Está en la página 1de 21

BAB I PENDAHLUAN

1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki kekayaan sumber daya alam, satu diantaranya adalah perikanan yang cukup besar, terutama dalam perbendaharaan jenis-jenis ikan. Diperkirakan sekitar 16% spesies ikan yang ada di dunia hidup di perairan Indoensia mencapai 7000 jenis (spesies). Hampir sekitar 2000 spesies diantaranya merupakan jenis ikan air tawar. Ikan air tawar adalah ikan yang menghabiskan sebagian atau seluruh hidupnya di air tawar, seperti sungai dan danau, dengan salinitas kurang dari 0,05%. Untuk bertahan di air tawar, ikan membutuhkan adaptasi fisiologis yang bertujuan menjaga keseimbangan konsentrasi ion dalam tubuh. 41% dari seluruh spesies ikan diketahui berada di air tawar. Hal ini karena spesiasi yang cepat yang menjadikan habitat yang terpencar menjadi mungkin untuk ditinggali. Perairan Rawa Mangga Dua terletak di Kelurahan Tarus Kabupaten Kupang Barat 500m dari jalan Timor Raya ke arah Barat. Rawa Mangga Dua ini terbentuk dari perairan Tarus atau Air Sagu. Rawa ini ditumbuhi oleh baik tumbuhan maupun hewan. Tumbuhan yang mendominasi Rawa ini adalah purun sejenis kelompok tebu, dengan kepadatan yang sangat rapat. Selain purun ada tumbuhan lain seperti eceng gondok, kiambang, kiapu, keladi, sebagian kecil ada kelakai pada daerah tertentu dan tumbuhan herba aquatik rawa lainnya.

Selain itu, Rawa Mangga Dua juga dihuni oleh berbagai jenis ikan yang hidup di sekitar area rawa tersebut, dimana ikan merupakan sumber makan protein yang sangat penting bagi tubuh manusia karena ikan tidak mengandung kolesterol sehingga aman untuk kesehatan jantung. Keberadaan organisme air tawar seperti ikan dalam perairan rawa Mangga Dua sampai saat ini belum diketahui berapa jenisnya. Oleh karena itu perlu diadakan suatu penelitian untuk mengetahui keanekaragaman jenis ikan air tawar di daerah tersebut. Bertolak dari latar belakang di atas, maka saya berinisiatif untuk melakukan penelitian di Rawa Mangga dua dengan judul :

KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN AIR TAWAR DI RAWA MANGGA DUA KELURAHAN TARUS KECAMATAN KUPANG TENGAH

KABUPATEN KUPANG.

1.2 Perumusan Masalah Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini antara lain : 1. Jenis-jenis ikan apa saja yang ada di Rawa Mangga Dua Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang? 2. Bagaiamana tingkat keanekaragaman jenis ikan di Rawa Mangga Dua? 3. Bagaiamana kondisi lingkungan terhadap pertumbuhan ikan di perairan Rawa Mangga Dua Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Kabupaten Kupang?

1.3 Tujuan Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah : 1. Untuk mengetahui jenis-jenis ikan yang ada di perairan Rawa Mangga Dua Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Kabupaten Kupang. 2. Untuk mengetahui tingkat keanekaragaman jenis ikan di Rawa Mangga Dua. 3. Untuk mengetahui kondisi lingkungan terhadap pertumbuhan ikan di perairan Rawa Mangga Dua Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Kabupaten Kupang.

1.4 Manfaat Manfaat dari Praktek Kuliah Lapangan ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan pengetahuan bagi penulis seteleh melakukan PKL. 2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat setempat karena ikan merupakan makanan sumber protein. 3. Sebagai bahan acuan bagi penelitian lanjutan. 4. Sebagai sumbangan data bagi instansi terkait khususnya pada bagian perikanan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Ikan 2.1.1 Defenisi Ikan (pisces) Bertulang belakang (termasuk vertebrata), habitatnya perairan, bernapas dengan insang (terutama), bergerak dan menjaga keseimbangan tubunya menggunakan sirip-sirip, bersifat poikilotermal.

