pohon, batang-batang meliputi batang pokok danseua cabang-cabang, termasuk ranting-ranting yang kecil. Batang mempunyai buku sebagai tempat melekatnya daun, juga mempunyai ruas yakni jarak diantara dua buku. Daun merupakan tempat utama berlangsungnya fotosintesis, kendati ada beberapa spesies tumbuhan yang batangnya dapat melakukan fotosintesis karena mengandung kloroplas. Daun terdiri dari helaian daun yang melebar (lamella) dan tangkai daun (petiol) yang menghubungkan daun dengan batang. Pada ujung batang terdapat tunas yang belum berkembang yang disebut tunas ujung. Selain itu di jumpai juga tunas aksilar/ tunas lateral/ tunas samping yang terdapat di ketiak daun, tunas ini biasanya dorman. Pada banyak tumbuhan, tunas ujung menghasilkan auksin yang dapat menghambat pertumbuhan tunas aksilar. Fenomena ini disebut dengan dominasi apical yang yang merupakan suatu adaptasi yang dapat meningkatkan kemampuan tumbuhan untuk memperoleh cahaya. Hal ini sangat penting apabila kerpatan suatu vegetasi di suatu tempat tinggi. Pembentukan cabang juga penting untuk meningkatkan sistem tajuk, pada kondisi tertentu tunas-tunas aksilar akan mulai tumbuh. Beberpa tunas tersebut kemudian berkembang menjadi cabang-cabang yang menghasilkan bunga dan yang lainnya berkembang menjadi capang non reproduktif, lengkap dengan ujung tunas, daun-daun dan tunas aksilar. Struktur tubuh tumbuhan dikotil. Organ tumbuhan yaitu akar, batang, daun, buah, bunga dan biji, seluruhnya disusun dari jaringan-jaringan yang masing-masing jaringan tersebut mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Masing-masing jaringan disusun dari sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Beberapa modifikasi akar dan tajuk. Akar tumbuhan menalami beberapa modifikasi antara lain menjadi akar yang menyimpan cadangan makanan (pati) misalnya bit gula atau akar penyimpan air pada beberapa famili Cucurbitaceae yang tumbuh di daerah kering atau daerah yang tidak turun hujan dalam waktu yang panjang, akar nafas (pneumatofor) yang dapat meningkatkan pertukaran gas antara udara dengan akar-akar yang terendam air pada tanaman bakau/Avicennia nitida, akar udara pada

