Está en la página 1de 5

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KATARAK

Mata Ajar Keperawatan Medikal Bedah Pembimbing : Hartono SKp Ns

Disusun Oleh : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Arini Nur Risqi Danang Arifianto Desi Utami Endang Sri Utami Oktiani Tri Miyarsih (P. 27220009 002) (P. 27220009 (P. 27220009 (P. 27220008 054) (P. 27220009 (P. 27220009

JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA 2010

A. PENGERTIAN Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur angsur penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya (Barbara C.Long, 1996) B. JENIS JENIS KATARAK 1. Katarak congenital Adalah katarak sebagian pada lensa yang sudah didapatkan pada waktu lahir. Jenisnya adalah: a. Katarak lamelar atau zonular. b. Katarak polaris posterior. c. Katarak polaris anterior d. Katarak inti (katarak nuklear) e. Katarak sutural 2. Katarak juvenil Adalah katarak yang terjadi pada anak anak sesudah lahir. 3. Katarak senil Adalah kekeruhan lensa ang terjadi karena bertambahnya usia. Ada beberapa macam katarak senil yaitu: a. katarak nuclear (Kekeruhan yang terjadi pada inti lensa) b. Katarak kortikal (Kekeruhan yang terjadi pada korteks lensa) c. Katarak kupliform Pada katarak nuklear atau kortikal terlihat pada stadium dini. Katarak senil dapat dibagi atas stadium - stadium: a. katarak insipiens Katarak yang tidak teratur seperti bercak bercak yang membentuk gerigi dengandasar di perifer dan daerah jernih di antaranya. b. katarak imatur Terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi tidak atau belum mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapt bagian- bagian yang jernih pada lensa.

c. katarak matur Bila proses degenerasi berjala terus maka akan terjadi pengeluaran air bersama sama hasil desintegritas melalui kapsul. d. katarak hipermatur Merupakan proses degenerasi lanjut sehingga korteks lensa mencair dan dapat keluar melalui kapsul lensa. 4. Katarak komplikasi Terjadi akibat penyakit lain. Penyakit tersebut dapat intra okular atau penyakit umum. 5. Katarak traumatik Terjadi akibat ruda paksa atau katarak traumatik. C. ETIOLOGI Beberapa penyebab katarak adalah : 1. Ketuaan biasanya dijumpai pada katarak Senilis 2. Trauma terjadi oleh karena pukulan benda tajam/tumpul, terpapar oleh sinar X atau benda benda radioaktif. 3. Penyakit mata seperti uveitis. 4. Penyakit sistemis seperti Diabetes mellitus 5. Defect congenital. D. TANDA DAN GEJALA E. PATOFISIOLOGI Dalam keadaan normal transparansi lensa terjadi karena adanya keseimbangan antara protein yang dapat larut dalam protein yang tidak dapat larut dalam membran semipermiabel. Apabila terjadi peningkatan jumlah protein yang tdak dapat diserap, dapat mengakibatkan penurunan sintesa protein, perubahan biokimiawi dan fisik dan mengakibatkan jumlah protein dalam lensa melebihi jumlah protein dalam lensa pada bagian yang lain sehingga membentuk suatu kapsul yang dikenal dengan nama katarak. Terjadinya penumpukan cairan/degenerasi dan desintegrasi pada serabut tersebut menyebabkan jalannya cahaya terhambat dan mengakibatkan gangguan penglihatan.

F. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

POST OPERASI KATARAK 1. Pengkajian a. Data Subyektif 1. Nyeri 2. Mual 3. Diaporesis 4. Riwayat jatuh sebelumnya 5. Pengetahuan tentang regimen terapeutik 6. Sistem pendukung, lingkungan rumah. b. Data obyektif 1. Perubahan tanda tanda vital 2. Respon yang azim terhadap nyeri 3. Tanda tanda infeksi: a. Kemerahan b. Edema c. Infeksi konjungtiva (pembuluh darah konjungtiva menonjol) d. Drainase pada kelopak mata dan bulu mata e. Zat purulen f. Peningaktan suhu tubuh g. Nilai laboratorium: peningkatan SDP, perubahan SDP, hasil pemeriksaan kultur sesitivitas abnormal. 4. Ketajaman penglihatan masing masing mata. 5. Cara berjalan, riwayat jatuh sebelumnya. 6. Kemungkinan penghalang lingkungan seperti; a. kaki kursi, perabot yang rendah b. Tiang infuse c. Tempat sampah d. Sandal 7. Kesiapan dan kemampuan untuk belajar dan menyerap informasi. 2. Perumusan Diagnosa Keperawatan a. Nyeri akut b/d interupsi pembedahan jaringan tubuh b. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d peningkatan perentanan sekunder terhadap interupsi permukaan

tubuh. c. Resiko tinggi terhadap cidera b/d keterbatasan penglihatan, berada di lingkungan yang asing dan keterbatasan mobilitas dan perubahan kedalaman persepsi karena pelindung mata. d. Resiko tinggi terhadap infektif penatalaksanaan regimen terapeutik b/d kurang aktivitas yang diijinkan, obat obatan, komplikasi dan perawatan lanjutan. 3. Perencanaan

También podría gustarte