2.1.2

Ikan Air Tawar Ikan air tawar adalah ikan yang menghabiskan sebagian atau seluruh hidupnya di air tawar, seperti sungai dan danau, dengan salinitas kurang dari 0,05%. Dalam banyak hal lingkungan ini berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan adalah tingkat salinitasnya. Untuk bertahan di air tawar, ikan membutuhkan adaptasi fisiologis yang bertujuan menjaga keseimbangan konsentrasi ion dalam tubuh. 41% dari seluruh spesies ikan diketahui berada di air tawar. Hal ini karena spesiasi yang cepat yang menjadikan habitat yang terpencar menjadi mungkin untuk ditinggali. Ikan air tawar berbeda secara fisiologis dengan ikan air asin dalam beberapa aspek. Insang mereka harus mampu mendifusikan air sembari menjaga kadar garam dalam cairan tubuh secara simultan. Adaptasi pada bagian sisik ikan juga memainkan peran penting; ikan air tawar yang kehilangan banyak sisik akan mendapatkan kelebihan air yang berdifusi
4

ke dalam kulit, dan dapat menyebabkan kematian pada ikan. Karakteristik lainnya terkait ikan air tawar adalah ginjalnya yang berkembang dengan baik. Ginjal ikan air tawar berukuran besar karena banyak air yang melewatinya.

2.1.3

Ciri-Ciri Ikan (pisces) a. Morfologi Pada dasarnya bentuk luar dari ikan dan berbagai jenis hewan air lainnya mulai dari lahir hingga ikan tersebut tua dapat berubahubah, terutama pada ikan dan hewan air lainnya yang mengalami metamorfosis dan mengalami proses adaptasi terhadap lingkungan (habitat). Namun demikian pada sebagian besar ikan bentuk tubuhnya relatif tetap, sehingga kalaupun terjadi perubahan, perubahan bentuk tubuhnya relatif sangat sedikit. Morfologi pada dasarnya adalah terdiri dari kepala, badan, dan ekor. Bentuk umum : bilateral simetri, nonsimetri.

b. Anatomi Ada 10 sistem anatomi pada tubuh ikan : 1. Sistem penutup tubuh (kulit) : antara lain sisik, kelenjar racun, kelenjar lendir, dan sumber-sumber pewarnaan. 2. Sistem otot (urat daging): penggerak tubuh, sirip-sirip, insang dan organ listrik.

3.

Sistem rangka (tulang) : tempat melekatnya otot; pelindung organ-organ dalam dan penegak tubuh.

4.

Sistem pernapasan (respirasi): organnya terutama insang; ada organ-organ tambahan.

5.

Sistem peredaran darah (sirkulasi) : - organnya jantung dan sel-sel darah - mengedarkan O2, nutrisi, dsb.

6.

Sistem pencernaan : organnya saluran pencernaan dari mulut anus.

7. 8.

Sistem saraf : organnya otak dan saraf-saraf tepi. Sistem hormon : kelenjar-kelenjar hormon; untuk pertumbuhan, reproduksi, dsb.

9.

Sistem ekskresi dan osmoregulasi : organnya terutama ginjal.

10. Sistem reproduksi dan embriologi : organnya gonad jantan dan betina.

2.2 Rawa Rawa merupakan sebutan untuk semua daerah yang tergenang air, yang penggenangannya daat bersifat musiman ataupun permanen dan ditumbuhi oleh tumbuhan (vegetasi). Hutan rawa memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya. Jenis-jenis floranya antara lain: durian burung (Durio carinatus), ramin (Gonystylus sp), terentang (Camnosperma sp.), kayu putih (Melaleuca sp), sagu (Metroxylon sp), rotan, pandan, palem-paleman dan berbagai jenis liana.