anggrek yang dapat membantu penyerapan air hujan, akar parasit/haustorium tali putri/Cuscuta sp, dan mikoriza yaitu simbiosis mutualisme antara akar tumbun dan cendawan. Beberapa modifikasi akar yakni tempat penimbun pati, akar nafas, akar udara, haustorium, mikoriza. Seperti halnya akar batang dan dun juga mengalami modifikasi untuk fungsi yang beragam, antara lain rhizome, stolon, runner, umbi batang (tuber), umbi lapis (bulb) serta umbi kormus (corm). Rhizoma adalah batang yang tumbuh horizontal dalam tanah atau dekat dengan permukaan tanah, mempunyai ruas-ruas yang pendek dan pada bukunya terdapat daundaun seperti sisik. Dijumpai akar adventif di sepanjang rhizome, terutama di permukaan bawahnya. Rhizome dapat relative tebal, berdaging, mereupakan tempat disimpannya cadangan makanan misalnya pada famili Zingiberaceae (jahe-jahean). Runner adalah batang yang tumbuh horizontal di atas tanah, umumnya di sepanjang permukaan tanah, mempunyai ruas panjang misalnya pada tanaman strawberry. Stolon mirip sengan runner, tetapi biasanya tumbuh tegas di dalam tanah, umumnya di sepanjang permukaan tanah. Pada kentang, beberapa ujung stolon berkembang membentuk umbi batang. Mata tunas pada umbi kentang merupakan kuncup yang terdapat pada buku batang, setia mata tunas tersebut akan mampu berkembang menjadi individu baru. Berbeda dengan umbi kentang, umbi lapis merupakan kuncup besar yang dikelilingi oleh sejumlah daun berdaging, dengan satu batang kecil dan pendek pada ujung bawah. Daun berdaging mengandung cadangan makanan. Pada bawang merah, daun berdangin selalu dikelilingi oleh daun-daun seperti sisik. Umbi lapis juga dijumpai pada tanaman tulip, lili dan lain-lain. Kormus mirip dengan umbi lapis tetapi bagian yang membengkak seluruhnya merupakan bagian batang. Helaian daun berbentuk sisik yang menutupi seluruh permukaan kormus. Beberapa modifikasi batang yakni stolon pada strawbwerry, rhizome pada tanaman iris, umbi kentang, umbi lapis, kormus. Beberapa modifikasi daun antara lain sulur (tendril), duri dan daun penangkap serangga ditemukan dibeberapa tanaman. Ada beberapa tumbuhan yang daunnya sebagian atau seluruhnya mengalami modifikasi bentuk sulur. Apabil sulur menyentuh benda padat misalnya ranting/kawat segera sulur tersebut membelitnya dngan erat. Pada tanaman lain ada juga petiolnya berubah menjadi sulur. Sulur dijumpai pada famili Cucurbitaceae (waluh-waluhan), tanaman anggur dan lainnya. Duri yang dijumpai pada kaktus merupakan modifikasi dari daun. Duri sekaligus berfungsi untuk melindungi tanaman dari hewan pengganggu, disamping untuk mengurangi kehilangan air dari tumbuhan. Daun penangkap serangga pada tumbuhan karnivor akan menutup sewaktu serangga tertangkap, selanjutnya serangga tersebut akan segera dicerna oeleh enzim pencerna dan nutrisinya digunakan tumbuhan untuk pertumbuhan. ORGAN VEGETATIF PADA TUMBUHAN ANGIOSPEMAE Organ vegetatif tumbuhan ini terdiri dari akar, batang, dan daun. Akar, batang dan daun terdiri dari 3 sistem jaringan yang sama, yaitu: sistem jaringan dermal/penutup, sistem jaringan pembuluh dan sistem jaringan dasar. Sistem jaringan dermal terdapat pada bagian terluar tubuh tmbuh-tumbuhan. Pada tubuh tumbuhan primer, sistem jaringan ini terdiri dari jaringan epidermis, sedangkan pada tubuh tumbuhan sekunder, epidermis digantikan oleh jaringan periderm. Sistem jaringan pembuluh terdiri dari Xilem dan Floem. Xilem berfungsi mengangkut air dan larutan garam dari akar ke daun melalui betang; sedangkan floem berfungsi hasil fotosintesis dari daun kebagian organ lainnya. Sistem jaringan pembuluh terdapat diantara sistem jaringan dasar, yang sebagian besar terdiri dari jaringan parekim. Perbedaan pokok diantara ketiga organ tersebut terdapat pada distribusi sistem jaringan pembuluh dan sistem jaringan dasar. Struktur Anatomi Akar Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem berkas pembuluh terdiri atas xylem dan floem yang tersusun berselang seling. Stuktur anatomi akar tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda. Struktur Anatomi Batang Secara umum batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat stomata, sistem jaringan dasar berupa korteksdan empulur, dan sistem berkas pembuluh yang terdiri atas xylem dan floem. Xylem dan floem tersusun berbeda pada

kedua kelas tumbuhan tersebut. Xylem dan floem tersusun melingkar pada tumbuhan dikotil dan tersebar pada tumbuhan monokotil. Struktur Anatomi Daun Daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan terdapat stomata dan trikoma. Sistem jaringan dasar pada daun monokotil dan dikotil dapat dibedakan. Pada tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar (mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang., tidak demikian halnya pada monokotil khususnya famili graminae. Sistem berkas pebuluh terdiri atas xylem dan floem yang terdapat pada tulang daun. Ciri-ciri dan Perbedan Tumbuhan / Pohon Monokotil dan Dikotil / Biji Berkeping Satu dan Dua Pada tumbuhan kelas/tingkat tinggi dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau keping yang disebut dengan monokotil/monocotyledonae dan tmbuhan berbiji keping dua atau yang disebut juga dengan dikotil/dicotyledonae. Ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil dapat ditemukan pada tumbuhan subdivisi angiospermae karena memiliki bunga yang sesungguhnya. Perbedaan ciri pada tumbuhan monokotil dan dikotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki: No 1 2 3 4 5 6 7 8 Perbedaan ciri Bentuk akar Bentuk sumsum dan Monokotil Memiliki system akar serabut polaMelengkung atau sejajar Dikotil Memiliki system akar tunggang Menyirip atau menjari