Faunanya antara lain : harimau (Panthera tigris), Orang utan (Pongo pygmaeus), rusa (Cervus unicolor), buaya (Crocodylus porosus), babi hutan (Sus scrofa), badak, gajah, musang air dan berbagai jenis ikan. Jenis-jenis rawa : 1. Hutan rawa air tawar, memiliki permukaan tanah yang kaya akan mineral. Biasanya ditumbuhi hutan lebat. 2. Hutan rawa gambut, terbentuk dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang proses penguraiannya sangat lambat sehingga tanah gambut memiliki kandungan bahan organik yang sangat tinggi. 3. Rawa tanpa hutan, merupakan bagian dari ekosistem rawa hutan. Namun hanya ditumbuhi tumbuhan kecil seperti semak dan rumput liar. Sumber air rawa meliputi air hujan, air luapan akibat rambatan pasang surut air laut dan luapan banjir di bagian hulu. Berdasarkan sumber airnya, rawa dibedakan menjadi : 1. Rawa pasang surut, yaitu lahan rendah yang badan airnya dipengaruhi oleh gerakan pasang surut air laut. Badan air rawa pasang surut berhubungan langsung dengan sungai sehingga keasamannya akan berkurang. Kondisi habitatnya relatif subur dan dihuni oleh lebih banyak organisme air. Komposisi jenis ikan yang menghuni daerah rawa ini di domisili ikan sungai. 2. Rawa non pasang surut atau lebak, yaitu lahan rendah yang memiliki kepekaan tergenang air yang berasal dari curah hujan atau luapan banjir hulu. Rawa non pasang surut memiliki badan air yang stabil dan tingkat keasaman airnya masih tinggi sehingga hanya organisme yang tahan terhadap

keasaman tinggi saja yang dapat hidup. Dengan kata lain badan air rawa non pasang surut relatif kurus. Populasi ikan di dominasi ikan rawa yaitu jenis ikan yang tahan terhadap keasaman dan kandungan oksigen rendah, misalnya sepat, gabus, lele, tambakan, gurami, dll.

2.3 Faktor-Faktor Pembatas Faktor-faktor pembatas yang cukup penting pada air tawar, dan yang akan dibicarakan mendalam pada tiap pembahasan dari sistem akuatik adalah : Suhu Air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yang secara bersama-sama mengurangi perubahan suhu sampai tingkat minimal, sehingga perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih lambat dari pada udara. Sifat yang terpenting adalah : Panas jenis yang tinggi, relatif sejumlah besar panas dibutuhkan untuk merubah suhu air. 1 gram kalori (gkal) panas dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 ml (=1 gram) air 10 C lebih tinggi (antara 15-160) hanya amonia dan beberapa senyawa lain mempunyai nilai lebih dari satu. Panas fusi yang tinggi. 80 kalori dibutuh kan untuk mengubah 1 gram es menjadi air tanpa mengubah suhunya (dan sebaliknya). Panas evaporasi yang tingi. 536 kalori diserap sewaktu evaporasi yang dapat dikatakan berlangsun terus menerus dari permukaan vegetasi , air dan es, sebagian besar sinar matahari digunakan untuk evaporasi air dari ekosistem didunia, dan alur energi ini mengubah iklim dan

memungkinkan perkembangan kehidupan dalam semua keanekaragaman yang menakjubkan. Kerapatan air tertinggi terjadi pada suhu 40 C ; diatas dan dibawah titik tersebut air akan berkembang dan menjadi lebih ringan. Sifat unik ini menyebabkan aliran air tidak membeku seluruhnya pada musim dingin. Kejernihan Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesa, dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan, terutama bila disebabkan oleh lumpur dan partikel yang dapat mengendap, seringkali penting sebagai faktor pembatas. Sebaliknya, bila kekeruhan disebabkan oleh organisme, ukuran kekeruhan merupakan indikasi produktivitas. Kejernihan dapat diukur dengan alat yang amat sederhana yang disebut cakram secchi (dinamakan menurut penemuannya, A.Secchi, seorang Itali yang memperkenalkannya pada tahun 1865) berupa cakram putih dengan garis tengah kira-kira 20 cm dan dimasukkan kedalam air sampai tidak terlihat dari permukaan. Kedalaman itu disebut kejernihan cakram secchi, yang dapat mencapai 40 m pada air yang amat keruh dan berkisar antara beberapa cm pada air yang amat jernih. Sementara fotosintesa masih terjadi pada intensitas rendah, tingkatan 5% menandai batas bawah kebanyakan zona fotosintesa. Walaupun jelas bahwa alat-alat sintesa modern akan memberikan data yang akurat tentang penetrasi cahaya.