tulang daun Kaliptrogen/tudung akar Ada tudung akar / kaliptra Tidak terdapat tudung akar Jumlah keping biji/kotiledon Satu buah keping biji saja Ada dua buah keping biji Kandungan akar dan batang Tidak terdapat cambium Ada cambium Jumlah kelopak bunga Umumnya kelipatan tiga Biasanya kelipatan empat atau lima Pelindung akar dan batangDitemukan batang lembaga/koleoptilTidak ada pelindung kelorhiza tembaga dan akar lembaga/kelorhiza maupun keleoptil Pertumbuhan akar dan batang Tidak dapat tubuh berkembangBias tumbuh berkembang menjadi menjadi membesar mebesar

Contoh tumbuhan monokotil : kelapa, jagung, dan lain sebagainya Contoh tumbuhan dikotil : kacang tanah, magga, rambutan,dsb. Suku-suku pada Dikotil 1. Jarak-jarakan [Euphorbiaceae] 2. Terung-terungan [Solanaceae] 3. Jambu-jambuan [Myrtaceae] 4. Kompositae (example : Bunga Matahari) 5. Kacang-kacangan 6. Petai-petaian 7. Johar-joharan 8. Kapas-kapasan

Suku-suku pada Monokotil 1. Pinang-pinangan 2. Rumput-rumputan [Gramineae]

3. Pisang-pisangan[Muscaceae] 4. Jahe-jahean [Zingiberaceae] 5. Anggrek-anggrekan [Orchids]

REPRODUKSI TUMBUHAN ANGIOSPERMAE 1. Reproduksi Seksual 1.1 Bunga: Alat Reproduksi Seksual Secara evolusi kesuksesan suatu organisme diukur dari kemampuannya menghasilkan keturunan yang fertile. Oleh sebab itu dari sudut pandang evolusi seluruh struktur dan fungsi dari organ tumbuhan diarahkan untuk memberikan dukungan dalam mekanisme reproduksi. Pada tumbuhan tinggi srtuktur yang secara khusus bertugas dalam proses reproduksi adalah bunga. Bunga memiliki ukuran yang bervariasi, dari yang sangat kecil sampai yang luar biasa besar. Bunga terkecil berukuran kurang dari 0,1 mm dijumpai paa sejenis gulm mungil Wolffia Columbiana yang ukuran total tumbuhnya hanya berkisar antar 0,5 0,7 mm. Sedangkan terbesar di dunia adalah Rafflesia dari Indonesia dengan diameter lebih dari 1 m serta berat mencapai 9 Kg. Bunga merupakan bagian paling menarik pada tumbuhan karena warnanya, tekstur maupun aroma yang dihasilkannya. Bunga merupakan hasil dari modifikasi dari tunas yang mendukung bagian-bagian, yaitu kelopak, mahkota, benang sari dan putik yang merupakan modifikasi dari daun dalam suatu susunan yang rapat. Kelopak (calyx) terdiri dari daun-daun kelopak (sepal). Kelopak terdapat pada bagian terluar dari bunga, menyelubungi bagian bunga lainnya, pada umumnya berwarna hijau, berfungsi untuk melindungi kuncup. Mahkota (corolla) terdiri dari daun mahkota (petal), bagian ini biasanya memiliki tekstur dan warna yang menarik. Warna mahkota sangat bervariasi dari warna-warna tunggal. Kombinasi warna-warna pelangi atau bahkan hitam atau putih. Keragaman tekstur dan warna mahkota ditunjukkan untuk menarik perhatian serangga penyerbuk. Disebalah dalam mahkota terdapat benangsari (stamen) yang terdiri dari tangkai sari (filament) yang mendukung kotak sari (anter). Benang sari merupak alat kelamin jantan yang menghasilkan serbuk sari (polen). Polen dibentuk dan disimpan di dalam kotak sari. Bagian paling dalam pada bunga adalah putik (gynoecium). Putik terbentuk sebgai hasil pelekatan daun-daun buah (carpel). Putik dapat terdiri dari satu atau beberapa daun buah. Putik terdiri dari 3 bagian yaitu : 1. Bagian paling bawah biasanya membengkak disebut bakal buah (ovari), yang mengandung bakal biji (ovul). 2. Bagian tengah, berupa tangkai yang ramping disebut tangkai putik (style). 3. Bagian paling ujung, disebut kepala putik (stigma), pada permukaan stigma ini butir-butir serbuk sari dari bunga yang sama atau bunga-bunga lain yang dibawa oleh angina maupun serangga ditangkap pada peristiwa penyerbukan. Bentuk stigma sangat beragam ada yang kecil runcing, sedikit mengembang atau bercabang-cabang membentuk lengan-lengan. Organ yang berfungsi untuk alat reproduksi generatif adalah bunga. TABEL BAGIAN-BAGIAN BUNGA

BAGIAN BUNGA 1. Kelopak (kalik)

FUNGSI Melindungi kuncup bunga

2. Mahkota (korola) 3. Benang sari (stamen) terdiri dari : a. b. tangkai sari (filamen) kepala sari (antera) terdiri atas 4 kantong sari

Menarik perhatian serangga Sebagai penghasil gamet jantan, yaitu serbuk sari (pollen)

4. Putik (pistilus) terdiri atas : a. b. c. tangkai putik (stilus) kepala putik (stigma) bakal buah (ovarium) di dalam bakal buah terdapat bakal biji (ovule)

Sebagai penghasil gamet betina

1 ) Monocotyledonae (Monokotil) Mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki kotiledon tunggal (berkeping biji tunggal), batang bagian atas tidak bercabang. Umumnya berdaun tunggal, kecuali pada golongan palma (kelapa, palem) dengan tulang daun melengkung atau sejajar. Jaringan xilem dan floem pada batang dan akar tersusun tersebar dan tidak berkambium. Bunga memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 3, bentuk tidak beraturan dan berwarna tidak menyolok. Beberapa contoh yang penting misalnya; a) Famili Liliaceae. Contohnya adalah Lilium longiflorum (lilia gereja), Gloriosa superba (kembang sungsang). b) Famili Amaryllidaceae. Contohnya adalah Agave cantala (kantala), Agave sisalana (sisal). c) Famili Poaceae. Contohnya adalah Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung), Andropogon sorghum (cantel), Panicum miliaceum (jewawut). d) Famili Zingiberaceae. Contohnya adalah Zingiber officinalle (jahe), Curcuma domestica (kunyit), Alphinia galanga (laos), Kaempferia galanga (kencur). e) Famili Musaceae. Contohnya adalah Musa paradisica (pisang), Musa textilis (manila henep). f) Famili Orchidaceae. Contohnya adalah Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan), Dendrobium phalaenopsis (larat). g) Famili Arecaceae. Contohnya adalah Cocos nucifera (kelapa), Arenga pinata (aren), Areca catechu (pinang), Elais quineensis (kelapa sawit). h) Famili Areceae. Contohnya adalah Colocasia esculenta (talas), Xanthosoma violaceum (bentul), Alocasia macrorhiza (sente). 2 ) Dicotyledonae (Dikotil) Mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki 2 kotiledon (berkeping biji dua). Daun dengan pertulangan menjari atau menyirip.Batangnya berkambium, oleh karena itu mengalami pertumbuhan sekunder. Pembuluh xilem dan floem tersusun melingkar (konsentris). Akar berupa akar tunggang ujung akar lembaga tidak dilindungi selaput pelindung. Jumlah bagian-bagian bunga berkelipatan 4 atau 5. Beberapa contoh yang penting antara lain: a) Euphorbiaceae (tumbuhan jarak-jarakan), contohnya Euphorbia tirucalli (patah tulang), Manihot utilisima (ubi kayu), Hevea brassiliensis (karet, para). b) Moraceae. Contohnya adalah Ficus benjamina (beringin), Artocarpus communis (keluwih). c) Papilionaceae. Contohnya adalah Vigna cinesis (kacang panjang), Phaseolus radiatus (kacang hijau), Arachis hypogea (kacang tanah), Clitoria ternatea (kembang telang). d) Caesalpiniaceae. Contohnya adalah Caesalpinia pulcherima (kembang merak), Tamarindus indica (asam). e) Mimosaceae. Contohnya adalah Mimosa pudica (sikejut), Leucaena glauca (lamtoro), dan Parkia speciosa (petai). f) Malvaceae. Contohnya adalah Gossypium sp. (kapas), Hibiscus tiliaceus (waru). g) Bombacaceae. Contohnya adalah Durio zibethinus (durian), Ceiba pentandra (kapok). h) Rutaceae. Contohnya adalah Citrus nobilis (jeruk keprok), Citrus aurantifolia (jeruk nipis). i) Myrtaceae. Contohnya adalah Eugenia aromatica (cengkeh), Melaleuca leucodendron (kayu putih), dan Psidium guajava (jambu biji). j) Verbenaceae. Contohnya adalah Tectona grandis (jati), Lantana camara (lantana). k) Labiatae. Contohnya adalah Coleus tuberotus (kentang hitam). l) Convolvulaceae. Contohnya adalah Ipomoea batatas (ketela rambat), Ipomoea reptans (kangkung). m) Apocynaceae. Contohnya adalah Plumeria acuminata (kemboja), Alamanda cathartica (alamanda). n) Rubiaceae. Contohnya adalah Cinchona suecirubra (kina), Coffea arabica (kopi arabica), Coffea canephora (kopi robusta), Morinda citrifolia (mengkudu). 2. Uji Ingenhousz Pada uji Ingenhousz digunakan tumbuhan Hydrilla verticillata yang merupakan tumbuhan air dengan seluruh bagian tubuh tumbuhan tenggelam dalam air. Tumbuhan ini melakukan fotosintesis di dalam air sehingga pada percobaan ini hasil dari proses fotosintesis berupa gas dapat terukur lebih mudah dan laju fotosintesis dapat ditentukan dengan jumlah gelembung gas yang terbentuk.