Arus Air cukup padat, maka arah arus amat penting sebagai faktor pembatas, terutama pada aliran air. Disamping itu, arus air sering kali amat menentukan distribusi gas yang vital, garam dan organisme kecil. Konsentrasi gas pernapasan Pada zaman polusi ini konsentrasi oksigen terlarut dan kebutuhan oksigen biologis sering kali diukur dan merupakan faktor fisik yang paling intensif dipelajari. Sebagai suatu gambaran dari kantong oksigen yang disebabkan polusi dan konsekuensinya dalam hal biota biasanya berlaku berlawanan, ahli ekologi tentang populasi makin lama makin memperhatikan penyuburan dibandingkan dengan pengaruh yang membatasi dari karbon dioksida dalam air tawar.

2.4 Keanekaragaman Jenis Para ahli ekologi setuju bahwa konsep keanekaragaman dapat digunakan untuk mengukur stabilitas komunitas, yaitu kemampuan suatu komunitas untuk menjaga dirinya tetap stabil walau ada gangguan terhadap komponenkomponennya Keanekaragaman jenis adalah suatu karakteristik tingkatan komunitas berdasarkan organisme biologisnya yang dapat membedakan antara hewan yang satu dengan hewan yang lain. Suatu komunitas memiliki keanekaragaman tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas memiliki kompleksitas yang tinggi karena dalam komunitas itu

10

terjadi interaksi spesies yang tinggi, jadi dalam suatu komunitas yang mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi akan melibatkan transfer energi, jaring makanan, predasi kompetisi dan pembagian relung secara teoritis lebih kompleks. Menurut Soetjipto (1993), bahwa komunitas di lingkungan yang berlainan akan berbeda dalam cacah spesies yang dikandungnya, tetapi dapat

dikembangkan beberapa petunjuk kuantitatif untuk menunjukkan hubungan antara struktur komunitas tidak hanya dalam cacah spesies, tetapi individu secara nisbi dalam tiap-tiap spesies.

11

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ini akan dilaksanakan di areal Rawa Mangga Dua Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang pada bulan November Desember 2010.

3.2 Metode dan Teknik Pengambilan Data Metode yang dipakai dalam memperoleh data yaitu : a. Jelajah dan menangkap, yaitu peneliti berjalan dari arah Utara menuju Selatan pada stasiun I dan II serta pada stasiun III peneliti berjalan dari arah Timur menuju Barat sambil mengamati dan menagkap jenis ikan yang terdapat di sekitar rawa. b. Membeli dari hasil pancingan, yaitu peneliti membeli hasil pancingan dari anak-anak yang memancing di sekitar area Rawa Mangga Dua Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang. c. Wawancara, yaitu peneliti mewawancari beberapa warga sekitar tentang keberadaan jenis ikan yang terdapat di Rawa Mangga Dua Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang.

12

3.3 Populasi Dan Sampel Luas Daerah yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah ha. Populasi yang diambil untuk penelitian adalah ikan yang terdapat di areal Rawa Mangga Dua Kelurahan Tarus Kabupaten kupang.

3.4 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Jala perangkap, untuk menjebak. 2. Toples, untuk menyimpan ikan yang dijebak. 3. Kamera berguna untuk mengambil foto-foto spesimen pada saat di lapangan. 4. Thermometer digunakan untuk mengukur suhu. 5. Bolpoint dan kertas digunakan untuk mencatat data. 6. Tali rafia secukupnya untuk memberikan tanda atau transek pada setiap stasiun.

3.5 Prosedur Kerja Prosedur kerja yang dilakukan oleh peneliti dalam pengambilan data adalah sebagai berikut : 1. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan kegiatan awal yang dilakukan di lapangan dengan mengamati langsung jenis ikan. 2. Persiapan alat dan bahan. 3. Menentukan titik stasiun sesuai dengan gambar, dibagi atas 3 stasiun.

13

4. Melakukan penangkapan menggunakan jala. 5. Melakukan wawancara dengan penduduk sekitar tentang keberadaan ikan sekitar lokasi penelitian 6. Hitung jumlah jenis data. 7. Isi dalam tabel data. 8. Lakukan identifikasi dengan cara mencocokan specimen yang diambil dari jebakan dengan gambar kunci identifikasi, lalu diisi dalam tabel data. 9. Difoto lalu dideskripsi jenis-jenisnya. 10. Mengukur faktor-faktor lingkungan (suhu, kejernihan, kuat arus, dan konsentrasi gas pernapasan)

3.6 Analisis Data Pada penelitian ini penulis menggunakan metode analisis data keanekaragaman Shannon-Wiener, yaitu n H = - (ni) Ln (ni)/N
i=1

Keterangan : H = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener ni = Perbandingan antara jumlah individu jenis ikan ke-I dengan jumlah individu ikan (N). i = 1, 2, 3, n

14

Logarital natural (ln) digunakan untuk komunitas ikan karena ikan merupakan biota aktif bergerak, memiliki kelimpahan relatif tinggi dan prefernsi habitat tertentu. Kategori penilaian untuk keanekaragaman jenis adalah a. H= lebih kecil sama dengan 1 : Keanekaragaman rendah, penyebaran rendah, kestabilan komunitas rendah. b. H= 1 <H <3 : Keanekaragaman sedang, penyebaran sedang, kestabilan komunitas sedang c. H= lebih besar sama dengan 3 : Keanekaragaman tinggi, penyebaran tinggi, kestabilan komunitas tinggi.

15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaan Umum Lokasi Rawa Mangga Dua merupakan salah satu rawa yang ada di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terletak di Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang. Rawa ini terletak 500m dari jalan Timor Raya ke arah Barat Rawa Mangga Dua terbentuk atau bersumber dari perairan Tarus (Air Sagu). Rawa ini mempunyai genangan hampir sepanjang tahun dan menurut masyarakat setempat rawa ini tidak pernah kering sekalipun pada musim panas. Rawa ini didominasi oleh tumbuhan tumbuhan purun yaitu sejenis kelompok tebu, dengan tingkat kepadatan yang sangat rapat. Selain tumbuhan purun, rawa ini juga ditumbuhi oleh eceng gondok, dan beberapa jenis tumbuhan lainnya baik tumbuhan berkayu maupun herba. Selain ditumbuhi oleh beberapa jenis tumbuhan, Rawa Mangga Dua juga dihuni oleh berbagai jenis hewan air yang beranekaragam. Salah satu diantaranya ikan, dimana ikan meupakan sumber makanan protein yang sangat penting bagi manusia. Selama ini Rawa Mangga Dua dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membuat sawah, menanam sayur, seperti kol, kangkung dan beberapa jenis tumbuhan pangan lainnya, guna kelangsungan hidup mereka. Berdasarkan uraian umum dari potensi rawa di atas maka Rawa Mangga Dua dapat dibuat tambak-tambak ikan untuk keperluan masyarakat setempat
16

Batas wilayah Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang yaitu: Utara berbatasan dengan Teluk Kupang Selatan berbatasan dengan Kecamatan Taebenu dan Amarasi Timur berbatasan dengan Kecamatan Kupang Timur Barat berbatasan dengan Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang.