a.

Kelompok 1 Pada percobaan Ingenhousz yang dilakukan oleh kelompok 1 menggunakan Hydrilla verticillata sebanyak 5 helai untuk kedua

tabungnya. Dalam percobaan ini menggunakan dua perlakuan, yaitu dengan menempatkan Hydrilla verticillata beserta tabungnya di tempat terbuka yang terkena cahaya matahari langsung dan yang lain ditempatkan ditempat yang gelap sehingga tidak terkena cahaya matahari. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan oleh kelompok 1, didapatkan hasil pada percobaan Ingenhousz yang berada di tempat yang terang timbul galembung udara yang berasal dari tangkai Hydrilla verticillata. Dalam 7 menit pertama didapatkan gelembung berjumlah 528 buah gelembung dan pada 7 menit kedua didapatkan jumlah gelembung 569 buah gelembung. Pada 7 menit ketiga, yaitu mulai menit ke-21 Hydrilla verticillata diberi substrat berupa NaHCO3, setelah dihitung jumlah gelembungnya ternyata jumlah gelembung yang di hasilkan bertambah menjadi 971 buah gelembung, dan setelah 7 menit keempat jumlah gelembung yang dihasilkan sebanyak 1501 buah gelembung. Hasil akhir jumlah air pada tabung reaksi percobaan ini ternyata mengalami pengurangan. Hal ini disebabkan karena produksi gelembung gas juga banyak. Dalam perlakuan yang kedua yaitu menempatkan tabung beserta Hydrilla verticillata ditempat yang tertutup sehingga tidak terkena cahaya matahari langsung. Dari perlakuan ini jumlah gelembung yang dihasilkan dalam 7 menit pertama sebanyak 2 buah gelembung, satu gelembung naik sampai atas tabung reaksi dan yang lain menempel pada tali. Pada 7 menit kedua juga tidak ada penambahan gelembung. Selanjutnya dalam gelas kimia dimasukkan substrat NaHCO3, setelah 7 menit pertama tidak ada gelembung yang dihasilkan oleh Hydrilla verticillata, begitu pula pada 7 menit kedua juga tidak mengalami pertambahan jumlah gelembung. b. Kelompok 2 Pada percobaan Ingenhousz yang dilakukan oleh kelompok 2 menggunakan Hydrilla verticillata sebanyak 5 helai dan panjang 9 cm untuk kedua tabungnya. Dalam percobaan ini menggunakan dua perlakuan, yaitu dengan menempatkan Hydrilla verticillata beserta tabungnya di tempat terbuka yang terkena cahaya matahari langsung dan yang lain ditempatkan ditempat yang gelap sehingga tidak terkena cahaya matahari. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan oleh kelompok 2, didapatkan hasil pada percobaan Ingenhousz yang berada di tempat yang terang timbul gelembung udara yang berasal dari ujung tangkai Hydrilla verticillata. Dalam 7 menit pertama didapatkan gelembung berjumlah 12 gelembung, dan pada 7 menit kedua didapatkan jumlah gelembung 602 gelembung. Selanjutnya pada 7 menit selanjutnya ternyata jumlah gelembung yang di hasilkan bertambah menjadi 1270 gelembung dan 7 menit terakhir jumlah gelembung yang dihasilkan sebanyak 2670 gelembung. Pada 7 menit ketujuh ini dilakukan penambahan substrat NaHCO3 sebanyak 3 ml yang dimasukkan ke dalam gelas kimia. Efek dari penambahan substrat ini dapat dilihat secara langsung melalui jumlah gelembung gas yang meningkat secara signifikan yaitu daria 602 ke 1270 (meningkat 2 kali lipat) dan pada 7 menit terakhir dari 1270 ke 2670 yang dikeluarkan dari batang Hydrilla verticillata. Hasil percobaan di tempat tidak terkena cahaya matahari secara langsung dihasilkan gelembung sebanyak 1 gelembung yang muncul pada menit ke-4 selama waktu adaptasi. Pada 7 menit ketiga ternyata ada gelembung yang keluar dari ujung tangkai Hydrilla verticillata, namun hanya menempel pada tali tidak keluar melalui ujung corong. Pada 7 menit terakhir tidak dihasilkan gelembung. c. Kelompok 3 Berdasarkan data dari kelompok 3, gelembung gas yang dihasilkan Hydrilla verticillata pada tempat terang meningkat meningkat setiap tujuh menit. Terbukti dari jumlah gelembung gas yang diproduksi sebagai zat hasil fotosintesis bertambah dalam interval waktu yang sama yaitu 7 menit, sehingga terkumpul 5232 gelembung pada akhir pengamatan atau 1,4 mL pada dasar tabung reaksi. Volume gelembung gas yang terkumpul pada proses fotosintesis Hydrilla verticillata di tempat tanpa cahaya dari kelompok ini hanya dapat dihitung dari jumlah gelembung gas yang keluar dari pangkal batang yang dipatahkan. Apabila dibandingkan dengan volume gas yang terbentuk di tempat terang, volume gas yang terbentuk di tempat gelap sangat jauh lebih sedikit. Posisi Hydrilla verticillata yang dipasang pada posisi dilipat dan batang yang dipatahkan juga sedikit banyak berpengaruh terhadap produksi gas yang diamati pada percobaan ini. Karena gelembung gas yang muncul dari batang Hydrilla verticillata (tempat berkas pembuluh pembawa zat hasil fotosintesis berada), gas ini akan lebih sulit keluar dari batang dalam posisi batang yang mengarah ke bawah. Selain itu, posisi lipatan batang Hydrilla verticillata yang menyumbat corong sebagai jalur keluarnya gas akan menghambat perhitungan jumlah gelembung gas yang terbentuk. Oleh karena itu, dari percobaan kelompok ini dapat dikatakan cahaya mempengaruhi laju proses fotosintesis. Dibuktikan dengan semakin banyaknya volume gas yang terbentuk sebagai hasil dari proses fotosintesis di tempat yang terang dengan cahaya matahari langsung daripada tanpa cahaya. d. Kelompok 4