4.2 Faktor-Faktor Lingkungan Parameter lingkungan utama bagi ekosistem air tawar di rawa Mangga Dua yaitu : suhu diukur menggunakan termometer (dalam satuan derajat celcius (0C)), Kejernihan diukur dengan menggunakan Cakram Sechi (dalam satuan cm), Kuat arus diukur dengan menggunakan bola hanyut (dalam satuan cm/detik), dan Konsentrasi gas pernapasan diukur dengan menggunakan DO meter (dalam satuan ppm), hasilnya dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel. 1 Faktor-faktor lingkungan pada masing-masing stasiun di Rawa Mangga Dua Kelurahan Tarus Kecamatan Kupan Tengah Kabupaten Kupang
Parameter Stasiun I II III Suhu (0C) 29,2 30,5 31 Kejernihan (cm) 42 44 45 Kuat Arus (m/s) 0,11 0,10 0,14 Konsentrasi Gas Pernapasan (ppm) 4,4 4,3 4,3

17

Hasil pengukuran parameter lingkungan (Tabel 1) di ketiga stasiun menunjukkan bahwa pada suhu air berkisar antara 29 300C dan konsentrasi gas pernapasan lebih besar dari 4 ppm memungkinkan adanya kehidupan hewanhewan akuatik dan nilai kecerahan air rata-rata di atas 40 cm, kondisi ini cenderung cukup baik untuk kehidupan ikan. (Henderson & Crampton 1997). 4.3 Identifikasi dan Keanekaragaman Jenis-Jenis Ikan di Rawa Mangga Dua Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang 4.3.1 Identifikasi Penelitian ini dilakukan di Rawa Mangga Dua Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang, yang dilaksanakan selama 3 Minggu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ikan. Penelitian ini menggunakan metode jelajah dan penangkapan, Membeli hasil Pancing, dan melakukan wawancara. Dari hasil penelitian di lapangan yang dilakukan dengan metode jelajah, Penangkapan dan Membeli hasil Pancing, pada 3 stasiun ditemukan 5 family, 5 Genus, dan 5 jenis tersaji pada tabel I.

Tabel 1. Jenis ikan di Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Family Cyprinidae Anabantidae Cyprinidae Channidae Synbranchidae Cyprinidae Eleotridae Genus Paedocypris Anabas Barbodes Channa Monopterus Cyprinus Oxyeleotris Nama Jenis Paedocypris progenetica Anabas testudineus Barbodes gonionotus Channa striata Monopterus albus Cyprinus carpio Oxyeleotris marmorata Umum Ekor Bintang Botok Tawes Gabus Belut Sawah Karpel Ikan Malas

18

1. Ikan ekor bintang (Paedocypris progenetica)

Klasifikasi Imiah Kingdom : Animalia Filum Kelas Ordo Famili : Chordata : Actinopterygii : Cypriniformes : Cyprinidae

Upafamili : Danioninae Genus Spesies : Paedocypris : Paedocypris progenetica, Kottelat, Britz, Tan & Witte, 2005

Jenis ini merupakan penghuni terbanyak di Rawa mangga Dua. Paedocypris progenetica memiliki panjang 7,9 milimeter, terdapat titik perak pada bagian kepalanya. Paedocypris progenetica hidup dengan mengunyah plankton di dekat dasar rawa, dan karena ukurannya, tetap bertahan hidup ketika daerah tempat tinggalnya dilanda kekeringan dengan berlindung di genangan air terdangkal di rawa-rawa.

19

2. Ikan Botok (Anabas testudineus)

Klasifikasi ilmiah Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Actinopterygii : Perciformes : Anabantidae : Anabas : Anabas testudineus (Bloch, 1792) Botok/Gurami merupakan penghuni terbesar kedua di Rawa Mangga Dua setelah ikan kepala bintang. Ikan ini juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti bothok (Timor). Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai climbing gouramy atau climbing perch, merujuk pada kemampuannya memanjat ke daratan. Nama ilmiahnya adalah Anabas testudineus. Ciri-cirinya : berukuran kecil, panjang 4 8 cm, kepala besar, bersisik keras kaku, Sisi atas tubuh (dorsal) gelap kehitaman agak kecoklatan, Sisi belakang tutup insang bergerigi tajam seperti duri.

20

ERROR: ioerror OFFENDING COMMAND: image STACK:

También podría gustarte