Pada percobaan kelompok 4 ini, tanaman Hydrilla verticillata yang digunakan sebagai bahan percobaan dengan jumlah satu ikat 5 batang. Hasil dari percobaan di tempat yang terkena sinar matahari dari menit ke-0 hingga menit ke-28 menghasilkan jumlah total 9743 gelembung. Pada kelompok ini, di menit ke-15 sampai 21 tanaman Hydrilla verticillata menghasilkan gelembung sebanyak 3052, sedangkan pada 7 menit terakhir gelembung yang diproduksi sebanyak 2385 gelembung. Penurunan ini terjadi disebabkan oleh berkurangnya intensitas cahaya pada tempat tersebut yang akan mempengaruhi produksi gas pada tangkai Hydrilla verticillata. Pada percobaan di tempat yang tidak terkena sinar matahari, dilakukan pada suatu ruangan yang tidak terlalu gelap (remangremang), gelembung gas yang dihasilkan Hydrilla verticillata selama 28 menit sebanyak 40 gelembung. Oleh karena itu, dari percobaan kelompok ini juga dapat dikatakan cahaya mempengaruhi laju proses fotosintesis. Dibuktikan dengan semakin banyaknya volume gas yang terbentuk sebagai hasil dari proses fotosintesis di tempat yang terang dengan cahaya matahari langsung daripada tanpa cahaya. e. Kelompok 5 Hasil percobaan kelompok 5 didapatkan produksi gelembung dari 7 menit pertama sebanyak 238 gelembung. Jumlah gelembung ini bertambah setiap penghitungan yang dilakukan 7 menit sekali, hingga diperoleh jumlah total selama 28 menit sebanyak 4455 gelembung. Sedangkan pada tempat yang tidak terkena cahaya matahari selama 28 menit hanya diperoleh gelembung sebanyak 3. Oleh karena itu, dari percobaan kelompok ini juga dapat dikatakan cahaya mempengaruhi laju proses fotosintesis. Dibuktikan dengan semakin banyaknya volume gas yang terbentuk sebagai hasil dari proses fotosintesis di tempat yang terang dengan cahaya matahari langsung daripada tanpa cahaya. f. Kelompok 6 Percobaan kelompok 6 menggunakan tanaman Hydrilla verticillata dengan panjang tangkai 8 cm dan setiap ikat terdiri atas 5 batang tanaman Hydrilla verticillata. Hasil percobaan dari pengujian di tempat terkena cahaya matahari secara langsung didapatkan: pada 7 menit pertama diproduksi gelembung sebanyak 298. Pada 7 menit kedua diproduksi gelembung sebanyak 482, pada 7 menit ketiga diproduksi sebanyak 622 gelembung dan pada 7 menit terakhir (28 menit) diproduksi gelembung sebanyak 1704. Sehingga jumlah gelembung yang diproduksi pada percobaan di tempat terkena cahaya matahari sebanyak 3106 gelembung. Namun, pada percobaan 7 menit terakhir terjadi penurunan intensitas cahaya matahari karena terhalang pepohonan. Ternyata meskipun terjadi pengurangan intensitas cahaya matahari, produksi gelembung gas tetap meningkat. Hal ini disebabkan klorofil Hydrilla verticillata sudah teraktivasi sebelumnya. Selain itu, Hydrilla verticillata masih dapat menangkap pantulan cahaya matahari dari tembok dan cahaya yang menembus celah daun pepohonan. Percobaan di tempat tidak terkena cahaya matahari menghasilkan lebih sedikit gelembung daripada di tempat yang terkena cahaya matahari secara langsung. Jumlah produksi gelembung di tempat gelap sebanyak 12 gelembung. Itu pun sebagian tidak naik ke atas tabung tetapi hanya menempel pada tali pengikat tali Hydrilla verticillata atau terperangkap di dalam ujung corong. Hal tersebut membuktikan bahwa tumbuhan membutuhkan sinar matahari untuk dapat berfotosintesis. Dan dalam proses fotosintesis dihasilkan suatu gas. Berdasarkan pembahasan dari semua kelompok yang melakukan percobaan Ingenhousz, maka dapat dibandingkan hasilnya sesuai dengan penggunaan variabel yang berbeda. Hasil percobaan tanpa menggunakan substrat NaHCO3 (asam karbonat) dengan yang menggunakan substrat mempunyai perbedaaan pada jumlah gelembung gas yang dihasilkan oleh tanaman Hydrilla verticillata. Hal ini dibuktikan dengan percobaan kelompok 1 dan 2 yang menambahkan substrat pada menit ke-15. Jika dibandingkan dengan percobaan tanpa tambahan substrat, jumlah gelembung gas yang terbentuk pada percobaan dengan tambahan substrat NaHCO3 mengalami peningkatan lebih signifikan. Volume NaHCO3 yang ditambahkan juga mempengaruhi laju fotosintesis karena berkaitan dengan ketersediaan bahan dasar. Akan tetapi dari data percobaan kelompok 1 dan 2, kondisi justru terbalik karena jumlah gelembung gas yang terbentuk pada percobaan kelompok 2 (ditambah 3 mL NaHCO3) lebih banyak daripada kelompok 1 (ditambah 5 mL NaHCO3) Pada percobaan ini NaHCO3 terurai menjadi NaOH dan CO2 sesuai dengan persamaan reaksi berikut: NaHCO3 NaOH + CO2 Fotosintesis atau asimilasi zat karbon adalah suatu proses dimana zat-zat organik H2O dan CO2 oleh klorofil diubah menjadi zat organik karbohidrat dengan pertolongan cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1994:6). CO2 yang terbentuk dari penguraian NaHCO3 di atas pun dipergunakan untuk bahan dasar fotosintesis oleh tumbuhan Hydrilla verticillata, sehingga produksi gas setelah penambahan substrat ini akan meningkat. Karena bahan dasar fotosintesis yang berupa CO2 tersedia dalam jumlah banyak, maka proses fotosintesis akan berlangsung lebih cepat dan menghasilkan gas yang lebih banyak.

Berdasarkan literatur bersumber dari buku Pengantar Fisiologi Tumbuhan oleh Dwijoseputro (1994) halaman 9-10 bahwa fotosintesis melepaskan O2, sehingga pada percobaan ini dimungkinkan gelembung gas yang terbentuk di dasar tabung reaksi adalah gas O 2. Atau secara umum reaksi yang terjadi pada proses fotosintesis Hydrilla verticillata dapat dituliskan: 6 CO2 + 12 H2O C6H12O6 + 6 O2 + 6H2O Percobaan yang dilakukan juga membuktikan bahwa intensitas cahaya matahari juga mempengaruhi laju fotosintesis. Terbukti dari jumlah gelembung gas yang terbentuk oleh Hydrilla verticillata yang ditempatkan di tempat yang terkena cahaya matahari secara langsung lebih banyak daripada yang tidak terkena cahaya matahari. A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji Sachs dan uji Ingenhousz yang telah dilaku-kan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Tanpa cahaya matahari, tumbuhan tidak dapat melakukan fotosintesis dan dalam proses fotosintesis dihasilkan karbohidrat/amilum (C6H12O6). 2. Laju fotosintesis dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari dan ketersediaan bahan dasar fotosintesis (CO2). Dasar Teori : Setiap makhuk hidup memiliki beberapa ciri atau sifat dasar. Salah satu yang utama adalah makhluk hidup perlu makanan dan mengeluarkan zat sisa. Apabila kita cermati, sifat dasar tersebut mengarahkan kita kepada suatu mekanisme yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup yang disebut dengan metabolisme. Metabolisme yang terjadi pada setiap jenis makhluk hidup tentunya tidak sama. Bergantung komponen penyusun makhluk hidup tersebut dari tingkat seluler hingga organisme. Dalam proses metabolisme terjadi berbagai reaksi kimia baik untuk menyusun maupun menguraikan senyawa tertentu. Proses penyusunan tersebut disebut anabolisme, sedang proses penguraiannya disebut katabolisme. Salah satu contoh proses metabolisme (anabolisme) yang sering kita dengar adalah proses fotosintesis. Proses tersebut terjadi pada tumbuhan berklorofil, tepatnya pada jaringan tiang / palisade dan bunga karang pada mesofil daun. Pada sel palisade atau bunga karang, proses ini terjadi di dalam sebuah organel yaitu kloroplas. Seperti yang telah diketahui, proses ini hanya dapat terjadi pada saat ada cahaya. Cahaya itu dapat berupa cahaya matahari maupun cahaya lampu, yang penting dalam cahaya tersebut terdapat sinar putih yang merupakan spektrum cahaya dari cahaya mejikuhibiniu (merah-jingga-kuning-hijaubiru-nila-ungu). Selain cahaya matahari, proses fotosintesis juga membutuhkan karbon dioksida dan air.

También podría gustarte